BANGUN REKAPRIMA Majalah Ilmiah Pengembangan Rekayasa, Sosial dan Humanoria
Judul Artikel : -
EFEKTIVITAS PENDIDIKAN KETERAMPILAN BAGI ANAK BERKEBUTUHAN KHUSUS (TUNARUNGU) UNTUK MEMBENTUK SIKAP KEMANDIRIAN
-
ANALISIS HEDGES DALAM KOLOM OPINI SURAT KABAR “THE JAKARTA POST” TERHADAP KAMPANYE PILPRES 2014
-
ANALISIS KEKUATAN PERKERASAN JALAN BATAS SKA BARAT – BATAS KOTA BOYOLALI
-
PEMANFAATAN LRB DALAM MENGATASI GENANGAN AIR, BANJIR DAN KEKERINGAN DI KECAMATAN BANYUMANIK
-
STRUKTUR KETATANEGARAAN RI BERDASARKAN PANCASILA DAN UUD 1945 (SEBELUM DAN SESUDAH AMANDEMEN)
-
PERENCANAAN DAN PENJADWALAN PROYEK PADA PEMBANGUNAN GEDUNG
POLITEKNIK NEGERI SEMARANG Volume Nomor Halaman 01
2
1 - 67
Semarang
No.ISSN
Oktober 2015
2443 - 2709
i
Majalah Ilmiah Pengembangan Rekayasa, Sosial dan Humanoria Bangun Reka Prima majalah Ilmiah Pengembangan Rekayasa, Sosial dan Humanoria sebagai wadah informasi yang memuat artikel tentang berbagai bidang ilmu yang berupa hasil penelitian, kajian pustaka, review buku, review jurnal, pengetahuan ilmiah populer, hasil terjemahan, dan naskah lain yang terkait. Penanggung Jawab Ketua Jurusan Teknik SipilPoliteknik Negeri Semarang Pemimpin Redaksi Drs. Pentardi Rahardjo, MT Dewan Redaksi Ukiman, ST, MT ,Drs. Suroso, M.Sc Warsiti, ST, MT ,Drs. Martono, MT , Drs. Marchus Budi Utomo, MT ,Drs. Mawardi, M.Si Hery Ludiro Wahyono, ST , MT , Karnawan Joko , ST, MT Ir. Moch Tri Rochadi, MT ,Tri Wardaya, ST, MT Drs. Sugiharto, M.M ,Suparman, ST, MT Koordinator Sekretariat Dra. Yusetyowati, M.Pd ,Tugijanto , Fajar Jati Nugroho, A.Md Promosi, Iklan, Sirkulasi Drs. Sutarno,MM , Drs. Supriyadi, MT , Dianita Ratna K, ST, MT Layout & Produksi Garup Lambang Goro, ST, MT ,Yustinus Eka Wiyana, MT Visi: Terwujudnya budaya Ilmiah dalam rangka pelaksanaan Tri Dharma Perguruan Tinggi. Misi : Mendorong dan meningkatkan kemampuan staf pengajar dalam mempublikasikan karya-karya ilmiah hasil penelitian, hasil pustaka, review buku dan jurnal, pengetahuan ilmiah popular, studi kasus, dll dalam bidang rekayasa, sosial dan humaniora. Penerbit : Jurusan Teknik Sipil Alamat Redaksi :BANGUN REKAPRIMAMajalah Ilmiah Teknik Sipil Polines Jl. Prof. Sudarto, SH Tembalang Semarang Kotak Pos 6199/SMS 50275 Telp. (024) 7473417, 7499525 (hunting) Fax. (024) 7472396 e-mail:
[email protected]
ii
DARI REDAKSI Berkat rahmad dan karunia dari Tuhan Yang Maha Esa, mulai penerbitan kali ini majalah Bangun Rekaprima telah memiliki ISSN. Dengan terbitnya ISSN tersebut, diharapkan majalah Bangun Rekaprima akan berkembang menjadi lebih baik dan lebih maju lagi di masa depan. Pada edisi ini, terdapat 6 (enam ) artikel yang terdiri dari 3 (tiga) artikel penelitian, dua di antaranya adalah hasil karya rekan sejawat dari Universitas 17 Agustus 1945 Semarang. Disamping itu, juga terdapat 1 (satu) artikel tentang pengabdian dari masyarakat dan 2 (dua) artikel kajian pustaka. Kami masih tetap mengharapkan segala kritik, saran, masukan, dan dorongan semangat untuk kemajuan majalah Bangun Rekaprima ke depannya. Terima kasih.
Redaksi
iii
Majalah Ilmiah Pengembangan Rekayasa, Sosial dan Humaniora.
Daftar Isi Halaman PRAKATA .........................................................................................................................
ii
DAFTAR ISI....................................................................................................................... iii EFEKTIVITAS PENDIDIKAN KETERAMPILAN BAGI ANAK BERKEBUTUHAN KHUSUS (TUNARUNGU) UNTUK MEMBENTUK SIKAP KEMANDIRIAN Muslimah ...........................................................................................................................
1
ANALISIS HEDGES DALAM KOLOM OPINI SURAT KABAR “THE JAKARTA POST” TERHADAP KAMPANYE PILPRES 2014 Widiarsih Mahanani, Riyana Dewi ..................................................................................... 11 ANALISIS KEKUATAN PERKERASAN JALAN BATAS SKA BARAT – BATAS KOTA BOYOLALI Risman, Warsiti................................................................................................................... 21 PEMANFAATAN LRB DALAM MENGATASI GENANGAN AIR, BANJIR DAN KEKERINGAN DI KECAMATAN BANYUMANIK Basuki Setiyo Budi, Mawardi ............................................................................................ 29 STRUKTUR KETATANEGARAAN RI BERDASARKAN PANCASILA DAN UUD 1945 (SEBELUM DAN SESUDAH AMANDEMEN) Puji Wahyumi ..................................................................................................................... 41 PERENCANAAN DAN PENJADWALAN PROYEK PADAPEMBANGUNAN GEDUNG Suparno ............................................................................................................................... 56
iv
EFEKTIVITAS PENDIDIKAN KETERAMPILAN BAGI ANAK BERKEBUTUHAN KHUSUS (TUNARUNGU) UNTUK MEMBENTUK SIKAP KEMANDIRIAN Muslimah Staf Pengajar Fakultas Bahasa dan Budaya Universitas 17 Agustus 1945 Semarang Jl. Pemuda No 70 Semarang 50132 Email :
[email protected] Abstrak Tujuan penelitian ini adalah untuk menganalisis keefektifan pendidikan ketrampilan bagi anak berkebutuhan khusus (tunarungu) dalam membentuk sikap kemandirian di Sekolah Luar Biasa.Dalam penelitian ini pendekatan deskriptif kualitatif digunakan untuk menganalisis data.Adapun subjek penelitiannya adalah Kepala Sekolah, guru-guru dan orang tua siswa SLB.Hasil penelitian menunjukkan penyelengaraan pendidikan keterampilan menjahit di SLB Ma’arif Muntilan sudah efektif karena sesuai dengan kebutuhan siswa, biayanya juga terjangkau, sarana prasarana cukup tersedia, dan dapat merubah kemampuan siswa dalam keterampilan menjahit.Perubahan ini terlihat dari kemampuan awal sebelum mengikuti keterampilan menjahit rata-rata baru 56% dari keseluruhan siswa. Sedangkan setelah mengikuti keterampilan menjahit para siswa yang sudah terampil mencapai 86%. Hal ini menunjukkan adanya peningkatan yang positif.Akan tetapi sasaran yang ingin dicapai melalui pendidikan keterampilan menjahit yaitu membentuk sikap kemandirian bagi para siswa ternyata belum bisa tercapai sepenuhnya.Oleh karena itu masih membutuhkan solusinya agar para siswa SLBB dapat mandiri di kemudian hari. Kata kunci :efektifitas pendidikan ketrampilan, kemandirian, anak berkebutuhan khusus tunarungu.
PENDAHULUAN
bergulir termasuk anak-anak berkebutuhan
Pendidikan adalah hak asasi yang paling
khusus anak tunarungu.
mendasar bagi setiap manusia, tidak
Anak-anak
terkecuali bagi anak luar biasa atau anak
tunarungu dengan anak-anak yang lain di
berkebutuhan khusus.
dunia ini pada hakekatnya sama. Mereka
Dalam Undang-
berkebutuhan
khusus
Undang Dasar 1945 pasal 31 ayat 1
mempunyai kebutuhan-kebutuhan
diamanatkan bahwa setiap warga negara
sama, hanya saja bagi anak berkebutuhan
mempunyai kesempatan yang sama untuk
khusus dalam pemenuhannya tentu saja
memperoleh pendidikan Pengakuan atas
berbeda. Bagi anak berkebutuhan khsusus
hak pendidikan bagi setiap warga negara,
termasuk anak tunarungu untuk memenuhi
juga diperkuat dalam berbagai deklarasi
kebutuhan-kebutuhan tersebut dibutuhkan
internasional. Hal tersebut menunujukkan
latihan dan pengarahan secara khusus dan
bahwa
kontinu dengan bimbingan dari orang-
kecenderungan
dunia
dalam
yang
memberikan perhatian terhadap hak-hak
orang di sekitarnya.
anak khususnya di bidang pendidikan terus
Oleh karena itu anak-anak tunarungu melalui
pendidikan
di
SLB 1
memerlukanlayanan
pendidikan
yang
Efektivitas Pendidikan Keterampilan
mampu membentuk rasa percaya diri dan
Dalam pendidikan keterampilan efektifitas
mengantar mereka sebagai manusia yang
merupakan faktor penting. Pendidikan
sama dengan manusia pada umunya serta
keterampilan dikatakan efektif apabila ada
mampu
kesesuaian
memandirikan
mereka
kelak
antara
siswa
yang
dalam hidup di masyarakat. Kemandirian
melaksanakan pendidikan keterampilan
bagi anak tunarungu akan memberikan
dengan sasaran atau tujuan pendidikan
harapan bagi keluarga maupun masyarakat
keterampilan yang akan dicapai. Dalam
dan ini akan terwujud apabila diberikan
Kamus
layanan pendidikan yang tepat guna. Salah
(2002:584)
satu
dengan
layanan
pendidikan
yang dapat
Besar
Bahasa
kata “ada
Indonesia
efektif
didefinisikan
efeknya
(akibatnya,
membentuk sikap kemandirian bagi anak
pengaruhnya,
tunarungu adalah pendidikan ketrampilan
membawa hasil, berhasil guna (usaha,
yang efektif.
tindakan)”
Dengan melihat pentingnya pendidikan
“keadaan berpengaruh; hal berkesan” atau
keterampilan untuk
”
membentuk sikap
kesannya)” dan
atau
efektivitas
keberhasilan
(usaha,
“dapat diartikan
tindakan)”.
kemandirian tersebut maka di sekolah-
Efektivitas merupakan suatu kemampuan
sekolah SLB harus menyelenggarakan
untuk memiliki tujuan yang tepat atau
pendidikan keterampilan dengan berbagai
mencapai tujuan yang telah ditetapkan.
jenis keterampilan. Akan tetapi dalam
Dalam memahami efektifitas Steers dalam
penyelenggaraan pendidikan keterampilan
Jurnal Administrasi Publik (vol 1, no.3)
kadang-kadang
mengemukakan adanya tiga pendekatan
jenis
keterampilannya
kurang sesuai dengan yang dibutuhkan
yaitu :
anak didik, maupun dukungan masyarakat.
1. Pendekatan Tujuan. Suatu program
Keadaan ini tentu saja akan menyebabkan
dikatakan efektif jika tujuan akhir
pendidikan
yang
program tercapai. Dengan perkataan
diselenggarakan kurang efektif dan tidak
lain, pencapaian tujuan merupakan
dapat mengarahkan anak untuk memiliki
indikator
sikap mandiri. Untuk itu dalam penelitian
efektivitas.
ini akan menjawab masalah bagaimana
2. Pendekatan
keterampilan
utama
dalam
menilai
Sistem.Pendekatan
ini
efektifitas pendidikan keterampilan dalam
memandang efektivitas diukur dengan
membentuk sikap kemandirian bagi anak
meninjau sejauh mana berfungsinya
berkebutuhan khusus tunarungu di SLB
unsur-unsur
Kabupaten Magelang.
mencapai tujuan.
dalam
sistem
untuk
2
3. Pendekatan
Kepuasan
Partisipasi.Dalam
ini,
keseluruhan. Data bisa dikumpulkan
ditempatkan
sebelum dan sesudah pelatihan atas
sebagai acuan utama dalam menilai
dasar kriteria produktivitas, pergantian,
efektivitas.
absen,
individu
pendekatan
kelompok kerja atau organisasi secara
partisipan
Sehingga
kepuasan
kecelakaan-kecelakaan,
individu menjadi hal yang penting
keluhan-keluhan, perbaikan kualitas,
dalam mengukur efektivitas organisasi.
kepuasan klien dan sejenis lainnya.
Menurut
Faustini
Cardoso
Gomes
5. Cost effectivity, dimaksudkan untuk
(2000:209), untuk mengukur efektivitas
mengetahui
besarnya
suatu program pelatihan dapat dievaluasi
dihabiskan bagi program pelatihan, dan
berdasarkan informasi yang diperoleh pada
apakah besarnya biaya untuk pelatihan
lima tingkatan:
tersebut terhitung kecil atau besar
1. Reactions, yaitu untuk mengetahui
dibandingkan biaya yang timbul dari
opini dari para peserta mengenai
permasalahan
program
organisasi.
pelatihan,
dengan
yang
yang
dialami
Selanjutnya
pelatihan mengenai seberapa (ruangan,
(2002:.35), efektivitas diklat dapat terlihat
waktu istirahat, makanan, suhu udara).
antara lain dari:
yaitu untuk
dan
oleh
menggunakan kuesioner pada akhir
2. Learning,
Tamim
biaya
Hermansjah
mengetahui
1. Terlaksananya seluruh program diklat
seberapa jauh para peserta menguasai
sesuai dengan jadwal waktu yang telah
konsep-konsep,pengetahuan
ditetapkan.
keterampilan
-
dan
keterampilan
yang
2. Rapinya
penyelenggaraan
seluruh
diberikan selama pelatihan. Biasanya
kegiatan diklat berkat disiplin kerja,
dilakukan dengan mengadakan test
dedikasi
tertulis (essay atau multiple choice),
penyelenggara.
test performansi dan latihan-latihan simulasi
dan
kemampuan
para
3. Efisiensi dalam penggunaan sarana dan prasarana yang tersedia.
3. Behaviors, menilai dari para peserta sebelum dan sesudah pelatihan, dapat
4. Tercapainya
sasaran
yang
telah
ditetapkan bagi program diklat.
dibandingkan guna mengetahui tingkat
Berdasarkan pendekatan dan pengukuran
pengaruh
suatu efektifitas maka dapat disimpulkan
pelatihan
terhadap
perubahan performansi mereka. 4. Organizational
result,
yaitu
bahwa utuk
efektifitas
suatu
pendidikan
keterampilan dapat diketahui melalui:
menguji dampak pelatihan terhadap 3
1. Pendapat para
para siswa, orang tua dan
guru
mengenai
pendidikan
program
dengan istilah life skill yaitu pendidikan
yang
kecakapan hidup. Pendidikan kecakapan
keterampilan
diselenggarakan oleh sekolah. 2. Penguasaan
hidup menurut Sugianto (2011:7) adalah
konsep-konsep,
pengetahuan
dan
Pendidikan keterampilan sering dikenal
keterampilan-
proses
membantu
peserta
mengembangkan
didik
kemampuan,
keterampilan yang diberikan selama
kesangggupan dan keterampilan
penyelenggaraan
diperlukan untuk menjalankan kehidupan.
pendidikan
keterampilan.
Tujuan
3. Pengaruh dan dampak pendidikan
pendidikan
yang
kecakapan
hidup
adalah menyiapkan peserta didik yang
keterampilan terhadap perubahan para
bersangkutan
siswa
terampil menjaga kelangsungan hidup, dan
4. Besarnya biaya yang dihabiskan bagi program pendidikan keterampilan. 5. Terlaksananya
seluruh
mampu,
perkembangannya
di
sanggup
masa
dan
datang.
Adapun menurut Syarifatul Marwiyah
program
(2012 : 82) pendidikan kecakapan hidup
pendidikan keterampilan sesuai dengan
adalah pendidikan yang memberi bekal
jadwal waktu yang telah ditetapkan
dasar dan latihan yang dilakukan secara
6. Efisiensi dalam penggunaan sarana dan
benar kepada peserta didik tentang nilai-
prasarana yang tersedia 7. Tercapainya ditetapkan
sasaran bagi
nilai kehidupan sehari-hari agar yang yang
telah
penyelenggaraan
pendidikan keterampilan.
bersangkutan
mampu,
sanggup,
dan
terampil menjalankan kehidupannya yaitu dapat menjaga kelangsungan hidup dan perkembangannya.
Pendidikan Ketrampilan Keterampilan
mengandung
Dari pengertian tersebut di atas dapatlah pengertian
kecakapan untuk menyelesaikan tugas Selain
sebagai
kecakapan
untuk
menyelesaikan tugas, ketrampilan (skill) dapat diartikan sebagai kemampuan yang diperoleh
melalui
latihan.
Sehingga
dengan kata lain ketrampilan merupakan kemampuan yang dimiliki seseorang untuk menyelesaikan tugas yang diperoleh secara
disimpulkan
bahwa
pendidikan
keterampilan (kecakapan hidup) adalah kecakapan yang dimiliki seseorang untuk memenuhi tuntutan dalam hidup agar dapat mencapai kehidupan yang bahagia dan sejahtera, kecakapan tersebut tentu saja
berbagai
macam
tidak
hanya
tergantung pada satu aspek kecakapan saja.
terus menerus. 4
Sikap Kemandirian
kemandirian juga diungkapkan Steinberg
Sikap kemadirian atau sering disebut
dalam Sri Wahyuni (2012) bahwa aspek
dengan berdiri
kemandirian terdiri dari:
di
atas kaki
sendiri
merupakan kemampuan seseorang untuk
a. Kemandirian
emosi
tidak tergantung pada orang lain serta
Autonomy)
bertanggung
yang
menekankan pada kemampuan untuk
dilakukannya. Menurut Ryan & Lynch
melepaskan diri dari ketergantungan
dalam Handayani (2004) kemandirian
orang
merupakan
kebutuhan dasarnya.
jawab
suatu
atas
apa
kemampuan
untuk
mengatur tingkah laku, menseleksi dan membimbing
keputusandan
tindakan
.
(Emotional
tua
b. Kemandirian
Aspek
dalam
emosional
pemenuhan
bertindak
(Behavioral
Aspek
kemandirian
Autonomy).
seseorang tanpa adanya kontrol dari orng
bertindak
tua atau tanpa tergantung pada orang
merupakan
kemampuan
tua.Masih dalam Handayani Lammon dkk
melakukan
aktivitas,
memberikan
kemandirian
manifestasi
dari
sebagai suatu sikap mengambil keputusan
kebebasan,
sendiri tanpa harus mendapat bimbingan
peraturan
dari orang tua atau orang dewasa lainnya.
perilaku dan pengambilan keputusan.;
Dari beberapa pengertian kemandirian
dan
pengertian
dapat
disimpulkan
adalah
suatu
bahwa
kemadirian
kemampuan
untuk
(behavioral
autonomy)
sebagai berfungsinya
menyangkut yang
untuk
peraturan-
wajar
mengenai
c. Kemandirian nilai (value autonomy) yakni
kebebasan untuk memaknai
mengontrol tindakan sendiri, bebas dari
seperangkat
prinsip tentang benar
kontrol orang lain, dapat mengatur diri
dan salah, yang wajib dan yang hak,
sendiri, mampu mengambil keputusan
yang penting dan yang tidak penting.
sendiri tanpa harus mendapat bimbingan
Berdasarkan aspek-aspek di atas dapatlah
dari orang tua atau orang dewasa lainnya
dikatakan
dan mampu mengarahkan perasaan tanpa
mandiri apabila melakukan apa yang ia
pengaruh dari orang lain.
yakini
Kemandirian memeliki Havinghurst
dalam
konteks
beberapa
aspek.Menurut Mu’tadin
benar
mengkritik
seseorang
meskipun
disebut
orang
lain
ataupun mengejek bahkan
mengancam, mau mengambil risiko dan
(2007)
mau berupaya keras untuk meraih prestasi,
aspek-aspek kemandirian meliputi aspek
mau mengakui kesalahan secara terbuka
emosi, aspek ekonomi, aspek intelektual
dan berupaya belajar dari kesalahan itu,
dan
memandang
aspek
dalam
individu
bahwa
sosial.
Aspek-aspek
tantangan
sebagai 5
kesempatan,
memiliki
&
Menurut Aqila Smart (2010:34) tunarungu
inisiatif yang tinggi, mampu mengambil
adalah istilah umum yang digunakan untuk
keputusan ketika dihadapkan pada pilihan
menyebut
yang
mengalami
agak
antusiasme
pelik
mempertimbangkannya
setelah dan
siap
kondisi
seseorang
yang
dalam
indra
gangguan
pendengaran.
Sedangkan
Somantri
mengambil resiko yang mungkin mucul.
(2007:94) memberi batasan tentang anak
Sebaliknya
tunarungu yaitu mereka yang kehilangan
seseorang
dikatakan
tidak
mandiri apabila memiliki rasa ketakutan
pendengaran
atau kekhawatiran melakukan kesalahan,
hearing) maupun seluruhnya (deaf) yang
sikap dan tingkah lakunya didasarkan pada
menyebabkan
apa yang dikatakan orang lain, ada
memiliki
perasaan malu, senang berada di dalam
kehidupan sehari-hari.Dengan demikian
suasana yang menyenangkan, lebih suka
dapat
menghindari risiko dan selalu minta
merupakan
pendapat, berusaha menutupi kesalahan
pendengaran
maupun kelemahan, cepat putus asa ketika
seseorang tidak dapat menangkap berbagai
hasilnya tidak sesuai
rangsangan
dengan yang
baik
sebagian
(hard
pendengarannya
nilai
fungsional
dikatakan suatu
di
of
tidak dalam
bahwa
tunarungu
keadaan
kehilangan
yang
terutama
mengakibatkan
melalui
indera
direncanakan, suka mencari jalan pintas
pendengaran.
untuk mencapai tujuan, tidak memiliki
Adapun ciri-ciri anak tunarungu menurut
inisiatif.
Aqila Smart (2010:34) adalah kemampuan bahasanya
Anak
Berkebutuhan
Khusus
Tunarungu
menyebut anak yang mengalami
wicara, cacat dengar, kurang dengar tunarungu.
Istilah
tunarungu
diambil dari istilah tuna dan rungu.Tuna kurang
dan
rungu
artinya
pendengaran. Orang atau anak dikatakan tunarungu mendengar
bisa
mendengar, lebih sering menggunakan
apabila atau
mendengar sesuatu.
ia
tidak
kurang
yang
diucapkan
tidak
begitu
jelas,
kurang/tidak menanggapi komunikasi yang
kelainan pendengaran yaitu tuli, bisu, tuna
artinya
tidak
isyarat dalam berkomunikasi, ucapan kata
Banyak istilah yang digunakan untuk
ataupun
terlambat,
mampu mampu
dilakukan orang lain terhadapnya.sering memiringkan
kepala
bila
disuruh
mendengar, keluar nanah dari ke dua telinga dan terdapat kelainan organis telinga. Berbagai pendapat mengemukakan bahwa tunarungu dapat diklasifikasikan menjadi kelompok tunarungu ringan, sedang, berat dan tuli total. Hal ini sebagaimana 6
dikemukakan Somantri (2007:95) bahwa ketunarunguan
dapat
diklasifikasikan
2. Tahap pengumpulan data, meliputi kegiatan mengumpulkan data dengan
sebagai berikut : Tingkat I, kehilangan
menggunakan
kemampuan mendengar antara 35 sampai
wawancara maupun dokumentasi.
54 dB, penderita hanya memerlukan
metode
3. Tahap analisis data, meliputi kegiatan
latihan berbicara dan bantuan mendengar
menganalisis
dan
secara khusus, Tingkat II, kehilangan
berdasarkan
data-data
kemampuan mendengar antara 55 sampai
terkumpul.
69
dB,
penderita
kadang-kadang
menyimpulkan
khusus,
penafsiran data-data.
kebiasaan
sehari-hari
menafsirkan yang
telah
4. Tahap penyimpulan, meliputi kegiatan
memerlukan penempatan sekolah secara dalam
observasi,
berdasarkan
hasil
memerlukan latihan berbicara dan bantuan
Subyek penelitian adalah Kepala Sekolah,
latihan berbahasa secara khusus, Tingkat
tenaga pendidik terutama yang mengajar
III, kehilangan kemampuan mendengar
bidang ketrampilan, siswa SLB dan juga
antara 70 sampai 89 dBdan Tingkat IV,
orangtua/wali
kehilangan kemampuan mendengar 90 dB
dokumen sebagai pelengkap data.Pada
ke
penelitian
atas.
Klasifikasi
ketunarunguan
murid
ini
serta
data-data
berbagai
dikumpulkan
menurut Somantri tersebut merupakan
dengan menggunakan teknik observasi,
klasifikasi khususnya untuk kepentingan
wawancara
pendidikan.
dokumentasi.Analisis
mendalam
dan
data
dalam
penelitian ini menggunakan model analisis METODE PENELITIAN
interaktif.
Penelitian ini dilakukan di SLB Kabupaten Magelang dengan pendekatan diskriptif
HASIL DAN PEMBAHASAN
kualitatif, dan dilakukan melalui tahap-
Pendidikan
tahap sebagai berikut :
diperlukan
bagi
Kabupaten
Magelang
1. Tahap
studi
lapangan,
meliputi
keterampilan para
memang siswa
SLB
termasuk
anak
kegiatan observasi untuk mendapatkan
berkebutuhan khusus
gambaran
berbagai pendidikan keterampilan yang
tentang
perlunya
dan
pentingnya pendidikan keterampilan
ditawarkan
bagi
khusus
maupun para siswa antara lain tata rias
Kabupaten
(salon), tata boga (memasak), bengkel,
anak
tunarungu Magelang.
berkebutuhan di
SLB
kepada
tunarungu. Dari
orang
tua
siswa
pertanian dan tata busana (menjahit), maka para orang tua siswa dan siswa sebagian 7
besar memilih tata busana (menjahit).
telah ditentukan tetapi ada pula yang
dengan alasan
lambat. Bahkan rata-rata
akan bisa menghasilkan
86% dari
atau membuka lapangan pekerjaan yang
keseluruhan siswa sampai dengan saat ini
sangat menguntungkan dan bisa menjadi
sudah dapat terampil menjahit. Hal ini
sumber penghasilan kelak dikemudian hari
menunjukkan adanya perubahan positif
sehingga
dalam menjahit, yaitu adanya peningkatan
dengan
begitu
sebagian
kebutuhan sehari hari bisa terpenuhi.
sebesar 30%.
Sebelum
Penyelenggaraan
siswa
mengikuti
pendidikan
kegiatan
pendidikan
keterampilan menjahit terlebih dahulu
keterampilan menjahit di SLB seluruhnya
siswa diberi beberapa pertanyaan langsung
menggunakan sarana dan prasarana yang
di tempat ruang praktek keterampilan yang
sudah
berhubungan
memanfaatkan sarana dan prasarana yang
dengan
keterampilan
tersedia
menjahit.Apabila siswa sudah menguasai
sudah
kategori-kategori
mengefisienkan
tertentu
maka
dapat
ada
di
di
sekolah.Dengan
sekolah
fasilitas
berarti
yang
sudah
dikatakan bahwa siswa tersebut sudah
dimiliki oleh sekolah.Meskipun kalau
menguasai konsep tentang menjahit.Dari
ditinjau dari ruang prakteknya apalagi
keseluruhan siswa rata-rata yang sudah
ruang pamer hasil keterampilan menjahit
menguasai menjahit sebelum mengikuti
para
pendidikan keterampilan menjahit ada
lagi.Selain itu dari segi mesin jahitnya
56%.
yang hanya berjumlah 10 unit juga masih
Pada semua
proses siswa
siswa
masih
perlu
diperluas
pendidikan
keterampilan
kurang jika dibandingkan dengan para
diberikan
keterampilan
siswa
yang
mengikuti
pendidikan
menjahit mulai membuat pola, menjiplak
keterampilan menjahit. Sehingga mereka
pola ke kain, memotong baik secara
harus bergantian satu dengan yang lain.
manual maupun menggunakan mesin,
Berikut adalah gambar ruang praktek dan
kemudian menjahit, mengobras, membuat
ruang pamer.
overdack dan finishing. Selain itu mereka
Rata-rata
juga diberi keterampilan menjahit celana
menyelesaikan pekerjaan menjahit antara
olah raga mulai dari yang tanpa variasi,
dua
dengan variasi lurus, variasi pellet miring,
pertemuan. Hal ini menunjukkan bahwa
dan variasi melengkung.Sampai saat ini
dari segi waktu belum seluruhnya dari para
mereka sudah dapat menjahit pakaian Olah
siswa dapat meyelasaikan sesuai dengan
Raga dengan berbagai variasi meskipun
target yang telah ditentukan. Memang ada
ada yang cepat sesuai dengan waktu yang
yang cepat ada pula yang lamban, hal ini
kali
para
sampai
siswa
dengan
mampu
tiga
kali
8
tergantung
dari
kemampuan
mereka
masing-masing.
cukup tersedia, dan dapat merubah
Sehubungan
dengan
biaya
penyelenggaraan pendidikan keterampilan menjahit
biayanya terjangkau, sarana prasarana
menunjukkan
bahwa
biaya
kemampuan siswa dalam keterampilan menjahit. 2. Sasaran yang ingin dicapai melalui
berasal dari dana BOS. Sedangkan untuk
pendidikan
keterampilan
menjahit
menutup kekurangan biaya diambilkan
yaitu membentuk sikap kemandirian
dari laba setiap penjualan seragam pakaian
bagi para siswa ternyata belum bisa
Olah raga.Hal ini menunjukkan bahwa dari
tercapai sepenuhnya.
segi biaya cukup ditanggung oleh pihak sekolah tanpa pernah minta sumbangan dari orang tua, berarti dari segi biaya jelas
diselenggrakannya
pendidikan
keterampilan ini pihak SLB mempunyai target sasaran yang ingin dicapai yaitu para siswanya dapat hidup mandiri kelak dikemudian
hari.
Adapun
sikap
kemandirian para siswa yang berkaitan dengan mencapai
Aqila Smart, Rose. 2010. Anak Cacat Bukan Kiamat. Yogyakarta : Kata
terjangkau. Dengan
DAFTAR PUSTAKA
keterampilan sekitar
menunjukkan keterampilan
menjahit 45
%.
bahwa menjahit
baru
Hal
ini
pendidikan belum
mampu
membentuk sikap kemandirian pada siswa SLB-B karena masih sebagian besar
Hati Gomes,
Faustino
2000.
Sumber
Daya
Managemen Manusia. Edisi
I.Yogyakarta :
Andi Offset. Handayani, R. 2004. Perbedaan Tingkat Kemandirian antara Remaja yang Single Parent dengan Remaja yang Mempunyai
Orangtua
Utuh.Skripsi.Jakarta
:
Fakultas
Psikologi Universitas Gunadarma. Hermansjah, Tamim. D. 2002. Diklat Sebagai
mereka belum mandiri.
Cardoso.
Suatu
Sistem.Jakarta:
Lembaga Administrasi Negara. Marwiyah,
KESIMPULAN Berdasarkan
uraian
di
atas
dapat
keterampilan
pendidikan menjahit
2012.
“Konsep
pendidikan Berbasis Kecakapan Hidup” dalam Jurnal Falasifa. Vol.
disimpulkan bahwa : 1. Penyelengaraan
Syarifatul.
di
SLB
3, No. 1, 1 Maret 2012. Meitaningrum,
Kabupaten Magelang sudah efektif
“Efektifitas
karena sesuai dengan kebutuhan siswa,
Pelatihan
Dhita
Ayu,
dkk.
pendidikan
dan
dalam
Meningkatkan 9
Kinerja
Pegawai
Badan
Kepegawaian
Kabupaten
(Studi
Malang)”.
pada
Penyelenggaraan
Pendidikan
Daerah
keterampilan (Kecakapan) Hidup
Dalam
di Tingkat Pendidikan Dasar”.
Jurnal Administrasi Publik (JAP),
Dipresentasikan
Vol 1, No.3, h. 192-199.
Diskusi Pustakawan Perpustakaan
Mu’tadin, Z. 2007. Kemandirian sebagai Kebutuhan
Psikologis
pada
Remaja. www.e- psikologi.com Somantri, T. Sutjihati. 2007. Psikologi
dalam
Forum
UM tgl. 9 Sept. 2011 Tanshzil, Sri Wahyuni. 2012. “Model Pembinaan Pendidikan Karakter pada
Lingkungan
Anak Luar Biasa. Bandung :
Pesantren
Refika Aditama.
Kemandirian dan Disiplin Santri”.
Sugiyanto, Dwi. 2011. “Implementasi Perpustakaan Sumber
Sekolah sebagai Belajar
dalam
Dalam
dalam
Pondok
Jurnal
Membangun
Penelitian
Pendidikan Vol.13 No. 2 Oktober 2012
10
ANALISIS HEDGES DALAM KOLOM OPINI SURAT KABAR “THE JAKARTA POST” TERHADAP KAMPANYE PILPRES 2014 Widiarsih Mahanani1), Riyana Dewi 2). Staf Pengajar Fakultas Bahasa dan Budaya Universitas 17 Agustus 1945 Semarang Jl. Pemuda No 70 Semarang 50132 E-mail:
[email protected] Abstrak Penulisan opini pada kolom opini surat kabar “ The Jakarta Post” terhadap kampanye pilpres 2014 sangat menarik di kalangan para pembaca.. Agar penyampaian pendapat lebih santun dan halus penulis opini menggunakan hedges. Hedges sangat penting untuk tulisan opini, karena hedges merupakan ungkapan tentatif dan kemungkinan dalam kalimat sehingga lebih halus, tanpa harus kehilangan kekuatan esensi gagasan yang akan disampaikan. Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi bentuk-bentuk hedges, menganalisa bagaimana dan mengapa hedges digunakan untuk menyampaikan pikiran atau pendapat pembaca tentang berita kampanye pemilihan presiden tahun 2014.Penelitian ini deskriptif kualitatif. Data diambil dari kolom opini surat kabar “The Jakarta Post edisi bulan April s/d Juli 2014. Data yang mengandung hedges dianalisis dengan memberi kode, diidentifikasi, dikelompokkan, dianalisis, dijelaskan dan disimpulkan. Modal auxiliary verb paling banyak digunakan oleh penulis (40.67%) Hal tersebut menunjukkan bahwa penulis bisa menghindari pernyataan yang absolut. Fungsi hedges yang paling banyak digunakan adalah Accuracy oriented hedges (78.72%). hal tersebut menunjukkan bahwa penulis dapat menyatakan klaim yang tidak pasti secara tepat dengan hati-hati dan mengindikasikan bahwa kepercayaan penulis terhadap kebenaran masalah. Kata kunci: opini, hedges, pilpres
PENDAHULUAN
meyakinkan,
Manusia menggunakan bahasa dengan
menduga dan menyatakan alasan.
tujuan untuk mengutarakan perasaan dan
Pemanfaatan potensi bahasa sebagai alat
pikirannya.Bahasa merupakan salah satu
komunikasi
media untuk mengekspresikan isi hati
pendidikan, pemerintah, media massa baik
seseorang
ada
elektronik maupun cetak dan hampir
Bahasa merupakan sarana
semua ranah kehidupan membutuhkan
disekitarnya.
kepada
orang
yang
mengajak,
dapat
dilihat
sebagai
melarang,
dari
dunia
utama yang digunakan manusia untuk
bahasa
sarana
mengungkapkan dan memahami pikiran
menyampaikan informasi. Oleh karena itu
dan perasaan sehingga komunikasi dapat
bahasa mempunyai peran dan fungsi yang
berjalan dengan baik ( Sarwiji Suwandi,
strategis
2008:97). Melalui bahasa, kita dapat
hari.Harimurti
memahami maksud dan tujuan antara satu
menyatakan bahwa bahasa adalah system
dengan yang lainnya dan juga manusia
lambang
mampu menyampaikan perasaan terhadap
digunakan oleh para anggota masyarakat
mitra tuturnya seperti memerintah,
untuk
dalam
bunyi
untuk
kehidupan
Kridalaksana
yang
bekerjasama,
sehari(2001:21)
arbitrer,
berinteraksi
yang
dan
mengidentifakasi diri. 11
bahasa
opini surat kabar “The Jakarta Post” edisi
dan
bulan April sampai dengan Juli 2014 yang
untuk
memberikan komentar tentang pemilihan
merealisasikan dan mewujudkan adanya
presiden, dimana banyak sekali komentar-
wacana, bahasa berfungsi tekstual.Dalam
komentar dari berbagai kalangan untuk
hal ini, para partisipan (penutur dan mitra-
menyampaikan pendapat mereka masing-
tutur,
masing.
Pada
peristiwa
berfungsi
komunikasi, ideasional
interpersonal.Sedangkan
pembicara
dan
mitra-bicara)
berkomunikasi dan berinteraksi sosial melalui bahasa dalam wujud konkret berupa
wacana
(Sumarlam, wacana
(lisan
atau
tulis)
2003:4).Dengan
untuk
melakukan
adanya
berkomunikasi
interaksi
sosial,
dan dapat
ditegaskan bahwa fungsi tekstual pada hakikatnya
merupakan
sarana
bagi
terlaksananya kedua fungsi lainnya, yaitu fungsi ideasional dan fungsi interpersonal.
Pemilihan Umum Presiden dan Wakil Presiden Indonesia diselenggarakan pada tahun
2014.
Ini
menjadi
pemilihan
presiden langsung ketiga di Indonesia, dan bagi presiden yang terpilih mempunyai jabatan tersebut pada jangka waktu sampai lima tahun. Kewajiban Presiden Susilo Bambang
Yudhoyono
secara
konstitusional dilarang ikut untuk ketiga kalinya dalam pemilu.Tentunya komentar-
Komunikasi adalah proses pertukaran
komentar
informasi.
tersebut sangat menarik untuk diteliti dan
Pembicara
biasanya
menggunakan kata-kata atau frase untuk membatasi pernyataan mereka dan untuk menunjukkan ketidakpastian di dalam tuturan mereka.Penggunaan kata atau frase tersebut
dikenal
sebagai
hedging
(pembatasan).
tentang
pemilihan
presiden
dianalisa. Hedging dapat dipahami sebagai ekspresi tentatif dan kemungkinan dalam kalimat. Hedging
bisa
menjadi
lebih
membuat halus,
kalimat tanpa
kita harus
kehilangan kekuatan esensi gagasan yang
Penelitian ini adalah penelitian tentang
akan kita sampaikan. Dengan hedging,
hedge;
untuk
kalimat
dalam
kemungkinan kebenaran lain, tanpa kita
perbagai bentuk kebahasaan. Hedges di
harus kehilangan kepercayaan diri atas
dalam kolom opini merupakan sebuah
kebenaran yang kita percayai. Dengan
fenomena yang menarik untuk dikaji
hedging, kita tidak mengklaim gagasan
sebagai sebuah kasus penelitian. Penelitian
atau kesimpulan kita sebagai hal yang
ini dilakukan dengan mengambil kolom
benar
yaitu
berlindung
ungkapan
yang
samar
diwujudkan
kita
tetap
sehingga
terbuka
kita
tetap
terhadap
mampu 12
menghadapai argument sanggahan dengan
Contoh: may, might, can, could, would,
elegan.
should
Coates (2004) berpendapat bahwa hedges as linguistic forms which express the speaker’s certainty or uncertainty about the proposition under discussion (Hedges adalah
bentuk
mengungkapkan
linguistik
yang
kepastian
atau
ketidakpastian tentang proposisi
yang
sedang dibahas.
b. Modal lexical verbs (speech act verbs yang digunakan karena meragukan dan mengevaluasi
bukan
hanya
menggambarkan
tingkat
kekuatan
lokasi) : to seem, to appear, to assume, to suggest, to estimate, to tend, to think, to argue, propose, so speculate. c. Approximators of degree quantity and time
Kedua konsep hedges tersebut memberi
Contoh:
pemahaman bahwa hedges adalah bentuk
about, often, occasionally, generally,
linguistik yang memodifikasi ucapan atau
usually, somewhat, somehow, a lot of
pernyataan untuk mengurangi resiko dari
approximately,
roughly,
d. Adjectival, adverbial and nominal
apa yang dikatakan bergantung pada
modal phrases.
konteks komunikatif.
Contoh: possible, probable, unlikely (probability adjectives), assumption,
Jenis-jenis Hedges
claim, possibility, estimate, suggestion Berbagai kategori yang digunakan untuk
(noun): perhaps, possibly, probably,
mengekspresikan hedges seperti
practically,
yang
diusulkan oleh beberapa sarjana. Namun, dalam penelitian ini, penulis mengacu
presumably,
virtually,
apparently, likely (adverbs) e. Introductory phrases
pada Salager-Meyer.Ia menyusun 7 (tujuh)
Contoh: I believe, to our knowledge. It
ekspresi yang menerangkan penggunaan
is our view that: we feel that, which
hedges pada bahasa Inggris yang disebut
express the author’s the author’s
dengan strategic stereotypes (1997:109-
personal doubt and direct involvement. f. “If” clauses
110) yaitu: a. Modal auxiliaryverb/kata kerja bantu (modalitas yang paling mudah dan banyak
mengungkapkan
pada
penulisan akademik bahasa Inggris).
Contoh: if true, if anything g. Compound hedges Contoh:it would appear, it seems reasonable, it may suggest that, it seems reasonable to assume that
13
deference and cooperation in gaining
Fungsi hedges Menurut Hyland (1995) ada tiga fungsi hedges yaitu: berfungsi terhadap proposisi (towards proposition) penulis (writer) dan pembaca (reader). a. Hedges
mengekspresikan
untuk
proposisi
lebih
presisi (to express proposition with greater precision) yang berarti dengan hedges penulis dapat
menyatakan
klaim yang tidak pasti secara tepat dengan hati-hati. b. Hedges digunakan untuk membantu penulis menghindari tanggungjawab personal terhadap pernyataan agar supaya melindungi reputasinya dan hal-hal
yang
mungkin
timbul dari komitmen.(to help writers avoid
Alasan penggunaan Hedges Salager-Meyer ( 1997 : 106 – 108 ) menyatakan empat alasan penggunaan
digunakan
membatasi
reader ratification of claims)
personil
responsibility
for
statement in order to protect their reputations and limit the damage
hedges, yaitu: a. Mengurangi
risiko
oposisi
untuk
meminimalkan ancaman wajah (to reduce the risk of opposition and to minimize the threat-to-face). b. Pelaporan hasil laporan agar lebih tepat (to be more precise in reporting results). c. Menyajikan strategi kesantunan positif dan negatif (to serve as positive and negative politeness strategies). d. Hedges membantu
penulis
agar
menulis sesuai dengan gaya penulisan yang ditetapkan (to help to conform to an established writing style).
which may result from categorical METODE PENELITIAN
commitments). c. Hedges memberi kontribusi untuk mengembangkan
hubungan
Desain Penilitian
antara
penulis dengan pembaca, menangani
Disain
kebutuhan untuk menghormati dan
Lingusitik Sistemik Fungsional (LSF).
kerjasama
Dimana
dalam
memperoleh
penelitian
ini
kerangka
menggunakan
teori
pengesahan pembaca terhadap klaim.
memfasilitasi
(hedges
the
sistematis mencermati bahasa yang selalu
development of the writer – reader
digunakan di mana peristiwa- peristiwa
relationship, addressing the need for
sosial
is
contributed
to
dan
peneliti
politik
untuk
tersebut
terjadi,
secara
termasuk
14
kegiatan kampanye pemilihan presiden 2014.
2. Menganalisis
Makna
Teks
dan
Ideologi Untuk menganalisis makna teks dan
Sumber Data
ideologi, peneliti mengkombinasikan
Sumber data dari penelitian ini adalah
prosedur yang dilakukan oleh Martin
Surat Kabar berbahasa Inggris “The
dan Rose dan Fairclough sebagaimana
Jakarta Post” yang terbit selama masa
yang
kampanye pemilihan presiden 2014, dari
Lagonikos (2005).
telah
dikembangkan
oleh
tanggal 5 Mei sampai dengan 5 Juli 2014. HASIL DAN PEMBAHASAN
Tahapan Analisis Data
Hasil penggunaan hedges pada tabel Teks “opini” yang telah didapatkan untuk
tersebut di bawah ini menunjukkan bahwa
kepentingan
dianalisis
jenis-jenis hedges yang terdapat pada
dengan menggunakan beberapa tahapan,
kolom opini surat kabar “The Jakarta
sebagai berikut:
Post” sebanyak 809. Modal auxiliary
1. Teks
penelitian
diurai
diperoleh
per
ini
klausa
sejumlah
dipergunakan
oleh
sehingga
klausa
yang
penulis
untuk
menyusun teks yang ditulisnya. Tahap ini dilakukan untuk memperoleh data yang
verbs merupakan jenis hedges yang paling sering digunakan yaitu sebanyak 329 (40.67%) sedangkan yang paling jarang digunakan adalah introductory phrases yaitu ada 14 (1.73%).
digunakan untuk menganalisis
fitur-fitur leksiko grammatika. Tabel 1: Hasil penelitian penggunaan hedges No 1
Jenis Hedges
Frekuensi
Persentase
Would, should, could, might, may, can, will
329
40. 67%
Modal
To seem, to appear, to think, to believe, to assume, to suggest, to
51
6.30%
Lexical
estimate, to tend, to indicate, to show, to argue, to consider, to
Verbs
hope, to predict
Adjectival,
Possible, un/likely, claim, perhaps, probably, extremely
20
2.47%
Modal
Hedges
auxiliary verbs 2
3
adverbial and nominal
15
modal phrase 4
Approximate
After, about, often, usually, somehow, a lot of, always, many,
s of degree,
more, most, only, some, only, all, much, highest, recently,
quantity,
frequently, almost, just, now, at least, better, adequate, few,
frequency
greater, enough
303
37.45%
According to, I believe
14
1.73%
and time 5
Introductory phrases
6
If clause
If
38
4.70%
7
Others
Based on, focus on, from
54
6.68%
809
Dalam
mengidentifikasi
%
yang
Penggunaan would pada kalimat tersebut
mengandung hedges pada teks opini surat
tidak mengurangi komitmen penulis tetapi
kabar “The Jakarta Post” yang berjumlah
memperhalus pernyataan tersebut dan
36, penulis memberi nomor urut I-XXXVI.
menghindari penekanan pembaca atau
Pada awal kalimat, kalimat diberi nomor
klaim.
seperti contoh berikut
data
100
ini: (II/68) yang
berarti data tersebut dari teks II kalimat ke
2. (XXII/678) Nevertheless, despite the presence
68. Penulis memberi tanda pada jenis
hedges
yang
Court,
Corruption
Commission
sering
and
(KPK),
Eradication the
Judicial
Commission and the General Elections
digunakan.
Commission (KPU), it seems the
Modal Auxiliary Verbs
country is still in disarray.
1. (II/68) If he is elected president, he would
institutions
commissions like the Constitutional
hedges tersebut dengan huruf tebal. Jenis-jenis
of
do
the
same,
reforming
bureaucracy more vigorously at the national level, not only to support the investment climate, but to combat corruption.
Penggunaan kata seem dalam kalimat tersebut menunjukkan bahwa pembaca mengklaim. Penulis beranggapan bahwa Negara belum tertata rapi walaupun sudah ada
Mahkamah
Konstitusi,
Komisi
Yudisial, KPU dan KPK. 16
Modal Lexical Verbs
Pembaca menggunakan kata many dalam
3. (XXIII/734) A smear campaign may appear to be an effective shortcut, but politics has its own logic: As you plant, so shall you reap Pembaca menggunakan kata may appear karena
beranggapan
bahwa
mungkin
munculnya kampanye hitam merupakan jalan pintas yang efektif
holders
partai dan hukum yang tidak tepat.Penulis tidak menyebutkan jumlah yang tepat yang harus mendapat persetujuan DPR. Approximates
of
degree,
quantity,
frequency and time : 7. Both Jokowi and Prabowo were equally recognizable, the pollster said,
4. (XXXVI/1145) They think they are the supreme
kalimat tersebut menunjukkan jumlah
of
the
nation’s
sovereignty and the rest should behave as their — often unpaid — servants Pembaca menggunakan kata they think karena penulis tidak ingin menganggap bahwa mereka adalah pemegang tertinggi
with
more
than
90
percent
of
respondents saying they knew or had heard of both contenders. Pembaca
menggunakan
kata
more,
menunjukkan bahwa penulis cenderung memberikan jumlah responden yang tidak tepat.
kedaulatan bangsa.
Introductory phrases :
Adjectival, adverbial and nominal modal
8. (II/73) Prabowo Subianto, during his
phrase :
campaigns
5. (XXII/685) Probably, we feel that the country’s political parties are no more than vehicles to power and tools of occasional narcissism
pada kalimat tersebut, karena penulis kurang percaya diri dalam pernyataannya, partai-partai
upon
the
importance of national companies to play a greater role; the Gerindra Party, he said would put vigorous focus on the development sector, which according to him is neglected.
Pembaca menggunakan hedges probably
apakah
touched
politik
sebagai
Pembaca menggunakan kata according untuk mengekspresikan keraguan pribadi penulis dalam keterlibatan langsung
kendaraan untuk kekuasaan.
If clause :
6. Many laws and policies need to be
9. (II/68) If he is elected president, he
made with the House’s approval.
would
do
the
same,
reforming 17
bureaucracy more vigorously at the
Menurut Hyland (1995) ada tiga fungsi
national level, not only to support the
hedges yaitu berfungsi terhadap prosisi
investment climate, but to combat
(towards proposition) penulis (writer) dan
corruption.
pembaca (reader).
Pembaca
menggunakan
kalimat
yang
berisi kata if clause. Hedges menunjukkan perhatian untuk pernyataan alternative. Penulis memberikan ruang bagi pembaca untuk
berpendapat
bahwa
Contoh kalimat yang mengandung fungsi hedges sbb: 1. Accuracy-oriented hedges Many consider George W. Bush a poor
apabila
choice
kontestan terpilih menjadi presiden maka
to
lead
America,
after
launching two messy and unnecessary
ia akan melakukan hal yang sama.
wars during his time, but at least in the
Others :
United States, democracy has its own
10. Voters
will
evening,
know
based
on
on
self-correcting mechanism..
Wednesday
quick
counts,
Pembaca mengunakan kata many yang
whether their ticket of choice will lead
berfungsi menunjukkan generalisasi.Hal
the country
tersebut mengindikasikan jumlah yang
Pembaca menggunakan kata based on menunjukkan
bahwa
memberikan
penulis
klaim
tidak yang
absolute/pernyataan proposisi. 11. (III/95) On the other hand several media
outlets
showed
flexibility,
lebih besar dalam menyampaikan arti yang proposisi dapat dianggap benar.Untuk melindungi klaim, penulis menggunakan kuantitas approximator banyak. 2. Reader-oriented hedges. If he is elected president, he would do
in
the same, reforming bureaucracy more
accepting commercials from all parties and
also
reporting
on
all
vigorously at the national level, not
parties’
only to support the investment climate,
campaigns Pembaca
but to combat corruption. menggunakan
kata
from
pembaca ingin menunjukkan pernyataan dengan menjelaskan darimana pernyataan tersebut. Fungsi hedges :
Pada kalimat tersebut di atas menggunakan if
menunjukkan
memberikan
bahwa
ketidakjelasan
pembaca dalam
pernyataan. Penulis hanya memberikan ide yang belum terjadi. 18
3. Writer-orientd hedges 4. Jokowi’s manifesto
yang absolute/mutlak atau klaim. Pembaca indicates his
jarang menggunakan introductory phrases
reliance on the Foreign Ministry in
yang mengekspresikan keraguan pribadi
foreign policy-making by having it
penulis dan keterlibatan langsung.
restructured, emphasizing “internal
Sedangkan fungsi hedges yang paling
capacity building with regards to, inter
banyak
alia, economic diplomacy and public
oriented hedges (78.72%). Hal tersebut
diplomacy
menunjukkan
to
include
public
digunakan
adalah
bahwa
Accuracy
penulis
dapat
participation in the decision-making
menyatakan klaim yang tidak pasti secara
process.”
tepat
Pada
kalimat
tersebut
pembaca
menggunakan kata indicates memiliki kata kerja
epistemik
menghakimi
yang
dan
dengan
mengindikasikan
hati-hati
bahwa
dan
kepercayaan
penulis terhadap kebenaran masalah. Alasan para pembaca dalam menulis opini
spekulatif (menunjukkan) Hal tersebut
mereka
dengan
menggunakan
hedges
merupakan sarana utama untuk menahan
untuk memenuhi gaya penulisan dan
komitmen pribadi. Pembaca menghindari
menunjukkan kesopanan pendapat mereka.
tanggung jawab pribadi untuk kebenaran DAFTAR PUSTAKA
proposisional
Coates, 2004.Women, men and language (3nd addition) London, Longman
KESIMPULAN Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa pembaca
menggunakan
semua
jenis
Cohen, L.L. Manion and K. Morrison, 2007.Research
Methods
in
hedges. Dari analisa dapat dilihat bahwa
Education, Oxon: Routledge
modal auxiliary verbs merupakan jenis
Harimurti Kridalaksana, 2001: 21. Kamus
hedges yang banyak digunakan yaitu
Linguistik. Jakarta. PT. Gramadia
40.67% sedangkan yang paling jarang
Pustaka Utama
digunakan adalah introductory phrases
Hyland, K, 1995. The authors in the text:
1.73%. Pembaca menggunakan modal
Hedging
auxiliary
Hongkong Papers
ketidakyakinan
verbs
menunjukkan /keraguan untuk
mencerminkan
pernyataan
yang
sopan.Peneliti
menganggap
bahwa
Scientifi
Writing,
in Linguistics
and Language Teaching vol.18, p 33-42
pembaca dapat menghindari pernyataan
19
Hyland, K, 1996. Hedging in Scientific Research
Article.
Philadelphia:
John Benyamin Publishing Salager-Meyer, 1997, “I think that you should: A Study of Hedges in Written Scientific Discourse” In
Sarwiji
Suwandi, Tindakan Penulisan
Sumarlam,
Karya
2003.Teori
to
Pustaka
Classroom
(PTK)
dan
Ilmiah:
Surakarta
Analisis
Text
Kelas
Penelitian
Penilaian sertifikasi guru rayon 13,
Tom Miller. Functional Approach Written
2008:97,
Wacana,
dan
Praktik Surakarta, Cakra.
Application, 105-118. Washington: ELP US Information Agency
20
ANALISIS KEKUATAN PERKERASAN JALAN BATAS SKA BARAT – BATAS KOTA BOYOLALI Risman1) ,Warsiti2) Staf Pengajar Jurusan Teknik Sipil Politeknik Negeri Semarang Jln , Prof. H. Soedarto, S. H. Semarang 50275 telepon 081325768904 Email :
[email protected]
Abstrak Salah satu prasarana transportasi darat adalah jalan raya. Penataan hubungan jalan yang satu dengan yang lain dari suatu wilayah (jaringan jalan )mempunyai peranan dalam melancarkan angkutan barang maupun manusia dari suatu daerah ke daerah yang lain. Suatu wilayah yang mempunyai konstruksi jalan yang baik maka transportasi juga akan berjalan baik, dampaknya pengendara merasa nyaman, kecelakaan berkurang, lalu lintas berjalan lancar, perekonomian meningkat. Kondisi perkerasan jalan akan dipengaruhi oleh jumlah dan jenis kendaraan yang lewat, kualitas bahan material, perawatan, kualitas drainase dsb. Dalam studi ini akan dibahas tentang perkerasan exsisting, masih memenuhi syarat ketebalan perkerasan untuk menahan beban LHR (Lalu Lintas Harian Rata-rata) yang ada. Metode yang digunakan dengan membandingkan ̅̅̅̅̅ 𝐼𝑇𝑃 exsisting dengan ̅̅̅̅̅ 𝐼𝑇𝑃 berdasarkan data lalu lintas yang ada. Dari hasil analisis dapat disimpulkan bahwa pada ̅̅̅̅̅ exsisting ) Jl. Batas SKA Barat – Batas Kota Boyolali diperoleh 12,715 dan ̅̅̅̅̅ IndekTebalPerkerasan(𝐼𝑇𝑃 𝐼𝑇𝑃 berdasarkan data lalu lintas yang ada sebesar 12,45 Kesimpulan teketebalan perkerasan jalan raya Jl. Batas SKA Barat – Batas Kota Boyolali tahun 2015 masih memenuhi syarat ketebalan untuk menahan beban lalu lintas yang ada, sehingga belum perlu dilakukan Overlay atau penambahan tebal perkerasan. Kata Kunci :LHR,CBR,FR,Struktur Perkerasan Jalan
PENDAHULUAN
dan Macadam (Tumpang tindih). Baru
Secara umum transportasi bertujuan untuk
mulai
melakukan
teknologi konstruksi perkerasan dengan
rangka
mobilitas
memenuhi
kegiatan hajat
dalam
hidup.Moda
tahun
menggunakan
1920
aspal
sekarang
sebagai
bahan
kemajuan
cukup
transportasi yang ada adalah transportasi
pengikat
darat, laut, sungai, danau dan udara.Jalan
pesat, bahkan sekarang ini baru digalakkan
Raya dan jalan rel merupakan transportasi
dengan bahan pengikat semen (perkerasan
darat.Jalan Raya dulunya dirintis hanya
rigid).
berupa untuk pergerakan manusia untuk mencari nafkah dengan jalan kaki. Makin lama perkembangan jalan berkembang dengan
pesat,
semenjak
manusia
mengenal kendaraan beroda sebagai alat transportasi. Dengan mengenal Kendaraan beroda maka jalan raya harus dibuat rata dan konstruksinya kuat. Perkerasan jalan pada zaman dulu yang terkenal adalah sistem Telford
(Sistem Desakdesakan)
mengalami
sampai
Dengan demikian jalan merupakan salah satu prasarana transportasi yang sangat penting
karena
akan
menunjang
perkembangan dalam bidang ekonomi, politik, sosial budaya dan pertahanan keamanan. Jaringan jalan baik
sangat
diperlukan dalam rangka pengembangan wilayah sebagai usaha untuk mencapai tingkat perkembangan antar daerah dalam 21
satu kota atau Negara. Jaringan jalan
a. permukaan
yang
rata,
tidak
menghubungkan antara daerah produsen
bergelombang, tidak melendut dan
ke daerah konsumen, dan mempunyai
tidak berlubang
peranan dalam melancarkan angkutan
b. permukaan cukup kaku, sehingga
barang maupun manusia dari suatu daerah
tidak mudah berubah bentuk akibat
ke daerah yang lain. Transportasi dapat
beban yang bekerja di atasnya
menunjang perekonomian pada daerah
c. permukaan
cukup
kesat,
sekitar yang dilewati jalan tersebut. Jika
memberikan gesekan yang baik
prasarana transpotasi dalam kondisi baik ,
antara ban dan permukaan jalan
maka transportasi juga akan berjalan baik,
sehingga tidak mudah selip.
apalagi kondisi jalan stabil, rata maka
d. permukaan tidak mengkilap, tidak
pengendara merasa nyaman, kecelakaan
silau jika kena sinar matahari
berkurang, lalu lintas berjalan lancar,
B. Syarat kekuatan struktural, konstruksi
perekonomian meningkat. Dengan melihat
perkerasan jalan dipandang dari segi
fungsinya sangat penting maka kondisi
kemampuan
memikul
jalan,
menyebarkan
beban,
konstruksi
perkerasan
jalan,
dan haruslah
geometri jalan diharapkan dalam kondisi
memenuhi
syarat-syarat
yang baik dan memenuhi standar dari
berikut:
PU.Guna dapat memberikan rasa aman
a. ketebalan yang cukup sehingga
dan nyaman kepada si pemakai jalan salah
mampu
satu faktor yang mempengaruhi adalah
muatan lalu lintas ke tanah dasar
kondisi konstruksi perkerasan. Konstruksi
b. kedap terhadap air, sehingga air
perkerasan harus memenuhi syarat-syarat
tidak mudah meresap kelapisan
tertentu
dibawahnya
yangdapat
dikelompokkan
menjadi 2 kelompok (Sukirman, Silvia, 1992) yaitu:
beban
/
c. permukaan mudah mengalirkan air, sehingga air hujan yang jatuh di
A. Syarat-syarat berlalu lintas, konstruksi perkerasan
menyebarkan
sebagai
lentur
dipandang
dari
keamanan dan kenyamanan berlalu lintas haruslah memenuhi syarat-syarat sebagai berikut:
atasnya dapat cepat dialirkan d. kekakuan untuk memikul beban yang bekerja tanpa menimbulkan deformasi yang berarti. Agar persyaratan-persyaratan tersebut diatas dapat terpenuhi ,maka dalam perencanaan
dan
pelaksanaan 22
konstruksi
perkerasan
lentur
jalan
haruslah mencakup:
perkerasan,
dengan
memperhatikan data-data seperti daya dukung tanah dasar, sehingga bisa
ditentukan tebal masing-
masing
lapisan
berdasarkan
beberapa metoda yang ada. b. Analisa campuran bahan, dengan memperhatikan mutu dan jumlah bahan
setempat
direncanakanlah campuran
kendaraan ringan maupun berat.
Permasalaan
a. Perencanaan tebal masing-masing lapisan
mulai
yang
tersedia,
suatu
susunan
tertentu
sehingga
terpenuhi spesifikasi
dan jenis
lapisan yang dipilih. c. Pengawasan
pelaksanaan
pekerjaan.
dengan
untuk
kasus
banyaknya
ini
adalah
kendaraan
yang
melewati (lalu lintas ) jalan ini apakah perkerasan yang ada pada tahun depan (satu
tahun kedepan
th
2015 perlu
penambahan perkerasan atau overlay . Sering dijumpai perkerasan jalan yang mengalami gelombang atau retak-retak pada hal baru saja dilakukan perbaikan jalan dengan cara penambahan perkerasan atau overlay. Tebal tipisnya perkerasan overlay atau perbaikan perkerasan ini tergantung dari data lalu lintas serta umur rencana dan material atau bahan yang dipergunakan. Jadi faktor-faktor
yang
mempengaruhi dalam penentuan ketebalan perkerasan jalan adalah data lalu lintas (komposisi lalau lintas) serta pertumbuhan
Perencanaan tebal perkerasan yang baik
lalu lintas, kondisi tanah dasar (sub grade),
dan susunan campuran yang memenuhi
kondisi lingkungan jalan,geometrik jalan,
syarat
material atau bahan serta umur rencana
belum
tentu
dapat
menjamin
perkerasan yang dihasilkan memenuhi apa
jalan.
yang didinginkan. Disamping itu tak dapat
mempengaruh kepada jumlah lalu lintas
dilupakan sistim pemeliharaan terencana
yang melewati jalan dan selanjutnya akan
dan
pelayanan,
mempengaruhi kekuatan perkerasan jalan
termasuk didalamnya sistim drainase jalan
yang ada. Dengan kata lain salah satu
tersebut.
kekuatan
PERMASALAHAN
dipengaruhi oleh jumlah dan komposisi
Jalan Batas SKA Barat – Batas Kota
lalu lintas yang melewati jalan tersebut.
Boyolali merupakan jalan penghubung
Makin banyak jumlah lalu lintas dan
dari kota Surakarta ke Boyolali dan
makin banyak jumlah kendaraan berat
kondisi lalu-lintas nya yang cukup padat
yang melewati jalan semakin cepat jalan
tepat
selama
umur
Pertumbahan
perkerasan
lalu
jalan
yang
lintas
ada
mengalami kerusakan. 23
Lapis perkerasan jalan drencanakan atau dibuat dengan jangka pelayanan tertentu, namun dengan angka pertumbuhan lalu lintas yang tidak dapat diprediksi dapat menyebabkan
berkurangnya
masa
pelayanan jika pertumbuhan lalu-lintas
c. Lapis
Pondasi Bawah (Sub base
coarse) (Sirtu CBR 45) tebal 45 cm TUJUAN Analisis perkerasan jalan ini secara umum bertujuan untuk mengetahui:
prediksi
a. Tebal perkerasan jalan yang diperlukan
perencanaan.Perkerasan jalan yang telah
agar bisa menahan beban lalu-lintas
ada memiliki kemungkinan sudah tidak
yang melewati jalan tersebut.
yang
terjadi
melebihi
dapat melayani volume kendaraan yang
b. Menganalisis tebal perkerasan kondisi
melintas pada saat ini. Dengan semakin
existing, apakah pada tahun 2015
meningkatnya lalu lintas yang melewati
masih dapat melayani kondisi lalu lintas
mendorong
yang sekarang ini (yang ada) atau
peneliti
untuk
melakukan
analisis terhadap kekuatan jalan tersebut,
perkerasan
analisa ini berkaitan dengan kelayakan dari
overlay /lapis tambahan atau \ belum
jalan tersebut dalam melayani pengguna
perlu.
lalu lintas di atasnya agar nyaman , aman dalam
berkendaraan.Berdasarkan
penjelasan di atas, mendorong penulis untuk mengetahui apakah tahun 2015 perkerasan perlu overlay atau tidak. Untuk itu diperlukan adanya perhitungan kembali perencanaan perkerasan tambahan atau overlay pada jalan.
sudah
perlu
dilakukan
METODE DAN PROSES ANALISIS 1. Metode Dalam penelitian ini diawali dengan kegiatan studi literatur, dalam studi ini menentukan kota mana dan jenis jalan apa yang perlu dilakukan penelitian. Dilanjutkan dengan pencarian data jalan meliputi susunan perkerasan,
Pada analisis ini hanya menganalisis
geometrik dan keadaan fisik jalan,
perkerasan jalan ruas “Jalan Batas SKA
CBR tanah dasar, curah hujan.Langkah
Barat – Batas Kota Boyolali”. Adapun
berikutnya adalah melakukan survey
susunan perkerasan dari jalan tersebut
lalu-lintas.Data
secara garis besar terdiri dari :
dilanjutkan ke Analisis perkerasan
jalan
lengkap
jalan berdasarkan data lalu-lintas yang a. Lapis
permukaan
surface
coarse
Laston MS 454 tebal 12 cm
ada,
yaitu
membandingkan
̅̅̅̅̅berdasarkan data lalu lintas dengan 𝐼𝑇𝑃
b. Lapis Pondasi Atas (Base coarse) (Batu Pecah CBR 80) tebal 25 cm 24
̅̅̅̅̅exsisting, 𝐼𝑇𝑃
dilanjutkan
ke
e. Menghitung Lintas Ekivalen Akhir (LEA)
kesimpulan.
dengan
rumus
n
LEA LHR j (1 i )UR x C j x E j
2. Proses Analisis Prosedur
(Perencanaan Tebal Perkerasan Lentur Jalan Raya Dengan Metode Analisa Komponen
1987)
adalah
j 1
̅̅̅̅̅ 𝐼𝑇𝑃
perhitungan
sebagai
berikut:
f. Menghitung Tengah LET
Lintas
(LET)
rata awal umur rencana atau th
dengan
rumus
LEP LEA 2
g. Menghitung
a. Menghitung Lalu lintas harian rata-
Ekivalen
Rencana
Lintas
Ekivalen
(LER)
dengan
LER LET x UR / 10
2014 dan Lalu lintas harian ratarata akhir umur rencana atau
th
2015, data yang diperlukan data lalu lintas jalan selama 24 jam dan
KoefisienDistribusiKendaraan(C), data yang diperlukan jumlah lajur c. Menghitung AngkaEkivalen(E)BebanSumbuKe ndaraan, data
yang diperlukan Beban
dari
Sumbu
masing-masing
jenis kendaraan. d. Menghitung
LEP LHR j x C j x E j j 1
FR
(Daya (Faktor
Regional), Bahan atau material
̅̅̅̅̅ nomogram yang ada diperoleh𝐼𝑇𝑃 i. Membandingan
besarnya
̅̅̅̅̅ 𝐼𝑇𝑃
̅̅̅̅̅ berdasarkan exsisting dengan 𝐼𝑇𝑃 data lalu lintas yang ada, dengan demikian kita dapat mengambil kesimpulan
kondisi
tebal
perkerasan jalan yang ada. HASIL DAN PEMBAHASAN
Lintas
Ekivalen
Permulaan (LEP) dengan rumus n
Tanah),
DDT
base), LER dengan menggunakan
b. Menentukan
Kendaraan
Dukung
data
perkerasan (surface, base dan sub
pertumbuhan lalu lintas.
Distribusi
h. Berdasarkan
1. Hasil Analisis Dalam penelitian ini data susunan lapis perkerasan , data lalu lintas pertumbuhan lalu lintas dari
dan ketiga
jalan arteri sebagai berikut:
25
Tabel 1. Data Susunan Perkerasan Jalan Keterangan Fungsi Jalan Surface course Base Sub Base CBR / DDT Kelandaian rata-rata Curah hujan IP0 IPt FR
Jl. Batas SKA Barat- Batas Kota Boyolali Kolektor 2 jalur 4 lajur 2 arah Laston MS 454 tebal 12 cm Batu pecah CBR 80 tebal 25 cm Sirtu CBR 60 tebal 45 cm 7,6/5,4 2,75 % 1075 mm/th ≥4 2,0 2,0
Data LHR kendr/hr/2arah dan i (pertumbuhan lalu lintas) yang diperoleh adalah sebagai berikut: Tabel 2. Data Lalu Lintas dan Pertumbuhan Lalu Lintas Jalan Jenis Kendaraan
Jl. Batas SKA Barat- Batas 2012
Sedan,jip, 2 ton
Kota Boyolali
1129
5970
2014 6226
183
1355
1442
6.4207
535
2866
2991
4.3600
174
365
369
1.0959
170
1073
1130
5.3122
348
1505
1555
3.3223
548
2936
3064
4.3600
153
820
856
4.3600
115
676
709
4.8817
71
440
463
5.2273
Kend.serbaguna penumpang 2 ton Kend.serbaguna barang2 ton bus kecil 6 ton bus besar 9 ton truk ringan 2 sumbu 8,3 ton truk sedang 2 sumbu 18,2 ton truk 3 sumbu 25 ton Trailler 42 ton Semi trailer 26,2
2013
i (%) Pertumbuhan lalin 4.2881
4,362
i rata-rata
Disamping data tersebut di atas masih
exsisting
diperlukan data ketebalan dari masing-
susunan
masing
dilihat pada tabel 3.
perkerasan
jalan
(kondisi
jalan).Data
tebal
atau
perkerasan dari jalan dapat
Tabel 3. Data tebal susunan perkerasan Jalan Jenis Lapis
Material/ bahan
A (koefisien kekuatan relatif)
Tebal
Surface course
Laston MS 454
0.32
12 cm
Base course
Batu pecah CBR 80
0.13
25 cm
Sub base course
Sirtu CBR 60
0.125
45 cm
26
Hasil analisis LEA (Lintas Ekuivalen Akhir) dari jalan tersebut disajikan dalam tabel 4. Tabel 4. Perhitungan LEA Jalan Jenis Kendaraan Sedan,jip, 2 ton
LHR 2014
i %/th
LHR 2015
C
E
LEA
6226 1442 2991 369 1130 1555
4.2881 6.4207 4.3600 1.0959 5.3122 3.3223
6493 1535 3121 373 1190 1607
0.3 0.3 0.3 0.45 0.45 0.45
0.0005 0.0350 0.0350 0.0961 0.1592 0.3106
0.8785 16.1076 32.7635 16.1319 85.2734 224.5486
3064 856 709 463
4.3600 4.3600 4.8817 5.227
3198 893 744 487
0.45 0.45 0.45 0.45
2.5478 2.3285 10.1830 4.5840
3666.0579 936.0628 1533.9297 1005.0068
Kend.serbaguna penumpang 2 ton Kend.serbaguna barang2 ton bus kecil 6 ton bus besar 9 ton truk ringan 2 sumbu 8,3 ton truk sedang 2 sumbu 18,2 ton truk 3 sumbu 25 ton Trailler 42 ton Semi trailer 26,2 ton
Dan
untuk
perkerasan
menganalisis existing
struktur
apakah
masih
̅̅̅̅̅berdasarkan data lalu lintas yang 𝐼𝑇𝑃 ada
terjadi
perbedaan.
Dari
mampu menahan beban lalu lintas
̅̅̅̅̅ dapat perbandingan harga kedua 𝐼𝑇𝑃
yang ada maka LEA (Lintas Ekuevalen
disimpulkan :
Akhir / LEA di tahun yang dianalisis
Jika
̅̅̅̅̅existing 𝐼𝑇𝑃
̅̅̅̅̅ 𝐼𝑇𝑃
˃
sebagai LER).Jadi LEA pada analisi
berdasarkan data lalu lintas yang
ini sebagai LER yang ada.Analisis
ada maka belum perlu overlay,
selanjutnya adalah menghitung Indek Tebal
̅̅̅̅̅̅) (𝐼𝐼𝑇𝑃
Perkerasan
existing
̅̅̅̅̅) dengan Indek Tebal Perkerasan (𝐼𝑇𝑃 berdasarkan data lalu lintas yang ada . Dari analisis diperoleh hasil seperti ̅̅̅̅̅existing dengan pada tabel 5 ,𝐼𝑇𝑃
̅̅̅̅̅existing Jika 𝐼𝑇𝑃
˂
̅̅̅̅̅ 𝐼𝑇𝑃
berdasarkan data lalu lintas yang ada maka perlu overlay, Hasil analisis
̅̅̅̅̅ dari perhitungan𝐼𝑇𝑃
jalan tersebut dapat dilihat pada tabel 5 berikut.
̅̅̅̅̅ dan 𝐼𝑇𝑃 ̅̅̅̅̅ existing Tabel 5. Perhitungan 𝐼𝑇𝑃 No
Nama Jalan
DDT
LER
1
Jl. Batas SKA Barat- Batas Kota
5.4
7516.76
̅̅̅̅̅ existing = a1 d1 𝐼𝑇𝑃 +a2 d2 + a3 d3+ a4 d4 12.715
̅̅̅̅̅ berdasarkan data 𝐼𝑇𝑃 lalu lintas yang ada 12.45
Boyolali dan
̅̅̅̅̅existing = 12,715 cm , sedangkan 𝐼𝑇𝑃 ̅̅̅̅̅ 𝐼𝑇𝑃
̅̅̅̅̅existing dapat dikatakan besarnya 𝐼𝑇𝑃
berdasarkan data lalu-lintas yang ada =
Dari
analisis
perhitungan
̅̅̅̅̅ 𝐼𝑇𝑃
27
12,45. Dari hasil analiss dapat diambil kesimpulan: ̅̅̅̅̅existing ˃ 𝐼𝑇𝑃 ̅̅̅̅̅ berdasarkan data Jika 𝐼𝑇𝑃 lalu lintas yang ada maka belum perlu overlay, dengan kata lain berdasarkan data lalu-lintas yang lewat, sampai tahun 2015 perkerasan Jalan Batas SKA Barat- Batas Kota Boyolali belum perlu di overlay.
DAFTAR PUSTAKA Sukirman,
Silvia,
Lentur
1992,
Jalan
”Perkerasan Penerbit
Raya”,
Nova, Bandung ---------------,
1987,
Perencanaan
”Petunjuk
Tebal
Perkerasan
Lentur Jalan Raya Dengan Metode Analisa Komponen”, Departemen Pekerjaan Umum.
KESIMPULAN Berdasarkan hasil perhitungan pada tabel di atas dapat diambil kesimpulan sebagai berikut: Perhitungan (ITP) ̅ Jalan Batas SKA Barat- Batas Kota Boyolali tersebut diperoleh (ITP) ̅ existing = 12,715 cm ˃ (ITP) ̅ berdasarkan data lalu lintas yang ada = 12,45 maka sehingga sampai tahun 2015 belum perlu overlay,
---------------,
1989,
Perencanaan
”Tata Tebal
Cara
Perkerasan
Lentur Jalan Raya Dengan Metode Analisa
Komponen”
(Standar
Nasional Indonesia). ---------------, , ”Pelaksanaan Pekerjaan Jalan (Construction Engineer Of Roads) ”, Departemen Pekerjaan Umum.
28
PEMANFAATAN LRB DALAM MENGATASI GENANGAN AIR, BANJIR DAN KEKERINGAN DI KECAMATAN BANYUMANIK Basuki Setiyo Budi, Mawardi Staf pengajar jurusan Teknik SipilPoliteknik Negeri semarang Jalan Prof. H. Soedarto, S.H. Tembalang, Semarang 50275 Telp. (024) 7473417, Fax. (024) 7472396, E-mail :
[email protected] Abstrak Permukaanjalan-jalan di desa Tanjungsari Kelurahan Sumurboto Kecamatan Banyumanik Semarang, berupa paving dan aspal.Padajalan masuk desa dekat gapura utama masuk desa kondisi permukaan jalan elevasinya paling rendah dibandingkan dengan elevasi jalan-jalan yang lain, dan saluran pembuangan air yang ada dimensinya tidak mencukupi dengan debit yang ditampung, sehingga apabila terjadi hujan yang besar, air hujan akan menggenangi jalan tersebut karena sulit mengalir dan sulit meresap ke dalam tanah, sehingga berubah menjadi air limpasan (run off) yang diam di tempat atau banjir. Untuk mengatasi hal tersebut harus dibuatkan tempat peresapan air ke dalam tanah.Yang paling cocok disini, adalah dengan membuat lubang resapan air yang disebut Lubang resapan biopori (LRB). Biopori memiliki kelebihan antara lain biayanya lebih murah, pembuatannya mudah, bisa dibuat di lahan yang sempit dan dapat dimanfaatkan sebagai tempat pembuangan sampah organik yang lebih efektif menyerap air. Teknologi proses air resapan dengan menggunakan lubang resapan biopori diameter 13 cm dengan kedalaman 120 cm yang dilengkapi juga dengan penutup roster berlubang/jeruji besi dan alat bor tanah dengan panjang 120 cm sebanyak 43 LRB untuk setiap luasan 155m2 bidang kedap air. Kata Kunci :lubang resapan biopori (LRB)
PENDAHULUAN
limpasan (run off) yang menggenang di
Analisis Situasi
tempat atau banjir.
Permukaanjalan-jalan di desa Tanjungsari
Perumusan Masalah
Kelurahan
Berkurangnya areal resapan di permukaan
Sumurboto
Kecamatan
Banyumanik Semarang, berupa paving dan
tanahdesa
Tanjungsari
aspal.Padajalan masuk desa dekat gapura
Sumurboto
Kecamatan
utama masuk desa kondisi permukaan
Semarang
memperbesar
jalan
limpasan
permukaan
elevasinya
paling
rendah
Kelurahan Banyumanik jumlah yang
air tidak
dibandingkan dengan elevasi jalan-jalan
tertampung karena tidak ada saluran-
yang lain, dan saluran pembuangan air
saluran air, air akan meluap menggenang
yang ada dimensinya tidak mencukupi
dan
dengan debit yang ditampung, sehingga
mengangkut sedimen dan sampah yang
apabila terjadi hujan yang besar, air hujan
dapat mendangkalkan dan menyumbat
akan menggenangi jalan tersebut karena
saluran
sulit mengalir dan sulit meresap ke dalam
dapatmemperluas daerah yang terkena
tanah, sehingga
banjir.
berubah menjadi air
banjir.Luapan
air
yang
air
banjir
pada
dapat
gilirannya
29
Dampak akibat banjir cukup mengganggu
dengan
aktifitas warga setempat yang melewati
biopori tidak lebih dari Rp. 225.000,-.
jalan tersebut akan keluar atau masuk
pengadaan
peralatan
bor
b. Nilai tambah dari sisi IPTEKS
kanpung.
Biopori memiliki kelebihan antara lain
Banjir selalu saja berpasangan dengan
biayanya lebih murah, pembuatannya
kekeringan.Jika banjir terjadi pada musim
mudah, bisa dibuat di lahan yang
hujan, pada musim kemarau selalu saja
sempit dan dapat dimanfaatkan sebagai
mendatangkan kekeringan.Air hujan yang
tempat pembuangan sampah organik
tidak meresap ke dalam tanah terbuang
yang lebih efektif menyerap air karena
menjadi
tidak mengenal jenuh.
banjir,
kesempatan
untuk
menambah cadangan air tanah menjadi
c. Dampak ikutan
kemarau
Memperbaiki ekosistem tanah
tiba,simpanan air tanah terus berkurang
Meresapkan air, mencegah banjir.
oleh penguapan dan pemakain air yang
Menambah cadangan air tanah
terus bertambah. Penyedotan air tanah
Mengatasi kekeringan
yang tidak diimbangi dengan penambahan
Mempermudah
berkurang.Pada
saat
kembali melalui upaya peresapan air, lama kelamaan akan menyebabkan interusi air
sampah dan menjaga kebersihan
laut maupun penurunan atau amblegan tanah.
penanganan
Mengubah
sampah
menjadi
kompos
Mengurangi emisi gas rumah kaca dan metan
Tujuan Kegiatan Tujuan pengabdian kepada masyarakat ini
Mengatasi
masalah
akibat
genangan
adalah : a. Meresapkan air hujan ke dalam tanah. b. Memperkecil banjir dan kekeringan.
d. Nilai tambah bagi perguruan tinggi dan pemerintah Dosen dan mahasiswa sebagai civitas
Manfaat Kegiatan
akademika
Manfaat pengabdian kepada masyarakat
untuk
ini adalah :
Perguruan Tinggi yaitu darma ke-3
a. Potensi sosial dan ekonomi
pengabdian kepada masyarakat dalam
Masyarakat mencegah membuat
melaksanakan
kewajiban Tridarma
dapat
bentuk penerapan TTG pembuatan
banjir
dengan
lubang resapan berpori, yang secara
resapan
biopori
langsung bermanfaat bagi masyarakat
desa
tersebut
adanya lubang
mempunyai
30
umum.Demikian juga nilai tambah
organik
juga diperoleh pemerintah dikarenakan
timbulnya genangan air dan banjir, serta
program
menjauhkan
pencegahan
banjir
dapat
sehingga
dari
dapat
bencana
mencegah
erosi
dan
dibantu dari hasil pemikiran dan
longsor.Selain itu, sampah organik yang
penerapan
ditimbun di dalam lubang juga dapat
TTG
oleh
perguruan
tinggi.Sehingga sumbangan pemikiran
dijadikan
sebagai
kompos,
sekaligus
dan aplikasi langsung di lapangan
meningkatkan kesuburan tanah. Manfaat
dapat bermanfaat bagi masyarakat.
lain adalah dapat meningkatkan cadangan air tanah.
TINJAUAN PUSTAKA Pengertian Biopori
Memperbaiki ekosistem tanah
Biopori (biopore) merupakan ruangan atau
Biopori akan terus bertambah mengikuti
pori dalam tanah yang dibentuk oleh
perkembangan
makhluk hidup, seperti fauna tanah dan
peningkatan populasi dan aktivitas fauna
akar tanaman. Bentuk biopori menyerupai
tanah. Biopori dapat menjadi habitat yang
liang (terowongan kecil) dan bercabang-
cocok bagi perkembangan akar tanaman
cabang
untuk
dan mikroba tanah karena tersedianya
menyalurkan air dan udara ke dan di dalam
cukup bahan organik, air, oksigen, dan
tanah. Liang pada biopori terbentuk oleh
unsur hara. Fauna tanah secara sinergi
adanya pertumbuhan dan perkembangan
bekerja sama dengan mikroba tanah
akar tanaman di dalam tanah serta
memelihara kesinambungan aliran energi
meningkatnya
tanah,
dan daur unsur hara untuk memenuhi
seperti cacing tanah, rayap, dan semut
Baling ketergantungan di dalam ekosistem
yang menggali liang di dalam tanah.
tanah. Ekosistem tanah tersebut menjadi
Jumlah dan ukuran biopori akan terus
lingkungan hidup bagi, biodiversitas tanah
bertambah mengikuti pertumbuhan akar
(soil biodiversity), baik yang ada di dalam
tanaman serta peningkatan populasi dan
tanah maupun yang di atas permukaan.
aktivitas
(Arsyad,
Terpeliharanya biopori dan terbentuknya
Sitanala, 2000, Konservasi Tanah dan
agregat tanah yang mantap menunjukkan
Air).
terpeliharanya struktur tanah yang baik.
Penerapan Lubang Resapan Biopori
Meresapkan air, mencegahbanjir
Adanya
mempercepat
Peresapan air ke dalam tanah dapat
peresapan air hujan dan mengatasi sampah
diperlancar dengan adanya biopori yang
yang
sangat
aktivitas
organisme
LRB
efektif
fauna
tanah
dapat
akar
tanaman
serta
31
dapat diciptakan oleh fauna tanah dan akar
untuk memberi kesempatan air meresap ke
tanaman.Untuk menyediakan lingkungan
dalam
yang kondusif bagi penciptaan biopori di
dinding
dalam tanah, LRB perlu diisi dengan
resapan air sehingga dapat meningkatkan
sampah organik sebagai sumber makanan
laju
bagi
dapat
tanah.Dengan demikian, air tidak terbuang
pemasukan
mengalir di permukaan tanah. Air hujan
bahan organik ke dalam tanah, meskipun
yang masuk ke dalam tanah akan melarut-
pada permukaan yang tertutup lapisan
kan mineral secukupnya, tersimpan di
kedap. Lubang silindris akan menjadi
dalam
simpanan depresi yang dapat menampung
cadangan air tanah. Sebagai cadangan air
sementara
untuk
tanah ini akan keluar secara perlahan
memberi kesempatan meresap ke dalam
sebagai sumber mata air yang mengisi
tanah.
cekungan kolam, situ, waduk, danau,
biodiversitas
membantu
tanah.LRB
mempermudah
aliran
Dinding
menyediakan
permukaan
lubang
tambahan
silindris permukaan
tanah.Bioporiyang lubang
peresapan
tanah
terdapat
memperluas
air
untuk
hujan
ke
mengisi
di
bidang
dalam
kembali
sungai, dan sumur.
resapan air seluas dinding saluran atau lubang yang dibuat. Bila lubang silindris diisi sampah organik, permukaan resapan tidak
akan
mengalami
kerusakan
ataupenyumbatan karena dilindungi oleh sampah
organik.
Kumpulan
sampah
organik yang tidak terlalu besar dalam lubang silindris akan menjadi habitat yang baik bagi fauna tanah—terutama cacing tanahyang memerlukan perlindungan dari panas matahari dan kejaran pemangsanya. Di
dalam
LRB,
fauna
tanah
akan
memperoleh makanan, kelembapan, dan oksigen yang cukup.
Mengatasi kekeringan Konsep sederhana dari lubang resapan biopori memberi solusi untuk pencegahan masalah seperti itu. Dengan dibuatnya lubang ke dalam tanah, akan membantu pembentukan
biopori
yang
dapat
meresapkan air hujan lebih cepat dan lebih banyak sehingga meningkatkan daya serap air. Selama hujan turun, cadangan air di dalam
tanah
Cadangan
air
akan
terus
tersebut
bertambah. akan
terasa
manfaatnya kala musim kemarau tiba dalam mencegah terjadinya kekeringan akibat proses penguapan dan transpirasi
Menambah cadangan air tanah
(evapotranspirasi). Bila cadangan air tanah
Lubang resapan biopori berfungsi sebagai
cukup, air akan bergerak ke permukaan
simpanan depresi (depression storage)
tanah secara kapilaritas karena adanya
yang dapat menampung aliran permukaan
perbedaan kelembapan tanah. Proses ini 32
dapat mengurangi kehilangan air oleh
menggunakan, dan mendaur ulang (3M)
evaporasi dibandingkan bila air ditampung
sebagai bahan baku dalam proses industri.
di atas permukaan lahan serta dapat
Bila
membawa kembali unsur harayang terlarut
memanfaatkan
dalam air ke permukaan. Bila kelembapan
masing-masing, sekitar 60-70% volume
tanah
dapat
sampah domestik rumah tangga tidak perlu
dipertahankan, akan menghindari retakan
diangkut. Sisanya sekitar 30-40% berupa
tanah
sampah tidak lapuk akan dimanfaatkan
pada
musim
yang
dapat
kemarau
memicu
kejadian
longsor.
setiap
rumah
tangga
sampah
dapat
organiknya
pemulung untuk bahan industri daur ulang. Dengan demikian, LRB akan menjadi
Mempermudah
penanganan
sampah
dan menjaga kebersihan
alternatif pemanfaatan sampah domestik yang
LRB dapat mempermudah pemanfaatan
paling
dekat
dengan
sumber
sampahnya.
sampah organik, dengan memasukkannya ke dalam tanah untuk menghidupi biota
Mengatasi masalah akibat genangan
dalam
dapat
Air yang tidak meresap ke dalam tanah
dengan
akan menjadi genangan di atas permukaan
mengunyah (memperkecil ukuran) dan
tanah, biasanya terjadi pada cekungan atau
mencampurkannya dengan mikroba tanah
saluran
yang secara sinergi dapat mempercepat
mendapat tambahan air. Pada keadaan
proses pengomposan secara alami. Dengan
tergenang, ketersediaan oksigen sangat
kemudahan pemanfaatan sampah organik
kurang,
untuk menyuburkan tanahnya masing-
terkumpul bahan organik. Pada keadaan
masing, diharapkan
perubahan
kurang oksigen (anaerobik), biopori tidak
sampah
akan terbentuk karena fauna tanah yang
organik dan non-organik.Sampahorganik
mampu membentuk biopori perlu oksigen
segera
yang cukup.
tanah.
memproses
kebiasan
Fauna
sampah
untuk
tanah
tersebut
terjadi
memisahkan
dimasukkan
ke
dalam
LRB
yang
apalagi
secara
bila
terus
pada
menerus
genangan
sehingga tidak menjadi tumpukan sampah
Genangan air terus-menerus merupakan
yang
dan
habitat yang baik bagi berkembangbiaknya
dapat
berbagai jenis nyamuk, termasuk nyamuk
menularkan berbagai macam penyakit.
yang menjadi pembawa penyakit menular
Sementara
yang
seperti demam berdarah dengue (DBD),
sudah terpisahkan akan mempermudah
malaria, dan sejenisnya serta seringkali
pemulung untuk membantu mengurangi,
menyebabkan bau busuk yang mencemari
mengeluarkan
mengundang
bau
binatang
sampah
busuk yang
non-organik
33
udara.Bila permukaan air bebas berada
lebih rendah. Dengan mengacu pada
dalam tanah, genangan air dapat dicegah
prinsip ini, dapat diketahui ke mana arah
dengan
dalam
aliran air dan menentukan lokasi LRB agar
tanah.LRB dapat dibuat untuk meresapkan
air masuk ke dalamnya. Desain alur
genangan
sebaiknya
meresapkannya
air
akibat
ke
penyumbatan
permukaan dan berkurangnya biopori di
disesuaikan
dengan
desain
taman atau lanskap yang sudah ada.
dalam tanah. Tidak Membahayakan Menentukan Lokasi LRB
Dalam menentukan lokasi pembuatan
Lokasi pembuatan LRB harus benar-benar
LRB,
diperhatikan.Walaupun diameternya cukup
keamanan.
kecil bila dibandingkan sumur resapan,
sebelumnya
tetapi lokasi lubang tidak boleh dibuat di
diameter
sembarang
indah
pertimbangan keamanan, sebaiknya LRB
dilihat, LRB pun harus ditempatkan di
dibuat di tempat yang tidak banyak dilalui
lokasi yang dilalui aliran air serta tidak
orang,
membahayakan bagi manusia dan hewan
kendaraan. LRB sebaiknya dibuat di dasar
peliharaan. LRB juga dapat dibuat di dasar
alur (parit kecil) sehingga air akan menuju
saluran yang dibuat untuk membuang air
ke LRB pada dasar alur, tetapi manusia
hujan, di dasar alur yang dibuat di
atau hewan peliharaan tidak melewati alur
sekeliling batang pohon, atau batas taman.
tersebut.
tempat.Selain
harus
juga
perlu
diperhatikan
Seperti
telah
bahwa sekitar
binatang
disebutkan
LRB 13
aspek
memiliki
cm.
peliharaan,
Untuk
atau
LRB juga dapat dibuat di sekitar pohon Alur Air
atau tanaman di area taman.
LRB adalah lubang untuk meresapkan air sehingga lokasinya harus berada di tempat-
Tata Letak
tempat, di mana air akan terkumpul pada
Agar air lebih cepat meresap ke dalam
saat turun hujan. Saat hujan turun, lokasi-
tanah
lokasi
terkumpulnya
diperhatikan.Di
tempat
dan
sampah
tertampung
lebih
air
perlu
banyak, LRB dibuat dalam jumlah banyak
itulah,
LRB
dantersebar pada lokasi yang aman.Dalam
sebaiknya dibuat. Jika dibuat di taman atau
menentukan
lokasi
LRB,
harus
pekarangan rumah, LRB sebaiknya dibuat
diperhatikan tata letaknya agar tampak rapi
dalam alur karena di lokasi tersebut
dan indah dilihat.Jangan sampai lubang-
biasanya air berkumpul. Air akan mengalir
lubang yang ada jadi merusak estetika
dari tempat yang tinggi ke tempat yang
lahan tersebut karena letaknya yang tidak 34
beraturan dan banyak lubang di mana-
Dengan demikian, jika jumlah LRBlebih
mana.Jadi,
dari
aspek
estetika
dalam
satu,
tidak
akan
memberatkan
pembuatan LRB juga harus menjadi
pembuatnya.
perhatian utama. Jika LRB dibuat di
Jumlah LRB yang akan dibuat sebaiknya
pekarangan
disesuaikan
disesuaikan dengan luasan tanah yang ada,
dengan desain taman atau lanskap yang
berupa halaman depan atau halaman
ada. Sebaiknya, titik-titik penentuan lokasi
belakang. Jumlah LRB pada setiap luasan
LRB ini sudah direncanakan bersamaan
lahan bisa dihitung berdasarkan rumus
dengan rancangan awal desain taman.
berikut.
Kondisi Tanah
Jumlah
Jenis dan kondisi tanah sangat berperan
karenanya, sebelum membuat LRB perlu
Intensitas Hujan (mm/jam) x Luas Bidang Kedap (m 2 ) Laju Peresapan Air per Lubang (liter/jam ) (Arsyad, Sitanala, 2000, Konservasi Tanah
diketahui
dan Air)
rumah,
perlu
dalam upaya peresapan air hujan.Oleh
terlebih
kondisi
dahulu
mengenai
=
tanahnya.Kondisiyang
berpengaruh terhadap laju peresapan air adalah tekstur tanah. Pada tekstur tanah yang lepas, terdapat lebih banyak pori daripada tekstur tanah liat. Jadi jangan heran jika pada teksturtanah pasir, LRB akan
LRB
lebih
cepat
meresapkan
air
MATERI DAN METODE Kerangka Pemecahan Masalah Meresapkan
air
membuat
lubang resapan biopori (LRB) padajalan didepan
perumahan
kebanjiran
di
desaTanjungsari
dibandingkan LRB pada tanah liat.
hujan,yaitu
yang
musim
mengalami hujan,
Kelurahan
di
Sumurboto
Kecamatan Banyumanik Semarang adalah sebagai berikut :
Jumlah LRB yang Ideal LRB
merupakan
teknologi
sederhana
Membuat LRB
untuk meresapkan air hujan, sekaligus
Lubang resapan biopori dibuat di tepi
mempercepat
jalandidepan perumahan yang seluruhnya
organik.Agar
pelapukan lebih
efektif
sampah dalam
tertutup
semen
dengan
menggunakan
meresapkan air hujan dan jika dirasa
pahat (betel), palu, dan bor tanah sebagai
sampah organik yang dihasilkan cukup
alat pelubang.
banyak, perlu dibuat LRB lebih dari satu.
Diameter lubang dibuat kecil (13 cm),
Untungnya, teknologi ini mudah dan
tujuannya untuk menghindari masuknya
murah
hewan yang cukup besar, seperti tikus.
dalam
proses
pembuatannya.
35
Tetapi sampah organik dapat masuk
warga
lubang.Supaya tidak longsor dan tetap
masyarakat sekitar sadar akan kelestarian
kuat, mulut lubang diperkuat dengan pipa
lingkungan.
PVC diameter 5” sepanjang 30 cm dan
Metode Kegiatan
disemen.Penutup lubang berupa roster
Metode
berlubang ukuran 20 x 20 x 10 dan jeruji
pelaksanaan teknologi tepat guna ini
besi, dibuat dapat ditutup dan dibuka.Dan
meliputi:
penguat
a. Sosialisasi kinerja pengabdian kepada
bibir
permukaan
LRBberupa
adukan semen dan pasir.
bersama-sama antara Tim Pengabdian Kepada Masyarakat Politeknik Negeri dengan
Kecamatan
sehingga
digunakan
dalam
b. Praktek lapangan membuat lubang
Pelaksanaan pembuatan LRB ini dilakukan
desaTanjungsari
yang
lainnya
masyarakat
Realisasi Pemecahan Masalah
Semarang
masyarakat
Kelurahan
resapan biopori (LRB) Materi
sosialisasi
kinerja
pengabdian
kepada masyarakat meliputi:
masyarakat
a. Masalah akibat buangan sampah
Sumurboto
b. Lubang resapan biopori sebagai solusi
Banyumanik
Semarang
pencegahan banjir
bersama Kelompok Peduli Lingkungan c. Teknik pembuatan lubang resapan
Banyumanik.
biopori Khalayak Sasaran Mitra
dari
Tim
Praktek lapangan membuat lubang resapan Pengabdian
Kepada
biopori meliputi :
Masyarakat Politeknik Negeri Semarang, merupakan
warga
masyarakatdesa
Tanjungsari
Kelurahan
Sumurboto
Kecamatan
Banyumanik
Semarang
bersama Kelompok Peduli Lingkungan
a. Spesifikasi lubang resapan biopori b. Peralatan dan bahan untuk pembuatan lubang resapan biopori c. Pembuatan lubang resapan biopori
Banyumanik.. Warga masyarakat tersebut berpartisipasi aktif dalam membuat lubang resapan biopori agar kelestarian air tanah terjaga dan dapat mencegah adanya banjir. Dari warga masyarakat tersebut yang jalan di depan rumahnya akan dibuat lubang resapan menerapkan
biopori, dan
nantinya
dapat
menularkan
kepada
HASIL DAN PEMBAHASAN 1. Panjang jalan yang tergenang air adalah 20 m, lebarnya 2,5 m, jadi luas jalan yang tergenang air adalah 155 m2. Jumlah lubang resapan biopori (LRB) adalah 43 buah. Pada jalan tersebut sebelum dibuat LRB selalu 36
tergenang air kalau terjadi hujan, dan
terbatasnya lahan yang dimiliki dan
air tersebut lama sekali surutnya
biayanya
karena
ekonomis membuat lubang resapan
selain
tidak
ada
saluran
besar.
lebih
Sehingga
murah
secara
pembuangan air, juga tidak terdapat
biopori
dan
peresapan air. Setelah dibuatkan LRB,
mencegah
jalan tersebut tidak lagi tergenang air
kesejahteraan penduduk lebih terjamin.
kalau terjadi hujan, karena air hujan
4. Untuk nilai tambah dari sisi IPTEKS,
langsung meresap ke dalam lubang
LBR memiliki kelebihan antara lain
LRB.
biayanya lebih murah, pembuatannya
banjir
dapat
sehingga
2. Lubang LRB berdiameter 13 cm
mudah, bisa dibuat di lahan yang
dengan kedalaman 120 cm dapat
sempit dan dapat dimanfaatkan sebagai
menampung sekitar 6,5 liter sampah
tempat pembuangan sampah organik
organik. Dengan volume tersebut,
yang lebih efektif menyerap air karena
setiap lubang dapat
tidak mengenal jenuh.
diisi dengan
sampah organik selama 2 hari. Dengan
5. Untuk nilai tambah bagi perguruan
demikian, 43 lubang yang tersedia baru
tinggi,dosen dan mahasiswa sebagai
dapat dipenuhi dengan sampah organik
civitas
setelah 86 hari. Dalam selang waktu
kewajiban
untuk
tersebut, lubang-lubang yang diisi
Tridarma
Perguruan
diawal sudah akan terdekomposisi
darma
menjadi kompos sehingga volumenya
masyarakat dalam bentuk penerapan
telah menyusut. Dengan demikian,
TTG
lubang-lubang ini sudah dapat diisi
berpori,
kembali dengan sampah organik baru
bermanfaat bagi masyarakat umum.
dan begitu seterusnya. Jadi sekitar 60%
Demikian juga nilai tambah juga
volume
diperoleh
sampah
domestik
rumah
akademika
ke-3
melaksanakan Tinggi
pengabdian
pembuatan yang
mempunyai
kepada
lubang secara
pemerintah pencegahan
yaitu
resapan langsung
dikarenakan
tangga tidak perlu dibuang ke tempat
program
banjir
dapat
lain.
dibantu dari hasil pemikiran dan
3. Potensi sosial dan ekonomi masyarakat
penerapan TTG oleh perguruan tinggi.
desa tersebut dalam mencegah adanya
Sehingga sumbangan pemikiran dan
banjir,mereka membuat lubang resapan
aplikasi langsung di lapangan dapat
biopori dengan biaya tidak lebih dari
bermanfaat bagi masyarakat.
Rp. 225.000,-. Kalau membuat sumur resapan merepotkan warga karena
KESIMPULAN DAN SARAN 37
mengenal jenuh.
Kesimpulan 1. Untuk mengatasi genangan air dan banjir
pada
ruas
jalan
5. Nilai
tambah
bagi
perguruan
seluas
tinggi,dosen dan mahasiswa sebagai
155m2diperlukan 43 buah LRB, yang
civitas akademika mempunyai dapat
berfungsi
melaksanakan
dengan
baik
dalam
Tridarma
Perguruan
meresapkan air. Adapun spesifikasi
Tinggi yaitu darma ke-3 pengabdian
lubang resapan biopori (LRB) yaitu,
kepada
berdiameter 13 cm dengan kedalaman
penerapan TTG pembuatan lubang
120 cm. Jumlah lubang resapan biopori
resapan biopori, yang secara langsung
yang diperlukan adalah 43 buah dan
bermanfaat bagi masyarakat umum.
berfungsi baik meresapkan air.
masyarakat
dalam
bentuk
6. Nilai tambah bagi pemerintah yaitu
2. Sampah organik yang dapat ditampung
program pencegahan banjir dapat
oleh setiap lubang adalah 6,5 liter.
dibantu dari hasil pemikiran dan
Setiap lubang dapat diisi dengan
penerapan TTG oleh perguruan tinggi.
sampah organik selama 2 hari. LRB
Sehingga sumbangan pemikiran dan
sebanyak 43 lubang yang tersedia
aplikasi langsung di lapangan dapat
dapat dipenuhi dengan sampah organik
bermanfaat bagi masyarakat.
setelah 86 hari. Volume sampah domestik rumah tangga yang tidak perlu dibuang ke tempat lain adalah
3. Pengadaan alat bor LRB adalah Rp. 225.000,- Secara ekonomis membuat lubang resapan biopori lebih murah dari pada membuat sumur resapan, dan mencegah
banjir
sehingga
kesejahteraan penduduk lebih terjamin. 4. Pembuatan IPTEKS
Dalam upaya pencegahan banjir dan pemanfaatan
60%.
dapat
Saran
LRB yaitu,
sesuai
dengan
biayanyamurah,
sampah
biopori
(LRB)
Kelurahan
di
Banyumanik
Semarang,
dimanfaatkan
sebagai
Kecamatan hendaknya
bagian dari tempat-tempat lain yang masih tergenang air kalau terjadi hujan, dan air tersebut sulit meresap ke dalam tanah.
Anonim,
dapat
Tanjungsari
ditingkatkan karena masih ada bagian-
lahan
dan
desa
Sumurboto
DAFTAR PUSTAKA
sempit
rumah
tangga dengan metode lubang resapan
pembuatannya mudah, bisa dibuat di yang
organik
2008,
tempat
dengan
pembuangan sampah organik yang
Jakarta.
"Ramah
Biopori",
Lingkungan Warta
Kota,
lebih efektif menyerap air karena tidak 38
Anonim, 2008, "Membuat Biopori Tidak
Ilmu
Sulit", Warta Kota, Jakarta.
Teknik
Penyehatan
I.
Departemen P dan K, Jakarta.
Tips Menjaga Biopori
Lavelle, P., 1988, "Earthworm Activities
Tetap Berfungsi", Warta Kota,
and The Soil System", Biol. Fertil.
Jakarta.
Soil, 6:237-251.
Anonim, 2008,
"
Arsyad, Sitanala, 2000, Konservasi Tanah dan Air, IPB Press, Bogor.
Budidaya, UP Press, Jakarta.
1985,
Earthworm:
Their
Soil and Land Use, Academic Press,
Basuki Setiyo Budi, 2008, Optimasi Lubang Resepan Biopori, Laporan Politeknik
K.E.,
Ecology and Relationships with
Ashari, Sumeru, 1995, Hortikultura: Aspek
Penelitian
Lee,
Negeri
Semarang, Semarang.
London. Marinissen, J.C.Y. and A.R. Dexter, 1990, "
Casts and Artificial Mechanisms
of
Brata, K.R., 1990, The Effects of Plant Residue Addition on The aggregation of a Hardsetting Western
Stabilization
of
Earthworm
Casts", Biol. Fertil. Soils 9:163167. McKenzie, B.M. and A.R. Dexter, 1987,
Australia Wheatbelts Soil, MSc
"
Thesis, Departemen of soil Science
The
and Plant Nutrition, Faculty of
rosea", Biol. Fertil. Soils 5:152-
Agriculture, The University of
157.
Western Australia. ,
2004,
Physical Properties of Casts of Earthworm
Aporrectodea
Shipitalo, M.J. and R. Protz, 1989,
Modifikasi
Sistem
"
Chemistry and Micromorphology
Microcatchment untuk Konservasi
of
Tanah dan air pada Pertanian
Casts", Geoderma 45:357-374.
Lahan
Kering,
Makalah
Aggregation
Sampah
Penelitian
Dikomposkan",
Pengembangan
Sumberdaya Air, Ditjen, SDA, Jakarta Selatan. Dexter, A.R., 1998, Soil Amelioration by Natural Processes, p 433—448, Proc. Symp. Soil Management,
Earthworm
Shiddieqy, M. Ikhsan, 2005, "Sayang,
Disampaikan pada Kolokium Hasil dan
in
Organik Pikiran
tidak Rakyat,
Jakarta. Smettem, K.R.J., 1992, "The Relation of Earthworm
to
Soil
Hydraulic
Properties", Soil Biol. Biochem 241539—1543.
Toowoomba. Hadi, Fajar dan M. Nascoen Rivai.1979, 39
Sutanto,
Rachman,
2002,
Pertanian
Organik, Kanisius, Yogyakarta. Wang, J., J.D. Hesketh, and J.T. Woolley, 1986, "Preexisting Channels and
Williams, C.N., J.O. Uzo, dan W.T.H. Peregrine, 1993, Produksi Sayuran di Daerah Tropika, UGM Press, Yogyakarta.
Soybean Rooting Patterns", Soil Sci. 141:432-437.
40
STRUKTUR KETATANEGARAAN RI BERDASARKAN PANCASILA DAN UUD 1945 (SEBELUM DAN SESUDAH AMANDEMEN) Puji Wahyumi Staf pengajar jurusan Teknik SipilPoliteknik Negeri semarang Jalan Prof. H. Soedarto, S.H. Tembalang, Semarang 50275 Telp. (024) 7473417, Fax. (024) 7472396, E-mail :
[email protected] Abstrak Bagi sebuah negara, keberadaan UUD sangatlah penting, meskipun UUD bukanlah syarat mutlak untuk berdirinya sebuah negara.Dalam perkembangannya, sebuah UUD bisa diubah bahkan bisa diganti.Dalam perjalanan sejarah ketatanegaraan Indonesia, UUD kita sudah berganti tiga kali dan UUD 1945 sudah empat kali mengalami perubahan (amandemen).Perubahan UUD 1945 berdampak pada terjadinya perubahan pada struktur ketatanegaraan Indonesia. Lembaga tertinggi negara sekarang sudah tidak ada lagi dan semua lembaga negara kedudukannya sama. Hal ini membawa konsekwensi bahwa antar lembaga negara yang ada tidak bisa saling membubarkan namun fungsi saling mangawasi antar lembaga negara diharapkan bisa berjalan dengan baik sesuai dengan yang diatur dalam UUD 1945. Kata Kunci : UUD, Amandemen, Lembaga Negara.
terhadap UUD.Perubahan tersebut bisa
PENDAHULUAN
berupa Negara
Indonesia
mendasarkan
pembaharuan
(renewal)
dan
perubahan (amandemen).
pemerintahannya atas dasar demokrasi konstitusional.Pemerintahan luas
harus
dalam
mempunyai
arti
kekuasaan
Pasal
37
UUD
kewenangan
1945
kepada
MPR
untuk
perundang-undangan (legislatif), pelaksana
melakukan
undang-undang (eksekutif) dan kekuasaan
terhadap UUD 1945. Kewenangan MPR
peradilan (yudikatif). Agar kekuasaan
tersebut
tersebut
reformasi, dan sampai
tidak
dijalankan
sewenang-
Perubahan
memberikan
mulai
(amandement)
digunakan
setelah
sekarang MPR
wenang maka perlu dibatasi oleh UUD .
telah empat kali melakukan perubahan
UUD
terhadap UUD 1945.
mempunyai
fungsi
khas
yaitu
membatasi kekuasaan pemerintah sehingga hak-hak
dari
terlindungi.
warga Di
negara
negara
akan
indonesia,
pembatasan dan pembagian kekuasaan dari pemerintah bisa kita lihat aturannya secara
Dalam sistem ketatanegaraan modern, dilakukan
Dalam sejarah ketatanegaraan RI, MPR empat kali melakukan perubahan terhadap UUD 1945. 1. Perubahan Pertama
jelas dalam UUD 1945.
dimungkinkan
PROSES PERUBAHAN UUD 1945
perubahan
Perubahan pertama meliputi hal-hal sebagai berikut :
41
a. Mengurangi,
membatasi
serta
mengendalikan kekuasaan Presiden b. Hak membentuk undang-undang yang dulu ada di tangan presiden,
e. Hak Asasi Manusia f. Pertahanan keamanan negara dan g. Bendera, Bahasa, Lambang Negara dan Lagu Kebangsaan
sekarang ada pada DPR. Presiden hanya
berhak
Rancangan
mengajukan Undang-Undang
kepada DPR Pasal-pasal
Pasal-Pasal
yang
diubah
pada
perubahan kedua adalah Pasal 18 dan Bab VI ditambah 2 Pasal, Pasal 19
yang
mengalami
diubah menjadi tiga ayat, Pasal 20
pada
ditambah satu ayat (Ayat 5). Bab VII
perubahan/penambahan
perubahan pertama adalah pasal 5,
ditambah
Pasal 5 ayat (1) diubah, Pasal 7, Pasal
Ayat), Pasal 22 ditambah dua Pasal
9, Pasal 13 Ayat (2) diubah dan
(22A, 22B). Pasal 25 ditambah satu
ditambah satu ayat, Pasal 14 diubah
bab dan ditambah satu pasal yaitu Bab
menjadi dua ayat, Pasal 15 diubah,
IXA tentang wilayah negara (Pasal
Pasal 17 ayat (3) diubah dan ditambah
25A) dan Bab X diubah judul babnya
satu ayat, Pasal 20 diubah menjadi 4
menjadi Warga Negara dan Penduduk,
ayat Pasal 21 ayat (1) diubah.
Pasal 26 Ayat (2) diubah dan ditambah
Kewenangan presiden menurut Pasal
satu Ayat (3), Pasal 27 ditambah satu
14 UUD 1945 dalam memberikan grasi
Ayat (3), Pasal 28 ditambah satu bab
dan rehabilitasi sekarang tidak penuh
yaitu Bab XA tentang Hak Asasi
lagi
Manusia , Bab XII judul bab diubah
karena
harus
memperhatikan
satu
Pasal
(20A/Empat
pertimbangan MA, sedangkan hak
menjadi
presiden dalam memberikan amnesti
Negara, Pasa 30 diubah, Bab XV judul
dan abolisi hendaklah memperhatikan
bab diubah menjadi Bendera, Bahasa,
pertimbangan DPR.
Lambang
2. Perubahan Kedua
Kebangsaan,
Perubahan kedua meliputi :
pengisian keanggotaan DPR c. Wilayah Negara
Indonesia
Pasal
serta 36
Lagu
Bab
XV
3. Perubahan Ketiga
b. Keanggotaan, fungsi, hak serta cara
Negara
Negara
Keamanan
ditambah 3 Pasal (36A, 36B, 36C).
a. Pemerintah Daerah
d. Warga
Pertahanan
Perubahan Ketiga Meliputi : a. Pelaksana Kedaulatan b. Negara Indonesia adalah negara
dan
Penduduk
hukum c. Kedudukan dan kewenangan MPR 42
d. Jabatan
Presiden
dan
Wakil
Presiden
Komisi Yudisial dan Pasal 24C tentang
e. Tata cara pemilihan presiden dan wakil presiden secara langsung oleh rakyat
presiden dalam masa jabatan g. Pembentukan lembaga negara baru Mahkamah
kewenangan Mahkamah Konstitusi. 4. Perubahan Keempat Perubahan
f. Pemberhentian presiden dan/wakil
seperti
tiga pasal yaitu Pasal 24A, 24B tentang
Konstitusi,
Dewan Perwakilan Daerah, dan Komisi Yudisial h. Pengaturan Tambahan untuk Badan Pemeriksa Keuangan (BPK) i. Pemilihan Umum Pasal-Pasal yang terkena perubahan adalah Pasal 1, Ayat (2) diubah dan ditambah satu ayat, Pasal 3 diubah dan ditambah tiga ayat, Pasal 6 Ayat (1) dan (2) diubah dan ditambah satu Pasal (Pasal 6A), Pasal 7 ditambah tiga Pasal ( Pasal 7A, 7B, 7C), Pasal 8 diubah
keempat
dan
terakhir
meliputi hal-hal sebagai berikut : a. Keanggotaan MPR b. Pemilihan
presiden
dan
wakil
presiden tahab kedua c. Kemungkinan presiden dan wakil presiden berhalangan tetap d. Kewenangan Presiden e. Keuangan negara dan Bank Sentral f. Pendidikan
dan
kebudayaan
nasional g. Perekonomian
nasional
dan
kesejahteraan rakyat h. Fakir miskin dan sistem jaminan sosial i. Aturan
peralihan
dan
aturan
tambahan
menjadi dua ayat, Pasal 11 diubah,
j. Kedudukan Penjelasan UUD 1945
Pasal 17 ditambah satu ayat, Pasal 22
Pasal-Pasal
ditambah dua bab, yaitu Bab VIIA
perubahan
tentang Dewan Perwakilan rakyat,
Pasal 2 Ayat (1) diubah, Pasal 6A
Pasal (22C, 22D) dan Bab VIIB
ditambah satu ayat, Pasal 8 ditambah
tentang Pemilihan Umum, Pasal (22E
satu ayat, Pasal 11 ditambah satu ayat,
terdiri dari enam ayat), Pasal 23 diubah
Pasal 16 diubah, Pasal 23 ditambah
dan ditambah dua pasal (23A, 23C)
dua pasal, (23B, 23D), Pasal 24
dan satu bab VIIIA tentang Badan
ditambah satu Ayat (3), Pasal 32
Pemeriksa Keuangan dengan tiga pasal
diubah, Pasal 33 ditambah dua Ayat (4
(Pasal 23E, 23F, 23G). Pasal 24
dan 5), Pasal 34 diubah menjadi 4 ayat,
diubah, Pasal 24 Ayat 2 tentang
Pasal 37 diubah menjadi lima ayat,
Mahkamah Konstitusi dan ditambah
kemudian perubahan Aturan Peralihan
yang
mengalami
kempat/terakhir
adalah
43
diubah menjadi pasal I, II, III dan
II.
Aturan Tambahan menjadi Pasal I dan DPR dipilih lewat Pemilu, Utusan Daerah dan Golongan diangkat Tak terbatas
Rekrutmen
STRUKTUR KETATANEGARAAN RI SEBELUM
DAN
SESUDAH
PERUBAHAN UUD 1945 Struktur Ketatanegaraan Perubahan UUD 1945
Kewenangan
Sebelum
Anggota DPR dan DPD dipilih lewat Pemilu Terbatas yaitu : Mengubah UUD, Melantik Presiden dan/Wakil Presiden dan Dapat memecat Presiden dan/Wakil Presiden dalam masa jabatannya menurut UUD.
UUD 1945
MPR
BPK
DPR
PRESIDEN
Struktur Ketatanegaraan Perubahan UUD 1945
DPA
MA
Sesudah
UUD 1945
Sebelum Perubahan UUD 1945, MPR berkedudukan DPR
KEKUASAAN KEHAKIMAN
PRESIDEN
BPK DPR
DPD
LEGISLATIF
WAPRES
EKSEKUTIF
MK
MA
KY
YUDIKATIF
1. Majelis Permusyawaratan Rakyat
tertinggi
sebagai
negara.MPR
lembaga merupakan
penjelmaan kedaulatan rakyat. Tugas MPR sebagai pemegang kekuasaan tertinggi adalah :
PERBEDAAN
Komposisi
Legislasi
SEBELUM PERUBAHAN UUD 1945
SESUDAH PERUBAHAN UUD 1945
a. Menetapkan UUD
DPR, Utusan Daerah, Utusan golongan Oleh DPR
Anggota DPR dan DPD
haluan Negara
Kekuasaan Legislasi ada di DPR, DPD dapat mengajukan dan membahas RUU berkaitan dengan Otonomi Daerah
b. Menetapkan
garis-Garis
c. Memilih Presiden,
Besar
dan melantik
presiden dan wakil presiden Sedangkan kewenangan MPR adalah : a. Membuat putusan yang tidak dapat dibatalkan oleh lembaga negara lain, termasuk penetapan GBHN b. Meminta Presiden
pertanggungjawaban mengenai
pelaksanaan 44
GBHN
dan
menilai
pertanggungjawabannya c. Mencabut
balances(mengawasi
dan
mengimbangi) untuk mendoromg
kekuasaan
dan
memberhentikan presiden dalam
demokratisasi ketatanegaraan di Indonesia.
masa jabatannya apabila presiden
Pasca
sungguh-sungguh
kewenangan MPR ada lima, yaitu :
melanggar
GBHN dan/UUD
b. Melantik
Sesudah perubahan UUD 1945, MPR tidak lagi diberikan sebutan sebagai lembaga tertinggi negara. MPR disebut sebagai lembaga negara sama seperti DPR, Presiden, BPK dan Mahkamah Agung, Komisi Yudisial, Mahkamah Konstitusi. Pemilu
menjalankan
UUD
1945,
a. Mengubah dan menetapkan UUD
d. Mengubah UUD
Pasca
perubahan
Indonesia
sistem
majelis
perundang-undangan
kembar
dan/wakil
presiden c. Memberhentikan presiden dan atau wakil
presiden
dalam
masa
jabatannya menurut UUD d. Memilih wakil presiden dari dua calon yang diusulkan oleh presiden apabila terjadi kekosongan jabatan wakil
2004,
presiden
presiden
dalam
masa
dan
wakil
jabatannya e. Memilih
presiden
presiden apabila keduanya berhenti
(Bikameral).MPR terdiri atas DPR dan
secara
DPD.Seluruh anggota MPR dipilih
jabatannya, dari dua
melalui Pemilu.Adapun alasan MPR
calon presiden dan wakil presiden
menjadi lembaga perwakilan bikameral
yang diusulkan oleh partai politik
adalah :
atau gabungan partai politik yang
a. Utusan Daerah dan golongan tidak berfungsi efektif dan tidak jelas
b. Kebutuhan kepentingan
mengakomodasikan masyarakat
daerah
dalam
masa
pasangan
pasangan capres dan cawapresnya meraih suara terbanyak pertama dan
orientasi keterwakilannya
bersamaan
kedua
dalam
Pemilu
sebelumnya sampai berakhir masa jabatannya.
secara struktural melalui institusi
Bentuk pengaturan lebih lanjut tentang
formal di tingkat nasional
MPR sebagaimana diamanatkan oleh
c. Kebutuhan sistem
untuk check
menerapkan
UUD adalah ditetapkannya UU No. 27
and
tahun 2009 tentang MPR, DPR, DPD 45
dan DPRD dan UU No.10 tahun 2008
b. Presiden
harus dari
mendapat
tentang Pemilu anggota DPR, DPD
persetujuan
DPR
dan DPRD yang kemudian diubah
mengangkat
dengan UU No. 17 Tahun 2009 tentang
negara,
Penetapan Pemerintah pengganti UU
Gubernur Bank Indonesia
kepala
Panglima
dalam
kepolisian TNI
dan
No. 1 tahun 2009 tentang perubahan
c. DPR memilih anggota dan calon
Pemilu anggota DPR, DPD dan DPR
pimpinan lembaga tinggi negara
menjadi Undang- Undang.
yang akan diangkat oleh presiden. Selain
2. Dewan Perwakilan Rakyat
kekuasaan
di
atas,
DPR
DPR adalah lembaga negara dalam
mempunyai fungsi legislasi, anggaran
sistem ketatanegaraan Indonesia yang
dan pengawasan. Secara umum tugas
merupakan
dan wewenang DPR adalah :
lembaga
perwakilan
rakyat.Perubahan pertama UUD 1945 membawa dampak perubahan pada kekuasaan DPR khususnya dalam hal membuat
Undang-undang.Sebelum
perubahan
UUD,
kekuasaan
membentuk undang-undang ada di tangan
presiden.Setelah
perubahan,
kekuasaan membentuk undang-undang ada
di
tangan
presiden rancangan
DPR,
berhak
sedangkan mengajukan
undang-undang
kepada
DPR.Berdasarkan perubahan pertama ini
telah
terjadi
pengurangan
kekuasaan presiden dan penambahan kekuasaan
DPR.
Penambahan
kekuasaan tersebut meliputi : a. Presiden
harus
memperhatikan
pertimbangan dari DPR dalam mengangkat dan menerima Duta, serta dalam pemberian amnesti dan
a. Membentuk Undang-Undang yang dibahas dengan presiden untuk mendapat persetujuan bersama b. Menerima dan membahas usulan RUU yang disampaikan DPD c. Menetapkan dengan
APBN
bersama
presiden
dengan
memperhatikan pertimbangan DPD d. Melaksanakan
pengawasan
terhadap pelaksanaan UU, APBN serta kebijakan pemerintah e. Membahas dan menindaklanjuti hasil
pemeriksaan
pertanggungjawaban
atas keuangan
negara yang disampaikan oleh BPK f. Memberikan persetujuan kepada presiden untuk menyatakan perang, membuat
perdamaian
dan
perjanjian dengan negara lain.
abolisi 46
g. Menyerap,
menghimpun,
struktur
ketatanegaraan
indonesia
menampung dan menindaklanjuti
dimaksudkan untuk :
aspirasi rakyat
a. Memperkuat ikatan daerah-daerah
Dalam
menjalankan
anggota
DPR
fungsinya,
mempunyai
hak
dalam wadah Negara Kesatuan Republik
Indonesia
dan
interpelasi (meminta keterangan), hak
memperteguh
angket
(mengadakan
kebangsaan seluruh daerah.
hak
amandemen
penyelidikan), (mengadakan
persatuan
b. Meningkatkan
agregasi
aspirasi
dan
perubahan), hak menyatakan pendapat,
akomodasi
kepentingan
hak mengajukan RUU, mengajukan
daerah-daerah dalam perumusan
pertanyaan, menyampaikan usul dan
kebijakan
pendapat, membela diri, hak imunitas,
dengan kepentingan negara dan
serta hak protokoler.
daerah
nasional
berkaitan
c. Mendorong percepatan demokrasi,
3. Dewan Perwakilan Daerah DPD (Dewan Perwakilan Daerah) merupakan lembaga baru dalam sistem
pembangunan
dan
kemajuan
daerah secara serasi dan seimbang
ketatanegaraan RI. Anggota DPD ada
Menurut Pasal 22 D UUD 1945, DPD
dalam setiap provinsi dan setiap
memiliki tugas dan wewenang:
provinsi mempunyai jumlah wakil yang sama dan dipilih langsung oleh rakyat melalui Pemilu. Anggota DPD tidak
berasal
melainkan
dari
Partai
dari
Politik
organisasi
kemasyarakatan.Dengan adanya DPD dalam sistem perwakilan Indonesia, DPR didukung dan diperkuat oleh DPD.DPR
merupakan
lembaga
perwakilan berdasarkan aspirasi dan faham politik rakyat sebagai pemegang kedaulatan rakyat, sedangkan DPD merupakan
lembaga
perwakilan
penyalur keberagaman aspirasi dari daerah.
Keberadaan
DPD
dalam
a. Dapat mengajukan RUU kepada DPR
yang
berkaitan
dengan
Otonomi Daerah, hubungan pusat dan
daerah,
pembentukan
penggabungan, dan
pemekaran
daerah, pengelolaan sumber daya alam dan sumber daya ekonomi lainnya dan juga perimbangan keuangan pusat dengan daerah. b. Memberi DPR
atas
pertimbangan RUU
APBN
kepada yang
berkaitan dengan pajak, pendidikan dan agama c. Melakukan pengawasan terhadap pelaksanaan hal-hal di atas serta 47
menyampaikan
hasil
pengawasannya kepada DPR.
eksekutif.Perubahan
ini
tidak
menyebabkan DPR lebih kuat dari
DPD bersidang sedikitnya sekali dalam satu tahun.
presiden
karena
kedua
lembaga
tersebut berada dalam kedudukan yang setara. Dalam keadaan yang genting dan
4. Presiden Berdasarkan Pasal 4 UUD 1945,
memaksa, presiden berhak menetapkan
Presiden
Indonesia
peraturan
kekuasaan
pemerintahan.
mengandung
arti
memegang Hal
bahwa
ini
Presiden
pemerintah
undang-undang DPR.
Perpu
tanpa
pengganti persetujuan
dikeluarkan
supaya
adalah pemegang kekuasaan eksekutif
keselamatan negara dapat dijamin oleh
dalam
pemerintah.
Negara
Indonesia.Dalam
Namun
demikian,
menjalankan kewajibannya presiden
pemerintah tidak bisa lepas begitu saja
dibantu
dari
oleh
seorang
wakil
pengawasan
DPR,
karenanya
presiden.Dalam UUD tidak disebutkan
Perpu harus disahkan oleh DPR agar
secara rinci mengenai pembagian tugas
menjadi
antara presiden dan wakil presiden.
memberikan persetujua maka Perpu
Dalam Pasal 5 Ayat (1) UUD yang
harus dicabut oleh presiden (Pasal 22
belum
Ayat (3)).
diamandemen,
Presiden
UU,
apabila
DPR
tidak
membentuk
Pasal 6 Ayat (1) menetapkan ‘Presiden
persetujuan
ialah orang indonesia asli’. Ketentuan
DPR.Dari rumusan pasal tersebut, jelas
ini kemudian dalam perubahan ketiga
bahwa
DPR
UUD 1945 diubah menjadi ‘Presiden
legislatif.
dan Wakil Presiden Indonesia harus
Dalam perubahan pertama UUD, MPR
seorang warga negara Indonesia sejak
telah mengubah Pasal 5 ayat (1)
kelahiranya
menjadi ‘Presiden berhak mengajukan
menerima
rancangan
karena kehendaknya sendiri, tidak
memegang
kekuasaan
undang-undang
dengan
presiden
menjalankan
bersama
kekuasaan
undang-undang
kepada
dan
tidak
kewarganegaraan
pernah lain
DPR’. Perubahan ini dimaksudkan
pernah
untuk
mampu secara rohani dan jasmani
mengubah
kedudukan
dan
peranan
DPR
sebagai
lembaga
legislatif
dan
presiden
sebagai
pemegang
kekuasaan
untuk
menghianati
melaksanakan
negara,
tugas
serta
dan
kewajiban sebagai presiden dan wakil presiden.
48
Perubahan ketentuan inidimaksudkan
mengejawantahkan paham kedaulatan
untuk mengakomodasi perkembangan
rakyat dan menjadikan mereka yang
kebutuhan bangsa dan tuntutan jaman
terpilih mempunyai legitimasi yang
agar sesuai dengan perkembangan
lebih kuat. Dengan demikian, mereka
masyarakat yang makin demokratis,
yang terpilih tidak dapat dijatuhkan
egaliter dan berdasarkan rule of law
kecuali melanggar UUD 1945.
yang
salah
satu
cirinya
adalah
pengakuan kesederajatan di depan hukum bagi setiap warga negara (Pasal 27 ayat (1)). Perubahan
UUD
1945
tentang
pemilihan presiden dan wakil presiden secara langsung tercantum dalam Pasal 6A ayat (1), ayat (2), ayat (3), ayat 4 dan ayat (5). Dari perubahan pasal 6 ini maka makin mempertegas sistem pemerintahan
presidensiil.Agar
Masa jabatan Presiden menurut Pasal 7 UUD
yang
belum
diamandemen
adalah lima tahun dan sesudahnya dapat
dipilih
berapa
kali
kembali. masa
Ketegasan
jabatan
tidak
ditentukan sehingga pasal ini menjadi alasan bagi presiden untuk berkuasa dengan
masa
jabatan
yang tidak
dari
pengalaman
terbatas. Belajar
maka
MPR
praktik
Presiden memiliki legitimasi yang kuat
tersebut,
melakukan
maka presiden dan wakil presiden
perubahan terhadap Pasal 7 sehingga
dipilih secara langsung oleh rakyat dan
rumusannya menjadi ‘ Presiden dan
tidak lagi dipilih oleh MPR. Dalam
wakil presiden memegang jabatan
sistem Presidensiil, setidak-tidaknya
selama lima tahun dan sesudahnya
akan terdapat ciri-ciri :
dapat dipilih kembali dalam masa
a. Adanya masa jabatan presiden
jabatan yang sama hanya untuk satu kali masa jabatan’. Dengan rumusan
yang pasti b. Presiden sebagai kepala negara
tersebut maka periode masa jabatan
sekaligus kepala pemerintahan
presiden dan wakil presiden sudah
c. Adanya
mekanisme
saling
ditentukan dan dibatasi sehingga hanya bisa menjabat maksimal dua kali masa
mengawasi dan menyeimbangi d. Adanya mekanisme impeachment
jabatan.
Perubahan
Sebelum
ketentuan
pemilihan
presiden dan wakil presiden dimaksudkan
amandemen
dilakukan,
ini
pengaturan mengenai pemberhentian
untuk
presiden dan/wakil presiden hanya 49
diatur
dalam
UUD
saling membubarkan dan menjatuhkan.
tersebut
Jika putusan dari MK menyatakan
dijelaskan bahwa DPR mengusulkan
bahwa Presiden dan/wakil presiden
kepada
terbukti
1945.Dalam
penjelasan penjelasan
MPR
sidang
untuk
mengadakan
istimewaguna
meminta
pertanggungjawaban seperti dengan
Presidensiil
karena
ketatanegaraan
seperti
condong
mengarah
itu sistem
UUD
tercela
dan
atau
tidak
memenuhi syarat lagi , maka DPR meneruskan
usul
pemberhentian
praktek
tersebut kepada MPR. Ketentuan ini
itu
lebih
merupakan pelaksanaan prinsip saling
kepada
sistem
mengawasi dan mengimbangi antar
pemerintahan parlementer. Perubahan
perbuatan
melanggar hukum atau melakukan perbuatan
presiden.Ketentuan bertentangan
melakukan
lembaga
1945,
memuat
ketentuan
pemberhentian
presiden
dan/wakil
presiden
negara
khususnya
antara
DPR, MK dan MPR. Pasal 10 sampai Pasal 15 mengatur
dalam
masa
tentang kekuasaan presiden selaku
jabatannya
(impeachment)
yang
kepala negara.Pasal 10 dan 11 tidak
didasarkan
pada
alasan
hukum
mengalami
perubahan
yang
(tercantum dalam pasal 7A) atau alasan
signifikan.Pasal 11 hanya berubah
lain yang tidak bersifat politik. Proses
penomoran ayatnya sedangkan pasal
pemecatannya hanya dapat dilakukan
10
melalui proses konstitusional melalui
perubahan.Sebelum
mahkamah Konstitusi dan DPR. Peran
ketentuan
mengenai
kekuasaan
MK menegaskan bekerjanya prinsip
presiden
membuat
perjanjian
negara hukum. Putusan MK akan
internasional tercantum dalam Pasal 11
menjadi rujukan bagi DPR apakah
tanpa ayat.Setelah amandemen, Pasal
usulan
11 ditambahi 3 ayat.Dalam Pasal 11
pemberhentin
presiden
tidak
dan/wakil presiden diteruskan atau
sebelum
dihentikan.
mengalami diamandemen,
amandemen,
perjanjian
Ketentuan
tersebut
internasional yang ada pada saat itu
oleh
sistem
lebih banyak berbentuk perjanjian
dilatarbelakangi
ketatanegaraan kita yang menempatkan
antar
presiden dan DPR dalam kedudukan
perjanjian internasional bisa berupa
yang
kedua
perjanjian antar negara, negara dengan
lembaga negara tersebut tidak bisa
subjek hukum internasional seperti
seimbang
sehingga
negara.Pada
saat
sekarang,
50
IMF (International Monetary Fund),
amnesti dan abolisi didasarkan pada
World
pertimbangan
Bank,
Palang
Merah
politik
karena
DPR
Internasional.Melihat kondisi ini maka
adalah lembaga perwakilan/lembaga
UUD yang modern harus mampu
politik kenegaraan.
mengakomodasinya.
Presiden selaku kepala negara diberi
Presiden menurut Pasal 12 berhak
kekuasaan untuk memberikan gelar,
menyatakan keadaan bahaya.Presiden
tanda
juga mempunyai kewenangan untuk
kehormatan
(Pasal
15).Dalam
mengangkat duta dan konsul dan
perubahan
pertama,
kekuasaan
menerima duta dari negar lain (Pasal
presiden sesuai dengan Pasal 15 diatur
13). Pasal ini mengalami perubahan
dengan
undang-undang.
pada saat amandemen yang pertama
pasal
ini
sehingga dalam mengangkat duta dan
pertimbangan agar presiden dalam
menerima duta negara lain, presiden
memberikan
memperhatikan pertimbangan DPR.
kehormatan
Pertimbangan DPR tidak mengikat
didasarkan pada undang-undang yang
secara yuridis formal tetapi perlu
merupakan hasil pembahasan
diperhatikan secara sosial politis.
DPR
Dalam Pasal 14, presiden mempunyai kekuasaan
untuk
memberi
grasi,
amnesti dan abolisi dan rehabilitasi. Setelah
amandemen,
dalam
hal
jasa
dan
dan
lain-lain
tanda
Perubahan
didasarkan
pada
berbagai kepada
tanda siapapun
pemerintah
dari
sehingga
didasarkan pada pertimbangan yang objektif. 5. Dewan Pertimbangan Pasal
16
sebelum
amandemen,
memberikan grasi dan rehabilitasi,
mengatur
tentang
presiden memperhatikan pertimbangan
Pertimbangan
Agung
Mahkamah Agung.Mahkamah Agung
dari DPA adalah memberikan nasihat
memberikan pertimbangan dalam hal
dan pertimbangan kepada presiden.
grasi
karena
Presiden tidak terikat dengan nasihat
Mahkamah Agung merupakan lembaga
dan pertimbangan yang diberikan oleh
peradilan
DPA.Kedudukan Presiden dan DPA
fungsi
dan
rehabilitasi
tertinggi
dan
pelaksana
yudikatif.Sedangkan
memberikan
amnesti
dan
dalam
sejajar.
Dewan (DPA).Tugas
Karena pertimbangan untuk
abolisi,
meningkatkan efisiensi dan efektifitas,
presiden memperhatikan pertimbangan
maka dalam perubahan pertama UUD
DPR.Pertimbangan DPR dalam hal 51
1945, DPA dihapus. Sebagai gantinya
Sebelum perubahan UUD 1945, Bab
presiden mempunyai kekuasaan untuk
tentang kekuasaan kehakiman diatur
membentuk Dewan Pertimbangan yang
dalam dua pasal yaitu Pasal 24 dan
bertugas
Pasal
memberikan
nasihat
dan
25.
Sesudah
amandemen,
pertimbangan kepada presiden dan
Kekuasaan kehakiman diatur dalam
berkedudukan
presiden.
lima pasal yaitu; Paasal 24, 24A, 24B,
Dengan kedudukan di bawah presiden,
24CC, dan Pasal 25. Perubahan ini
tugas Dewan Pertimbangan akan lebih
melahirkan dua lembaga baru dalam
efektif dan efisien karena langsung
kekuasaan
berada
yudikatif) yaitu Mahkamah Konstitusi
di
di
bawah
bawah
dan
koordinasi
kehakiman
presiden. Ketentuan mengenai Dewan
dan
Pertimbangan presiden diatur dalam
kehakiman sekarang dlaksanakan oleh
UU No. 19 tahun 2006.
MA, MK, KY.
6. Badan Pemeriksa Keuangan Bab
tentang
Badan
Komisi
(kekuasaan
Yudisial.Kekuasaan
A. Mahkamah Agung
Pemeriksa
Mahkamah
Agung
merupakan
Keuangan adalah bab baru dalam UUD
lembaga peradilan tertinggi hal ini
1945
diamandemen.
mengandung arti bahwa putusan
Sebelumnya, BPK diatur dalam satu
yang yang diberikan di tingkat
ayat yakni dalam Ayat (5) Pasal 23
akhir oleh badan peradilan lain,
UUD 1945.Sesudah amandemen, BPK
dapat dimintakan kasasi ke MA.
diatur dalam tiga pasal yaitu Pasal 23E,
Sesuai dengan ketentuan Pasal 24A
Pasal 23 F dan Pasal 23G.
ayat (1), wewenang MA adalah :
yang
Dipisahkannya
sudah
BPK
dalam
bab
tersendiri berujuan agar memberikan dasar
hukum
yang
kuat
serta
a. Mengadili pada tingkat kasasi b. Menguji peraturan perundangundangn di bawah undang-
memberikan kedudukan yang mandiri
undang
serta sebagai lembaga negara yang
undang
berfungsi memeriksa pengelolaan dan
c. Wewenang
terhadap
lainnya
undang-
yang
tanggung jawab keuangan negara.
diberikan oleh Undang-Undang
Anggota BPK dipilih oleh DPR dengan
Pengusulan calon hakim agung
memperhatikan pertimbangan DPD.
dilakukan oleh Komisi Yudisial
7. Kekuasaan Kehakiman
(KY) dengan persetujuan DPR. Ketentuan
ini
memberikan 52
kewenangan kepada rakyat melalui
Komisi
DPR untuk menentukan siapa saja
mewujudkan terciptanya lembaga
yang paling tepat menjadi hakim
peraadilan yang sesuai dengan
agung sesuai denga aspirasi dan
harapan rakyat sekaligus dapat
kepentingan
mewujudkan
rakyat
memperoleh
jaminan
untuk kepastian
hukum dan keadilan.
tercantum dalam Pasal 24B ayat (2),
dan
ayat
(3).
Kewenangan tersebut adalah : a. Mengusulkan
pengangkatan
hakim agung b. Menjaga
hukum
dan
keluhuran
martabat serta perilakunya.Anggota KY diangkat dan diberhentikan oleh presiden dengan persetujuan DPR. C. Mahkamah Konstitusi Perubahan UUD 1945 mengatur
kehormatan
menegakkan keluhuran
penegakan
dan tercapainya keadilan yang
kehormatan
Kewenangan komisi Yudisial (KY)
ayat
dapat
diputuskan oleh hakim yang terjaga
B. Komisi Yudisial
(1),
Yudisial
dan
tentang kewenangan Mahkamah
kehormatan,
Konsitusi di pasal 24C ayat (1),
martabat
serta
perilaku hakim.
(2), (3), (4), ayat (5) dan ayat (6). Adapun kewenangan itu adalah :
Keberadaan MK ini didasari paada
a. Menguji
Undang-Undang
pemikiran bahwa hakim agung
terhadap Undang-Undang dasar
(hakim yang menjadi anggota MA)
b. Memutus sengketa kewenangan
dan hakim di lembaga peradilan di
lembaga
bawahnya merupakan figur yang
kewenangannya diberikan oleh
sangat
UUD
menentukan
dalam
penegakan hukum dan keadilan di indonesia. masalah martabat
Hal
ini
kehormatan, dan
menjadikan keluhuran
perilaku
hakim
merupakan hal yang sangat penting untuk
mendukung
upaya
negara
yang
c. Memutus pembubaran partai Politik d. Memutus perselisihan tentang hasil pemilihan umum e. Wajib
memberikan
putusan
atas pendapat DPR mengenai
menegakkan sistem peradilan yang
dugaan
pelanggaran
handal dan mewujudkan indonesia
presiden
dan
sebagai negara hukum.
presiden menurut UUD.
atau
oleh wakil
53
Pembentukan MK adalah sejalan
Agustus 2002. Perubahan yang dilakukan
dengan dianutnya paham negara
oleh MPR pada dasarnya bertujuan untuk
hukum dalam UUD 1945 dimana
melakukan
dalam negara hukum harus dijaga
penyimpangan yang terjadi dalam praktek
paham
Dalam
penyelenggaraan negara baik yang terjadi
paham negara konstitusional, tidak
pada masa Orde lama (Soekarno) maupun
boleh ada undang-undang
dan
pada masa Orde Baru (Soeharto). Dari
perundang-undangan
Empat kali Perubahan yang dilakukan oleh
lainnya yang bertentangan dengan
MPR, MPR sepakat hanya akan merubah
UUD. Dalam tata urutan peraturan
Pasal-Pasal UUD 1945 dan tidak akan
perundangan di Indonesia, UUD
melakukan
merupakan
Pembukaan UUD 1945.
konstitusional.
peraturan
puncaknya
atau
koreksi
atas
berbagai
perubahan
terhadap
menempati kedudukan yang paling tinggi.Pengujian perundangan
peraturan
di
bawah
UUD
membutuhkan sebuah mahkamah dalam rangka menjaga prinsip konstitusionalisme Mahkamah
hukum,
Konstitusilah
yang
pada perubahan struktur ketatanegaraan Indonesia dimana terjadi perubahan pada kedudukan, tugas dan wewenang MPR, DPR, Presiden, dan
DPA di bubarkan
diganti dewan Pertimbangan Presiden. Selain itu kekuasaan kehakiman yang dulu
diberi kewenangan itu. Anggota MK berjumlah sembilan orang hakim yang ditetapkan oleh
hanya dipegang oleh MA sekarang ada ditangan MA, MK dan KY.
presiden yang diajukan masing-
DAFTAR PUSTAKA
masing tiga oleh DPR, Tiga (3)
Amandemen
oleh MA dan tiga oleh Presiden.
Dalam sejarah ketatanegaraan Indonesia, pernah
UUD
Pertama,
1945 kedua,
Perubahan ketiga
dan
keempat, dalam satu naskah, 2004,
PENUTUP
MPR
Perubahan UUD 1945, membawa dampak
melakukan
empat
kali
Media Presindo,Yogyakarta Hamdayana Jumanta , Heri Herdiawanta,
perubahan. Perubahan pertama dilakukan
2010,
pada tanggal 19 Oktober 1999, Perubahan
Berwarganegara, Erlangga, Jakarta
kedua
tanggal
18
Agustus
Cerdas,
Kritis
2000,
Perubahan ketiga tanggal 10 Oktober 2001, dan perubahan keempat tanggal 10
Kaelan,
2004,
Pendidikan
Pancasila,
Paradigma, Yogyakarta 54
MPR, 2014,
Panduan Pemasyarakatan
Santosa Heru dkk, 2002, Sari Pendidikan
UUD 1945 dan Tap MPR RI,
Pancasila dan UUD 1945 dan
Sekretariat
Perubahannya,PT. Tiara wacana
Jendral
MPR
RI,
Jakarta Purwanto
dkk,
Ilmu, Yogyakarta 2009,
Kewarganegaraan
Pendidikan untuk
Mahasiswa, Graha Ilmu, Jakarta
Syarbaini
Syahrial,
2009,
Pendidikan
Pancasila di Perguruan Tinggi, Ghalia Indonesia, Bogor
Soegito, A.T., Pendidikan Pancasila edisi revisi,2005,UPT. MKU UNNES, Semarang
55
PERENCANAAN DAN PENJADWALAN PROYEK PADA PEMBANGUNAN GEDUNG Suparno Staf pengajar jurusan Teknik SipilPoliteknik Negeri semarang Jalan Prof. H. Soedarto, S.H. Tembalang, Semarang 50275 Telp. (024) 7473417, Fax. (024) 7472396, E-mail :
[email protected] Abstrak Perencanaan merupakan salah satu fungsi vital dalam kegiatan manajemen proyek. Karena itulah untuk mencapai tujuan, manajemen harus membuat langkah-langkah proaktif dalam melakukan perencanaan yang komprehensif agar sasaran dan tujuan dapat dicapai. Perencanaan dikatakan baik bila seluruh proses yang ada di dalamnya dapat diimplementasikan sesuai dengan sasaran dan tujuan yang telah ditetapkan dengan tingkat penyimpangan minimal serta hasil akhir maksimal. Dalam pelaksanaan proyek konstruksi dibutuhkan sistem pengawasan penjadwalan agar proyek dapat berjalan dengan baik dan sesuai dengan yang diharapkan. Penjadwalan proyek merupakan salah satu hasil dari perencanaan, yang dapat memberikan informasi tentang jadwal rencana dan kemajuan proyek dalam hal kinerja sumber daya berupa biaya, tenaga kerja, metode, peralatan dan material serta rencana durasi proyek dan progres waktu untuk penyelesaian proyek. Dalam proses penjadwalan, penyusunan kegiatan dan hubungan antar kegiatan dibuat terperinci dan detail. Hal ini dimaksudkan untuk membantu pelaksanaan evaluasi proyek. Tahap selanjutnya dari manajamen proyek adalah pengendalian. Pengendalian proyek merupakan salah satu fungsi dari manajemen proyek yang sangat mempengaruhi hasil akhir proyek, pengendalian mempunyai tujuan utama meminimalisasi segala penyimpangan yang dapat terjadi selama proses belangsungnya proyek. Penyebab dari kelemahan dalam hal perencanaan dan penjadwalan, evaluasi, dan pengendalian adalah faktor sumber daya manusia. Dengan demikian, suatu kebutuhan yang nyata, bahwa diperlukan penempatan tenaga yang tepat sesuai bidang keahliannya dalam upaya untuk meningkatkan kinerja sumber daya manusia pada pengelolaan proyek konstruksi yang dilakukan oleh kontraktor khususnya mengenai pencapaian target mutu, waktu, dan biaya. Kata kunci : tepat waktu, tepat mutu, tepat biaya
PENDAHULUAN
mana kesiapan pelaksana konstruksi di
Sebuah proyek konstruksi dengan segala
Indonesia dalam upaya untuk meningkatkan
sifat
mempunyai
nilai (value) suatu produk konstruksi dengan
hubungan antar aktivitas yang kompleks dan
mengurangi pemborosan (waste) yang terjadi
ketergantungan yang tinggi terhadap kondisi
dalam proses pelaksanaan proyek konstruksi,
internal
atau lebih sering disebut prinsip konstruksi
dan
karakteristiknya,
dan
ekternal
sehingga
durasi
aktivitas mempunyai tingkat ketidakpastian
ramping
yang
tinggi(Soeharto,1995:21).Dipandang
menunjukkan kelemahan kontraktor besar di
dari
karakteristik
Indonesia
durasi
aktivitasnya,
(lean
dalam
construction),
hal
perencanaan
telah
dan
masing-masing metoda mempunyai asumsi
penjadwalan (planning and schedulling),
yang berbeda. Gantt Chart, CPM, dan PDM
evaluasi, dan pengendalian.Penyebab dari
mengasumsikan durasi aktivitas bersifat pasti
kelemahan dalam hal perencanaan dan
sementara
penjadwalan (planning and schedulling),
PERT
dan
GERT
tidak
pasti(Oberlender,2000:18). Suatu
studi(Biemo,
evaluasi, dan pengendalian adalah faktor Abduh,
Reini,
sumber daya manusia, dalam penggunaan
Nuruddin,2006:17) untuk menilai sejauh
teknologi yang mempermudah penguasaan 56
dan pelaksanan pengelolaan konstruksi di
mempunyai
lapangan(Biemo, Abduh, Reini, Nuruddin,
diantaranya adalah:
2006:24). Dengan
demikian, diperlukan
-
adanya batasan waktu pelaksanaan;
suatu upaya untuk meningkatkankemampuan
-
adanya batasan pemakaianspesifikasi dan
sumber
daya
manusiadalamupayameningkatkan pengelolaan dilakukan
proyek oleh
kinerja
konstruksi
kontraktor
-
Adanya
batasan
pemakaianjumlah
tenagakerja; -
mengenai pencapaian target mutu, waktu, dan beaya.
tertentu,
jumlah material;
yang
khususnya
batasan-batasan
Adanya batasan beaya dari sebuah proyek;
-
dsb. MUTU
MAKSUD DAN TUJUAN Maksud dan tujuan dari penulisan makalah tentangPerencanaandan Penjadwalan Proyek WAKTU
Pembangunan Gedung ini adalahsebagai berikut : a. Untuk
mengetahui
bagaimana
praktek perencanaan, penjadwalan
Ilustrasi dari 3 circles diagram diatas adalah:
mengetahui
Jika biaya proyek berkurang sementara waktu pelaksanaan direncanakan tetap,
serta pengendalian proyek. b. Untuk
BEAYA
maka secara otomatis anggaran belanja
permasalahan-
material
permasalahan yang dihadapi dalam
akan
dikurangi
dan
mutu
pekerjaan akan berkurang, akibatnya
pengelolaan proyek. c. Untuk mengetahui kinerja waktu antara rencana dan realisasi proyek.
secara umum proyek Rugi!
Jika
waktu
pelaksanaan
terlambat,
sementara tidak ada rencana penambahan anggaran, maka mutu pekerjaan juga
PERMASALAHAN Bagaimanakah
praktek
akan berkurang,akibatnya secara umum
Perencanaan,
proyek Rugi!
Penjadwalan dan Pengendalian Proyek pada Proyek Pembangunan Gedung? PEMBAHASAN Proyek konstruksi(Soeharto,1995:36) adalah serangkian aktivitas untuk menghasilkan sebuah konstruksi atau bangunan, yang
Jika mutu ingin dijaga, sementara waktu pelaksanaan terlambat, maka akan terjadi peningkatan anggaran belanja,akibatnya secara umum proyek juga Rugi!
Inti dari 3 komponen proyek konstruksi tersebut adalah bagaimana menjadwal dan 57
mengendalikan pelaksanaan proyek agar
1. Rincian
Struktur
Kerja
(Work
berjalan sesuai dengan rencana yang telah
Breakdown Structures/WBS)
ditetapkan, selesai tepat pada waktunya,
Kunci untuk semua rencana adalah
sehingga tidak terjadi pengurangan mutu
memecahkan aktifitas yang diinginkan
pekerjaan
kedalam
atau
penambahan
anggaran
belanja.
sebuah
bagian
yang
kecil(Forsberg,1996:52). Rincian struktur
Teknik yang digunakan dalam penjadwalan proyek bervariasi, tergantung dari ukuran proyek, kompleksitas, durasi, personal dan tuntutan pemilik proyek(Kerzner,1992:41). Pemimpin proyek harus memilih teknik
kerja
diawali
dengan
komponen-komponen
utama
proyek.WBS merupakan patokan dari rencana kerja proyek. WBS memberi penjelasan mengenai:
dan
Pekerjaan yang dilakukan
komunikatif untuk digunakan dan mudah
Mengidentifikasi
penjadwalan
yang
sederhana
menyusun
dimengerti oleh semua pihak. Terdapat
keahlian
yang
dibutuhkan
beberapa metoda yang umum digunakan,
Panduan dalam memilih tim proyek
yaitu: Bagan Balok (Bar Chart), kurva S dan
Dasar penjadwalan proyek
Diagram Jaringan Kerja (Network Diagram). 2. Diagram Perencanaan Proyek Tujuan
Jaringan
(The
Network
Diagram)
dari
perencanaan
Langkah
kedua
dari
perencaan
(Reksohadiprojo,1997:28) adalah melakukan
(Kerzner,1992:92)
usaha
menggambarkan diagram jaringan yang
untuk
memenuhi
persyaratan
adalah
spesifikasi proyek yang ditentukan dalam
menunjukkan
batasan mutu,waktu danbiaya, ditambah
diagram yang paling banyak digunakan
dengan
adalah bagan PERT. Pada bagan PERT
terjaminnya
faktor
keselamatan
(safety). Secara
urutan
kejadian.
Tipe
dengan mengikuti petunjuk garis panah, filosofis
(Purwokohadi,1995:22)
perencanaan mencakup
empat
lamanya waktu yang dibutuhkan untuk menelusuri
setiap
jalur
dapat
hal, yaitu aman, efektif, efisien, dan mutunya
dijumlahkan
dengan
menambahkan
terjamin. Produk dari perencanaan adalah
lamanya waktu dari jalur masing-masing
dasar acuan bagi kegiatan selanjutnya seperti
kegiatan.Jalur kritis (CP / Critical Path)
pelaksanaan dan pengendalian. Tahapan atau
adalah jalur terpanjang dan didefinisikan
langkah-langkah dalam perencanaan proyek
waktu minimal yang dibutuhkan untuk
adalah :
mengerjakan proyek(Ali,1992:67). 58
Dalam
3. Menghitung Biaya Proyek
merencanakan
jadwal
Jika kontrak proyek telah mempunyai
Manajer
harga tetap, Manajer
Proyek dapat
jadwal yang diperkiraan ke Calender Days
menghitung biaya kasar untuk tenaga
(jadwal harian) atau lamanya pekerjaan.
kerja,
dan
Metode terbaik untuk melakukan hal ini
pekerja
adalah dengan menggambarkan ke dalam
material
alat(Taylor,2000:43).Biaya
perhari disebut ‘biaya penuh’ yang harus mencakup
biaya
administrasi,
operasi,
sewa,
pekerja,
dan
keuntungan(Mingus,2002:37). Untuk itu harus ditambahkan biaya tetap, seperti sewa computer, sewa peralatan khusus, biaya tak terduga, dan sebagainya.Biaya tetap harus dirinci oleh setiap estimator untuk kegiatan utamanya.
mengaplikasikan
sebuah Gantt Chart atau Bar Chart. Penjadwalan(Kerzner,1992:105)
sangat
berhubungan dengan waktu dan bagaimana koordinasi
di
lapangan.
Waktu
dan
koordinasi di lapangan dapat terlaksana dengan baik jika di awal memiliki sistem penjadwalan yang tepat. Untuk itu kontraktor biasanya perlu membuat Master Schedule di awal
proyek.
Master
schedule
ini
menggambarkan jadwal pekerjaan secara
Penjadwalan Proyek Penjadwalan
Proyekharus
proyek,
(Soeharto,1995:86)
adalah
umum. Oleh karena master schedule ini
pengalokasian waktu yang tersedia untuk
dibuat
melaksanakan
informasi yang ada didalamnya kurang
masing-masing
pekerjaan
pada
awal
sesuai
hingga
dengan
sebenarnya. Hal ini dapat membuat proyek
keterbatasan-
berjalan lebih cepat atau lebih lambat dari
hasil
mempertimbangkan
optimal
keterbatasan yang ada. Makin
besar
skala
kondisi
terkadang
dalam rangka menyelesaikan suatu proyek tercapai
dengan
proyek,
lapangan
yang
pada jadwal pada master schedule. proyek,
semakin
Masalah seperti ini dapat diatasi oleh
kompleks pengelolaan penjadwalan proyek
kontraktor
karena dana yang dikelola sangat besar,
penjadwalan pekerjaan jangka pendek, yang
kebutuhan dan penyediaan sumber daya juga
dikenal
besar,
planning”.Short interval planning ini dapat
kegiatan
yang
dilakukan
sangat
dengan
sebagai
membuat “Short
rencana interval
beragamserta durasi proyek menjadi sangat
digunakan
sebagai
sistem
pengawasan
panjang(Forsberg,1996:78).Oleh karena itu,
proyek
konstruksi
secara
keseluruhan,
agar penjadwalan dapat diimplementasikan,
khususnya
sistem
pengawasan
digunakan cara-caraatau metode teknis yang
penjadwalan
sudah digunakan seperti CPM dan PDM.
faktor keterlambatan pekerjaan setiap akhir
sebagai
proyek.Selain
itu
dianalisa
59
pengamatan
mingguan,
sehingga
dapat
untuk menunjukkan jadwal departemen atau
mengurangi hambatan yang menyebabkan
individual secara terpisah. Kecuali itu, oleh
keterlambatan.
karena diagram Gantt memfokuskan hanya pada
Pengendalian Proyek Menurut Tubagus Haedar Ali (1992:66), pengendalian adalah usaha yang sistematis
jadwal,
kelemahan
dalam
maka
mengakibatkan
penyediaan
informasi
mengenai :
untuk menentukan standar yang sesuai
a. Penggunaan sumber daya secara efisien
dengan sasaran dan tujuan perencanaan,
b. Tahapan pra pelaksanaan di lapangan
merancang
c. Detail kemajuan pekerjaan (pada waktu
sistem
membandingkan standar,
informasi,
pelaksanaan
menganalisis
dengan
pelaksanaan).
kemungkinan
Hal tersebut mengakibatkan penggunaan Bar
melakukan
Chart terbatas. Meskipun demikian, Bar
tindakan koreksi yang diperlukan agar
Chart masih digunakan secara luas, baik
sumber daya dapat dilaksanakan secara
berdiri sendiri maupun digabungkan dengan
efektif dan efisien dalam rangka mencapai
penggunaan metode lain seperti kurva "S".
sasaran dan tujuan.
Hal ini terutama karena Bar chart mudah
penyimpangan,
kemudian
Kegiatan-kegiatan yang dilakukan dalam proses
pengendalian
dapat
berupa
dipahami. Kurva S atau Hanumm Curve
pengawasan, pemeriksaan, serta tindakan
Kurva
koreksi
dikembangkan oleh Warren T Hanumm atas
yang
dilakukan
selama
proses
implementasi.
adalah
sebuah
grafik
yang
dasar pengamatan terhadap sejumlah besar proyek
Diagram Balok (Bar Chart ) Diagram Balok (Bar Chart )sering disebut Gantt Chart sesuai dengan nama penciptanya yaitu
S
Henry
L.Gantt(Forsberg,1996:91).Dalam diagram balok, kegiatan digambarkan dengan balok horizontal. Panjang balok menyatakan lama kegiatan dalam skala waktu yang dipilih. Digambarkan balok-balok berpasangan, satu untuk rencana dan yang satu untuk realisasi. Diagram ini kecuali sederhana dan visual, keuntungan lainnya adalah dapat dipakai
sejak
awal
hingga
proyek(Purwokohadi,1995:65). dapat
menunjukkan
akhir
Kurva
kemajuan
S
proyek
berdasarkan kegiatan, waktu dan bobot pekerjaan yang direpresentasikan sebagai persentase kumulatif dari seluruh kegiatan proyek.
Visualisasi
kurva
S
dapat
memberikan informasi mengenai kemajuan proyek dengan membandingkannya terhadap jadwal
rencana.
Dari
sinilah
diketahui
apakah ada keterlambatan atau percepatan jadwal
proyek.Indikasi
tersebut
dapat 60
menjadi informasi awal guna melakukan
kerja
tindakan koreksi dalam proses pengendalian
memperlihatkan
kegiatan
dan
jadwal. Tetapi informasi tersebut tidak detail
ketergantungannya(Ali,1992:87).
Network
dan hanya terbatas untuk menilai kemajuan
planning menggunakan model yang berupa
proyek.
diagram yang disebut network diagram.
Perbaikan
menggunakan
lebih
metode
lanjut
dapat
lain
yang
dikombinasikan, misal metode bagan balok atau network planning dengan memperbarui sumber daya maupun waktu pada masingmasing kegiatan.
melalui
diagram
grafis
yang
Network planning diperkenalkan pada tahun 50-an oleh tim perusahaan Dupont dan Rand Corporation untuk mengembangkan sistem kontrol
manajemen.
dikembangkan
untuk
Metode
ini
mengendalikan
Untuk membuat kurva S, jumlah persentase
sejumlah besar kegiatan yang memiliki
kumulatif bobot masing-masing kegiatan
ketergantungan yang kompleks. Metode ini
pada suatu periode di antara durasi proyek
relatif lebih sulit, hubungan antar kegiatan
diplotkan terhadap sumbu vertikal sehingga
jelas, dan dapat memperlihatkan kegiatan
bila hasilnya dihubungkan dengan garis,
kritis. Dari informasi network planning-lah
akan membentuk kurva S.
monitoring serta tindakan koreksi kemudian
Bentuk demikian terjadi karena volume kegiatan pada bagian awal biasanya sedikit, kemudian
pada
pertengahan
meningkat
dalam jumlah cukup besar, lalu pada akhir proyek volume kegiatan kembali mengecil. Untuk
menentukan
bobot
pekerjaan
pendekatan yang dilakukan dapat berupa
dapat dilakukan, yakni dengan memperbarui jadwal. Akan tetapi, metode ini perlu dikombinasikan dengan metode lainnya. Ada dua macam diagram yang dikenal dalam network planning, yaitu Activity on Arrow dan Activity on Node/ Precedence Diagram Method.
Activity on Arrow/CPM
perhitungan persentase berdasarkan biaya per EETi
item pekerjaan/kegiatan dibagi dengan total anggaran atau berdasarkan volume rencana
I
LETi
ES LS
X Y
dari kegiatan terhadap volume total kegiatan.
Dimana: I,J = Nomor peristiwa
Network Planning
X = Nama kegiatan
EETj
EF LF
J
LETj
Network Planning atau yang dalam beberapa literatur
disebut
juga
sebagai
Network
EET = Saat Paling Awal Kegiatan
Analysis System (NAS) adalah nama umum
LET = Saat Paling Lambat Kegiatan
untuk teknik penyusunan dan koordinasi
Y = Lama kegiatan 61
ES = Saat paling cepat untuk mulai kegiatan EF= Saat paling cepat untuk akhir kegiatan LS= Saat paling lambat untuk mulai kegiatan LF= Saat paling lambat untuk akhir kegiatan
Menggunakan
CPM
(Critical
Path
Method) atau metode lintasan kritis, di
Metode ini mempunyai karakteristik sebagai
mana
berikut :
deterministik hanya menggunakan satu
Diagram
network
menggunakan
anak
dibuat panah
pendekatan
yang
dilakukan
dengan
jenis durasi pada kegiatannya. Lintasan
untuk
kritis adalah lintasan dengan kumpulan
menggambarkan kegiatan dan node-nya
kegiatan
menggambarkan peristiwanya/event. Node
terpanjang yang dapat diketahui bila
pada permulaan anak panah ditentukan
kegiatannya mempunyai Total Float (TF)
sebagai I-Node, sedangkan pada akhir
= 0.
anak panah ditentukan sebagai J-Node. Menggunakan perhitungan maju untuk
yang
mempunyai
durasi
Float : batas toleransi keterlambatan suatu kegiatan yang dapat dimanfaatkan untuk
memperoleh waktu mulai paling awal
optimasi waktu dan alokasi sumber daya.
(EETi) pada I-Node dan waktu mulai paling awal (EETj) pada J-Node dari seluruh kegiatan dengan mengambil nilai maksimumnya. Menggunakan perhitungan mundur untuk memperoleh waktu selesai paling lambat
Activity on Node/PDM Metode ini mempunyai karakteristik sebagai berikut:
Hubungan Kegiatan (constraint) PDM
(LETi) pada I-Node dan waktu selesai paling lambat (LETj) pada J-Node dari seluruh kegiatan dengan mengambil nilai minimumnya. Diantara dua peristiwa tidak boleh ada dalam
2
kegiatan,
sehingga
untuk
menghindarinya digunakan kegiatan semu atau dummy yang tidak mempunyai durasi. 62
Hubungan ini banyak digunakan oleh software penjadwalan (MS Project, Primavera, dll)
Pembuatan diagram network dengan
yaitu penyelesaian fisik dari proyek (the
menggunakan simpul/node untuk
percent complete) yang mencerminkan
menggambarkan kegiatan.
rencana penyerapan biaya (budgeted cost),
Kegiatannya menggunakan diagram
biaya aktual yang sudah dikeluarkan atau
precedence.
yang disebut dengan actual cost serta apa
Bentuk diagram aktivitas dari precedence
yang yang didapatkan dari biaya yang
diagram method dapat berupa gambar
sudah dikeluarkan atau yang disebut
dibawah ini :
earned value. Dari ketiga dimensi tersebut, dengan
konsep
earned
value,
dapat
dihubungkan antara kinerja biaya dengan waktu yang berasal dari perhitungan varian dari biaya dan waktu (Flemming dan Koppelman,
1994
dalamBiemo,
Muhammad, Reini, Nuruddin, 2006:29). Konsep Earned Value
Berdasarkan kinerja biaya dan waktu ini,
Konsep “earned value” merupakan salah
seorang
satu
mengidentifikasi
alat
yang
digunakan
dalam
manajer
proyek
kinerja
dapat
keseluruhan
pengelolaan proyek yangmengintegrasikan
proyek maupun paket-paket pekerjaan di
biaya dan waktu(Biemo, Muhammad,
dalamnya dan kemudian memprediksi
Reini, Nuruddin, 2006:26).
Konsep
kinerja biaya dan waktu penyelesaian
earned value menyajikan tiga dimensi
proyek. Hasil dari evaluasi kinerja proyek 63
tersebut dapat digunakan sebagai
early
di
Amerika
Serikat
mengharuskan
warning jika terdapat inefisiensi kinerja
penggunaan EVM untuk semua proyek
dalam penyelesaian proyek sehingga dapat
pemerintah.
dilakukan kebijakan-kebijakan manajemen danperubahan metode pelaksanaan agar pembengkakan biaya dan keterlambatan penyelesaian proyek dapat dicegah.
Flemming
dan
dalamBiemo,
Koppelman,
1994
Muhammad,
Reini,
Nuruddin, 2006:21, menjelaskan konsep earned value dibandingkan manajemen
Penggunaan konsep earned value di
biaya
Amerika Serikat dimulai pada akhir abad
tradisional hanyamenyajikan dua dimensi
20 di industri manufaktur. Pada tahun
saja yaitu hubungan yang sederhana antara
1960an Departemen Pertahanan Amerika
biaya
Serikat mulaimengembangkan konsep ini
Dengan manajemen biaya tradisional,
(Taylor, 2000:34). Ada 35 kriteria yang
status kinerja tidak dapat diketahui. Dari
disebut
grafik dapat diketahui bahwa biaya aktual
Cost/Schedule System Criteria
(C/SCSC).
dengan
biaya
biaya
rencana.
memang lebih rendah, namun kenyataan
dipertimbangkan sebagai alat pengendalian
bahwa biaya aktual yang lebih rendah dari
finansial
keahlian
rencana ini tidak dapat menunjukkan
analitis yang kuat dalam menggunakannya.
bahwa kinerja yang telah dilakukan telah
Pada tahun 1995 hingga 1998 Earned
sesuai dengan target rencana. Sebaliknya,
Value
ditransfer
konsep earned value memberikan dimensi
untuk kepentingan industri menjadi suatu
yang ketiga selain biaya aktual dan biaya
standar pengelolaan proyek (ANSI/EIA
rencana. Dimensi yang ketiga ini adalah
748-A). Semenjak itu EVM tidak hanya
besarnya pekerjaan secara fisik yang telah
digunakan oleh Department of Defence,
diselesaikan
namun juga digunakan oleh kalangan
value/percent complete. Dengan adanya
industri lainnya seperti NASA dan United
dimensi ketiga ini, seorang manajer proyek
States Depatment of Energy. Tinjaun EVM
akan dapat lebih memahami seberapa
juga dimasukkan dalam PMBOK Guide®
besar
First Edition pada tahun 1987 dan edisi-
sejumlah biaya yang telah dikeluarkan.
yang
C/SCSC
aktual
Manajemen
lebih
edisi
Namun,
tradisional.
memerlukan
Management
berikutnya.
(EVM)
Usaha
kinerja
atau
disebut
yang
earned
dihasilkan
dari
untuk
menyederhanakan EVM mencapai titik momentumnya pada tahun 2000, yaitu ketika beberapa pemerintah Negara bagian 64
pekerjaan
Earned Value Chart
dalam
periode
tertentu.
ACWP dapat berupa kumulatif hingga periode perhitungan kinerja atau jumlah biaya pengeluaran dalam periode waktu tertentu. Budgeted Cost for Work Performed (BCWP) adalah nilai yang diterima dari penyelesaian pekerjaan selama periode
BCWS BCWP ACWP
waktu tertentu. BCWP inilah yang
Ada tiga elemen dasar yang menjadi acuan
disebut
dalam menganalisa kinerja dari proyek
dihitung berdasarkan akumulasi dari
berdasarkan konsep earned value. Ketiga
pekerjaan-pekerjaan
elemen tersebut adalah:
diselesaikan. Ada beberapa cara untuk
Budgeted Cost for Work Scheduled
menghitung BCWP diantaranya adalah:
earned
(BCWS) merupakan anggaran biaya
Fixed
yang dialokasikan berdasarkan rencana
Milestone
kerja
complete,
yang telah disusun terhadap
waktu. BCWS dihitung dari akumulasi anggaran
biaya
yang
formula,
value.
yang
Milestone
weights Unit
BCWP
ini
telah
weights,
with
percent
complete,
Percent
complete, Level of effort.
direncanakan
untuk pekerjaan dalam periode waktu tertentu. BCWS pada akhir poyek
Penilaian Kinerja Proyek Dengan Konsep Earned Value
(penyelesaian 100 %) disebut Budget at
Beberapa
Completion
juga
Reini, Nuruddin,2006:31) yang terkait
menjadi tolak ukur kinerja waktu dari
dengan penilaian ini adalah:Cost Variance,
pelaksanaan
proyek.
Schedule Variance, Cost Performance
merefleksikan
penyerapan
(BAC).
BCWS
BCWS biaya
Index,
istilah(Biemo,
Muhammad,
Schedule Performance Index,
rencana secara kumulatif untuk setiap
Estimate at Completion, dan Variance at
paket-paket
Completion.
pekerjaan
urutannya
sesuai
berdasarkan
jadwal
yang
direncanakan. Actual
Cost
(ACWP) keseluruhan dikeluarkan
a. Cost Variance (CV) Cost variance merupakan selisih antara
for
Work
Performed
nilai yang diperoleh setelah menyelesaikan
adalah representasi dari
paket-paket pekerjaan dengan biaya aktual
pengeluaran untuk
yang
yang terjadi selama pelaksanaan proyek.
menyelesaikan 65
Cost variance positif menunjukkan bahwa
yang didapat (BCWP) atau dengan kata
nilai paket-paket pekerjaan yang diperoleh
lain terjadi pemborosan.
lebih besar dibandingkan dengan biaya
d. Schedule Performance Index (SPI)
yang
dikeluarkan
untuk
mengerjakan
paket-paket pekerjaan tersebut. sebaliknya nilai negatif menunjukkan bahwa nilai paket-paket pekerjaan yang diselesaikan lebih rendah dibandingkan dengan biaya yang sudah dikeluarkan.
b. Schedule Variance (SV) variance
efisiensi
digunakan
untuk
menghitung penyimpangan antara BCWS dengan BCWP. Nilai positif menunjukkan bahwa paket-paket pekerjaan proyek yang terlaksana lebih banyak dibanding rencana.
kinerja
menyelesaikan
dalam
pekerjaan
dapat
diperlihatkan oleh perbandingan antara nilai pekerjaan yang secara fisik telah diselesaikan (BCWP) dengan rencana pengeluaran
ACWP - BCWP CV=....................... (1)
Schedule
Faktor
biaya
yang
dikeluarkan
berdasar rencana pekerjaan (BCWS). SPI = BCWP/ BCWS...................... (4) Nilai SPI menunjukkan seberapa besar pekerjaan (relatif
yang
mampu
diselesaikan
terhadap
proyek
keseluruhan)
terhadap
satuan
pekerjaan
yang
direncanakan. Nilai SPI kurang dari 1
BCWS - BCWP SV = .................... (2)
menunjukkan bahwa kinerja pekerjaan
c. Cost Performance Index (CPI)
tidak sesuai dengan yang diharapkan
Faktor
efisiensi
biaya
yang
telah
karena tidak mampu mencapai target
dikeluarkan dapat diperlihatkan dengan
pekerjaan yang sudah direncanakan.
membandingkan
KESIMPULAN DAN SARAN
nilai
pekerjaan
yang
secara fisik telah diselesaikan (BCWP) dengan biaya yang telah dikeluarkan dalam periode yang sama (ACWP).
Dari hasil uraian di atas dapat ditarik kesimpulan bahwa : 1. Praktek
perencanaan,
penjadwalan,
CPI= BCWP/ACWP....................... (3)
serta pengendalian pekerjaan pada
Nilai CPI ini menunjukkan bobot nilai
proyek Pembangunan Gedung di Kota
yang
Semarang perlu diterapkan dipelajari
diperoleh (relatif terhadap nilai
proyek keseluruhan) terhadap biaya yang dikeluarkan.
CPI
kurang
dari
1
dan ditingkatkan. 2. Kemungkinan adanya keterlambatan
menunjukkan kinerja biaya yang buruk,
waktu
dan
progress
karena biaya yang dikeluarkan (ACWP)
disebabkan
lebih besar dibandingkan dengan nilai
perubahan gambar dan spesifikasi pada
oleh
masih
biasanya terjadi
66
tahap
pelaksanaan,
pembayaran
dan
keterlambatan
keputusan
yang
lambat dari owner. 3. Dengan menggunakan metode earned value
sebagai
usaha
untuk
menganalisis progress proyek, dapat disimpulkan bahwa: a. Metode
earned
value
dapat
berguna untuk monitoring dan evaluasi progress proyek pada baseline tertentu. b. Metode ini juga dapat memprediksi kerugian waktu dan biaya karena irama
kerja
yang
cenderung
lambat, sehingga tambahan durasi proyek dan biaya akhirnya dapat dihitung
dengan
pendekatan
matematis, tindakan kareksi apa selanjutnya juga dapat ditentukan. c. Informasi dari metode ini adalah data yang akan digunakan untuk melakukan tindakan koreksi seperti mempercepat irama kerja dengan pertukaran biaya dengan waktu (duration
cost-trade
off)
atau
dengan penambahan tenaga kerja atau
lembur
(overtime)
serta
penjadwalan kembali sumberdaya, missal tenaga kerja, peralatan serta material. DAFTAR PUSTAKA Garold
Construction”, McGraw-Hill International Editions, New York, 1993. Harold Kerzner, Ph.D., “Project Management, A System approach to Planning, Scheduling, amd Controlling”, Fouth Edition, Van Nostrand Reinhold, New York, 1992. Imam Soeharto, ”Manajemen Proyek, Dari Konseptual Sampai Operasional”, Erlangga, Jakarta, 1995. James Taylor, ”The Project Management Workshop”, Amacom, American Management Association, New York, 2000. Kevin
Forsberg, ”Visualizing Project Management”, John Willey & Sons,Inc, New York, 1996.
Nancy Mingus, ”Project Management”, Prenada Media, Jakarta, 2002. Oberlender, Garold D., “Project Management for Engineering and Construction”, 2nd edition, McGraw-Hill, 2000 Purwokohadi, ”Manajemen Proyek Konstruksi”, Departemen PU, Jakarta, 1995. Sukanto Reksohadiprodjo, ”Manajemen Proyek Edisi 4”, BPFE, Yogyakarta, 1997. Tubagus Haedar Ali, ”Prinsip-prinsip Network Planning”, Gramedia,Jakarta, 1992. SoemardiW. Biemo, Abduh Muhamad, Wirahadikusmah D. Reini, Pujoartanto Nuruddin, “Konsep Earned Value untuk Pengelolaan Proyek Konstruksi”, Makalah Hasil Riset ITB, 2006.
D. Oblender, ”Project Management for Engineering and 67
PEDOMAN PENULISAN 1. Naskah dapat berupa hasil penelitian, kajian pustaka, review buku, review jurnal, pengetahuan ilmiah popular, hasil terjemahan, dan tulisan lain yang terkait. 2. Naskah menggunakan bahasa Indonesia atau bahasa Inggris baku, diketik dalam paragraph biasa, menggunakan New Times Roman, ukuran kertas A4, dan CD tidak bervirus. 3. Sistematika penulisan : Judul : singkat, informative, maksimal 20 kata, bold, fot 14. Nama penulis (tanpa gelar), lembaga dan alamat lembaga : font 10. Abstrak (1 alinea) dan kata kunci (maksimal 5 kata) : fot 10 italics. Isi naskah : maksimal 12 halaman, margin kiri, atas, kanan, bawah 1”, spasi 1.5, font 12, yang berupa : a. Naskah hasil penelitian terdiri dari : Pendahuluan : berisi latar belakang penelitian, tujuan, tinjauan pustaka, manfaat penelitian. Metode Penelitian : berisi penjelasan singkat tentang metode penelitian yang digunakan. Hasil dan Pembahasan : berisi tentang hasil penelitian dan pembahasannya. Kesimpulan : berisi kesimpulan hasil penelitian, disampaikan secara singkat dan jelas. Pernyataan terima kasih : berisi ucapan terima kasih kepada pihak pemberi dana penelitian (bila ada). Daftar Pustaka. b. Naskah bukan hasil dari penelitian terdiri dari : Pendahuluan, isi, penutup (berisi kesimpulan dan saran), daftar pustaka. 4. Daftar Pustaka ditulis menurut huruf abjad. a. Buku : Nama Penulis. Tahun. Judul Buku. Kota : Nama Penerbit. b. Majalah/Surat Kabar/Jurnal : Nama Penulis. Tahun. “Judul Artikel”. Nama Majalah/Surat Kabar/Jurnal. Edisi/Nomor/Volume. Halaman. c. Internet : Nama Penulis. Tahun. “Judul Artikel”. Website (tanggal unduh). d. Hasil terjemahan : Nama Penulis. Tahun. Judul Buku. Penerjemah. Tempat : penerbit. e. Makalah : Nama Penulis. Tahun. Judul Makalah. Makalah disampaikan dalam … (nama seminar/pelatihan). Tanggal. 5. Penyebutan sumber untuk kutipan : Nama penulis, tahun : halaman. 6. Bila di dalam naskah terdapat table, diberi nomor urut dan keterangan di atasnya. Untuk naskah yang memuat gambar, grafik, foto, diagram dan gambar lainnya, diberi nomor urut dan keterangan di bawahnya. Gambar, grafik, foto, dll harus jelas dan siap cetak. 7. Naskah belum pernah ataupun tidak sedang dalam proses publikasi dalam media cetak lain ataupun internet. 8. Naskah dapat diterima tanpa perubahan, diterima dengan perubahan atau ditolak. 9. Isi naskah menjadi tanggung jawab penulis naskah sepenuhnya. 10. Naskah disampaikan kepada : Pemimpin Redaksi Majalah Ilmiah Bangun Rekaprima Jurusan Teknik Sipil Politeknik Negeri Semarang JL. Prof. H. Sudarto, S.H. Tembalang, Semarang, Telp. (024) 7473417, 7499525 (hunting), fax (024) 7472396 Email :
[email protected]
68