PESTISIDA NABATI SAHABAT PETANI Salah satu agenda dalam Nawacita adalah program “Go Organic” yang pada penerapannya adalah pengembangan 1000 desa pertanian organik yang dicanangkan oleh Kementerian Pertanian. Keseribu desa pertanian organik tersebut harus menerapkan praktek budidaya secara organik dalam pengelolaan lahannya sehingga dihasilkan produk-produk pertanian organik. Budidaya pertanian organik adalah praktek budidaya yang menggunakan pendekatan ekosistem yang selaras dengan proses ekologi dan biologi, antara lain melalui pemeliharaan kesuburan tanah, pengendalian OPT secara alami dan penganekaragaman mahluk hidup lain dalam ekosistem. Salah satu permasalahan substantif yang dihadapi dalam pengembangan 1000 desa pertanian organik adalah masih digunakannya pestisida kimia sintetis dalam praktek budidaya. Masalah yang sama juga ditemukan di Desa Cermo Kecamatan Kare Kabupaten Madiun. Desa Cermo melalui Kelompok Tani Sido Makmur merupakan salah satu desa penerima program 1000 desa organik berbasis komoditas perkebunan. Berdasarkan prinsip pertanian organik, pengendalian OPT harus dilakukan secara alami dan ramah lingkungan. Salah satunya dengan menggunakan pestisida nabati. APAKAH PESTISIDA NABATI ITU??? Pestisida nabati adalah pestisida yang bahan dasarnya berasal dari tumbuhan. Pestisida nabati mengandung
biotoksin,
yaitu
termasuk dalam pestisida bahan
yang
terjadi
biokimia
secara
alami
karena dapat
mengendalikan hama dengan mekanisme non toksik. Biotoksin merupakan metabolit sekunder yaitu hasil samping dari sekresi tumbuhan, yang dimanfaatkan oleh tumbuhan tersebut sebagai alat perlindungan terhadap serangan OPT.
JENIS TANAMAN YANG DAPAT DIGUNAKAN SEBAGAI BAHAN PESTISIDA NABATI Jenis tanaman yang paling banyak mengandung bahan pestisida nabati adalah dari keluarga Asteraceae, Fabaceae dan Euphorbiaceae.
Tumbuhan Bahan Racun
Umbi gadung, pucung, jenu
Tumbuhan berbahan spesifik
Awar-awar, rawe, senthe
Tumbuhan yang tidak disukai serangga
Mimba (daun, biji), mindi (daun, biji), biji mahoni, biji srikaya, biji sirsak
BAHAN-BAHAN PESTISIDA NABATI DI DESA CERMO Kelompok Tani Sido Makmur di desa Cermo sangat antusias dalam memanfaatkan bahan-bahan di sekitar tempat tinggal mereka untuk dijadikan pestisida nabati. Petani-petani tersebut sangat sadar akan manfaat bahan-bahan alam tersebut untuk mengendalikan OPT kakao yang banyak menyerang pertanaman kakao di lahan mereka. Selain sangat ekonomis karena banyak terdapat di sekitar tempat tinggal mereka, juga proses pembuatannya mudah serta ramah lingkungan, tidak mematikan serangga yang menguntungkan. Beberapa jenis tanaman yang dapat digunakan sebagai bahan pestisida nabati yang ada di sekitar desa Cermo, antara lain adalah: a. Akar jenu/Akar Tuba Tuba (Derris eliptica) adalah merupakan tanaman yang mengandung racun. Tanaman Tuba termasuk dalam keluarga Fabaceae. Bagian yang banyak mengandung racun adalah bagian akar. Akar ditumbuk kemudian dilarutkan dalam air. Racun akar ini dulu disebut dengan derrids. Namun sekarang bahan aktif ini disebut dengan rotenone. Selain rotenone, akar tuba atau akar jenu ini juga mengandung bahan aktif deguelin, tephorsin dan toxicarol. Hama sasaran antara lain Aphis, Ulat grayak (Spodoptera litura), ulat jengkal kobis (Trichoplusia ni), ulat kobis (Crocidolomia binotalis), ngengat punggung berlian (Plutella xylostella), lalat buah, kutu sisik hijau (Coccus viridis), wereng mangga (Idiocerus niveosparus, I. atkinsoni, I. clypealis), lalat buah laut tengah (Ceratitis capitata), Kepik hijau (Nezara viridula), Thrips (Thrips tabaci).
Mariati, 2016 Gambar 1. Akar Jenu/Akar Tuba b. Biji Mahoni Biji dari buah mahoni (Swietenia mahagoni) banyak dimanfaatkan sebagai bahan pestisida nabati. Kandungan bahan aktif dalam biji mahoni adalah flavonoid, saponin, alkaloid, steroid dan terpenoid. Senyawa flavonoid dalam biji mahoni antara lain; 1). Isoflavon yang memiliki efek terhadap reproduksi yaitu anti fertilitas, 2). Rotenon, merupakan racun penghambat metabolisme dan sistem saraf yang bekerja secara perlahan, 3). Saponin, merupakan racun yang dapat menyebabkan hemolisis sel darah merah, 4). Sweitenin yang termasuk senyawa limonoid bersifat sebagai antifeedant dan penghambat pertumbuhan.
Mariati, 2016 Gambar 2. Biji Mahoni c. Brotowali Brotowali (Tiospora crispa) mengandung senyawa aktif alkaloid, glikosida, dan triterpenoid. Senyawa triterpenoid bersifat antifeedant, sedangkan senyawa alkaloid dan glikosida bersifat racun terhadap serangga.
Mariati, 2016 Gambar 3. Batang, daun dan akar Brotowali d. Buah Maja/Mojo Buah Maja atau Mojo (Aegle marmelos) termasuk dalam keluarga Rutaceae. Buah maja mengandung senyawa linonen, 2-furocoumarinspsoralen dan marmelosin (semacam minyak balsem), selain itu juga mengandung minyak atsiri, pektin, saponin dan tannin. Senyawa saponin ini bersifat antieksudatif, inflamatory dan haemolisis.
Mariati, 2016 Gambar 4. Buah Maja e. Daun Pule Pandak Daun pule pandak (Rauvolfia serpentina) banyak mengandung senyawa alkaloid
resepine,
reserpinine,
rescinnsmine,
yohimbine,
ajmalin,
ajmalinine, ajmalicine, serpentine dan serpentiine. Batang dan daun pule pendak bersifat pahit dan sedikit beracun.
Mariati, 2016 Gambar 5. Daun Pule Pandak f.
Mulwo/Sirsat Gundul Mulwo gundul atau sirsat gundul semakin jarang ditemukan. Buah mulwo gundul seperti sirsat namun kulit buahnya halus. Kandungan kimia pohon mulwo gundul antara lain kulit dan batangnya banyak mengandung saponin, flavonoid, alkaloid dan tannin.
Mariati, 2016 Gambar 6. Mulwo/Sirsat Gundul g. Daun Sambiloto Sambiloto (Andrographis paniculata Nees) mempunyai kandungan senyawa aktif saponin, flavonoid, tanin dan andrografolida.
Mariati, 2016 Gambar 7. Daun sambiloto h. Umbi Gadung (Dioscorea sp.) Umbi gadung mengandung senyawa aktif dioskorin, yang merupakan salah satu alkaloid yang bersifat racun bagi serangga, ulat, cacing dan tikus. Gangguan yang ditimbulkan antara lain antifeedant, keracunan, gangguan saraf. Selain itu buah gadung juga mengandung saponin dan asam sianida yang merupakan bahan aktif dalam pengendalian tikus.
Mariati, 2016 Gambar 8. Umbi Gadung i.
Daun Mindi (Melia azedarah) Tanaman Mindi sering digunakan sebagai tanaman pelindung di perkebunan kopi dan teh. Biji mindi mengandung minyak sampai 40%. Kandungan minyak dalam biji mindi mengandung bahan aktif alkaloid. Minyak mindi mengandung karotinoid dan meliatin. Bahan aktif mindi mirip seperti mimba yaitu azadirachtin, triol dan salanin.
Bagian tanaman mindi yang dapat digunakan sebagai pestisida nabatu adalah daun, biji dan buahnya. Cara kerja bahan aktif dalam tanaman mindi bersifat pengusir dan penolak serangga, menghambat hama untuk bertelur, insektisida dan menghambat pertumbuhan cendawan, juga bersifat racun kontak dan racun perut bagi serangga sasaran.
Mariati, 2016 Gambar 9. Daun Mindi KEGIATAN PEMBUATAN PESTISIDA NABATI OLEH KELOMPOK TANI SIDO MAKMUR Proses pembuatan pestisida nabati sangat mudah, murah dan cepat. Langkah-langkah pembuatan pestisida nabati yaitu: 1. Rajang semua bahan pestisida nabati, rajang kasar 2. Tumbuk semua bahan dalam alu 3. Masukkan semua bahan yang sudah ditumbuk ke dalam drum plastik 4. Rendam semua bahan tersebut dalam air selama 7 hari 5. Setelah 7 hari, saring larutan tersebut 6. Apabila akan diaplikasikan encerkan larutan tersebut dengan air dengan perbandingan 1 liter pestisida nabati dalam 10 liter air.
A
Mariati, 2016
B
Mariati, 2016
C
Mariati, 2016
Gambar 10. Kegiatan Kelompok Tani Sido Makmur dalam proses pembuatan pestisida nabati. A. Merajang semua bahan pestisida nabati B. Menumbuk semua bahan pestisida nabati C. Semua bahan dimasukkan ke dalam drum plastik kemudian direndam ANTUSIASME KELOMPOK TANI SIDO MAKMUR TERHADAP MANFAAT PESTISIDA NABATI Petani Sido Makmur sangat antusias karena kelompok tani mereka mendapat bantuan dari pemerintah dalam program desa pertanian organik. Antusiasme tersebut mereka tunjukkan dengan cara mengumpulkan semua potensi sumber daya alam yang berada di sekitar tempat tinggal dan lahan mereka untuk mendapatkan berbagai macam tanaman untuk bahan baku pestisida nabati. Setelah mereka mendapatkan tanaman-tanaman tersebut mereka kemudian mengolahnya hingga menjadi pestisida nabati yang kemudian dapat mereka manfaatkan untuk mengendalikan OPT yang menyerang tanaman kakao di lahan mereka. Selain itu, mereka juga dapat memproduksi pestisida nabati tersebut dalam skala yang lebih besar untuk dijual sebagai tambahan uang kas kelompok tani mereka. DAFTAR PUSTAKA Haryudin, W. 2013. Manfaat Pule Pandak (Rauvolfia serpentina). Warta Penelitian dan Pengembangan Tanaman Industri. Vol.19.No.3
Isroi, 2010, Tanaman Pestisida Nabati: Tuba Alias Jenu Alias Derris eliptica Bth, https://isroi.com/2010/08/01/tanaman-pestisida-nabati-tuba-alis-jenu-derris-ellipticabth/ diakses tanggal 26 Okt Rismayani. 2013. Manfaat Buah Maja Sebagai Pestisida Nabati Untuk Hama Penggerek Buah Kakao (Conopomorpha cramerella). Warta Penelitian dan Pengembangan Tanaman Industri. Vol.19.No.3 Sinar Tani, 2016, Pengembangan Desa Pertanian Organik Berbasis Komoditas Perkebunan, http://m.tabloidsinartani.com/index.php?id=148&tx_ttnews%5Btt_news%5D=3429&cH ash=43d02342f866fd0dfc52baf3b0642dad diakses tanggal 25 Okt 2016
Penulis: Nina Mariati, S.Si., M.P. POPT Ahli Muda