b a r , didukung aleh wkebunm b e a r yang rnemiliki unit pengolah teh. Pada masa kwmg lebih tahun 1940-an Indonesia pernigh mendudulci mtan ke tiga sebagai pngekspor teh di pm dunk (Spillme, 1992) m u n sejak penduddm J e p g
banyak perkebumn tidak dikelola dengan baik. Usah rehabilitasi perkebunan rabat
memperufeh perhatian pemerintah meIalui beldoagai program yang dilaksaxlakan arttam lain dengaxl bantwin Bank Dunia.
"fabe1 1. Perkernbangan I,ms Areal Perkbunan Teh di Indonesia Berdwrkan Pengusahaan
mmunm. Perkembangan p ' d u k s i kh disajikan &lam Tabel 2, menunjukkm
pnwwan, kemudian kembali mengalami geningkatan. Produksi teh paling ksar addah &&wan
n e p , disusul uleh perk:&unan swasta. Meskipun dari luas areal
prkebunan rakyat adalah paling bear, namun prduksi teh &ri perkrebunan rakyat paling rendah.
TrtheI 2 . Perkembangan Produksi Teh di Indonesia Berdasarkan Pmgusnbn
(l-ibu Ton)
ribu Ton 25.564
84.772
133.800
Sumber : Statistik Perkebunan ,200 1 2-1.2. PengofrrhanTeh
Proses pengolahan teh di Indonesia dapat dikelarnpokkan ke &lam tiga
m m m kh, y&ni teh hitam, feh hijau d y a t dan teh hijau XrwIitas ekspor.
2.1 3, Ebpor dan Irngor
Sebagai pengksgor teh hitam, hdoncsia menduduki ptxingkLlt ke tima di b a d India, China, Srilnngka dan Kenya dengan pangst pasar kurang Iebih 7.3
persen. Pemasmn dilakukan mefalui dna jalur, yahi melalui h t o r pernasasarstn
krsama dan melslui jalur langsung ke negara pngirnpor. Sebagian ksar ekspr teh ahlakt teh hitam dalm bentuk bdk. Tujuan u r n s e k s p teh hitam Indonesia adalah Singapma, Pakistan, Australia, Amerika Smikat, IngE;ris, Belanda dan Jerman Bitrat. Dari
di b a d ini terlihal h h w a ekspr teh hitam Indonesia di pasar
internasiunal mengalamI Euktwsi. Teh y m g dipsarkan di &lam negeri tidak hanya berasal dari produksi &Ian xlegeri tetapi juga berasai dari impor. Impor teh Tndoncsia kmpa teh h i m ymg
terntam berasaI dari Kenya, sedangkan teh hijau sebagian besar dari Jepng, China
dan Taiwan. Namm demikian impor teh relatif sangat kecil dibandingkan dengan praduksi dalam negeri. 2.1.4. Teh Olaban
Pengolahan lebih lanjut dari teh mengalami perkembangan ymg cukup baik. Perusahaan teh mlup dan teh siap saji memperoleh balm baku k m p teh kering
dari p x u s a h n pngulahan pticuk teh. Teh ceiup telah rnelalui prows blending dari beberap jenis teh. Biasanya digunakan teh dengm ukumn kecil sehingga diproleh teh ~ l u yang p cepat d i d & . Setiap kantong kernasan teh celup berisi kurang lebih 2
gram, tergantung dari penrsahaan yang mernpraduksi seda rnereknyrs.
Tabel 4. Perkembangan Produhi, Ekspr, Impor dm Konsumsi Teh di Indonesia
T&un
Broduksi @ibu Ton)
WX Ton)
impw T& (Ribu
Ton)
Kanswnsi Cprodrrksi Elcspor + Imgor)
Pengolahan Iebih lanjlrt dari teh m g i adalah produk teh siap saji dalam
kern-
bowl atau katak dan dikenal sebagai teh botol dan teh kotak. Proses
pembwtannya secara mum adalafr prnbuatan tmtan teh, kemudian dicampw
dengan larutan gula. Seeelah pencampumn dengan komposisi krtentu maka larutan
ymg bekerja secara m e h i s . Perkernbangan produksi teh siap sji cukup baik,
sebagaimana Tabel 5,
Tafim
/
Teh Cdup (Rbu Ton)
Teh Bungkus (Ribu Ton)
1
Teh Siap Saji Quta liter)
I
2.1.5. Konsumsi Teh Olahaa di Indonesia
Perkembangan konsumsi teh di Indonesia yang d a p t dikelompkkan dalam
konsumsi teh bubuic, teh celup dm teh siap saji cukup baik, rncskipun masasih relatif
kecil dibandingkan dengan konsumsi teh di negara-negara penghztsil teh Isinnya
saji eelup bai k teh dalam kernasan btol ataupun kotak memiliki part*
pasar yang
lebih baik di antara minuman siap saji fainnya. 2.2, Tinjaman Pemrtsaran Teh dan Teh Ohhrtn di indonwia
Menurut Soekstrya (19851, pemasarm teh di Indonesia dapaf digambarkan sehgaim&na G m h r 5. h I a m gambar dapat dilihat bahwa rantai pnmran teh
dari prkebunan rakyat xelatif Iebih pmjang dibmdingkan ran& p e m w a n teb p e r k e b m b a r s w t a maupun negam. 2.2.1. Perkebunsro h k y a t
Perkebunan rakyat menghasifkan pucuk dam teh yang dipasadan kepada pengulah teh hitam dan pengoIah teh hijau. Petani dapat menjut1 pucuk daun feh
rneldui p&mg
pngmipul abu tengktrlak tingkat kmpmg abu desa, wtuk
selmjutnya dijuai kepada pengolah teh hijau. Sesuai sifat dari pucuk daun teh yang *pat r u s k , makt pasilr pucuk: &un teh d i k m i oleh para tengkdak maupun para
pngolah teh fiijau. Petmi b i m y a rnemitiki k-eteribtrtn untuk rnenjual hasil prduIrsinya kepada tengkulak karma para petmi w i n g mendaptkan pinjaman m g dari tenghlak;. frduksi pucuk bun kfr Wisp petmi tPmkisar s m n 50 ~ - 100
kilogram p u c k setiap Irari. Petikan ditakukan mma 10 - 14 hari sekali dengm sistern pernetikan medium sampai kasar. 2.2.2, Teh Hijou
Pengolrth teh hijwu terdiri dari gengolah teh hijau skata kecil dengan kapasitas 01th 1 - 10 kuintaX pucuk: dam teh p r hari, skda &g
dengm kapasitas 10 - 12
kuintal pr hridat skala besar dengan kapasitas 2 - 25 ton pucuk dam teh per hari. Kctiga keiompok pengoiall pucuk dam teh menjadi teh hijau m e n m a k a n alat
penguldm
yatng
dari sistem yag @ing d
e
b sampai hnrp pbrik
yang cukup lengkap. Pengalah teh hijau banyak terdapat di jawa B m t karma
perkebunan mkyat penghail pucuk daun teh banyak terdapat di Jawa Barat. Teh
hijau menrpkm M m utma cfari wbuatarr teh wmgi yang h y a k digemari o1eh masyadat Indonesia clalam 'bentuk teh bugkus, biasanya dikemas dafm b u n g k m kertas untuk kunsumsi rumah tmgp. Teh wan@jugit mewpalan balm
baku pembuatan teh botol. Pengulaix teh hijau di Jaw Barat menjual teb hijau ke penampug tch bijstu yang krpusat di Sukibxuni, Cikalongwetan
dan Garut a&u kept& pengalah teh
hijau skala besar yang bcrfungsi sebagsii pedztgang pngumpul. Pedagang-pedagang pngurnpul teh hijau menjuat teh hijaunya kepada pbrik-pabrik teh wan@ yang
berpusat di dawa Tmgab, y h i T e d , Pekdongan dm Solo. Di wiiayah J a w Ten& ini banyak: tersedia bunga mejati yang mexupakm bahan pewang &ri teh
w2.23. Perkbunan Bewr Swarrb dan N w r a Perkcbunan skala besar rnemiliki pabrik pengufahan pucuk daun teh sendiri, yang mengobh pucuk d u n teh ymg berasa1 dari pexkebumya sendiri mupun dari
petani teh yang berlokasi di sekitar pabrik. Puck dam teh dari perkebunan -at
yang dikli aleh perkebunan ksar hams memenuhi standm halitas yang sama
dengm pucuk dam tch p r k e b m ksar. Teh yang dihasilh o1eh p r k e b w -
Gambar 5 . Bagan Rnntai Pemasaran Teh Indonesia
perkebunan baar sf:bqgrn besar tercfiri dari teh hitam. P&
awlnya pabrik
pengotahan teh yang dimiliki perkebwan be% &lah pengolahan teh h i m , namun
kmna srdanya p 1 w g ekspr teh hijau di pasar dunicl r n h p r k e b m betar juga rnenghasilkan teh hijau dengan peralatan yang tebih baik sehingga rnengbsilkan teh
hijau dengan stanch intemnasional.
Tch M i l produksi jmkebunm bear ditujtdm mtuk e k s p , dengm
memenuhi stmdar kuditas pasar internasionid. Teh tersebut dikemas dalam kernasan hesar krbuat dari kantong-latong kedap udara yang dimasuMran ke &lam peti
kayu. Penjualan dilakuhn dengan sistem ieIeng ataupun penjuaim hngsmg. Lelang
diXaJrsranakm satu rninggu sekdi. Hanya sebagian kecil dari pruduksi teh prkebwan b
r ditujdm untuk pasar dalm negeri, y h i b i m y a mdiri dwi teh dengan
kwljtas rendah yang tidak diminati oleh psar internasionat. 2.2.4. Packer Bungkus dan Cefup
Teh h i m rnaupun teh hljau dari pat,rik yang dimiliki pcrkebunan b s u yang
dipasarkan di dalam negeri sselzutjrrtnya &an diprascs lebih lanjut oleb para packer, ymg akm mdakukm p e n m p u m berbagai jenis dm kuaiitas teh sehingga
rnenghasilkan citarnsa khas unmk setiap merk. Teh yang telah dicampur ini dikemas menjadi teh bungkus ataupun dibuat teh cefup, kemudian dipasarkan melalui pnyaiur atrtu agen mtuk kanstsumsi &lam negcri. Di p
r k d i a hbgrmi pi Iihn,
lmana baik teb bwgkus maupun teh ce1up &pat berupa teb wan@ ymg terbuat dari teh hijau ataupun teh him.
Para pgusaha packer yang mel&~axl&an pruses pencampman teh a&u
disebut dengm istilah blending, kkemudian rnelakukm pengemasan teh jumlahya sangat besir, terdiri dari penrsahaan skda k.eci1, menen@ mupm skala ksar.
Perusaham skala kmil triasanya rnelaksanakan kegiatan dengin pralatan sederhana, serfa metaksnakan kegiatan secara manual. Perusaham yang cukup b w r dilengkapi
dengm perdam semi otomatis dm pxuduic yztng d i h i l k a n memiliki halitas ymg Icbih baik. Industri packer dan teh celup yang rnemiliki pangs terksar adalah PT. Sariwangi, mendominasi pasar tt=h ceIup di pasir domestik. Blending teh d i I & h
dmgm cam menmpuritan beberapt jenis dan kwlita teh. Teh hitam diguna9ran
untuk rnerngeroleh cairn ymg pekztt, sedangkan rasa =pat yang digemnri
m a s y d a t Indonesia dipmieh dari teh hijau ahupun teh wangi. Pernasaran teh bungkus berupa teh wan@ maupun teh hitam serta teh celup
dipsarkan di pasax domestik melatui para agen maupun gosir untuk kemudian meldui para pexrgecer diparkan kcpala konsumen. Kansumcn teh bungkus dm teh eel up terdiri dari konsurnen akhir dm konsurnen rumah ma& maupun hotel. 2 . 2 5 Teb &to1
Teh dalm kernasan botof ataupun tetrapack yang bisa langsung dikonsumsi
pertama kali diperkenalkan aleh PT.Sinarsasra sebagai upaya untuk rneningkaekan pemmmn tefi di p s a r domestik. Sampi saat ini PI'.Sinearsasro yang didukung
dengan perusaham prkebunan dan industri pengulafran teh wang-i rnemiliki wgsa fehsar
dm mendaminmi psar kh botol di Indonesia. Meskipun dilaicukm ekspr
teh tPot01,
taamm jurnlahnya relatif sangat
kecil. Hal ini hrem d a f r transportasi,
sehubungan dengan sifat dari gxaduk teh botol relatif besat dibandingkan teh bubuk. Pemasacrwt
teh btot dilaksanztkan meialrri para penydw mtuk kemudian
dipasarkan kepada para pengecer yang &an menjual kepda kansumen. Untuk memprluas pmasktran, maka PT. Sinarsosra mendirikm cabang-cabang bukan hanya di tiawa, &bpi jugs di luar k w a y h i Sumatera, Indonesia Tirnur, maupurr
Kalimantan.
23. Ketrijakaa Pemerintah pada industri Teh 2.3.1. Bidwng Investasi Dalam rangka membcrikan kcpastian bidang usaha agar meningkatkan rninat
investor unfuk: memamkm mudalnya di Zndomsia, Pemerintsth menert>ih&&tar Negatif Ixxvestrtsi. Indusari perkebunan maupun pengofahan tch tidak tennasuk dalam
daAar tersehut, schingga masik tcrbuka kesempatan menammkan modal p d a industri teh. Us;tha perkebunan dm pexlgolahan teh hijau yang sebelum t&un 1992 hanya
bIeh dil-
o1eh p e n g w h kecll dan pngu.saha kecil yang bekejasama
d e n p pngtrsaha menengah atau besar, sejak t&un 1992 dipedwlehkm untuk
dilaksanakan oleh pngusaha ksar baik bentatus PMDM rnaupun PMA.
233,Peagawamn Mutu Pernerintah &lam hi ini Departernen Perindustrim dm Perdagangan
melakukan pngawasan mutu bagi teh maupun teh olahan &lam suatu penebpn
Standard Nmioml Indamia (SNI). Perspaian mu& untuk; teh hitam diatur dalam
SM 01.1902.f 990, unEuk teh hijau SM 01.3836.1995, unt& teh hitam celug &lam SNI 01.3752.1995 h g k m muk teh siap saji &lam
SM 01.3143.1W2.
K e b i j a h &lam pengawaan mutu dilaksanakan aleh Pernerintah melaIui Departernen Kesehatan dan Departemen Agama. Ditjen Pengawasan Obat dan
M&mm Departernen Kesehatsn m d h h uji k m m i a n kmdungm mt dengan label prod& teh, sedan-
Departemen A s m a memeriksa kmdungan teh untuIr
memkrikan ~ P f i f i k fiahal. t
23.3. Perdagangarn dan Tarif Bea Masuk Berdasaxkan keputusan Mcnteri Keuangm Republik Indonesia nornor
21 8/KMK/O1/1995 tanggal 23 Mei 1995, teh mempslkm kamoditi yang bebas di~rdagmgkanbaik di dalam negeri m a u p di luar aegwi. M m keputirsan
tersebut juga metlyatah ixzdhwa produk impor teh ymg di~rdztgpn&mdi &lam negeri tidak mengalami prubahan tarif h a mnsuk. Tarif h masuk komaditi teh
berkisar antam 1 5 p e m hingga 2 0 p e ~ nd i t m M &ngm pajak pertzmbahan nilEli (PPN) sebesar IOpersen. Teh hukan termas& kornoditi yang dikenakan tarif bea
masuk tambahan (TBMT).
Pemerintah menugaskan prkebunan negara melaktakan pmbinaan petarii teh
d y a t pada jarak radius 30 km. Pembinaan mcIiputi teknik bdidaya dan penanganan pucuk daun teh agar kualitasnya lebih baik sehingga pendapatm petmi
meningbt. Pembinatan p a r t i teh juga dilakukan dengan p n p r n h g a n sistern bapak: angkat, dimana prkebunan ksar ntgara atau s w a b krtindak sebagai inti.
Pemerintah juga mernhrikm bantuan dam mtd rehabilitasi tnnaman teh perkebunan rakyat dan swasta, yang dilaksanakan sebagai proyek perkreditan. Proyek bersifat insidentil, sesuai dengan dam bantuttn yang a& dengan lakasi tertentu unhk se$iapproyek. 2.4. Tinjauan Penelitian Terdahulu
S e b g h hem pnclitian-penelitian mcngenai kamoditi teh Indonesia menekankm pada peranmya sebagai komoditi &spur, yang sebagian besar
m e m b jenis teh hitam, b i k CTC rnaupun arEodoks. Perlrembgan pada tajlunbhun terakhir kornuditi teh dibafras khususnya tentang perdagangannya di pasar dunia. Spiltane (1992) melakukan kajian hrsifat histois dan deskriptif tentang
komuditi teh di Indonesia secara culnyl Iengkap, n m u n dilak-
andisis yang akusat.
tanpa data dm
Secrtra umum kesimpulan yang diproleh dari berbagai
pmlitian tersebut adajlah bafrwa tch dib&pXcan pda h a r e y m g ~
~ daya
ming teh hifam Indonesia yang iemah dibanding teh hitmi negm lain, tunulnya
pmgsa ekspor teh Indonesia di psar dmia. Beberap pnelitian rnenyarankan
diupayakan prnm di d a e d pm-
b m non ~ WisiomI dm pengembangan
p a w dalam negeri. Hasil penelitian tersebut dapat dismpai kan sebagai k r i kut ini.
Hanmi (1986) m e t a k h n penelhian telltang analisis prmintaan dan p m w m teh Indonesia di pasr domestik dm intemiaml padit tahm 1986, dengm menggmakan data time-series tahun I960 sampai denm t;xhun 1982.
i
Model pemrnaan sirnuItan yang digurtakan terdlfi dari X 1 persarian dm diduga dengm metode 25LS. Penel izim ditujukm untuk menduga faktor-f&or yang rnempengmhi pmintam teh di paw dornestik, rnengetahui f&or-f&ur
y q
mempe~garuhi pnawaran teh di p a r durnestik, mengetahui faktor-faktor yang mempengamhi penamran ekspor teh Indonesia cfi p a w intemasionaf dan rnengdui daya saing ekspor teh Indonesia dmgm pcngekspor teh lainnya.
Hmil penelitian rnenunjukkan b&wa pawaran. teh hitam Indonesia dipenganrhi seem pasitif oleh fiarga teh, ham input kmpa pucuk;. Permintam teh
domdk
dipngaruhi oleh tingbt pndaptan, Xrarga teh domestik dan k g a kopi.
Ekspor teh hitam d i p e n g d i oleh pcnawaran tahm sebelumnya, nilai tukar nrpaih tetapi ti&
dipngamhi oIeh Rarga teh pda tahun b~~angkuhrn. Penawaran teh
hijau cfomestik dipengmhi oieh penamran tahun sebelurnnya, tidak dipengamhi
o1eh harp pslda tahun bersangkutan. Permintam teh hijau damestik dipengaruhi aleh
harm k h dumestik, t-pi
ti&
muti mdanya sehingga disimpulkan
tek kijau damestik $id& elsstis. Penelitian ini j u g menyimpulkm bahwa teh Induwsia di pm i n t c m i o d k m i n g d m p n teh T m n i a , bersifat indepnden t e r W p teh Indm, Srilangka d m Kenya. Teh Indonesia rnemiliki daya saing yang
febih tinggi dibandingkan teh dwi M o ~ m b i kdm Uganda. Sulaeman (1 985) m e ~ ~ k pnelitian a n untuk membuat m a f a n bpifungi pewwaran, harga teh ekspr dan volume ekspr tek dan faktor-faktor yang
mem pngamhinya sehingga &pat: ditentuhn Iangkah-langkah kebijakan. Penel itian me-
data deret W u tahm 1969 sampai dengan tahun 1983, sedanglum
model yang digudan addah regressi Iinier krgazpda persarrman lunggal. Hail penclitian rnenyatakan bahwa paawarstn ekspr teh Indonesia d i p e n m i secara positif oleh h a r e ekspor teh, huga teh domestik, h g a teh di pasar hndon, GDP Indonesia, GDP Amerika Serikat, GDP Inggris &n nilai Ukar rupiah. k g a ekspor tek Indonesia dipengarhi smara positif oleh harga teh di pasar New York, harga teh
di pasar London darn d i ~ n g m h si
m negatif oleh harga tch di
passtr
India dm
pnawaran teh India. Ekspr teh dipngaruhi secara positif ateh harga lelang di
Jakarta, GDP Indonesia, GDP Tnggris drtn d i p n g m h i s w a m negatif oleh haw teh
Mam negeri dan ekspor teb India. Ha11 proyehi menyatakan bahwa diprkimkm sampi dengan takun 1990 akan tcrjadi peningkatan Fnawam tch Indonesia scksar 5 pmen per tahm &&an
ham teh ekspor d m rnenunxn rata-rata 3 persen per
rahun. Namun dernikian berdasarlran hi1 proycksi tersebut ehpor teh Indonesia akan tenis rneningkat dengan rata-rah 3 sampai 4 persen per tahun karena produksi ymg nneninwt hams dipsarkan bi"pw1 dengan hafga jual yang m&n rnurafx.
Suhalis ( 1 99 1 ) melakulran pnelitian denen tujum untuk mengetahui @ernbangan
ekspor reh hitam Indonesia d a m htannya dengm perkmbangm
perekunamian inkrnasiona!. Sam kfiusus pnelitian Wjusur untuk menpalisis penawaran ekspor teh hitam dm fakeor-faktor ymg mempeng#huhinya, rncnpndisis
pmintam impor teh hitam dunla dm fhr-fairtar yang mmpgamhinya dm menganalisis integrasi psar teh hitam antara p a w London dan pasar Jakarta. Hasir penelitian menunjukkan bahwa penawaran ekspr teh hitarn dipengaruhi oleh ekspor tahun sebelmya dm empat bhun seblwnnya, ser& h a r e teh tahw seblumnya,
Devaluasi berpenhprnrb positif &tam jangh pendek namun dalam jangka partjang justnr rnenmmkan ekspr, Pcrlwsan ml bersifat inetastis tcrhadap pnawaran
ekspor. P m i n t a m impor teh hitam dipr:n@i yang lalu
secara nyata oleh impor saw tahw
impor dua tahun seklurnnya, sehngkan harga teh, brga kupi dan
GNF per kapita tidak nyata penganrhnya. Hasil analisis product moment
rnendqatk.m kesirnpulan M w a t d p t i n k p s i harm yang kuat antam pasaa L~ndandengm psar Jakarta. Damsasmita ( 19801, rnenelaah tentang prmintaan $an rnengidentifikasi Wtor-faktor yang rnempengmhi permintan pucuk teh di tingkat pengolah teh
hijau. Model permmaan yang dipmkan adalah persamm linier. Hail pnclitian menunjukkan bahwa kapasitas nyata yang dicapi oleh masing-masing j enis pengalah teh hijau masih kurang memadai dibanding lapsitas patemiat ymg
d~rnililri.Pemintaan pucuk daun teh oleh pngulah sistem Kejek d i p p h i aleh harm kayu b&ar dan kapasitas alat. Rarga pucuk &un teh, harga teh hijau &n modal kerja ti&
brpn&anxh, k a n a h r k ; a i h dengan poIa pmkXian puck daun
teh dan p l a penjwfan teh hijau yang dihasilkan. Pa& sistem pengulahan Jackson
skafa I d , pmintaan jumlah pucuk teh yang dialah dipenganrhi oleh harga teh
hijau yang dihasilkm, wdmgkm pada Jackson skda ksw pxmintaan pucuk dam teh dipengmhi oleh h a r p teh hijau, haxga input lain dm hpasitas aIat ymg
dirniliki. I b g a pucuk: dam teh dan modal kerja ti&
signifikm pn&ya,
mungkin kricaitan dengan pafa pemblian atau pngadmn bahan baku pucuk &UII
teh oleh para pengolah. Pada pengolsth sistem pbrik, gengtiruh c h ipeubah-peubah
yang diteliti tidak tem&pkm
seam jek. b s i l pengujian teddap model ymg
&ajuk:an a&]& tidak nyak. Xrawati (1 9961, mempefajari dan mengadisis perkembangan ekspr teh
11imIndonesia dm Wor-fahr yang mempngamhi p e r k e m i m p ekspor teh hitam Indonesia di pasar in&rnasioml,Penelitiarr dilaksanah dagan mengpnakan
data derct waktu dari tahun I970 sampai dengan tahurn 1993. Analisis kuantitatif
rnenggumh model regmi linier b r &
d e n w p m m tmggal dm cfiduga
dengan OLS. Hail pendugam model ekspor teh hidam menunjulckan bahwa e k s p
ke Pakistan dipngaruhi secara nyatsr oleh hare ekspor, harga domesfik dan nilai kxk:ar. Ekspox* ke Amefika dip-
tukar, sedan*
secara nyata oleb hugs domestik dm nilai
ekspr ke fnggris d i p e n m i s e c m nyata oleh harm ekspor dan
rxilai tukar rupiah. G ~ n harp a domestik bepen@
nyata terhhp e w r teh
hitam Irr: Pakistan dan h e r i b Srikat, maka prlu adanya upaya pngembangan pasar dumestik yang diharapkan &pat menyerag groduksi domcstik apabila pasar
inteinasiod mengalami gmggunn. Supriyati ( 1 996) meneliti tentang faktor-faidor yang mempengamhi pri laku
ekspor teh Indonesia ke Jepng, cfengan menggunakan model regresi linier bergan&
p e m m tunggd. E k s p tch h i m Indonesia ke J c p g dipngmdu smm positif dm signifikan ankh produksi teh Indonesia, konsumsi teh di J e p g , jurnlah penduduk Jepng d m total i m p r teh Jepang. Faktor-War yang berpenganrh sewra
negitif adalah permintan tek &lam negeri, h a r p
ah di p a w internasianal, nilai
tukar rupiah tt:xMp yen dm total ekspor Eeh Indonesia.
Santoso (1993) memlaah tentang prospk prmajaan $imaman teh dm intensifikasi perkcbunan rakyat. Penclitian dilaXcsanW di Jawa Tirnur dengaxl data
smei atas p e r & program. h i 1 p l i t i a n menmjrrkkan Wwa pruyek p r e m a j w tatlaman layak untuk dikembangkan. Marnun disarankm agar kwdit
dikrikan kepada petani dengan luas lahan di atas 0,5 hektar. J u g prlu diupyakan p z b i k a n tixxgbt hwga puc& teh mtuk lebih mmir~glr;;&anpensfapatan petmi dengm phaikan s a m a trmspurhsi dm sistem pemasaxan. Suprihatini
(1996) dari Pusat Pemlitim &n
Pengembmgm A ~ b i s n i s
rnelaksartairrur penelitian mengemi &ya saing tek di pwsar teh dmia, yang d i l & s a n ~di lima gerusahaan perkcbunan besar milik gemcrintah dan swasta. H a i l penelitiitn menutljubn M w a teh h i m Indonesia ti&
memiliki keungguian
kompratif maupun keunggulan kornptitif, yang tercermin dari kaefisien DRC yang
Iebih hsar dari satu. Disaranlran aieh penelitian ini untuk memperhesar pasar dafam negeri. Hal ini rnemmgkinkan mengingat konswnsi teh
kapita p r t&un di
Indonesia masih rendah. Upya meningkatkm keungguian kompmti f dan kompetitif
adalah d e q n meningkatkan efisiensi &lam pradufssi dm pengolahm teh.
Herzaman j 19%) mengma1isis daya saing p'adtlksi teh hitam di PTFN VIH Jawti Bamt dexagm menggwakan alat malisis I3iaya Sumber hmestik (BSD),
d i r n m d i s i m p d h M w a produirsi teh hitam dj prkebunan MaIabtar mempunyai keunggian kmprafifdan karnpetitif. IPal ini ditunjukkstn oleh nilai rasio BSD yang lebih kecil dari satu.
Siharnbing ( 1997)rnenganafisis pnawaran &n permintam teh hitam di p a w
dornestik dan intemasional derrgan model prsamaan sirnultan, Hasil rne~unjukkan trahwa Iuas areal fidak responsif terhahp pt:mbahm upah bunrh perfrebunan, fiarga pupuk; harga kakao, suku btanga dan trend wak-tu. Prduktivitas juga ti&
respmif
terhadap harp teh durnestik, s&ngkan ekspor teh responsif terhaclap produksi d m e k s p b h Srilanka. Permintam tefi di p a w dornesEik tidak mpnsif krhadap pembahan harga teh domestik, hags kopi dan ekspor teh Indonesia, namlxn resporasif t e i W p p r u b pndaptaxr jm kapita. %lain itu h g a teh domestik ti& fesponsif &rhaBap pembhstn haw e h p r teh, nilai tukar dm penawaran dornestik.
Sehngkan h a g ekspor teh itu sendiri rcspnsif terhadap harm teh dunia dalam
jangka p j m g namun EidaK responsif k h d a p p w b nileti t h . Sihumbing menyirnpulkan bahwa gemamran teh di p a r dornestik sangit
potensial untuk dikernbangkan mengingat tingkat konstamsi teh di Indonesia mslsih rendah. Jumlah penduduk; yang besatr dan prtmbuhm ekonorni yang m a k i n baik
rnefupakan potensi besar. Peningkatan pndnpatan per kapita rnextapbn pendorang
ubma rneningbtnya kunsumsi cfomestik teh disemi cfengan usaha prornosi generik rnengenai manfaat teh bagi kesehatan.
Zulaiha ( 1997) melaksanslkan pcnelitian tcntang efisiensi dan pngamh
keb~jakmdmgan Policy Matrix Analysis (PAM) pada pengusghaan kh hijau di 3awa barat. Elasil analisis selama tahw 1995 menuxljukkan bahwa kegratan
pengusahaan teh kijau &lam satuan Rp per kilogram output memgikan petani secara
fixmansial . Namun kegiatari pengus;thaan teh hijau seam kmelunrhan pada b h w z 1995 rncngmtungkan secara finansial dm ekonomi.
K u s d e w i (1996) mengkaji pemasaran ekspor teh ke
pzlsar
Wisiod ,
menyimpulkan bahwa psmintaan t h di inggris, Amerika Sexilrat &n Pakistan respamif terhadap pembahan jumlah penduduk. Terjadi penurnan tingkat konsumsi
teh di h a s dan Amerika Serikat yang didup kmna pcrsaimgan dengan minuman ringan Iainnya. Selain itu diduga timbulnya kesadaran untuk mengko~sumsiteh
dengin kualitas yang Iebih tinggi. Kccendemngan suplai yang b e r I & i h di p a r
dunia diperkirakzut akan berlangsung sampai tahun 2000, sehingga menyebabkm germintaan teh tertuju pa& teh dengan mutu yang baik. Apabila mutu teh Indonesia
ti&
&pat cfitingkntkm m k a psisi sebagai p m m k teh akm tergeser.
Sukarya (1985) rneneliti tentang praspek krdit binaan jangka paxljang
kepda usaha tani teh rakyat,memyirnpulkan bahwa kredit tersebut &pat merangsang petani
untuk: meningkatkan kuH3itm pwuk yang dihasilkan. Peningkatan kualitas
p u c k dam teb petani sangat penting untuk rneningkatkan kesejahteraan petmi,
b n a den=
kdi-
ymg lebih h i k petani airan mernperuleh harm y m g Iebih
baik;. Mamuxl demikian, pada umumnya petani e-n
berjangka panjang karma ti& jrangka p n k
rnen-nakan
modal pinjaman
mau mati mcninggdkan hutang. Untuk; humg
&pat rnmproleh dari tengkulak yang dibayar d e n p puck
daun teh. Elal ini sebemmyd mengakibatkan harga pucuk daun teh p a n i menjadi
Wan disertasi tersebut d i b h s mengemti keelmhgaan serb pemasaran teh di Indocnsia, Irhususnya teh rakyat. Perkebunan teh rakyat diusahakan &lam skala
kecil, @a lahan dengan kemiringm tin@ serta dicampru dengm tanaman fain. Sekitar 90 persen puculr daun teh produksi rakyat ditampung oleh pengotah teh
hijau untuk diolah menjadi teh hijau sebagai bahan b&u teh wan@ untuk memenuhi pitsar &lmnegri. Sebqgan ksci1 atau k m g Iebi h 10 persen dikmpung dm didah
menjadi teh bitam aIeh pabrik naillik PTP zttau swasta, dengan symt mutu ptikan ham lebih h i k . Pengolah teh hijau menjual teh hi@ h a i l oldmnya kepa8a
pnampung teh hijrtu yaw kpusat di da&
Sukabumi, Cikalongwetan dm G m t
maupun pngolah teh hijau dengan skala lebih besar yang j u g berfungsi sebagai pdtgmg pengmpuI teh hIjaxr. Pahgmg-pedagmg teh hijau ini rnenjual teh
hijaunya ke pabrik teh wang yang berpusat di Jawa Ten& yakni Tegal, Pekalangan dan Sola. Di herah tersebut terdapat kcbun melati datam Xmsan yang cukup sebagai
b&m p e m g i untuk p'oduksi teh m g i .