POTENSI MIMBA SEBAGAI PESTISIDA NABATI Oleh : Nuryanti, SP BBPPTP Surabaya
Pendahuluan Sampai saat ini pestisida kimia masih merupakan satu satunya senjata pamungkas petani untuk pengendalian OPT di lahan pertanian, karena mudah didapat, tidak repot dan hasilnya segera dapat dilihat. Penggunaan pestisida oleh petani cenderung sangat berlebihan, sehingga berdampak negatif terhadap konsumen maupun ekosistem pertanian. Salah satu cara alternatif untuk mengurangi pencemaran lingkungan adalah dengan penggunaan pestisida nabati. Prinsip penggunaan pestisida nabati tersebut hanya untuk mengurangi dan bukan untuk meninggalkan pestisida kimia, karena efektivitasnya juga masih di bawah pestisida kimia. Perlindungan tanaman dilaksanakan dengan sistem Pengendalian Hama Terpadu (PHT). PHT sangat mengutamakan berfungsinya mekanisme pengendalian hama secara dinamis, dapat menjaga populasi hama agar tetap berada pada asas keseimbangan umum yang tidak merugikan. Dalam pelaksanaannya PHT lebih menekankan pada pengendalian biologi dan non kimiawi. Sedangkan pestisida sintetik digunakan hanya bila perlu yaitu pada saat populasi hama karena sebab tertentu melampaui ambang ekonomi. Di samping itu penggunaan pestisida nabati mulai banyak dikembangkan dan dimanfaatkan untuk pengendalian OPT
Pestisida nabati adalah bahan aktif tunggal atau majemuk yang berasal dari tumbuhan (daun, buah, biji atau akar) berfungsi sebagai penolak, penarik, antifertilitas (pemandul), pembunuh OPT dan bentuk lainnya.
Salah satu tanaman pestisida nabati
yang bisa dimanfaatkan adalah tanaman mimba. Tanaman mimba (Azadirachta indica A.Juss) adalah daun – daun tergolong dalam tanaman perdu/tema yang pertama kali ditemukan didaerah Hindustani, di Madhya Pradesh, India. Tumbuh di daerah tropis, pada dataran rendah. Tanaman ini tumbuh di daerah Jawa Barat, Jawa Timur dan Madura pada ketinggian sampai dengan 300 m dpl, tumbuh di tempat kering, sering ditemukan di tepi jalan atau di hutan terang. Tergolong dalam Famili Meliaceae dengan
tinggi pohon sampai 20 meter daunnya majemuk
berbentuk lonjong bergigi dan tumbuh didaerah tropis dan sub tropis. Daun sangat pahit dan bijinya mengeluarkan bau seperti bawang putih. Untuk buah berbentuk elips, berdaging tebal, panjang 1,2 – 2 cm, hijau/kuning ketika masak, dengan lapisan tipis kutikula yang keras dan daging buah berair. Biji mimba memiliki kandungan bahan aktif pestisida lebih banyak dibandingkan dengan daunnya. (Wiwin, 2008 dalam Wowiling, 2013). Mimba merupakan tanaman yang memenuhi persyaratan untuk dikembangkan menjadi sumber bahan dasar pembuatan pestisida nabati. Adapun persyaratan tersebut menurut Ahmed (1995) antara lain ; a. Merupakan tanaman tahunan, b. Tidak perlu dimusnahkan apabila suatu saat bagian tanamannya diperlukan, c. Mudah dibudidayakan, d. Tidak menjadi gulma atau inang bagi organism pengganggu tumbuhan (OPT), e. Mempunyai nilai tambah, f. Mudah diproses, sesuai dengan kemampuan petani.
Kandungan senyawa aktif dari mimba Pestisida nabati mimba adalah produk alam berasal dari tanaman yang mempunyai kelompok metabolit sekunder yang mengandung beribu-ribu senyawa bioaktif. Biji mimba mengandung beberapa komponen aktif antara lain azadirachtin, salannin, azadiradion, salannol,
gedunin, nimbinen dan deacetyl nimbinen. Dari beberapa komponen aktif
tersebut ada empat senyawa yang diketahui berfungsi sebagai pestisida yaitu azadirachtin, salannin, nimbinen dan meliantriol. Kardinan (2008), mengatakan bahwa pestisida nabati merupakan kearifan lokal di Indonesia yang sangat potensial untuk dimanfaatkan dalam
pengendalian Organisme Penggangu Tumbuhan (OPT), guna mendukung terciptanya sistem pertanian organik. Secara umum pestisida nabati diartikan sebagai pestisida yang bahan dasarnya berasal dari tumbuhan atau bagian tumbuhan seperti akar, daun, batang atau buah. Pestisida nabati relatif mudah dibuat dengan kemampuan dan pengetahuan yang terbatas juga oleh karena terbuat dari bahan alami/nabati, maka jenis pestisida ini bersifat mudah terurai (biodegradable) di alam lingkungan dan relatif aman bagi manusia dan ternak peliharaan karena residunya mudah hilang.
Cara kerja dari mimba Berdasarkan kandungan bahan aktifnya, biji dan daun mimba mengandung azadirachtinmeliantriol, salanin dan nimbin yang merupakan hasil metabolit sekunder dari tanaman mimba. Senyawa aktif tanaman mimba tidak membunuh hama secara cepat, tapi berpengaruh terhadap daya makan, pertumbuhan, daya reproduksi, proses ganti kulit, menghambat perkawinan dan komunikasi seksual, penurunan daya tetas telur dan menghambat pembentukan kitin. Selain itu juga berperan sebagai pemandul, pengendalian hama dengan menggunakan mimba sebagai pestisida nabati dapat membunuh atau mengganggu serangan hama dan penyakit melalui cara kerja yang unik, yaitu dapat melalui perpaduan berbagai cara atau secara tunggal. Cara kerja mimba sangat spesifik, yaitu mempengaruhi produksi, dan perilaku berupa penolak (repellent), penarik (attractant), anti makan (antifeedant) dan sebagainya.
Sasaran OPT OPT yang menjadi sasaran dari mimba adalah jenis hama menggigit mengunyah dan hama menusuk menghisap, nematoda serta jamur. Berikut spesies yang dapat dikendalikan : Helopeltis sp, Aphis gossypii, Agrotis ipsilon, Callosobruchus chinensis, Alternaria tenuis, Carpophilus hemipterus, kecoa, Crysptolestes pusillus, Corcyra cephalonica, Crocidolomia binotalis, Dysdercus cingulatus, Earias insulana, Epilachna varivestis, Fusarium oxyosporium, Helycotylenchus sp, Locusta migratoria, Meloidogyne sp,
Musca
domestica,
Nephotenttix
virescens,
Nilapavarta
lugens,
Ophiomya
reticulipennisI, Panonychus citri, Planococcus citri, Pratylenchus sp, Rhizoctonia solani, Sclerotium rolfsii, Sitophilus sp, Sogatella furcifera, Spodoptera litura, Tribolium sp, Tungro pada padi, Tylenchus filiformis. (Ditjenbun, 1994).
Metode dan aplikasi Cara pembuatan bisa dengan biji mimba, yaitu dengan menumbuk halus 200 -300 gr biji mimba, kemudian pestisida nabati rendam dalam 10 liter air semalam. Aduk rata dan saring, suspensi siap disemprotkan ke tanaman. Jika dengan daun ada beberapa metode, yaitu dengan menumbuk halus 1 kg daun mimba kering bisa juga dengan daun segar. Rendam dalam 10 liter air semalam, aduk rata , saring dan siap untuk disemprotkan ke tanaman. Bila diaplikasikan untuk nematoda dengan cara menumbuk halus daun mimba 15-30 gr atau 5-10 gr biji mimba kemudian ditabur di tiap lubang tanam. Atau bisa juga dengan metode daun digunakan lansung dalam keadaan segar, ataupun dikeringkan, sehingga diperoleh simplisia kering, sehingga lebih praktis pengemasannya. Dalam keadaan segar tidak memerlukan perlakuan khusus, hanya perlu dibersihkan dari kotoran yang menempel dengan cara di cuci, selanjutnya apabila akan digunakan sebagai obat, cukup menyeduh tujuh lembar daun dalam dua gelas air menjadi satu gelas air. Simplisia kering daun diperoleh dengan cara mongering anginkan daun sampai daun bisa diremas menjadi serpihan. Bisa juga dilakukan dengan pemanasan dengan oven yang dilengkapi fan (kipas angin) pada suhu maksimal 400C atau ada juga yang menjemur di bawah sinar matahari di bawah jam 10 pagi (tidak terlalu terik). Tepung daun mimba diperoleh dengan cara menggrinder simplisia kering tadi dengan alat khusus (grinder) atau dapat juga dengan alat penghancur yang ada pada mixer.
Daftar Pustaka
Anonim ; https ; //bptsitubondo.wordpres.com. 2008. Mimba (diakses tanggal 16 Juni 2015) Balitkabi, 2009. Mimba Pestisida Nabati Ramah Lingkungan.
Ditjenbun, 1994. Pedoman Pengenalan Pestisida Botani. Direktorat Bina Perlindungan Tanaman Perkebunan. Ditjenbun. Departemen Pertanian. Jakarta.
Kardinan A. 2008. Pengembangan Kearifan Lokal Pestisida Nabati. Sinar Tani Edisi 15 – 21 April 2009. No. 3299 Tahun xxxix. Hal. 5.
Wowiling J, 2013. Pestisida Nabati Mimba (Azadirachta indica A.Juss) dalam Pengendalian Organisme Pengganggu Tumbuhan (OPT). Disampaikan pada Seminar Regional Inovasi Teknologi Pertanian, mendukung Program Pembangunan Pertanian Propinsi Sulawesi Utara.