ARTIKEL ILMIAH
Judul
PENGARUH PENAMBAHAN Mc. KENZIE EXERCISE DENGAN DORONGAN SEGMENTAL PADA INTERVENSI MOBILISASI PACVP DAN MANIPULASI NELSON TRAKSI TERHADAP PENINGKATAN ROM EKSTENSI THORACAL AKIBAT JOINT BLOCKADE UPPER THORACAL.
Identitas Penulis 1. Nama Lengkap
: Ade Irma Nahdliyyah, SST.FT
2. Jenis Kelamin
: Perempuan
3. NPP
: 111009195
4. Disiplin Ilmu
: Ilmu Kesehatan
5. Pangkat/Golongan
: Asisten Ahli / IIIa
6. Jabatan Fungsional/Struktural
: Koordinator 1 (Kurikulum)
7. Fakultas/Jurusan
: Ilmu Kesehatan / D-III Fisioterapi
Abstrak Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui perbedaan pengaruh penambahan Mc. Kenzie exercise dengan dorongan segmental pada intervensi PACVP dan Nelson traksi terhadap peningkatan ROM ekstensi thoracal akibat joint blockade upper thoracal. Sampel terdiri dari 20 orang mahasiswa/i Universitas INDONUSA Esa Unggul dan dipilih berdasarkan teknik purposive sampling dengan menggunakan tabel assessmen yang tersedia. Sampel terdiri dari kelompok kontrol 10 orang dengan intervensi yang diberikan adalah mobilisasi PACVP dan manipulasi Nelson traksi dan kelompok perlakuan 10 orang dengan intervensi yang diberikan adalah Mc. Kenzie exercise dengan dorongan segmental, PACVP dan Nelson traksi. Penelitian ini merupakan jenis penelitian kuasi eksperimental untuk mengetahui efek suatu intervensi yang dilakukan terhadap obyek penelitian. Analisis statistik penelitian dengan uji T-Test Related dan T-Test Independent. Hasil uji homogenitas dengan uji F menunjukkan bahwa nilai P=0,505 (P>α=0.05) berarti bahwa pada awal penelitian antar kelompok kontrol dan kelompok perlakuan tidak terdapat perbedaan ROM ekstensi thoracal yang bermakna. Hasil uji T-Test Related pada kelompok kontrol (mobilisasi PACVP dan manipulasi Nelson traksi) nilai P=0.00 (P<0.05) dan pada kelompok perlakuan (Mc. Kenzie exercise dengan dorongan segmental, mobilisasi PACVP dan manipulasi Nelson traksi) nilai P=0.00 (P<0.05) berarti intervensi yang dilakukan pada kelompok kontrol dan perlakuan berpengaruh terhadap peningkatan ROM ekstensi thoracal. Dan hasil uji T-Test independent menunjukkan nilai P=0.018 (P>0.05) yang berarti ada perbedaan
pengaruh yang signifikan antara intervensi PACVP dan Nelson traksi dengan intervensi penambahan Mc. Kenzie exercise dengan dorongan segmental, PACVP dan Nelson traksi terhadap peningkatan range of motion ekstensi thoracal akibat joint blockade upper thoracal. Kesimpulan : Dapat disimpulkan bahwa ada perbedaan pengaruh yang signifikan antara antara pemberian PACVP + Nelson traksi dan pemberian penambahan Mc.Kenzie exercise dengan dorongan segmental
pada intervensi PACVP + Nelson traksi terhadap peningkatan ROM
ekstensi thoracal akibat joint blockade upper thoracal. Kata Kunci : Mc. Kenzie Exercise, Mobilisasi PACVP, Manipulasi Nelson Traction, Jonit Blockade Upper thoracal, ROM.
Abstract This study aims to determine the difference effect of adding. Kenzie exercise with the encouragement of segmental on intervention PACVP and Nelson traction to increase ROM extensions thoracal result of a joint blockade of upper thoracal. The sample consisted of 20 men students of the Faculty of Physiotherapy University INDONUSA Esa Unggul and selected based on purposive sampling technique by using the table assessment of the available . The sample consists of a control group 10 people with the intervention provided is mobilization PACVP and manipulation Nelson traction and treatment groups 10 men with the intervention provided is Mc. Kenzie exercise with the encouragement segmental, PACVP and Nelson traction. This was a type of quasi experimental study the effect of an intervention is done to the object of research. The statistical analysis of research by testing the T-Test Related and T-Test Independent. The test results homogeneity with the F test showed that the value of P = 0.505 (P> α = 0.05) means that at the beginning of the study between the control group and treatment group there were no differences in ROM extensions thoracal meaningful. Test of T-Test Related to the control group (mobilization PACVP and manipulation Nelson traction) P value = 0.00 (P <0.05) and in the treatment group (Mc. Kenzie exercise with the encouragement of segmental, mobilization PACVP and manipulation Nelson traction) P value = 0.00 (P <0.05) means that interventions in the control group and treatment effect on the increase ROM extensions thoracal. And the test result T-Test of independent shows a value of P = 0.018 (P> 0.05), which means there is a difference significant effect between intervention PACVP and Nelson traction with interventions increasing Mc. Kenzie exercise with the encouragement segmental, PACVP and Nelson traction to increase range of motion extension thoracal result of a joint blockade of upper thoracal. Conclusion: In conclusion, there is a difference is significant influence between the granting PACVP + Nelson traction and provide additional Mc.Kenzie exercise with the encouragement segmental on intervention PACVP + Nelson traction on the increase of ROM extensions thoracal caused joint blockade of upper thoracal.
Pendahuluan Tingkat kesehatan seseorang dapat dilihat dari gaya hidup dan kebiasaan–kebiasaannya dalam menjalankan aktivitas sehari–hari. Gaya hidup di zaman modern ini membawa individu pada kebiasaan–kebiasaan yang dapat memperburuk tingkat kesehatan. Kebiasaan yang kadang terlupakan yang dapat mempengaruhi kesehatan dan optimalisasi aktivitas seseorang adalah kebiasaan sikap tubuh pada posisi yang salah. Banyak orang dalam menjalankan kehidupan sehari-hari melupakan masalah posisi tubuh. Padahal posisi tubuh yang baik sangat penting karena dapat membantu tubuh bekerja secara maksimal dan optimal. Banyak manfaat yang dapat dirasakan bila kita memiliki postur tubuh yang baik, salah satunya adalah gerakkan tubuh menjadi lebih efektif. Kesalahan kerap terjadi semenjak anak-anak dan berlanjut sampai dewasa antara lain postur tubuh yang salah ( poor posture), posisi yang static, gerak tubuh yang sama dan berulang-ulang dan dilakukan dengan cara yang salah sehingga menimbulkan keluhan nyeri dan keterbatasan gerak. Pada orang dewasa salah satun contohnya adalah posisi statis di depan computer dalam waktu yang lama yang dapat menyebabkan posture foreward head position. Pada kondisi tersebut dapat menimbulkan berbagai keluhan, keluhan yang banyak dirasakan adalah rasa nyeri pada tulang belakang dan keterbatasan gerak saat gerakan membungkuk (fleksi), menengadah (ekstensi), dan gerakan memutar (rotasi) terutama pada region thoracal. Bad posture atau posisi yang tidak baik secara biomekanik dapat mempengaruhi system ligament pada tubuh dimana terjadi pemendekan pada ligament bagian anterior dan ligament posterior menjadi terulur. Pada kondisi ini jika terjadi pada waktu yang lama dan terus-menerus akan menyebabkan kekakuan atau kontraktur pada ligament tersebut dan terjadi mickrosirkulasi sehingga otot menjadi ischemic dan menimbulkan nyeri, serta terjadi pergeseran pada nucleus pulposus pada satu posisi sehingga terjadi entrapment meniscoid dari facet yang dapat mengiritasi jaringan disekitarnya yang dapat menimbulkan nyeri dan keterbatasan gerak. Nyeri dan keterbatasan gerak tersebut dapat disebabkan karena sendi mengalami penguncian pada satu atau beberapa segmen akibat penyesuaian terhadap posisi yang lama yang tidak proposional atau kebiasaan gerak yang tidak proposional yang dapat menimbulkan hipomobilitas pada segment tertentu dan sulit melakukan gerakan, terutama ekstensi sehingga dapat terjadi blockade pada sendi intervertebralis. Pada joint blockade sering terjadi pada posture khiposis terutama terjadi pada puncak kurva atau apex. Pada kondisi ini terdapat gerak yang terbatas pada puncak kurva yang dapat mempengarauhi sendi intervertebral di sekitarnya, dimana terjadi pergeseran nucleus pulposus pada satu posisi sehingga terjadi entrapment meniscoid dari capsul dan facet. Pemunculan nucleus pulposus ini akan menghambat gerak segment tertentu sehingga muncul nyeri pada segment tertentu. Gerak yang terbatas dan menetap dalam waktu lama akan mempengaruhi sistem ligament pada tubuh, dimana akan terjadi peningkatan panjang dari capsul ligament sementara pada posisi memendek akan kontraktur dari capsul ligament tersebut.
Joint blockade akan diikuti dengan gangguan microsirkulasi, pada posisi statis mengurangi/menghambat darah menuju ke lokasi tersebut menimbulkan ischemic diikuti myofacial pain. Myofacial pain akan timbul nyeri yang akan menimbulkan guarding spasme sebagai mekanisme mempertahankan diri terhadap kemungkinan kerusakan jaringan/cidera ulang. Nyeri laten akan menimbulakn reaksi saraf nocissensorik berupa rendahnya ambang rangsang (thresshold) atau bahkan mencapai 0 sehingga terjadi hiperalgesia hingga allodynia. Joint blockade dapat didiagnosa dengan melakukan test khusus berupa palpasi pada otototot spine atau dengan Contrac Relax and Streching dan test segmental PACVP (Postero Anterior Central Vertebral Pressure) yang merupakan test provokasi kompresi procesuss spinosus secara segmental bilateral dan LPAVP (Lateral Posterior Anterior Vertebral Pressure) merupakan test provokasi procesuss transversus secara segmental unilateral serta pemeriksaan gerak pasif. Dari test tersebut ditemukan adanya nyeri, firm end feel dan keterbatasan gerak terutama ekstensi dan rotasi. Pada penanganan kasus joint blockade ini terdapat berbagai macam cara, namun kondisi tersebut memerlukan penanganan yang tepat, efektif dan efisien agar tepat pada sasaran. Fisioterapi sebagai bagian dari profesi dalam bidang kesehatan yang tugas utamanya adalah untuk meningkatkan, memelihara dan memulikan kemampuan gerak dan fungsi tubuh sepanjang daur kehidupan seperti yang tercantum dalam WCPT 1999 di Yokohama. Hal ini sesuai dengan KEPMENKES 1363 fisioterapi adalah bentuk pelayanan yang ditujukan kepada individu dan atau kelompok untuk mengembangkan, memelihara dan memulihkan gerak dan fungsi sepanjang daur kehidupan dengan menggunakan penanganan secara manua, peningkatan gerak, peralatan ( fisis, elektroterapeutis & mekanis ) pelatihan fungsi komunikasi. Banyaknya modalitas yang dapat dipakai untuk penanganan kondisi tersebut. Diantaranya dengan modalitas elektroterapi, manual terapi dan terapi latihan. Penanganan dengan metode elektroterapi sudah banyak dilakukan di klinik-klinik, rumah sakit dan memiliki hasil yang cukup bagus, sedangkan metode manual terapi dan terapi latihan belum semua klinik dan rumah sakit mengaplikasikannya. Salah satu metode manual yang digunakan pada kondisi tersebut adalah dengan mobilisasi PACVP, Nelson traction dan dengan penambahan Mc. Kenzie Exercise dengan dorongan segment joint blockade. PACVP (Postero Anterior Central Vertebral Pressure) merupakan suatu teknik manipulasi apophyseal joint yang mempunyai efek gapping bilateral sendi intervertebral. PACVP ditujukan untuk mengulur system ligament intervertebral, menurunkan spasme otot, gapping facet, memobilisasi nucleus pulposus ke posisi normal, meningkatkan sirkulasi didaerah sekitar nyeri, koreksi puncak kyphosis sehingga dapat meningkatkan lingkup gerak sendi terutama pada segment thoracal. Manipulasi Nelson traction merupakan suatu teknik manipulasi untuk membuka facet (gapping) posterior-anterior pada upper thoracal dengan mengandalakan tekanan atau dorongan dari dada/sternum fisioterapis. Pada nelson traction diberikan pada upper thoracal dan beberapa
pada lower thoracal yang diberikan dengan gerakan ekstensi thoracal ditambah dengan postero anterior trust dengan gerak kejut dan menggunakan penekanan langsung pada segment vertebral yang mempunyai efek gapping bilateral. Dorongan kedepan pada manipulasi nelson traction akan menimbulkan penguluran berupa traction intervertebralis, gerak luncur pada intervertebral, peregengan pada system capsul ligament, mobilisasi nucleus dan rileksasi otot optimal. Pada joint blockade dimana sering dijumpai pada posture hiperkhyposis thoracal yang berpengaruh pada perubahan struktur tulang dan jaringan lunak di sekitarnya. Dengan begitu memerlukan intervensi untuk koreksi posture. Latihan Mc. Kenzie merupakan suatu bentuk back exercise yang menggunakan gerakan badan terutama kebelakang atau ekstensi. Manfaat dari latihan Mc. Kenzie antara lain adalah memperbaiki posture, mengembalikan posisi mobile segment ke posisi normal sehingga dapat meningkatkan gerak pada segment tersebut dan mengurangi keterbatasan range of motion, serta dapat mengurangi spasme otot melalui efek rileksasi. Dari manfaat tersebut sangat berguna untuk peningkatan ROM thoracal. Pada latihan Mc.Kenzie ini dapat dikombinasikan dengan dorongan segmental untuk meningkatkan dan mempercepat proses pengembalian posisi nucleus pulposus ketempat semula. Berdasarkan uraian tersebut diatas, maka penulis tertarik untuk mengangkat topic di atas untuk meneliti dan mengetahui “Pengaruh Penambahan Mc. Kenzie Exercise dengan dorongan segmental pada intervensi PACVP dan Nelson Traction terhadap peningkatan ROM ekstensi akibat joint blockade upper thoracal.” Tujuan Penelitian Untuk mengetahui apakah ada perbedaan pengaruh penambahan Mc. Kenzie exercise dengan dorongan segmental pada intervensi
mobilisasi PACVP dan manipulasi Nelson
Traction terhadap peningkatan ROM ekstensi thoracal akibat joint blockade upper thoracal.
Metode Penelitian Metode penelitian ini bersifat Quasi Eksperiment yang bertujuan untuk mempelajari pengaruh penambahan Mc.Kenzie exercise dengan dorongan segmental terhadap intervensi mobilisasi PACVP dan manipulasi Nelson traction, untuk meningkatkan
ROM ekstensi
thoracal akibat Joint Blockade upper thoracal. Pada penelitian ini dibagi menjadi dua kelompok yakni satu kelompok diberi perlakuan mobilisasi PACVP dan manipulasi Nelson traction sedangkan satu kelompok lagi diberi perlakuan Mc. Kenzie exercise dengan dorongan segmental, mobilisasi PACVP dan manipulasi Nelson traction. Secara keseluruhan jumlah sampel sebanyak 20 orang sebagai berikut :
Kelompok Kontrol Pada kelompok control, sampel pasien dengan keterbatasan gerak ekstensi thoracal sebelum diberikan perlakuan, dilakukan pengukuran keterbatasan gerak ekstensi thoracal
dengan menggunakan meter line, kemudian diberikan mobilisasi PACVP dan manipulasi Nelson traction selama 6 kali intervensi (3 kali dalam seminggu). Selanjutnya dilakukan evaluasi kembali dengan melihat hasil peningkatan ROM
gerak ekstensi thoracal dengan
menggunakan meter line. Peningkatan ini dilakukan dan dicatat setiap hasilnya pada format fisioterapi pada setiap perlakuan yang diberikan.
Kelompok Perlakuan Pada kelompok perlakuan, sampel pasien dengan keterbatasan gerak ekstensi thoracal ssebelum diberikan perlakuan, dilakukan pengukuran keterbatasan gerak ekstensi thoracal dengan menggunakan meter line, kemudian diberikan Mc. Kenzie exercise dengan dorongan segmental, mobilisasi PACVP dan manipulasi Nelson traction. Selama 6 kali intervensi (3 kali dalam seminggu). Selanjutnya dilakukan evaluasi kembali dengan melihat hasil peningkatan ROM gerak ekstensi thoracal dengan menggunakan meter line. Peningkatan ini dilakukan dan dicatat setiap hasilnya pada format fisioterapi pada setiap perlakuan yang diberikan. Teknik pengambilan sampel dilakukan dengan teknik purposive sampling dengan tujuan untuk mendapatkan ssampel yang benar-benar mewakili suatu kelompok yang diambil sebagai sampel. Dalam menganalisisa data yang nanti akan diperoleh maka, peneliti menggunakan uji statistik.
Hasil Penelitian dan Pembahasan Penelitian ini dilakukan dengan mengambil sampel dari mahasiswa dengan kondisi joint blockade upper thoracal yang datang dan terapi di klimik Fisioterapi Univ. Indonusa Esa Unggul, Jakarta. Sampel dalam penelitian ini dibagi menjadi dua kelompok yaitu kelompok kontrol dan kelompok perlakuan, dengan usia 19-24 tahun., yang selanjutnya dilakukan identifikasi masalah menurut jenis kelamin sebanyak 16 perempuan dan 4 laki-laki, serta menurut usia antara 19 – 24 tahun. Tabel 1 Distribusi sampel berdasarkan jenis kelamin. Jenis Kelamin Perempuan Laki-laki Jumlah
Kelompok Kontrol N % 9 90% 1 10% 10 100%
Kelompok Perlakuan n % 7 70% 3 30% 10 100%
Berdasarksan data dari table 1 pada kelompok kontrol dengan sampel laki-laki berjumlah 1 orang (10%) dan sampel perempuan berjumlah 9 orang (90%) dengan jumlah seluruhnya 10 orang (100%). Sedangkan pada kelompok perlakuan dengan sampel laki-laki
berjumlah 3 orang (30%) dan sampel perempuan berjumlah 7 orang (70%) dengan jumlah seluruhnya 10 orang (100%). Sehingga jumlah total sampel dari kelompok kontrol dan dan kelompok perlakuan berjumlah 20 orang (100%). Tabel 2 Distribusi sampel berdasarkan usia Usia (Th)
Kelompok Kontrol jumlah % 1 10%
15 – 19
Kelompok Perlakuan jumlah % 1 10%
20 – 24
9
90%
9
90%
jumlah
10
100%
10
100%
Berdasarkan data dari tabel 2 pada kelompok kontrol sampel usia 15–19th berjumlah 1 orang (10%), usia 20–24 tahun berjumlah 9 orang (90%), dengan jumlah seluruh sampel pada kelompok kontrol sebanyak 10 orang (100%). Pada kelompok perlakuan sampel usia 15–19 tahun berjumlah 1 orang (10%), usia 20–24 tahun berjumlah 9 orang (90%), , dengan jumlah seluruh sampel perlakuan sebanyak 10 orang (100%). Sehingga jumlah seluruh sampel kelompok kontrol dan kelompok perlakuan adalah 20 orang (100%). Tabel 3 Nilai Pengukuran ROM ekstensi thoracal akibat joint blockade upper thoracal pada kelompok kontrol Sampel
Intervensi Sebelum
Sesudah
Selisih
1
3.9
5.8
1.9
2
2.3
3.3
1
3
1.6
2.9
1.3
4
3.5
4.8
1.3
5
2.3
4.2
1.9
6
4.2
5.4
1.2
7
2.7
3.9
1.2
8
1.5
3.8
2.3
9
2
4.7
2.7
10
3.3
4.4
1.1
Mean
2.73
4.32
1.59
SD
0.951
0.898
0.576
Berdasarkan data dari tabel 3 diatas pada kelompok kontrol didapat nilai ROM sebelum diberikan intervensi dengan nilai mean 2,73 dan SD 0,951. Dan pada akhir penelitian setelah
diberikan intervensi sebanyak 6 kali terjadi peningkatan ROM ekstensi thoracal dengan nilai mean 4,32 dan SD 0,898 Dengan uji T-test related diperoleh nilai P = 0,00 (P<0,05) yang berarti bahwa terdapat pengaruh yang signifikan terhadap peningkatan ROM ekstensi thoracal pada pemberian intervensi Mobilisasi PACVP dan Manipulasi Nelson traction akibat joint blockade upper thoracal. Hal ini disebabkan karena efek dari pemberian intervensi Mobilisasi PACVP dan Manipulasi Nelson traction pada kondisi joint blockade upper thoracal. Pada pemberian Manipulasi Nelson traction yang merupakan manipulasi langsung postero-anterior dalam posisi ekstensi yang mempunyai efek membuka facet (gapping) bilateral dan central pada upper thoracal dengan mengandalkan tekanan atau dorongan dari sternum/dada fisioterapis. Dengan dorongan dari sternum terapis kearah anterior akan mengembalikan posisi nucleus pulposus yang bergeser ke posterior atau posterolateral serta tarikan kearah ekstensi akan memberikan efek traction intervertebral yang mengakibatkan bukaan dari facet yang mengalami penguncian, dan juga sekaligus memberi efek stretching pada ligament yang menglami pemendekan. Pada pemberian Mobilisasi PACVP akan meningkatkan peregangan atau stretching capsul ligament yang mengalami kontraktur dan terjadi gapping facet joint yang terblockade sehingga diperoleh peningkatan mobilisasi facet yang bermakna dan peroleh keluasan gerak dari thoracal terutama gerak ekstensi. Serta terjadi peningkatan metasbolisme dan nutrisi pada jaringan yang bersangkutan sehingga terjadi penurunan spasme otot kemudian akan menimbulkan efek sedatif yang akan menyebabkan gerak aktif dan pasif daerah thoracal meningkat, dengan demikian terjadi pula range of motion dari thoracal. Tabel 4 Nilai Pengukuran ROM ekstensi thoracal akibat joint blockade upper thoracal pada kelompok perlakuan Sampel
Intervensi Sebelum
Sesudah
Selisih
1
3.6
5.4
1.8
2
3.5
5.6
2.1
3
4
6.7
2.7
4
1.8
3.8
2
5
2.7
6.2
3.5
6
1.6
3.8
2.2
7
3.2
4.9
1.7
8
3.8
6.3
2.5
9
2.7
4.9
2
10
1.7
3.6
1.9
Mean
2.86
5.12
2.24
SD
0.905
1.118
0.538
Berdasarkan data dari tabel 4 pada kelompok perlakuan didapat nilai ROM sebelum diberikan intervensi dengan nilai mean 2,86 dan SD 0,905. Dan pada akhir penelitian setelah diberikan intervensi sebanyak 6 kali terjadi peningkatan ROM ekstensi thoracal dengan nilai mean 5,12 dan SD 1,118. Dengan uji T-test related diperoleh nilai P = 0,00 (P<0,05) yang berarti bahwa terdapat pengaruh yang sangat signifikan terhadap peningkatan ROM ekstensi thoracal pada penambahan intervensi Mc. Kenzie exc dengan dorongan segmental pada intervensi Mobilisasi PACVP dan Manipulasi Nelson traction akibat joint blockade upper thoracal. Hal tersebut terjadi karena selain efek dari Mobilisasi PACVP dan Manipulasi Nelson traction yang telah diketahui manfaatnya pada kelompok kontrol, terdapat pula penambahan intervensi Mc. Kenzie exc dengan dorongan segmental memberikan hasil yang lebih efektif, karena dengan dorongan pada segment blockade ke anterior (anterior thrust) secara bersamaan dengan gerakan ekstensi dapat mengembalikan posisi mobile segment keposisi normal yang mengakibatkan nucleus pulposus terdorong kembali ke anterior, selain itu gerakan ekstensi thoracal dapat mengulur otot dan ligament bagian anterior yang memendek sehingga dapat menurunkan spasme dan kontraktur pada jaringan tersebut sehingga terjadi mobilisasi facet yang bermakna serta koreksi postur pada apex kyphosis dan memperkuat otot-otot back ekstensor. Tabel 5 Selisih nilai ROM ekstensi thoracal pada kelompok kontrol dengan kelompok perlakuan Sampel
Selisih Nilai ROM ekstensi troracal Kelompok Kontrol Kelompok Perlakuan 1 1.9 1.8 2 1 2.1 3 1.3 2.7 4 1.3 2 5 1.9 3.5 6 1.2 2.2 7 1.2 1.7 8 2.3 2.5 9 2.7 2 10 1.1 1.9 1.59 2.24 Mean SD 0.576 0.538 Berdasarkan tabel 5 diatas didapat selisih nilai ROM ekstensi thoracal dengan nilai mean pada kelompok kontrol adalah 1,59 dengan SD 0,576. Sedangkan nilai mean pada kelompok perlakuan adalah 2,24 dengan SD 0,538. Dengan Uji T-test Independen didapatkan hasil Pvalue =0,018
(P<0,05) yang berarti ada perbedaan pengaruh antara pemberian
intervensi mobilisasi PACVP dan manipulasi Nelson traction dengan penambahan Mc. Kenzie
exc dengan dorongan segmental pada intervensi Mobilisasi PACVP dan Manipulasi Nelson traction yang dilakukan pada kelompok kontrol dan perakuan. Dari hasil uji T-test releated masing-masing kelompok, yaitu kelompok kontrol dan kelompok perlakuan memiliki hasil yang sama yaitu terdapat pengaruh yang sangat signifikan terhadap peningkatan ROM ekstensi thoracal akibat joint blockade upper thoracal. Namun pada uji T-test Independent, menunjukan adanya perbedaan pengaruh dari kedua kelompok tersebut. Pada kelompok perlakuan dengan penambahan Mc. Kenzie Exercise dengan dorongan segmental pada intervensi mobilisasi PACVP dan manipulasi Nelson Traction terhadap peningkatan ROM ekstensi thoracal akibat joint blockade upper thorakal menunjukan pengaruh yang lebih signifikan dibandingkan kelompok kontrol dengan intervensi mobilisasi PACVP dan manipulasi Nelson traction terhadap peningkatan ROM ekstensi thoracal akibat joint blockade upper thoracal. Hal tersebut terjadi karena pada penambahan intervensi Mc. Kenzie exc dengan dorongan segmental memberikan efek intervensi yang lebih efektif, karena dengan dorongan pada segment blockade ke anterior (anterior thrust) secara bersamaan dengan gerakan ekstensi dapat mengembalikan posisi mobile segment ke posisi normal yang mengakibatkan nucleus pulposus terdorong kembali ke anterior, selain itu gerakan ekstensi thoracal dapat mengulur otot dan ligament bagian anterior yang memendek sehingga dapat menurunkan spasme dan kontraktur pada jaringan tersebut sehingga terjadi mobilisasi facet yang bermakna serta koreksi postur pada apex kyphosis. Karena pada umumnya kondisi joint blockade upper thoracal ini terjadi pada orang yang memiliki postur yang kyphosis. Tekanan ke anterior (anterior trust) dengan posisi tegak lurus dan daya dorong pasien pada saat melakukan Mc. Kenzie Exercise akan membantu meningkatkan dan mempercepat proses pengembalian nucleus pulposus ke tempat semula, serta dengan latian Mc. Kenzie mengajak sampel untuk ikut berperan aktif dalam proses intervensi dan meningkatkan kesadaran sampel untuk mengkoreksi postur. Sehingga pada penambahan intervensi Mc. Kenzie exc dengan dorongan segmental pada intervensi Mobilisasi PACVP dan Manipulasi Nelson traction ini lebih efektif. Faktor-faktor lain yang mempempengaruhi keberhasilan kedua intervensi ini adalah aktivitas dan posisi tubuh yang statik seperti hobi membaca, bermain komputer dan berkendara sepeda motor yang dapat mengakibatkan postur yang jelek pada sampel dan juga keterbatasan gerak terutama gerak ekstensi thoracal, dapat dikurangi frekuensinya sehingga peningkatan range of motion ekstensi thoracal dapat dirasakan. Hal lain yang perlu juga diperhatikan adalah frekuensi kedatangan terapi, semakin teratur pasien datang maka
perubahannya semakin
terlihat. Kesimpulan Berdasarkan dari hasil dan pembahasan diatas dapat ditarik kesimpulan bahwa : Ada pengaruh pemberian intervensi mobilisasi PACVP dan Manipulasi Nelson traction terhadap peningkatan ROM ekstensi thoracal akibat joint blockade upper thoracal. Ada pengaruh
penambahan Mc.Kenzie exercise dengan dorongan segmental pada intervensi mobilisasi PACVP dan manipulasi Nelson traction terhadap peningkatan ROM ekstensi thoracal akibat joint blockade upper thoracal. Ada perbedaan yang signifikan dari pengaruh penambahan Mc. Kenzie Exercise dengan dorongan segmental pada intervenís mobilisasi PACVP dan manipulasi Nelson Traction terhadap peningkatan ROM ekstensi thoracal akibat joint blockade upper thorakal pada kelompok kontrol dan kelompok perlakuan.
Daftar Pustaka Atlas clinical anatomy Grieve Gregory P., Mobilization of the Spine, Fifth Edition, Churchill Livingstone,1991 Hertling Derleve.BS.RPT, Randolph M.kessler MD, Management of common Musculoskeletal disorder. Physical Therapy Principles and Methods, Fourth Edition, Lippin Williams and Wilkins, Philadelphia, 2006 Kapandji, I.A, The Physiology of the Joints, New York, Churchill Livingstone, 1974 Kenna Clive, Jhon Murtagh, Back Pain and Spinal Manipulation, Butterworths, 1989 Maitland G.D, Brewerton D.A, Vertebral Manipulation, Fift Edition, Butler Worths, London Boston, 2005 Murtagh
John, Kenna Clive, Back Pain and Spinal Manipulation, Second Edition,
London,1997 Norkin Cynthya C., White D. Joyce White, Measurement of Joint Motion, Philadelphia, F.A. Davis. Company 1995 R.A. Mc Kenzie, The Cervical and Thoracic Spine Mechanical Diagnosis and Therapy, New Zealand, 1990 Trew Marion BA MSc DipTP MCSP, Everett Tony, Human Movement An introductory text, Third Edition, London, 1997 Werner Platzer at all, Sistem Lokomotor dan Topografi, Edisi 4 yang direvisi, Jakarta, 1997
posterior menjadi terulur. Pada kondisi ini jika
Pendahuluan Tingkat kesehatan seseorang dapat dilihat
terjadi pada waktu yang lama dan terus-menerus
dari gaya hidup dan kebiasaan–kebiasaannya dalam
akan menyebabkan kekakuan atau kontraktur pada
menjalankan aktivitas sehari–hari. Gaya hidup di
ligament
zaman
pada
sehingga otot menjadi ischemic dan menimbulkan
memperburuk
nyeri, serta terjadi pergeseran pada nucleus pulposus
modern
ini
membawa
kebiasaan–kebiasaan
yang
tingkat
Kebiasaan
individu
dapat
tersebut
dan
terjadi
mickrosirkulasi
kadang
pada satu posisi sehingga terjadi entrapment
terlupakan yang dapat mempengaruhi kesehatan dan
meniscoid dari facet yang dapat mengiritasi jaringan
optimalisasi aktivitas seseorang adalah kebiasaan
disekitarnya yang dapat menimbulkan nyeri dan
sikap tubuh pada posisi yang salah. Banyak orang
keterbatasan gerak.
kesehatan.
yang
sehari-hari
Nyeri dan keterbatasan gerak tersebut dapat
melupakan masalah posisi tubuh. Padahal posisi
disebabkan karena sendi mengalami penguncian
tubuh yang baik sangat penting karena dapat
pada satu atau beberapa segmen akibat penyesuaian
membantu tubuh bekerja secara maksimal dan
terhadap posisi yang lama yang tidak proposional
optimal. Banyak manfaat yang dapat dirasakan bila
atau kebiasaan gerak yang tidak proposional yang
kita memiliki postur tubuh yang baik, salah satunya
dapat menimbulkan hipomobilitas pada segment
adalah gerakkan tubuh menjadi lebih efektif.
tertentu dan sulit melakukan gerakan, terutama
Kesalahan kerap terjadi semenjak anak-anak dan
ekstensi sehingga dapat terjadi blockade pada sendi
berlanjut sampai dewasa antara lain postur tubuh
intervertebralis.
dalam
menjalankan
kehidupan
yang salah ( poor posture), posisi yang static, gerak
Pada joint blockade sering terjadi pada
tubuh yang sama dan berulang-ulang dan dilakukan
posture khiposis terutama terjadi pada puncak kurva
dengan cara yang salah sehingga menimbulkan
atau apex. Pada kondisi ini terdapat gerak yang
keluhan nyeri dan keterbatasan gerak.
terbatas
pada
puncak
kurva
yang
dapat
Pada orang dewasa salah satun contohnya
mempengarauhi sendi intervertebral di sekitarnya,
adalah posisi statis di depan computer dalam waktu
dimana terjadi pergeseran nucleus pulposus pada
yang lama yang dapat menyebabkan posture
satu posisi sehingga terjadi entrapment meniscoid
foreward head position. Pada kondisi tersebut dapat
dari capsul dan facet. Pemunculan nucleus pulposus
menimbulkan berbagai keluhan, keluhan yang
ini akan menghambat gerak segment tertentu
banyak dirasakan adalah rasa nyeri pada tulang
sehingga muncul nyeri pada segment tertentu. Gerak
belakang dan keterbatasan gerak saat gerakan
yang terbatas dan menetap dalam waktu lama akan
membungkuk (fleksi), menengadah (ekstensi), dan
mempengaruhi sistem ligament pada tubuh, dimana
gerakan memutar (rotasi) terutama pada region
akan terjadi peningkatan panjang dari capsul
thoracal.
ligament sementara pada posisi memendek akan
Bad posture atau posisi yang tidak baik secara biomekanik dapat mempengaruhi system
kontraktur dari capsul ligament tersebut. Joint blockade akan diikuti dengan gangguan
ligament pada tubuh dimana terjadi pemendekan
microsirkulasi,
pada
mengurangi/menghambat darah menuju ke lokasi
ligament
bagian
anterior
dan
ligament
pada
posisi
statis
tersebut menimbulkan ischemic diikuti myofacial
peralatan ( fisis, elektroterapeutis & mekanis )
pain. Myofacial pain akan timbul nyeri yang akan
pelatihan fungsi komunikasi.
menimbulkan guarding spasme sebagai mekanisme mempertahankan
diri
terhadap
Banyaknya modalitas yang dapat dipakai
kemungkinan
untuk penanganan kondisi tersebut. Diantaranya
kerusakan jaringan/cidera ulang. Nyeri laten akan
dengan modalitas elektroterapi, manual terapi dan
menimbulakn reaksi saraf nocissensorik berupa
terapi
rendahnya ambang rangsang (thresshold) atau
elektroterapi sudah banyak dilakukan di klinik-
bahkan mencapai 0 sehingga terjadi hiperalgesia
klinik, rumah sakit dan memiliki hasil yang cukup
hingga allodynia.
bagus, sedangkan metode manual terapi dan terapi
latihan.
Penanganan
dengan
metode
Joint blockade dapat didiagnosa dengan
latihan belum semua klinik dan rumah sakit
melakukan test khusus berupa palpasi pada otot-otot
mengaplikasikannya. Salah satu metode manual
spine atau dengan Contrac Relax and Streching dan
yang digunakan pada kondisi tersebut adalah dengan
test segmental PACVP (Postero Anterior Central
mobilisasi PACVP, Nelson traction dan dengan
Vertebral Pressure) yang merupakan test provokasi
penambahan Mc. Kenzie Exercise dengan dorongan
kompresi procesuss spinosus secara segmental
segment joint blockade.
bilateral dan LPAVP (Lateral Posterior Anterior
PACVP (Postero Anterior Central Vertebral
Vertebral Pressure) merupakan test provokasi
Pressure) merupakan suatu teknik manipulasi
procesuss transversus secara segmental unilateral
apophyseal joint yang mempunyai efek gapping
serta pemeriksaan gerak pasif. Dari test tersebut
bilateral sendi intervertebral. PACVP ditujukan
ditemukan adanya nyeri, firm end feel dan
untuk mengulur system ligament intervertebral,
keterbatasan gerak terutama ekstensi dan rotasi.
menurunkan
spasme
otot,
gapping
facet,
Pada penanganan kasus joint blockade ini
memobilisasi nucleus pulposus ke posisi normal,
terdapat berbagai macam cara, namun kondisi
meningkatkan sirkulasi didaerah sekitar nyeri,
tersebut memerlukan penanganan yang tepat, efektif
koreksi
dan efisien agar tepat pada sasaran. Fisioterapi
meningkatkan lingkup gerak sendi terutama pada
sebagai bagian dari profesi dalam bidang kesehatan
segment thoracal.
puncak
kyphosis
sehingga
dapat
yang tugas utamanya adalah untuk meningkatkan,
Manipulasi Nelson traction merupakan suatu
memelihara dan memulikan kemampuan gerak dan
teknik manipulasi untuk membuka facet (gapping)
fungsi tubuh sepanjang daur kehidupan seperti yang
posterior-anterior pada upper thoracal dengan
tercantum dalam WCPT 1999 di Yokohama. Hal ini
mengandalakan
sesuai dengan KEPMENKES 1363 fisioterapi
dada/sternum fisioterapis. Pada nelson traction
adalah bentuk pelayanan yang ditujukan kepada
diberikan pada upper thoracal dan beberapa pada
individu dan atau kelompok untuk mengembangkan,
lower thoracal yang diberikan dengan gerakan
memelihara dan memulihkan gerak dan fungsi
ekstensi thoracal ditambah dengan postero anterior
sepanjang daur kehidupan dengan menggunakan
trust
penanganan secara manua, peningkatan gerak,
penekanan langsung pada segment vertebral yang
dengan
tekanan
gerak
atau
kejut
dan
dorongan
dari
menggunakan
mempunyai efek gapping bilateral. Dorongan
kedepan pada manipulasi nelson traction akan
peningkatan ROM ekstensi
menimbulkan
blockade upper thoracal.
penguluran
berupa
traction
thoracal akibat joint
intervertebralis, gerak luncur pada intervertebral, peregengan pada system capsul ligament, mobilisasi nucleus dan rileksasi otot optimal.
Metode
Pada joint blockade dimana sering dijumpai pada
posture
hiperkhyposis
Metode Penelitian
thoracal
yang
berpengaruh pada perubahan struktur tulang dan jaringan lunak di sekitarnya. Dengan begitu memerlukan intervensi untuk koreksi posture. Latihan Mc. Kenzie merupakan suatu bentuk back exercise yang menggunakan gerakan badan terutama kebelakang atau ekstensi. Manfaat dari latihan Mc. Kenzie antara lain adalah memperbaiki posture, mengembalikan posisi mobile segment ke posisi normal sehingga dapat meningkatkan gerak pada segment tersebut dan mengurangi keterbatasan range of motion, serta dapat mengurangi spasme otot melalui efek rileksasi. Dari manfaat tersebut
penelitian
ini
bersifat
Quasi
Eksperiment yang bertujuan untuk mempelajari pengaruh penambahan Mc.Kenzie exercise dengan dorongan segmental terhadap intervensi mobilisasi PACVP dan manipulasi Nelson traction, untuk meningkatkan ROM ekstensi thoracal akibat Joint Blockade upper thoracal. Pada penelitian ini dibagi menjadi dua kelompok yakni satu kelompok diberi perlakuan mobilisasi PACVP dan manipulasi Nelson traction sedangkan satu kelompok lagi diberi perlakuan Mc. Kenzie
exercise
dengan
dorongan
segmental,
mobilisasi PACVP dan manipulasi Nelson traction. Secara keseluruhan jumlah sampel sebanyak 20 orang sebagai berikut :
sangat berguna untuk peningkatan ROM thoracal. Pada latihan Mc.Kenzie ini dapat dikombinasikan dengan dorongan segmental untuk meningkatkan dan mempercepat proses pengembalian posisi
Kelompok Kontrol Pada
kelompok
control,
sampel
pasien
dengan keterbatasan gerak ekstensi thoracal sebelum
nucleus pulposus ketempat semula. Berdasarkan uraian tersebut diatas, maka
diberikan
perlakuan,
keterbatasan
untuk
“Pengaruh
menggunakan meter line, kemudian diberikan
Penambahan Mc. Kenzie Exercise dengan dorongan
mobilisasi PACVP dan manipulasi Nelson traction
segmental pada intervensi PACVP dan Nelson
selama 6 kali intervensi (3 kali dalam seminggu).
Traction terhadap peningkatan ROM ekstensi akibat
Selanjutnya dilakukan evaluasi kembali dengan
joint blockade upper thoracal.”
melihat hasil peningkatan ROM
dan
mengetahui
thoracal
thoracal
menggunakan
dengan
gerak ekstensi meter
line.
Peningkatan ini dilakukan dan dicatat setiap
Tujuan Penelitian Untuk mengetahui apakah ada perbedaan pengaruh penambahan Mc. Kenzie exercise dengan dorongan segmental pada intervensi
dengan
ekstensi
pengukuran
penulis tertarik untuk mengangkat topic di atas meneliti
gerak
dilakukan
mobilisasi
PACVP dan manipulasi Nelson Traction terhadap
hasilnya
pada
format fisioterapi pada
perlakuan yang diberikan.
setiap
Tabel 1
Kelompok Perlakuan Pada kelompok perlakuan, sampel pasien dengan
keterbatasan
ssebelum
gerak
diberikan
ekstensi
perlakuan,
menggunakan
meter
kelamin.
dilakukan
pengukuran keterbatasan gerak ekstensi thoracal dengan
Distribusi sampel berdasarkan jenis
thoracal
line,
kemudian
Jenis Kelamin
Kelompok Kontrol
Kelompok Perlakuan
N
%
n
%
diberikan Mc. Kenzie exercise dengan dorongan
Perempuan
9
90%
7
70%
segmental, mobilisasi PACVP dan manipulasi
Laki-laki
1
10%
3
30%
Jumlah
10
100%
10
100%
Nelson traction. Selama 6 kali intervensi (3 kali
Berdasarksan
dalam seminggu). Selanjutnya dilakukan evaluasi kembali dengan melihat hasil peningkatan ROM gerak ekstensi thoracal dengan menggunakan meter line. Peningkatan ini dilakukan dan dicatat setiap hasilnya
pada
format fisioterapi pada
setiap
pengambilan
sampel
dilakukan
dengan teknik purposive sampling dengan tujuan untuk mendapatkan ssampel yang benar-benar mewakili suatu kelompok yang diambil sebagai
pada
orang (90%) dengan jumlah seluruhnya 10 orang (100%).
Sedangkan
pada
kelompok
perlakuan
sampel perempuan berjumlah 7 orang (70%) dengan jumlah seluruhnya 10 orang (100%). Sehingga jumlah total sampel dari kelompok kontrol dan dan kelompok perlakuan berjumlah 20 orang (100%). Tabel 2 Distribusi sampel berdasarkan usia
Usia (Th)
Hasil Penelitian dan Pembahasan Penelitian ini dilakukan dengan mengambil
Kelompok Kontrol Jumlah %
sampel dari mahasiswa dengan kondisi joint
15 – 19
1
10%
blockade upper thoracal yang datang dan terapi di
20 – 24
9
90%
klimik Fisioterapi Univ. Indonusa Esa Unggul,
jumlah
10
Jakarta. Sampel dalam penelitian ini dibagi menjadi yaitu
1
1 orang (10%) dan sampel perempuan berjumlah 9
diperoleh maka, peneliti menggunakan uji statistik.
kelompok
table
kelompok kontrol dengan sampel laki-laki berjumlah
sampel. Dalam menganalisisa data yang nanti akan
dua
dari
dengan sampel laki-laki berjumlah 3 orang (30%) dan
perlakuan yang diberikan. Teknik
data
kelompok
kontrol
dan
100 % Berdasarkan data
Kelompok Perlakuan jumlah
%
1
10% 9
90%
10
100%
dari tabel
2
pada
kelompok kontrol sampel usia 15–19th berjumlah 1 orang (10%), usia 20–24 tahun berjumlah 9 orang
kelompok perlakuan, dengan usia 19-24 tahun.,
(90%),
yang selanjutnya dilakukan identifikasi masalah
kelompok kontrol sebanyak 10 orang (100%). Pada
menurut jenis kelamin sebanyak 16 perempuan dan
kelompok perlakuan sampel usia 15–19 tahun
4 laki-laki, serta menurut usia antara 19 – 24 tahun.
berjumlah 1 orang (10%), usia 20–24 tahun
dengan
jumlah
seluruh
sampel
pada
berjumlah 9 orang (90%), , dengan jumlah seluruh sampel perlakuan sebanyak 10 orang (100%).
Sehingga jumlah seluruh sampel kelompok kontrol
Nelson traction yang merupakan manipulasi langsung
dan kelompok perlakuan adalah 20 orang (100%).
postero-anterior
dalam
posisi
ekstensi
yang
mempunyai efek membuka facet (gapping) bilateral
Tabel 3 Nilai Pengukuran ROM ekstensi thoracal akibat joint blockade upper thoracal pada kelompok
dan
central
mengandalkan
pada
upper
tekanan
thoracal
atau
dengan
dorongan
dari
sternum/dada fisioterapis. Dengan dorongan dari
kontrol
sternum terapis kearah anterior akan mengembalikan Sampel
Intervensi
posisi nucleus pulposus yang bergeser ke posterior
Sebelum
Sesudah
Selisih
1
3.9
5.8
1.9
2
2.3
3.3
1
mengakibatkan bukaan dari facet yang mengalami
3
1.6
2.9
1.3
penguncian, dan juga sekaligus memberi efek
4
3.5
4.8
1.3
stretching
5
2.3
4.2
1.9
pemendekan.
6
4.2
5.4
1.2
7
2.7
3.9
1.2
8
1.5
3.8
2.3
9
2
4.7
2.7
10
3.3
4.4
1.1
Mean
2.73
4.32
1.59
bermakna dan peroleh keluasan gerak dari thoracal
SD
0.951
0.898
0.576
terutama gerak ekstensi. Serta terjadi peningkatan
atau posterolateral serta tarikan kearah ekstensi akan memberikan
efek
pada
traction
intervertebral
ligament
yang
yang
menglami
Pada pemberian Mobilisasi PACVP akan meningkatkan peregangan atau stretching capsul ligament yang mengalami kontraktur dan terjadi gapping facet joint yang terblockade sehingga diperoleh
Berdasarkan data dari tabel 3 diatas pada
peningkatan
metasbolisme
dan
mobilisasi
nutrisi
pada
facet
jaringan
yang
yang
kelompok kontrol didapat nilai ROM sebelum
bersangkutan sehingga terjadi penurunan spasme otot
diberikan intervensi dengan nilai mean 2,73 dan SD
kemudian akan menimbulkan efek sedatif yang akan
0,951. Dan pada akhir penelitian setelah diberikan
menyebabkan gerak aktif dan pasif daerah thoracal
intervensi sebanyak 6 kali terjadi peningkatan ROM
meningkat, dengan demikian terjadi pula range of
ekstensi thoracal dengan nilai mean 4,32 dan SD
motion dari thoracal.
0,898 Dengan uji T-test related diperoleh nilai P = 0,00 (P<0,05) yang berarti bahwa terdapat pengaruh yang signifikan terhadap peningkatan ROM ekstensi thoracal
pada
pemberian
intervensi
Mobilisasi
PACVP dan Manipulasi Nelson traction akibat joint blockade upper thoracal. Hal pemberian
ini
disebabkan
intervensi
karena
Mobilisasi
efek
dari
PACVP
dan
Manipulasi Nelson traction pada kondisi joint blockade upper thoracal. Pada pemberian Manipulasi
Tabel 4
hasil yang lebih efektif, karena dengan dorongan
Nilai Pengukuran ROM ekstensi thoracal akibat
pada segment blockade ke anterior (anterior thrust)
joint blockade upper thoracal pada kelompok
secara bersamaan dengan gerakan ekstensi dapat
perlakuan
mengembalikan posisi mobile segment keposisi
Sampel
normal
Intervensi
yang
mengakibatkan
nucleus
pulposus
Sebelum
Sesudah
Selisih
terdorong kembali ke anterior, selain itu gerakan
1
3.6
5.4
1.8
ekstensi thoracal dapat mengulur otot dan ligament
2
3.5
5.6
2.1
bagian anterior yang memendek sehingga dapat
3
4
6.7
2.7
menurunkan spasme dan kontraktur pada jaringan
4
1.8
3.8
2
tersebut sehingga terjadi mobilisasi facet yang
5
2.7
6.2
3.5
6
1.6
3.8
2.2
7
3.2
4.9
1.7
8
3.8
6.3
2.5
9
2.7
4.9
2
Tabel 5
10
1.7
3.6
1.9
Selisih nilai ROM ekstensi thoracal
Mean
2.86
5.12
2.24
pada kelompok kontrol dengan
SD
0.905
1.118
0.538
kelompok perlakuan
Berdasarkan
data
dari tabel 4
bermakna serta koreksi postur pada apex kyphosis dan memperkuat otot-otot back ekstensor.
pada
Sampel
Selisih Nilai ROM ekstensi troracal Kelompok Kontrol
kelompok perlakuan didapat nilai ROM sebelum
Kelompok Perlakuan
1
1.9
2
1
3
1.3
4
1.3
5
1.9
1,118. Dengan uji T-test related diperoleh nilai P =
6
1.2
0,00 (P<0,05) yang berarti bahwa terdapat pengaruh
7
1.2
yang sangat signifikan terhadap peningkatan ROM
8
2.3
ekstensi thoracal pada penambahan intervensi Mc.
9
2.7
Kenzie exc dengan dorongan segmental pada
10
1.1
Mean
1.59
2.24
0.576
0.538
diberikan intervensi dengan nilai mean 2,86 dan SD 0,905. Dan pada akhir penelitian setelah diberikan intervensi sebanyak 6 kali terjadi peningkatan ROM ekstensi thoracal dengan nilai mean 5,12 dan SD
intervensi Mobilisasi PACVP dan Manipulasi Nelson
traction
akibat
joint blockade
upper
SD
1.8 2.1 2.7 2 3.5 2.2 1.7 2.5 2 1.9
thoracal. Hal tersebut terjadi karena selain efek dari Mobilisasi PACVP dan Manipulasi Nelson traction yang telah diketahui manfaatnya pada kelompok kontrol, terdapat pula penambahan intervensi Mc. Kenzie exc dengan dorongan segmental memberikan
Berdasarkan tabel 5 diatas didapat selisih nilai ROM ekstensi thoracal dengan nilai mean pada kelompok kontrol
adalah 1,59 dengan SD 0,576.
Sedangkan nilai mean pada kelompok perlakuan adalah 2,24 dengan SD 0,538. Dengan Uji T-test Independen
didapatkan
hasil
Pvalue
=0,018
(P<0,05) yang berarti ada perbedaan pengaruh antara
bermakna serta koreksi postur pada apex kyphosis.
pemberian
dan
Karena pada umumnya kondisi joint blockade upper
manipulasi Nelson traction dengan penambahan Mc.
thoracal ini terjadi pada orang yang memiliki postur
Kenzie exc dengan dorongan
segmental pada
yang kyphosis. Tekanan ke anterior (anterior trust)
intervensi Mobilisasi PACVP dan Manipulasi Nelson
dengan posisi tegak lurus dan daya dorong pasien
traction yang dilakukan pada kelompok kontrol dan
pada saat melakukan Mc. Kenzie Exercise akan
perakuan.
membantu meningkatkan dan mempercepat proses
intervensi
mobilisasi
PACVP
Dari hasil uji T-test releated masing-masing
pengembalian nucleus pulposus ke tempat semula,
kelompok, yaitu kelompok kontrol dan kelompok
serta dengan latian Mc. Kenzie mengajak sampel
perlakuan memiliki hasil yang sama yaitu terdapat
untuk ikut berperan aktif dalam proses intervensi dan
pengaruh
terhadap
meningkatkan kesadaran sampel untuk mengkoreksi
peningkatan ROM ekstensi thoracal akibat joint
postur. Sehingga pada penambahan intervensi Mc.
blockade upper thoracal. Namun pada uji T-test
Kenzie exc dengan dorongan segmental pada
Independent,
intervensi Mobilisasi PACVP dan Manipulasi Nelson
yang
sangat
signifikan
menunjukan
adanya
perbedaan
pengaruh dari kedua kelompok tersebut. Pada
traction ini lebih efektif.
kelompok perlakuan dengan penambahan Mc. Kenzie
Faktor-faktor lain yang mempempengaruhi
Exercise dengan dorongan segmental pada intervensi
keberhasilan kedua intervensi ini adalah aktivitas dan
mobilisasi PACVP dan manipulasi Nelson Traction
posisi tubuh yang statik seperti hobi membaca,
terhadap peningkatan ROM ekstensi thoracal akibat
bermain komputer dan berkendara sepeda motor yang
joint blockade upper thorakal menunjukan pengaruh
dapat mengakibatkan postur yang jelek pada sampel
yang lebih signifikan dibandingkan kelompok kontrol
dan juga keterbatasan gerak terutama gerak ekstensi
dengan intervensi mobilisasi PACVP dan manipulasi
thoracal, dapat dikurangi frekuensinya sehingga
Nelson traction terhadap peningkatan ROM ekstensi
peningkatan range of motion ekstensi thoracal dapat
thoracal akibat joint blockade upper thoracal.
dirasakan. Hal lain yang perlu juga diperhatikan
Hal
tersebut
terjadi
karena
pada
penambahan intervensi Mc. Kenzie exc dengan
adalah frekuensi kedatangan terapi, semakin teratur pasien datang maka perubahannya semakin terlihat.
dorongan segmental memberikan efek intervensi yang lebih efektif, karena dengan dorongan pada segment blockade ke anterior (anterior thrust) secara bersamaan
dengan
gerakan
ekstensi
dapat
mengembalikan posisi mobile segment ke posisi normal
yang
mengakibatkan
nucleus
pulposus
terdorong kembali ke anterior, selain itu gerakan ekstensi thoracal dapat mengulur otot dan ligament bagian anterior yang memendek sehingga dapat menurunkan spasme dan kontraktur pada jaringan tersebut sehingga terjadi mobilisasi facet yang
Kesimpulan Berdasarkan dari hasil dan
pembahasan
diatas dapat ditarik kesimpulan bahwa : Ada pengaruh pemberian intervensi mobilisasi PACVP dan Manipulasi Nelson traction terhadap peningkatan ROM ekstensi thoracal akibat joint blockade upper thoracal. Ada pengaruh penambahan Mc.Kenzie exercise dengan dorongan segmental pada intervensi mobilisasi PACVP dan manipulasi Nelson traction terhadap peningkatan ROM ekstensi thoracal akibat
joint blockade upper thoracal. Ada perbedaanyang
Maitland
G.D,
Brewerton
D.A,
Vertebral
signifikan dari pengaruh penambahan Mc. Kenzie
Manipulation, Fift Edition, Butler Worths,
Exercise dengan dorongan segmental pada intervenís
London Boston, 2005
mobilisasi PACVP dan manipulasi Nelson Traction terhadap peningkatan ROM ekstensi thoracal akibat
Murtagh John, Kenna Clive, Back Pain and Spinal
joint blockade upper thorakal pada kelompok kontrol
Manipulation, Second Edition, London,1997
dan kelompok perlakuan.
Norkin Cynthya
C.,
White
D.
Measurement of Joint Motion,
Joyce
White,
Philadelphia,
F.A. Davis. Company 1995
Daftar Pustaka
R.A. Mc Kenzie, The Cervical and Thoracic Spine
Atlas clinical anatomy
Mechanical Grieve Gregory P., Mobilization of the Spine, Fifth
Diagnosis
and
Therapy,
New
Zealand, 1990
Edition, Churchill Livingstone,1991 Hertling Derleve.BS.RPT, Randolph M.kessler MD, Management
of
common
Musculoskeletal
disorder. Physical Therapy Principles and Methods, Fourth Edition, Lippin Williams and Wilkins, Philadelphia, 2006 Kapandji, I.A, The Physiology of the Joints, New York, Churchill Livingstone, 1974 Kenna Clive, Jhon Murtagh, Back Pain and Spinal Manipulation, Butterworths, 1989
Trew Marion BA MSc DipTP MCSP, Everett Tony, Human Movement An introductory text, Third Edition, London, 1997 Werner Platzer at all, Sistem Lokomotor dan Topografi, Edisi 4 yang direvisi, Jakarta, 1997