1 PENDAHULUAN
Pemanfaatan ternak sebagai tenaga kerja dan transportasi sudah dilakukan oleh masyarakat sejak dahulu. Akan tetapi, saat ini penggunaan ternak sebagai tenaga kerja telah tersaingi oleh peralatan yang modern baik untuk transportasi maupun untuk pengolahan lahan pertanian. Dewasa ini penggunaan ternak sebagai sumber tenaga untuk pengolahan pertanian hanya terdapat pada masyarakat di pedesaan. Demikian pula dengan ternak sebagai penarik beban. Ternak sapi, kerbau, maupun kuda adalah jenis ternak dengan tujuan produksi berbeda. Ternak sapi dan kerbau selain sebagai ternak kerja juga dimanfaatkan sebagai sumber daging, sedangkan ternak kuda tujuan produksi yang dikenal selama ini adalah untuk menarik beban maupun untuk hiburan, yakni diperlombakan. Sulawesi Utara merupakan salah satu provinsi di Indonesia yang memiliki potensi yang cukup besar untuk pengembangan ternak kuda, sebab alat transportasi yang kelihatan masih digunakan sampai saat ini, yakni bendi (andong), cukup banyak terdapat di daerah ini. Demikian juga untuk ternak kuda pacu, khususnya Minahasa yang merupakan lokasi pemeliharan kuda pacu di SULUT, populasinya masih cukup besar. Pada tahun 1993 sampai tahun 1998, Sulawesi Utara merupakan produsen kuda pacu terbesar di Indonesia. Hal ini disebabkan karena prestasi kuda pacu Sulut menonjol saat itu yang beberapa kali menggondol lambang supremasi tertinggi pacuan kuda tingkat nasional, bahkan sampai saat ini rekor kuda pacu tercepat di Indonesia pada kelas 1100 m (Prince Star) belum terpecahkan. Beberapa tahun terakhir ini terjadi penurunan populasi kuda pacu di Sulut. Hal ini disebabkan karena harga pakan yang terlalu mahal, sehingga minat masyarakat petani peternak kuda pacu menurun, dan yang bertahan untuk memelihara kuda pacu tinggal orang-orang yang mempunyai banyak modal, bahkan di daerah ini petani peternak yang dahulunya memiliki kuda pacu hanya menjadi pemelihara kuda milik pejabat-pejabat setempat. Saat ini dengan adanya kesulitan bahan bakar minyak di Indonesia maka tentunya akan membuka kemungkinan penggunaan ternak kuda sebagai tenaga tarik
beban maupun angkutan, seperti yang dilakukan oleh masyarakat dahulu. Bahkan di kota-kota tertentu sampai saat ini masih mengandalkan ternak kuda sebagai sarana transportasi sehingga dapat mengatasi penggunaan bahan bakar minyak. Kuda pacu sebagai ternak untuk perlombaan mempunyai keunikan dalam hal mengkonsumsi pakan, sebab tujuan pemberian pakan adalah untuk mencapai prestasi yang baik pada saat pacuan. Oleh sebab itu, perlu diperhatikan kebutuhan pakan maupun zat-zat makanan yang terkandung dalam pakan, terlebih kandungan energi yang mempunyai peran utama saat dipacu. Apabila dilihat dari kebutuhan dan konsumsi pakan utama kuda adalah hijauan, karena kuda tergolong herbivora, maka jumlah konsumsi hijauan lebih besar, akan tetapi pada kenyataanya kebutuhannya sangat berbeda karena kuda pacu membutuhkan energi yang baik untuk latihan maupun dipacu saat perlombaan, sehingga kebutuhan utamanya berasal dari biji-bijian sebagai penyusun konsentrat yang mengandung energi yang baik untuk proses kerja pada kuda pacu. Pemeliharaan kuda pacu di Indonesia sebagian besar masih mengacu pada pemberian pakan yang dilakukan oleh negara maju di luar negeri. Hal ini disebabkan karena standarisasi kebutuhan pakan kuda di Indonesia belum ada, sehingga masyarakat peternak kuda pacu memelihara kuda tersebut masih secara turun-temurun dengan mengandalkan bahan baku pakan impor yang digunakan menjelang perlombaan sehingga prestasi saat dipacu tidak maksimal. Padahal, Indonesia merupakan negara agraris sehingga bahan baku pakan yang ada kemungkinan bisa digunakan sebagai sumber pakan kuda. Akan tetapi, belum ada pengujian karakteristik nutrisi dan formulasi yang lebih tepat. Bahan baku pakan lokal menurut hasil-hasil analisis kandungan zat-zat makanan tidak kalah dibandingkan dengan komposisi zat-zat makanan dari negara luar, hanya saja formulasinya belum ada sehingga perlu dilakukan penelitian. Salah satu metode pendekatan untuk memformulasikan pakan adalah melalui metode trainer, uji palatabilitas pakan melalui metode kafetaria pada ternak kuda pacu. Selain itu, perbedaan kuda pacu yang ada di Indonesia yang diizinkan oleh PORDASI untuk diperlombakan adalah persilangan kuda lokal dengan thoroughbred, maka tentunya mempunyai perbedaan breed yang berdampak pada perbedaan konsumsi dan kebutuhan pakan, serta zat-zat makanan.
Melihat tujuan pemeliharaan kuda untuk kemampuan kerja baik untuk dipacu maupun menarik beban serta bentuk/postur tubuh yang indah waktu diperlombakan maka tentunya faktor yang sangat mendukung adalah pakan, khusus kandungan zat makanan, yakni energi dan protein serta mineral dan vitamin. TUJUAN PENELITIAN Tujuan umum penelitian ini adalah untuk mengkaji kebutuhan pakan, energi dan nutrien pakan melalui hubungan antara konsumsi pakan dengan bobot metabolik berdasarkan metode trainer, metode kafetaria serta pendugaan kebutuhan melalui kecernaan pakan dengan beban kerja dan bobot metabolik untuk dijadikan dasar pada formulasi ransum kuda pacu persilangan thoroughbred dengan kuda poni Indonesia. Tujuan khusus penelitian ini yaitu untuk:
1. Mengkaji informasi tentang program latihan dan pola latihan yang disesuaikan dengan metode pemberian pakan dan nutrien saat latihan untuk persiapan perlombaan yang dilakukan oleh trainer kuda pacu agar mencapai prestasi maksimal. 2. Memperoleh informasi tentang pola konsumsi serta kebutuhan pakan dan nutrien kuda pacu melalui metode kafetaria. 3. Mendapatkan hasil terhadap tingkat kesukaan pada beberapa jenis pakan melalui palatabilitas pakan. 4. Mengetahui kebutuhan energi tercerna, serta nutrien yang optimal berdasarkan beban kerja dan bobot metabolik, melalui analisis inputoutput dengan menggunakan analisis regresi. 5. Mendapatkan standar kebutuhan pakan dan nutrisi kuda pacu Indonseia sesuai dengan bobot metabolik per beban kerja. 6. Aplikasi formulasi ransum pakan lokal dibandigkan dengan pakan impor terhadap prestasi kuda pacu Indonesia.
MANFAAT PENELITIAN Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi tentang program latihan kuda pacu, metode pemberian pakan serta kebutuhan energi
tercerna(DE) dan nutrien pakan untuk perbaikan pakan dengan menggunakan pakan lokal yang bermanfaat baik pada petani/peternak kuda pacu maupun masyarakat pecinta olah raga berkuda serta instansi pemerintah terkait.
HIPOTESIS 1. Kebutuhan energi tercerna(DE) dan nutrien kuda pacu dapat diduga dari beban kerja dan bobot metabolik. 2. Kandungan energi pakan dapat diduga dari bobot metabolik melalui pola konsumsi.
RUANG LINGKUP PENELITIAN
TAHAP I ANALISIS KEBUTUHAN MENURUT METODE TRAINNER KUDA PACU
PROGRAM PEMBERIAN PAKAN
PROGRAM LATIHAN
TAHAP II ANALISIS KEBUTUHAN MENURUT METODE KAFETARIA
Peubah yang diukur : : - Bobot kuda -
Jumlah konsumsi pakan, energi dan zat
TAHAP
III
ESTIMASI KEBUTUHAN PAKAN
Peubah yang diukur
-Bobot Kuda :
-Konsumsi DE dan Nutrien pakan Bobot joki, jarakP tempuh dan waktu Pk, SK, L, Ca, dan BETN
TAHAP IV FORMULASI RANSUM BERBASIS BAHAN PAKAN LOKAL
Peubah yang diukur : - Konsumsi bahan kering pakan, - Prestasi (Kecepatan)
Gambar 1 Diagram alir kegiatan penelitian