1 Bakuan Format dan Ontologi Data & Interoperabilitas Layanan SIM Kemenpora RI2 Daftar Isi 1 Pendahuluan 1 2 Arsitektur SIM di lingkungan Kemenpora 5 ...
Bakuan Format dan Ontologi Data & Interoperabilitas Layanan SIM Kemenpora RI
Daftar Isi 1 Pendahuluan
1
2 Arsitektur SIM di lingkungan Kemenpora
5
3 Data di lingkungan Kemenpora 9 3.1 Notasi yang digunakan . . . . . . . . . 9 3.2 Deskripsi data . . . . . . . . . . . . . . 52 4 Service SIM di lingkungan Kemenpora 4.1 Jenis layanan . . . . . . . . . . . . . 4.2 Occurence record data service . . . 4.3 Taxon data service . . . . . . . . . . 4.4 Data provider metadata service . . 4.5 Dataset metadata service . . . . . . i
. . . . .
. . . . .
55 55 56 57 59 60
DAFTAR ISI 4.6 4.7 4.8 4.9 4.10
4.11 4.12 4.13 4.14 4.15 4.16
ii
Data network metadata service . . . . 62 Occurence density data service . . . . . 63 Interoperabilitas . . . . . . . . . . . . . 64 Web Service untuk interoperabilitas layanan . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 70 Komponen pendukung Web Service . . 76 4.10.1 Extensible Markup Language . 76 4.10.2 Universal Description, Discovery and Integration (UDDI) . . . . . 79 4.10.3 Simple Object Access Protokol (SOAP) . . . . . . . . . . . . . . 80 4.10.4 Web Services Description Languange (WSDL) . . . . . . . . . . . 83 Uniform Resource Identifier (URI) . . . 87 Resource Description Framework (RDF) 88 Ontology Web Language (OWL) . . . . 90 Application Programming Interface (API) 93 Service-Oriented Architecture (SOA) . . 98 Representational State Transfer (REST) 105
5 Penutup
112
Daftar Gambar 2.1 Arsitektur SIM di lingkungan Kemenpora . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 3.1 3.2 3.3 3.4
Skema data kepemudaan . Skema data keolahragaan Skema data kepegawaian . Skema data lelang . . . . .
. . . .
24 37 47 52
4.1 Interaksi Elemen Web Services . . . . . 4.2 Skema umum pengunaan Web Service 4.3 Rancangan Umum Arsitektur Web Service . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 4.4 Elemen WSDL . . . . . . . . . . . . . . 4.5 RDF triple . . . . . . . . . . . . . . . .
72 73
iii
. . . .
. . . .
. . . .
. . . .
. . . .
. . . .
6
77 86 90
DAFTAR GAMBAR
iv
4.6 Cara Kerja API . . . . . . . . . . . . . . 96 4.7 Proses enkapsulasi logic Service Oriented Architecture (SOA) . . . . . . . . 100 4.8 Interaksi layer dalam Service-Oriented Architecture(SOA) . . . . . . . . . . . . 104 4.9 Aspek Fundamental REST . . . . . . . 110 4.10 Derivasi REST menurut style contraint 111
Daftar Tabel 4.1 Pengertian dari operasi interface . . . 108
v
Bab 1 Pendahuluan Dengan semakin pesatnya pemanfaatan TIK (Teknologi Informasi dan Komunikasi) menjadi bagian yang penting dan menjadi kebutuhan tersendiri bagi banyak aspek kehidupan manusia, baik pribadi, bisnis/swasta, kelompok, maupun institusi seperti negara dalam hal ini pemerintahan. Hal tersebut dikarenakan sifat dan manfaat TIK yang dapat meningkatkan efisiensi, efektifitas, transparansi dan akuntabilitas suatu kegiatan. Namun seiring dengan semakin cepatnya pertumbuhan TIK dan potensi pemanfaatannya memerlukan tersedianya pengakses1
BAB 1. PENDAHULUAN
2
an, pengelolaan dan pendayagunaan informasi dalam ukuran yang sangat besar dengan cepat dan akurat (dan aman, opsional). Pemanfaatan yang secara kontinu akan menghasilkan banyaknya data yang harus dikelola dengan baik. Namun permasalahan yang timbul adalah, bahwa setiap pemanfaatan TIK menggunakan platformnya masing-masing disesuaikan dengan kebutuhan dan kemampuan masing-masing pengguna. Akibatnya adalah heterogenitas data maupun sistem yang sangat tinggi. Problema lainnya muncul yakni ketika kita ingin melakukan pencarian, pengelolaan, penyelarasan (sinkronisasi) data yang terkait maka proses komunikasi antar data semakin rumit. Oleh karena itu diperlukan adanya skema rancangan sistem yang mampu menjembatani proses komunikasi data, dengan kata lain memungkinkan adanya interoperabilitas antar data maupun sistem yang memiliki platform dan karakter yang berbeda. Yang perlu menjadi pertimbangan dalam merancang skema interoperabilitas yang baik diantaranya yakni: memiliki modulitas yang tinggi, independent dan self-describing, berjalan baik secara lokal (sistem internal) maupun global (sistem ekster-
BAB 1. PENDAHULUAN
3
nal). Masalah interoperabitas data dapat diatasi dengan terlebih dahulu membuat bakuan format data dalam suatu skema data yang dapat saling berkomunikasi satu sama lain walaupun pada platform maupun mesin yang berbeda. Setelah kemampuan komunikasi data berjalan dengan baik, maka diperlukan adanya suatu metode pengaksesan yang memepermudah pengelolaan data sehingga menjadi hal yang berguna, salah satunya adalah dengan menerapkan Sistem Penunjang Keputusan atau Decision Support System (DSS) pada sistem informasi yang ada. Sistem penunjang keputusan (SPK) dibangun sebagai sarana dan prasarana penunjang bagi pembuat keputusan atau orang yang ditunjuk untuk memecahkan masalah semi terstruktur dengan bantuan komputer dalam pencarian informasi yang diperlukan. Perpaduan antara sistem dengan interoperabilitas data yang baik dan sistem penunjang keputusan dalam satu sistem informasi menjadi suatu paduan yang baik dan bermanfaat bagi pengelolaan data dan informasi sehingga pengambilan keputusan menjadi akurat, cepat, efektif sekaligus efisien. Paduan sistem tersebut dikenal sebagai sistem Web
BAB 1. PENDAHULUAN Service.
4
Bab 2 Arsitektur SIM di lingkungan Kemenpora Berdasarkan hasil survey yang dilakukan sebelumnya, diketahui Sistem Informasi Manajemen (SIM) yang ada dilingkungan Kemenpora mempunyai arsitektur seperti ditampilkan pada gambar 2.1 berikut: Dimana arsitektur SIM Kemenpora dapat dibagi ke dalam tiga layer/lapisan yakni: 1. Layer pertama, yakni layer pengguna dimana 5
BAB 2. ARSITEKTUR SIM DI LINGKUNGAN KEMENPORA6
Gambar 2.1: Arsitektur SIM di lingkungan Kemenpora
BAB 2. ARSITEKTUR SIM DI LINGKUNGAN KEMENPORA7 pengguna dapat mengakses kebutuhan informasi menggunakan aplikasi desktop atau aplikasi mobile untuk informasi yang disediakan atau berada dalam layer selanjutnya. Pada layer ini, pengguna memiliki keterbatasan pengaksesan pada layer selanjutnya. Pengguna hanya diijinkan mengakses informasi sesuai dengan ketentuan batas akses yang diberikan. Pengguna EIS hanya dapat mengakses informasi pada EIS dan pengguna pada portal Kemenpora hanya dapat mengakses portal Kemenpora. 2. Layer kedua, yakni layer interface dimana menjadi antar muka atau penghubung layer yang ada untuk dapat diakses oleh later pertama. Layer ini terdiri dari portal Kemenpora dan Executive Information System/EIS yakni sistem informasi eksekutif bagi para pengambil keputusan di lingkungan Kemenpora. Antara portal Kemenpora dan EIS memiliki hubungan komunikasi satu sama lainnya dalam pengaksesan informasi. Pada layer kedua, portal Kemenpora dan EIS dapat mengakses layanan umum
BAB 2. ARSITEKTUR SIM DI LINGKUNGAN KEMENPORA8 untuk setiap database yang ada pada layer database atau layer ketiga. 3. Layer ketiga, yakni layer database memungkinkan terjadinya interaksi dan komunikasi antar database yang ada baik database khusus portal Kemenpora ataupun database EIS dan database lainnya yang ada dalam SIM di lingkungkungan Kemenpora. SIM Kemenpora terdiri dari beberapa SIM yang dalam pengembangannya antara sistem dan database/datawarehouse dapat saling berinteraksi, berkomunikasi dan memungkinkan terjadinya pertukaran data dan informasi satu sama lain. Sebagai contoh, misalkan antara SIM Kepemudaan dengan SIM Keolahragaan dengan SIM Kepegawaian dengan SIM Lelang dan SIM lainnya. Interaksi antar SIM tersebut dilakukan dalam satu bingkai komunikasi yang dikenal dengan interoperabilitas. Dimana interoperabilitas tersebut dihubungkan dalam satu layanan menyeluruh yakni Web Service berbasiskan ontologi data dengan mendefinisikan bakuan format data terlebih dahulu untuk tiap database dan SIM yang ada.
Bab 3 Data di lingkungan Kemenpora 3.1
Notasi yang digunakan
Dalam menuliskan database berikut identitas dan hubungannya satu-sama lain, digunakan notasi owl (Ontology Web Language) lihat bagian 4.13. Notasi yang digunakan dalam skema OWL ini adalah: •
,
: adalah notasi untuk entitas dari 9
BAB 3. DATA DI LINGKUNGAN KEMENPORA
10
skema data. •
: adalah notasi menjelaskan bahwa entitas B merupakan bagian dari entitas A.
Data yang ada di lingkungan Kemenpora terdiri dari 7 (tujuh) skema data, yakni: 1. Skema data kepemudaan. Skema data ini memiliki entitas-entitas diantaranya: (a) sp3, adalah entitas Sarjana Penggerak Pembangunan di Pedesaan yang memiliki field sebagai berikut: i. jenjang_pendidikan dengan value {s1, s2, s3}. ii. kegiatan_sp3 dengan value {bimbingan masyarakat, industri rakyat, kesehatan, pendidikan, perikanan, perkebunan, pertanian, lainnya} iii. lama dengan value {1 tahun, <1 tahun, >1 tahun, lainnya}
BAB 3. DATA DI LINGKUNGAN KEMENPORA
11
iv. mekanisme_kerja dengan value {kontrak dengan instansi, kontrak dengan kemenpora, kontrak dengan pemda, kontrak sukarela, lainnya} v. penggajian dengan value {instansi lain, kemenpor, pemda, swasta, lainnya} vi. alamat vii. asal_pt viii. disiplin ix. nama untuk field nama peserta/lp3 x. nama_desa xi. nama_kabupaten xii. nama_kecamatan xiii. provinsi xiv. tahun_data xv. tanggal_lahir xvi. tempat_lahir xvii. this_questioner (b) sarpras, adalah entitas Sarana dan prasarana. Entitas ini terdiri dari field sebagai berikut:
BAB 3. DATA DI LINGKUNGAN KEMENPORA
12
i. kondisi_fisik dengan value {sangat baik, baik, cukup baik, kurang baik, rusak, lainnya} ii. banyak_penggunaan dengan value {1x, <10x, <5x, setiap hari, lainnya} iii. jenis_penggunaan dengan value {event, kantor kerja, rapat, seminar/workshop}, dan default {lainnya} iv. penggunaan dengan value {bayar, disewakan, gratis, lainnya} v. pihak_pengguna dengan value {lsm, okp, pemda, umum, kelompok pemuda lain} vi. sumber_perawatan dengan value {swasta, pemda, okp, perorangan, lainnya} vii. jenis untuk field Jenis sarana dan prasarana viii. alamat ix. pengelola x. provinsi xi. tahun_data xii. this_questioner
BAB 3. DATA DI LINGKUNGAN KEMENPORA
13
(c) kepesertaan, adalah entitas Peserta Latihan Kepimpinan Pemuda. Entitas kepesertaan memilili field saebagai berikut: i. jenis_kelamin dengan value {pria, wanita} ii. nama untuk field Nama peserta/lp3 iii. tanggal_lahir iv. tempat_lahir v. provinsi vi. tahun_data Entitas kepesertaan memiliki dua sub-entitas yakni:
• peserta_lkp dengan field yang dimiliki yakni: i. jenis_kelamin dengan value {pria, wanita} ii. nama untuk field Nama peserta/lp3 iii. tanggal_lahir iv. tempat_lahir v. provinsi vi. tahun_data
BAB 3. DATA DI LINGKUNGAN KEMENPORA
14
• peserta_ppan dengan field yang dimiliki yakni: i. jenis_kelamin dengan value {pria, wanita} ii. nama untuk field Nama peserta/lp3 iii. tanggal_lahir iv. tempat_lahir v. provinsi vi. tahun_data (d) lembaga, merupakan entitas Lembaga keolahragaan dan kepemudaan dengan fieldnya yakni: i. nama_lembaga adalah field untuk Nama lembaga, badan, atau yayasan ii. alamat iii. tahun_berdiri yakni field untuk Tahun berdiri lembaga iv. tahun_data Dan entitas lembaga memiliki 4 (empat) sub-entitas, yakni:
BAB 3. DATA DI LINGKUNGAN KEMENPORA
15
i. rompi, adalah sub-entitas Rumah Olah Mental Pemuda Indonesia terdiri dari field: A. kegiatan_rompi dengan value {bimbingan masyarakat, pembentukan kualitas diri, pemberdayaan pemuda, peningkatan ekonomi, lainnya} B. masalah_rompi dengan value {ekonomi, pendidikan, pengangguran, sosial, lainnya} C. nama_lembaga adalah field untuk nama lembaga, badan, atau yayasan D. pengelola E. tahun_berdiri yakni field untuk Tahun berdiri lembaga F. alamat G. anggota_do untuk field Jumlah anggota yang berlatar belakang pendidikan: Drop Out H. anggota_sd untuk field Jumlah anggota yang berlatar belakang pen-
BAB 3. DATA DI LINGKUNGAN KEMENPORA
I.
J.
K.
L.
16
didikan: SD anggota_sltp untuk field Jumlah anggota yang berlatar belakang pendidikan: SLTP anggota_slta untuk field Jumlah anggota yang berlatar belakang pendidikan: SLTA anggota_univ untuk field Jumlah anggota yang berlatar belakang pendidikan: Perguruan Tinggi jumlah_anggota: adalah notasi menjelaskan bahwa entitas B merupakan bagian dari entitas A.
M. tahun_data N. this_questioner ii. okp, adalah sub-entitas Organisasi Kemasyarakatan Pemuda dengan fieldnya yakni: A. bentuk dengan value {organisasi kemahasiswaan, organisasi profesi, organisasi keagamaan, organisasi sayap partai}
BAB 3. DATA DI LINGKUNGAN KEMENPORA
17
B. kegiatan_okp dengan value {pendidikan, budaya, ekonomi, keagamaan, kesehatan, politik, sosial, lainnya} C. nama_lembaga adalah field untuk nama lembaga, badan, atau yayasan D. pengelola E. jumlah_anggota F. tahun_berdiri yakni field untuk Tahun berdiri lembaga G. alamat H. tahun_data I. this_questioner iii. spp, merupakan sub-entitas Sentra Pemberdayaan Pemuda yang memiliki field sebagai berikut: A. kegiatan_spp dengan value {kegiatan organisasi, industri kecil, sosial, koperasi, perdagangan, lainnya} B. nama_lembaga adalah field untuk
BAB 3. DATA DI LINGKUNGAN KEMENPORA
18
nama lembaga, badan, atau yayasan C. pengelola D. jumlah_anggota E. tahun_berdiri yakni field untuk Tahun berdiri lembaga F. alamat G. tahun_data H. this_questioner iv. kupp, merupakan sub-entitas Kelompok Usaha Pemuda Produktif yang memiliki field sebagai berikut: A. pengelolaan_dana dengan value {gaji pegawai, pembelian barang, tambahan modal usaha, lainnya} B. sumber_bantuan dengan value {kemenpora, pemda, swasta,instansi terkait, lainnya} C. usaha dengan value {koperasi, perdagangan, produksi barang, pelayanan jasa, kegiatan sosial, lainnya}
BAB 3. DATA DI LINGKUNGAN KEMENPORA
19
D. bank_penerima dengan value {bca, mandiri, bni, bri, lainnya} E. nama_lembaga adalah field untuk nama lembaga, badan, atau yayasan F. pengelola G. alamat H. jumlah_anggota I. tahun_berdiri yakni field untuk Tahun berdiri lembaga J. tahun_data K. this_questioner (e) questioner adalah entitas untuk questioner (kuesioner) yang memiliki field sebagai berikut: i. tanya ii. jawab iii. catatan (f ) pengurus, adalah entitas untuk pengurus suatu instansi dengan field:
BAB 3. DATA DI LINGKUNGAN KEMENPORA
20
i. instansi field untuk Instansi pengelola lembaga dengan value {pemda, lsm, swasta, perorangan, okp, lainnya} ii. nama_ketua iii. nama_wketua iv. nama_sekretaris v. nama_bendahara vi. nama_anggota (g) ppan adalah entitas Pertukaran Pemuda Antar Negara dengan fieldnya adalah sebagai berikut: i. kegiatan_ppan dengan value {anjangsana, bisnis, kuliah, live-in, study tour, lainnya} ii. lama_ppan dengan value {1 bulan, 6 bulan, 1 tahun, > 1 tahun, lainnya} iii. manfaat_ppan dengan value {jalin persahabatan, kenal budaya lain, tambah wawasan, ekspansi usaha, lainnya} iv. sumber_biaya dengan value {pemerintah pusat, pemda, sponsorship, per-
BAB 3. DATA DI LINGKUNGAN KEMENPORA
21
orangan, lainnya} v. jumlah_peserta vi. jumlah_pendamping vii. anggota_slta yaitu field untuk Jumlah anggota yang berlatar belakang pendidikan: SLTA viii. anggota_univ yaitu field untuk Jumlah anggota yang berlatar belakang pendidikan: Perguruan Tinggi ix. anggota_pasca yaitu field untuk Jumlah anggota yang berlatar belakang pendidikan: Pascasarjana x. negara adalah field untuk Negara kerjasama xi. provinsi xii. tahun_data xiii. this_questioner (h) lkp adalah entitas Latihan Kepimpinan Pemuda dengan field-nya sebagai berikut: i. metode dengan value {ceramah, praktek lapangan, gabungan, lainnya}
BAB 3. DATA DI LINGKUNGAN KEMENPORA
22
ii. tempat_pelaksanaan dengan value {ibukota negara, propinsi sendiri, propinsi lain, lainnya} iii. manfaat_lkp dengan value {tambah wawasan, tingkatkan kualitas sdm, jalin persahabatan, lainnya} iv. asal_instruktur dengan value {kemenpora, perguruan tinggi, pakar/ahli, instansi terkait, pimpinan okp, lainnya} v. lama_lkp dengan value {1 bulan, 6 bulan, 1 tahun, > 1 tahun, lainnya} vi. jumlah_peserta vii. jumlah_instruktur viii. anggota_slta yaitu field untuk Jumlah anggota yang berlatar belakang pendidikan: SLTA ix. anggota_univ yaitu field untuk Jumlah anggota yang berlatar belakang pendidikan: Perguruan Tinggi x. anggota_pasca yaitu field untuk Jumlah anggota yang berlatar belakang pendidikan: Pascasarjana xi. provinsi
BAB 3. DATA DI LINGKUNGAN KEMENPORA
23
xii. tahun_data xiii. this_questioner (i) kontak, merupakan entitas untuk Alamat dan kontak lembaga keolahragaan dan kepemudaan dengan field-nya adalah: i. telp adalah field untuk telepon atau handphone ii. email iii. fax iv. jalan v. kelurahan vi. kecamatan vii. kode_pos viii. kota adalah field untuk kota atau kabupaten ix. provinsi Thing adalah root dari seluruh skema data.
Adapun hubungan antara entitas skema data kepemudaan, digambarkan pada gambar 3.1. 2. Skema data keolahragaan, memiliki entitasentitas sebagai berikut:
BAB 3. DATA DI LINGKUNGAN KEMENPORA
Gambar 3.1: Skema data kepemudaan
24
BAB 3. DATA DI LINGKUNGAN KEMENPORA
25
(a) lembaga, merupakan entitas Lembaga keolahragaan dan kepemudaan. Dalam skema data keolahragaan, memiliki sub-entitas: i. sekor adalah sub-entitas Sekolah Olahraga dengan fieldnya yakni: A. nama_lembaga adalah field untuk Nama lembaga, badan, atau yayasan B. pengelola C. anggota adalah field untuk Anggota lembaga D. guru_pria adalah field untuk Jumlah guru pria E. guru_wanita adalah field untuk Jumlah guru wanita F. jumlah_siswa G. jumlah_siswi H. kepemilikan, field Kepemilikan dengan value {pemerintah pusat, pemda, swasta, perorangan, lainnya} I. sumber_biaya, field Sumber biaya dengan value {apbn, apbd, swas-
BAB 3. DATA DI LINGKUNGAN KEMENPORA
26
ta, perorangan, lainnya} J. alamat K. tahun_berdiri, field Tahun berdiri lembaga L. kondisi_fisik, field Kondisi fisik dengan value{sangat baik, cukup baik, kurang baik, rusak, lainnya} M. tahun_data N. this_questioner ii. pplp, yaitu sub-entitas Pusat Pendidikan dan Latihan Pelajar dengan fieldnya adalah sebagai berikut: A. nama_lembaga adalah field untuk nama lembaga, badan, atau yayasan B. pengelola C. jumlah_atlet D. cabor E. nama_pelatih F. prestasi G. event_prestasi H. prestasi_medali
BAB 3. DATA DI LINGKUNGAN KEMENPORA
27
I. alamat J. tahun_berdiri adalah field Tahun berdiri lembaga K. tahun_data L. this_questioner iii. indorcabor, sub-entitas Induk Organisasi Cabang Olahraga yang memiliki field sebagai berikut: A. cabor B. nama_lembaga adalah field untuk nama lembaga, badan, atau yayasan C. pengelola D. jumlah_anggota E. event_kejuaraan F. event_prestasi G. alamat H. tahun_berdiri adalah field Tahun berdiri lembaga I. tahun_data J. this_questioner
BAB 3. DATA DI LINGKUNGAN KEMENPORA
28
iv. pplm adalah sub-entitas Pusat Pendidikan dan Latihan Mahasiswa dengan yang memiliki field berikut ini: A. cabor B. nama_lembaga adalah field untuk nama lembaga, badan, atau yayasan C. pengelola D. jumlah_atlet E. nama_pelatih F. prestasi G. prestasi_medali H. event_prestasi I. alamat J. tahun_berdiri adalah field Tahun berdiri lembaga K. tahun_data L. this_questioner (b) sarpras adalah entitas Sarana dan prasarana yang memiliki field sebagai berikut: i. jenis, field Jenis sarana dan prasarana
BAB 3. DATA DI LINGKUNGAN KEMENPORA
29
ii. penggunaan, field Manajemen penggunaan sarpras dengan value {gratis, bayar, disewakan, lainnya} iii. kondisi_fisik, field Kondisi fisik dengan value {sangat baik, cukup baik, kurang baik, rusak, lainnya} iv. sumber_biaya, field Sumber biaya dengan value {apbn, apbd, swasta, perorangan, lainnya} v. pengelola vi. alamat vii. provinsi viii. tahun_data ix. this_questioner (c) medali adalah entitas untuk Medali yang memiliki field: i. ii. iii. iv.
emas perak perunggu atlet_peraih adalah field untuk Nama atlet peraih
BAB 3. DATA DI LINGKUNGAN KEMENPORA
30
v. event_medali (d) questioner adalah entitas untuk Questioner (kuesioner) yang memiliki field sebagai berikut: i. tanya ii. jawab iii. catatan (e) kontak, merupakan entitas untuk Alamat dan kontak lembaga keolahragaan dan kepemudaan dengan field-nya adalah: i. telp adalah field untuk telepon atau handphone ii. email iii. fax iv. jalan v. kelurahan vi. kecamatan vii. kode_pos viii. kota adalah field untuk kota atau kabupaten ix. provinsi
BAB 3. DATA DI LINGKUNGAN KEMENPORA
31
(f ) pengurus adalah entitas untuk Pengurus suatu instansi dengan field: i. instansi field Instansi pengelola lembaga dengan value {pemda, swasta, lsm, perorangan, lainnya} ii. nama_ketua iii. nama_wketua iv. nama_sekretaris v. nama_bendahara vi. nama_anggota (g) event , adalah entitas yang memiliki field dan sub-entitas sebagai berikut: • Field dari event yakni: (a) (b) (c) (d)
nama_event tanggal_mulai tanggal_akhir tingkat_event adalah field untuk Ting-
katan event dengan value {daerah, nasional, sea games, asian games, olimpiade}
BAB 3. DATA DI LINGKUNGAN KEMENPORA
32
(e) tempat_event (f) provinsi (g) tahun_data • Dan sub-entitas dari event adalah sebagai berikut: (a) inviotrad adalah sub-entitas Invitasi Olahraga Tradisional dengan memiliki field, yakni: i. cabor ii. olahraga_tradisional adalah field untuk Nama olahraga tradisional iii. nama_event iv. nama_atlet v. tanggal_mulai vi. tanggal_akhir vii. tingkat_event adalah field untuk Tingkatan event dengan value {daerah, nasional, sea games, asian games, olimpiade} viii. tempat_event ix. provinsi
BAB 3. DATA DI LINGKUNGAN KEMENPORA
33
x. prestasi_medali xi. tahun_data xii. this_questioner (b) popnas adalah sub-entitas Pekan Olahraga Pelajar Nasional dengan memiliki field, yakni: i. ii. iii. iv.
cabor nama_event nama_atlet atlet_pria adalah field untuk Jum-
lah atlet pria v. atlet_wanita adalah field untuk Jumlah atlet wanita vi. atlet_sltp adalah field untuk Jumlah atlet tingkat SLTP vii. atlet_slta adalah field untuk Jumlah atlet tingkat SLTA viii. tanggal_mulai ix. tanggal_akhir x. tingkat_event adalah field untuk Tingkatan event dengan value {daerah,
BAB 3. DATA DI LINGKUNGAN KEMENPORA
34
nasional, sea games, asian games, olimpiade} xi. xii. xiii. xiv. xv.
tempat_event provinsi prestasi_medali tahun_data this_questioner
(c) popcanas adalah sub-entitas Pekan Olahraga Cacat Nasional dengan memiliki field, yakni: i. cabor ii. nama_event iii. nama_atlet iv. atlet_pria adalah field untuk Jumlah atlet pria v. atlet_wanita adalah field untuk Jumlah atlet wanita vi. atlet_sltp adalah field untuk Jumlah atlet tingkat SLTP vii. atlet_slta adalah field untuk Jumlah atlet tingkat SLTA viii. tanggal_mulai
BAB 3. DATA DI LINGKUNGAN KEMENPORA
35
ix. tanggal_akhir x. tingkat_event adalah field untuk Tingkatan event dengan value {daerah, nasional, sea games, asian games, olimpiade} xi. tempat_event xii. provinsi xiii. prestasi_medali xiv. tahun_data xv. this_questioner (d) kejobat adalah sub-entitas Kejuaraan Olahraga Perbatasan. dengan memiliki field, yakni: i. cabor ii. nama_event iii. nama_atlet iv. tanggal_mulai v. tanggal_akhir vi. tingkat_event adalah field untuk Tingkatan event dengan value {daerah, nasional, sea games, asian games, olimpiade}
BAB 3. DATA DI LINGKUNGAN KEMENPORA vii. viii. ix. x. xi.
36
tempat_event provinsi prestasi_medali tahun_data this_questioner
Thing adalah root dari seluruh skema data.
Adapun hubungan antara entitas skema data keolahragaan, digambarkan pada gambar 3.2 3. Skema data kepegawaian. Skema data ini memiliki entitas-entitas diantaranya: (a) biodata adalah entitas untuk Biodata pegawai kemenpora yang memiliki field sebagai berikut: i. ii. iii. iv. v. vi.
nip untuk Nomor Induk Pegawai eselon nama tempat_lahir tanggal_lahir kelamin dengan value {pria, wanita}
BAB 3. DATA DI LINGKUNGAN KEMENPORA
Gambar 3.2: Skema data keolahragaan
37
BAB 3. DATA DI LINGKUNGAN KEMENPORA
38
vii. gol_darah viii. status_kawin dengan value {kawin, belum kawin, janda, duda} ix. agama dengan value {islam, protestan, katholik, hindu, budha} x. status untuk Status keaktifan xi. photo xii. alamat xiii. telepon xiv. hp xv. email xvi. kelurahan xvii. kecamatan xviii. kabupaten xix. kota xx. kode_pos (b) karya_ilmiah adalah entitas untuk karya ilmiah yang memiliki fiekd yakni: i. nip untuk Nomor Induk Pegawai ii. judul iii. bidang
BAB 3. DATA DI LINGKUNGAN KEMENPORA
39
iv. jenis tulisan v. tahun (c) keluarga adalah entitas untuk keluarga pegawai dengan field sebagai berikut: i. ii. iii. iv. v. vi. vii.
nip untuk Nomor Induk Pegawai nama tanggal_lahir kelamin dengan value {pria, wanita} pekerjaan status untuk Status keaktifan tanggungan
(d) kursus adalah entitas untuk kursus yang diambil pegawai dengan fieldnya yakni: i. ii. iii. iv. v. vi.
nip untuk Nomor Induk Pegawai instansi nama_kursus tempat lama tahun
BAB 3. DATA DI LINGKUNGAN KEMENPORA
40
(e) negara_kunjung adalah entitas untuk negara yang dikunjungi dengan field sebagai berikut: i. ii. iii. iv.
nip untuk Nomor Induk Pegawai kegiatan negara tahun
(f ) news adalah entitas untuk berita/kabar yang berisikan field-field berikut ini: i. ii. iii. iv. v. vi.
topic isi_berita post tanggal_post jam status untuk Status keaktifan
(g) pegawai adalah entitas untuk informasi pegawai dengan field sebagai berikut: i. nip untuk Nomor Induk Pegawai ii. no_karpeg untuk Nomor Kartu Pegawai
BAB 3. DATA DI LINGKUNGAN KEMENPORA iii. iv. v. vi.
41
no_ktp no_paspor npwp jabatan dengan value {struktural, fung-
sional, staff} vii. nama_jabatan viii. unit untuk Unit kerja ix. status_kepegawaian dengan value {PNS, CPNS, Non PNS} x. pendidikan untuk Pendidikan terakhir dengan value {SD, SMP, SMA, SMK, D3, S1, S2, S3} xi. jurusan xii. kenaikan_gaji_terakhir xiii. tmt xiv. tmt2 (h) pendidikan_kepangkatan adalah entitas untuk Pendidikan untuk kepangkatan pegawai yang terdiri dari field: i. nip untuk Nomor Induk Pegawai ii. pelatihan
BAB 3. DATA DI LINGKUNGAN KEMENPORA
42
iii. instansi iv. tahun (i) piagam adalah entitas untuk piagam bagi pegawai dengan field: i. ii. iii. iv. v.
nip untuk Nomor Induk Pegawai no_sk tanggal_sk jenis_piagam pejabat_lrkn untuk Pejabat yang meng-
eluarkan (j) taspen adalah entitas untuk taspen pegawai deng field sebagai berikut: i. ii. iii. iv.
nip untuk Nomor Induk Pegawai mli_peserta tgl_lrkn untuk Tanggal dikeluarkan pejabat_lrkn untuk Pejabat yang meng-
eluarkan (k) riwayat_jabatan adalah entitas untuk riwayat jabatan pegawai yang memilki field yaitu:
BAB 3. DATA DI LINGKUNGAN KEMENPORA i. ii. iii. iv. v. vi.
43
nip untuk Nomor Induk Pegawai no_sk jabatan unit untuk Unit kerja kurun ket
(l) riwayat_kepangkatan adalah entitas untuk riwayat kepangkatan pegawai yang terdiri dari field: i. nip untuk Nomor Induk Pegawai ii. golongan iii. no_sk iv. tanggal_sk v. tmt_sk vi. pejabat_sk (m) riwayat_pendidikan adalah entitas untuk riwayat pendidikan pegawai dengan fieldnya sebagai berikut: i. lembaga ii. pendidikan untuk Pendidikan terakhir dengan value {SD, SMP, SMA, SMK, D3, S1, S2, S3}
BAB 3. DATA DI LINGKUNGAN KEMENPORA iii. iv. v. vi.
44
fakultas jurusan tahun_lulus ket
(n) pengalaman_kerja_kantor adalah entitas untuk pengalaman pegawai bekerja di kantor dengan memiliki satu sub entitas dan terdiri dari field: i. ii. iii. iv. v.
nip untuk Nomor Induk Pegawai jabatan instansi kegiatan tahun
• pengalaman_kerja_luar_kantor merupakan sub-entitas untuk pengalaman pegawai bekerja di luar kantor dari dari pengalaman_kerja_kantor yang memiliki field berikut ini: i. nip untuk Nomor Induk Pegawai ii. jabatan iii. instansi
BAB 3. DATA DI LINGKUNGAN KEMENPORA
45
iv. kegiatan v. tahun (o) lainnya adalah entitas selain dari yang disebutkan sebelumnya dengan memiliki field: i. nip untuk Nomor Induk Pegawai ii. jabatan dengan value {struktural, fungsional, staff} iii. organisasi iv. hobby v. bahasa dengan value {indonesia, inggris, arab, belanda, mandarin, jepang, spanyol} vi. penguasaan_komputer dengan value {analisa system, pemrograman, internet, design graphic, msword, ms excel, power point} vii. status_rumah dengan value {milik sendiri, dinas, kontrak, kredit, milik orang tua} Thing adalah root dari seluruh skema data.
BAB 3. DATA DI LINGKUNGAN KEMENPORA
46
Adapun hubungan antara entitas skema data kepegawaian, digambarkan pada gambar 3.3 4. Skema data lelang. Skema data ini memiliki entitas-entitas sebagai berikut: (a) lelang adalah entitas untuk lelang dengan memiliki field sebagai berikut: i. alamat ii. bentuk_usaha iii. bidang untuk Jenis bidang lelang dengan value {pengadaan barang, jasa, konsultasi} iv. daftar_1 v. daftar_2 vi. kls_bid untuk Klasifikasi bidang usaha vii. koran untuk Nama koran publikasi lelang viii. kualifikasi untuk Kualifikasi skala pekerjaan dengan value {kecil, menengah, besar} ix. metode_bayar
BAB 3. DATA DI LINGKUNGAN KEMENPORA
Gambar 3.3: Skema data kepegawaian
47
BAB 3. DATA DI LINGKUNGAN KEMENPORA
48
x. nama_bag untuk Nama bagian penanggung jawab kegiatan lelang xi. nama_pkt untuk Nama paket xii. nama_stn untuk Nama satuan kerja xiii. pd_dn untuk Pagu dana xiv. pengadaan dengan value {pasca kualifikasi, pra kualifikasi} xv. sts untuk Status publish xvi. sumber untuk Sumber dana xvii. tanggal_batas untuk Tanggal batas akhir lelang xviii. tanggal_koran untuk Tanggal berita diterbitkan di koran xix. telp xx. ket (b) perusahaan adalah entitas untuk perusahaan peserta lelang dengan field sebagai berikut: i. alamat ii. bd_char untuk Klasifikasi bidang pekerjaan
BAB 3. DATA DI LINGKUNGAN KEMENPORA
49
iii. bidang untuk Jenis bidang lelang dengan value {pengadaan barang, jasa, konsultasi} iv. dtb untuk Diterbitkan oleh v. email_pimpinan vi. jbtn_pnd untuk Jabatan pendaftar vii. kabupaten viii. kualifikasi untuk Kualifikasi skala pekerjaan dengan value {kecil, menengah, besar} ix. lin_lyn untuk Lingkup layanan x. masa_berlaku_rg untuk Lingkup layanan xi. masa_berlaku_ujk xii. nama_badan xiii. nama_pimpinan xiv. nm_ntrs untuk Nomor notaris xv. no xvi. no_akta xvii. no_rg untuk Nomor registrasi xviii. no_siujk untuk Nomor Surat Izin Usaha Jasa Konstruksi
BAB 3. DATA DI LINGKUNGAN KEMENPORA
50
xix. no_srt_ket untuk Nomor surat keterangan xx. no_ujk untuk Nomor Usaha Jasa Konstruksi xxi. npwp xxii. photo xxiii. pnd untuk Pendaftar xxiv. prny untuk Pernyataan kinerja baik xxv. pro_kmtrn untuk Prosentase kemitraan xxvi. propinsi xxvii. ps3bln untuk Laporan bulanan PPN (rentang waktu min.3 bulan terakhir) dari lelang xxviii. ps_21min3bln untuk Laporan bulanan PPH Ps.21 (rentang waktu min.3 bulan terakhir) dari lelang xxix. ps_25min3bln untuk Laporan bulanan PPH Ps.25 (rentang waktu min.3 bulan terakhir) dari lelang xxx. rekanan untuk Rekanan rekening koran 3 bulan terakhir (Saldo min. 10%
BAB 3. DATA DI LINGKUNGAN KEMENPORA
51
nilai penawaran) xxxi. sb_bid untuk Sub bidang klasifikasi xxxii. srt_ket untuk Surat keterangan dukungan bank xxxiii. tanggal_akta xxxiv. telp xxxv. tgl_srt_mtr untuk Tanggal surat kemitraan xxxvi. wkl untuk Wakil kemitraan (c) transaksi adalah entitas untuk transaksi lelang dengan field sebagai berikut: i. ii. iii. iv.
pelelangan peserta srtry tanggal_lelang
Thing adalah root dari seluruh skema data.
Adapun hubungan antara entitas skema data lelang, digambarkan pada gambar 3.4
BAB 3. DATA DI LINGKUNGAN KEMENPORA
52
Gambar 3.4: Skema data lelang
3.2
Deskripsi data
• Klasifikasi data berdasarkan ’kerahasiaan”. Beberapa data di dalam lingkungan Kemenpora perlu klasifikasi berdasarkan kerahasian hal ini menyangkut kredibilias serta kinerja dalam lembaga pemerintahan. Klasifikasi berdasarkan kerahasian dapat dibagi menjadi beberapa bagian: – Data-data yang bersifat “sangat rahasia” merupakan data-data yang hanya di ke-
BAB 3. DATA DI LINGKUNGAN KEMENPORA
53
tahui oleh pihak tertentu saja. – Data-data yang bersifat “rahasia” merupakan data-data yang hanya di ketahui oleh pihak intern di dalam lingkungan tertentu . – Data-data yang bersifat “terbuka” merupakan data-data yang dapat diketahui oleh masyarakat secara umum dan dapat digunakan oleh pihak luar. Data-data seperti ini biasanya akan memberikan informasi kepada masyarakat mengenai kinerja serta fasilitas yang terdapat dalam lembaga pemerintahan seperti Kemenpora. Salah satunya adalah informasi dari Portal Kemenpora http://kemenpora.go.id • Klasifikasi data berdasarkan kepemilikan / kepengelolaan . Di dalam lingkungan Kemenpora setiap data-data yang menyangkut Sistem Informasi Manajemen akan dibagi di klasifikasi berdasarkan kepemilikan/kepengelolaan. Klasifikasi ini berguna untuk memberikan tang-
BAB 3. DATA DI LINGKUNGAN KEMENPORA
54
gung jawab serta hak bagi setiap pengelola untuk melakukan kinerja dan perawatan terhadap sistem informasi manajemen yang ada. Untuk saat ini pembagian klasifikasi data di lingkungan Kemenpora dapat dikategorikan menjadi yaitu kepemilikan yang bersifat umum artinya seluruh data-data maupun perawatan adalah tanggung jawab bersama, untuk saat ini data-data tersebut di tempatkan pada data center Kemenpora, dan kepemilikan bersifat khusus yaitu seluruh data-data maupun perawatan merupakan tanggung jawab pihak atau bagian tertentu.
Bab 4 Service SIM di lingkungan Kemenpora 4.1
Jenis layanan
Pada SIM Kemenpora terdapat beberapa jenis layanan yaitu di antaranya adalah: • Occurrence record data service • Taxon data service • Data provider metadata service 55
BAB 4. SERVICE SIM DI LINGKUNGAN KEMENPORA 56 • Dataset metadata service • Data network metadata service • Occurrence density data service
4.2
Occurence record data service
Pada occurrence data service menyediakan berbagai filter untuk memilih catatan kejadian yang dapat di akses melalui jaringan SIM Kemenpora. Misalnya menampilkan catatan kejadian kepadatan perolehan medali pada suatu wilayah. Berikut adalah penjelasannya : • get: digunakan untuk mencari catatan kejadian untuk data tunggal. • search for records - list: digunakan untuk mencari catatan kejadian yang cocok dengan berbagai filter. • count records - count: digunakan untuk menghitung banyaknya catatan kejadian yang cocok/sesuai.
BAB 4. SERVICE SIM DI LINGKUNGAN KEMENPORA 57 • get help - help: digunakan untuk melihat dokumentasi bantuan. • response structure - schema: digunakan untuk menampilkan schema sebagai respon. Tindakan skema mengembalikan dokumen XML. skema digunakan untuk tanggapan get, list, count dan help. • browser formatting - stylesheet: tindakan stylesheet XSLT ( XML stylesheet language transformations) mengembalikan dokumen sederhana yang dapat digunakan untuk menampilkan tanggapan untuk get, list, count dan help dalam bentuk yang dapat dibaca dalam web browser.
4.3
Taxon data service
Taxon data service menyediakan akses ke catatan konsep takson dari data sumber daya di jaringan SIM Kemenpora. Layanan ini menyediakan berbagai pilihan untuk dapat melihat informasi menge-
BAB 4. SERVICE SIM DI LINGKUNGAN KEMENPORA 58 nai nama dan klasifikasi yang digunakan oleh dataset yang berbeda yang dapat di akses melalui portal SIM Kemenpora. • get: digunakan untuk mencari catatan taxon untuk data tunggal. • search for records - list: digunakan untuk mencari catatan taxon yang cocok dengan berbagai filter. • count records - count: digunakan untuk menghitung banyaknya catatan taxon yang cocok. • get help - help: digunakan untuk melihat dokumentasi bantuan. • response structure - schema: digunakan untuk menampilkan schema sebagai respon. Tindakan skema mengembalikan dokumen XML skema digunakan untuk tanggapan get, list, count dan help. • browser formatting - stylesheet: tindakan stylesheet XSLT mengembalikan dokumen sederhana yang dapat digunakan untuk menam-
BAB 4. SERVICE SIM DI LINGKUNGAN KEMENPORA 59 pilkan tanggapan untuk get, list, count dan help dalam bentuk yang dapat dibaca dalam web browser.
4.4
Data provider metadata service
Data provider metadata service menyediakan akses ke catatan yang menjelaskan penyedia data dalam jaringan SIM Kemenpora. Misalnya mencari penyedia data dari suatu kegiatan. • get: digunakan untuk mencari catatan penyedia tunggal. • search for records - list: digunakan untuk mencari catatan penyedia yang cocok dengan berbagai filter. • count records - count: digunakan untuk menghitung banyaknya catatan penyedia yang cocok.
BAB 4. SERVICE SIM DI LINGKUNGAN KEMENPORA 60 • get help - help: digunakan untuk melihat dokumentasi bantuan. • response structure - schema: digunakan untuk menampilkan schema sebagai respon. Tindakan skema mengembalikan dokumen XML skema digunakan untuk tanggapan get, list, count dan help. • browser formatting - stylesheet: tindakan stylesheet XSLT mengembalikan dokumen sederhana yang dapat digunakan untuk menampilkan tanggapan untuk get, list, count dan help dalam bentuk yang dapat dibaca dalam web browser.
4.5
Dataset metadata service
Data metadata service menyediakan akses ke catatan yang menggambarkan data sumber yang ada pada jaringan SIM Kemenpora. Metadata ini berhubungan dengan dataset yang dapat di akses melalui portal SIM Kemenpora. Format yang mendukung adalah dalam bentuk XML schema.
BAB 4. SERVICE SIM DI LINGKUNGAN KEMENPORA 61 • get : digunakan untuk mendapatkan catatan dari satu sumber daya (resource). • search for records - list: digunakan untuk mencari catatan sumber daya yang cocok dengan berbagai filter. • count records - count: digunakan untuk menghitung banyaknya catatan sumber daya yang cocok dengan berbagai filter. • get help - help : digunakan untuk melihat dokumentasi bantuan. • response structure - schema: digunakan untuk menampilkan schema sebagai respon. Tindakan skema mengembalikan dokumen XML skema digunakan untuk tanggapan get, list, count dan help. • browser formatting - stylesheet: tindakan stylesheet XSLT mengembalikan dokumen sederhana yang dapat digunakan untuk menampilkan tanggapan untuk get, list, count dan help dalam bentuk yang dapat dibaca dalam web browser.
BAB 4. SERVICE SIM DI LINGKUNGAN KEMENPORA 62
4.6
Data network metadata service
Data network metadata service berhubungan dengan pada jaringan data yang terhubung dengan portal SIM Kemenpora. Format yang mendukung adalah dalam bentuk XML. • get: digunakan untuk mendapatkan catatan jaringan tunggal. • search for records - list: digunakan untuk mencari catatan jaringan yang cocok dengan berbagai filter. • count records - count: digunakan untuk menghitung banyaknya catatan jaringan cocok dengan berbagai filter. • get help - help: digunakan untuk melihat dokumentasi bantuan. • response structure - schema: digunakan untuk menampilkan schema sebagai respon. Tindakan skema mengembalikan dokumen XML
BAB 4. SERVICE SIM DI LINGKUNGAN KEMENPORA 63 skema digunakan untuk tanggapan get, list, count dan help. • browser formatting - stylesheet: tindakan stylesheet XSLT mengembalikan dokumen sederhana yang dapat digunakan untuk menampilkan tanggapan untuk get, list, count dan help dalam bentuk yang dapat dibaca dalam web browser.
4.7
Occurence density data service
Occurance density data service merupakan ringkasan dari catatan kejadian yang ada untuk takson tunggal, penyelenggara, dataset, penyedia data atau jaringan data. • search for records - list: digunakan untuk mencari catatan kepadatan yang cocok dengan berbagai filter.‘ • get help - help : digunakan untuk dokumentasi bantuan.
BAB 4. SERVICE SIM DI LINGKUNGAN KEMENPORA 64 • response structure - schema: digunakan untuk menampilkan schema yang mengembalikan dokumen respon. Tindakan skema mengembalikan dokumen XML skema digunakan untuk tanggapan get, list, count dan help. • browser formatting - stylesheet: tindakan stylesheet XSLT mengembalikan dokumen sederhana yang dapat digunakan untuk menampilkan tanggapan untuk get, list, count dan help dalam bentuk yang dapat dibaca dalam web browser.
4.8
Interoperabilitas
Pemanfaatan ICT (Information and Communication Technology) atau dikenal sebagai TIK (Teknologi Informasi dan Komunikasi) menjadi bagian yang penting dan menjadi kebutuhan tersendiri bagi banyak aspek kehidupan manusia. Hal tersebut dikarenakan sifat dan manfaat TIK yang dapat meningkatkan efisiensi, efektifitas, transparansi dan akuntabilitas suatu kegiatan. Seiring
BAB 4. SERVICE SIM DI LINGKUNGAN KEMENPORA 65 dengan semakin cepatnya pertumbuhan TIK dan potensi pemanfaatannya memerlukan tersedianya pengaksesan, pengelolaan dan pendayagunaan informasi dalam ukuran yang sangat besar dengan cepat dan akurat (dan aman, opsional). Evolusi pemanfaatan komputer mulai dari fase pertama yakni single user-single tasking, kedua yakni single user-multi tasking hingga ke fase ketiga yakni multi user-multi tasking mendorong penggunaan komputer dalam jumlah yang sangat besar dan beragam (heterogen) dalam jaringan komputer yang saling terkoneksi satu sama lainnya. Evolusi tersebut, pada saat ini dan akan datang, mendorong kebutuhan manusia dalam pemanfaat komputer untuk bekerja yakni: • Resource sharing : dapat menggunakan resource (sumber daya) komputasi yang tersedia di komputer lain • Kebebasan lokasi/geografis: dapat bekerja di manapun pada saat dibutuhkan, tanpa tergantung pada lokasi tertentu (yang biasanya disebut mobilitas)
BAB 4. SERVICE SIM DI LINGKUNGAN KEMENPORA 66 • Tuntutan untuk melakukan integrasi informasi/aplikasi: tidak ada batasan konseptual dalam bekerja dengan beragam komponen informasi/aplikasi Permasalahan muncul dari evolusi tersebut yakni semakin beragamnya bentuk dan tujuan implementasi TIK. Berbagai jenis dan bentuk basis data elektronik yang beskala besar tersimpan di berbagai lokasi yang berbeda-beda. Berbagai jenis software telah dibangun dan digunakan dalam lingkungan jaringan komputer di berbagai institusi pemerintah maupun swasta. Perkembangan internet yang sedemikian pesat membawa pemanfaatan TIK ke level yang lebih tinggi, seperti dibangunnya sistem informasi yang lingkupnya jauh lebih besar dan lebih kompleks dibanding sebelumnya dalam suatu jaringan, misalkan E-Gov, E-Learning, E-Health, EAuction. Namun demikian pemaanfaatan TIK belum sepenuhnya optimal. Hal tersebut disebabkan, salah satunya adalah basis data dan aplikasi yang dibangun menggunakan platform yang beragam baik sistem operasi, hardware, sistem informasi maupun
BAB 4. SERVICE SIM DI LINGKUNGAN KEMENPORA 67 format data. Akibatnya basis data dan/atau sistem informasi satu sama lain belum tentu saling berhubungan dengan baik untuk melayani suatu kegiatan/layanan yang sifatnya terpadu (integrated). Bahkan pada saat ini menurut Dirjen Aplikasi Telematika, hampir semua instansi pemerintah baik pusat maupun daerah telah membangun sistem informasinya (e-goverment) masing-masing, dimana saling terpisah dan tidak terintegrasi. Sistem yang dibangun dengan teknologi yang bergantung pada berbagai macam vendor, yang hampir semuanya merupakan teknologi tertutup (closed-source) dan tidak sedikit pula yang dibangun tanpa menggunakan skema database terstandar, yang sulit dintegrasikan dengan sistem lain. Untuk itu diperlukan kerangka kerja (framework) dan aplikasi yang bisa menerapkan interoperabilitas dari setiap sistem informasi yang ada pada masingmasing instansi atau institusi agar pengelolaan informasi bisa lebih efisien dan efektif. Dengan penerapan aplikasi ini, diharapkan dapat diambil manfaatnya pada sistem informasi yang sedang dikembangkan maupun yang sudah berjalan. Sehingga usaha untuk mengintegrasikan data sistem infor-
BAB 4. SERVICE SIM DI LINGKUNGAN KEMENPORA 68 masi dari sumber informasi lainnya yang heterogen baik dari sisi spesifikasi software, hardware atau format data dapat diwujudkan tanpa perlu merubah secara keseluruhan sistem yang ada dan tidak harus membangun aplikasi terpusat melalui pusat data (data warehouse) dengan biaya yang tidak sedikit dan dibangun dari awal. Dari aplikasi yang ada saat ini, beberapa varian yang muncul diantaranya: • Sistem operasi yang digunakan: Ragam sistem operasi yang digunakan lebih tergantung pada kebijakkan masing-masing instansi • Database server: Dilihat dari format dan struktur, penggunaan ini juga sangat beragam • Bahasa pemrograman: Dengan semakin berkembangnya bahasa pemrograman terutama pada high-level language, mengakibatkan berbagai macam bahasa pemrograman yang digunakan • Antar muka: Biasa disebut interface, variant ini lebih banyak dipengaruhi oleh pengembang
BAB 4. SERVICE SIM DI LINGKUNGAN KEMENPORA 69 (developer) yang mengerjakan projek pengembangan. Ada yang menggunakan desktop-based ataupun web-based, tergantung kebutuhan, kemampuan dan selera pengembang ataupun instansi yang memberikan pekerjaan. Dengan beragamnya faktor dan varian ini merupakan salah satu yang memberikan kesulitan dalam melakukan integrasi aplikasi. Dalam kondisi tertentu terkadang pengembang harus melakukan bedah teknis terhadap aplikasi sebelumnya dalam melakukan pekerjaan pembuatan aplikasi pendukung tambahan. Namun seringkali dokumentasi untuk interkoneksi tidak tersedia. Ada beberapa hal yang dapat dilakukan sebagai solusi untuk menyamakan solusi diantaranya: • Format Tunggal (Single Format): Setiap pekerjaan pengembangan di semua intansi dilakukan dalam satu sistem operasi, satu bahasa pemrograman, satu interkoneksi. Dari sudut pandang aplikasi, cara ini mempermudah setiap vendor dalam melakukan kegiatan. Kekurangannya adalah adanya ketergantungan pada
BAB 4. SERVICE SIM DI LINGKUNGAN KEMENPORA 70 vendor/pengembang tertentu saja, dan dari sudut pandang geografis, lokasi yang tersebar luas yang ada akan mempersempit ruang gerak dan pengembangan ke depan. • Interoperabilitas: Untuk di Indonesia dan kemajuan dari TIK itu sendiri, maka kekurangan pada solusi format tunggal dapat direduksi, tentunya dengan persyaratan kondisi yag diperlukan. Solusi ini akan memberika banyak keuntungan selain memudahkan dalam pelaksanaan pengembangan, penerapan ini juga akan mampu menghilangkan faktor ketergantungan. Oleh karena itu, solusi interoperabilitas akan diterapkan pada aplikasi yang akan dibangun berikut.
4.9
Web Service untuk interoperabilitas layanan
Merujuk pada W3C (Organisasi yang mengembangkan standar-standar dalam dunia web), Web Services didefinisikan sebagai perangkat lunak sistem yang
BAB 4. SERVICE SIM DI LINGKUNGAN KEMENPORA 71 dirancang untuk mendukung interaksi antaran mesin dengan mesin melalui jaringan. Web Services juga diartikan sebagai perangkat lunak yang dapat ditemukan, diuraikan, dan diakses berdasarkan pada XML dan protokol standar Web pada intranet, extranet, dan Internet. Dengan Web Service pengguna secara remote dapat memanggil fungsi, layanan atau aplikasi, data serta informasi yang ada pada suatu server untuk berkomunikasi dan berinteraksi dengan komputer lainnya dalam jaringan. Pemanfaatan Web Services dibangun atas dasar keberagaman sistem operasi, perangkat keras, perangkat lunak dan aplikasi serta data antar komputer atau sistem informasi. Beberapa karakteristik Web Services yakni: • Message-based • Standard-based • Programming language independent • Platform-neutral Interaksi elemen-elemen yang membentuk Web Service yakni:
BAB 4. SERVICE SIM DI LINGKUNGAN KEMENPORA 72
Gambar 4.1: Interaksi Elemen Web Services • Service provider, yakni pemilik Web Service yang berfungsi menyediakan kumpulan operasi dari Web Service • Service requestor, merupakan aplikasi yang bertindak sebagai klien dari Web Services yang mencari dan memulai interkasi terhadap layanan yang disediakan • Service registry, yakni tempat dimana Service provider mempublikasikan layanannya. Bersifat opsional dalam asristektur Web Service. Perbedaan antara situs Web (web) dengan Web Service adalah web dibuat untuk interaksi antara program dengan pengguna sedangkan Web Service di-
BAB 4. SERVICE SIM DI LINGKUNGAN KEMENPORA 73
Gambar 4.2: Skema umum pengunaan Web Service buat untuk interaksi antara program dengan program. Dengan penggunaan Web Service, aplikasi dapat dengan mudah dan cepat untuk diintegrasikan dengan aplikasi lainnya tanpa hambatan heterogenitas spesifikasi masing-masing komputer dalam jaringan sehingga memiliki interoperabilitas yang baik dengan menggunakan standar komunikasi seperti HTTP, XML dan SOAP. Dan juga pengguna Web Service dapat membangun aplikasinya masing-masing dengan memanfaatkan layanan yang tersedia dalam Web Service.
BAB 4. SERVICE SIM DI LINGKUNGAN KEMENPORA 74 Berikut adalah langkah-langkah yang skema umum penggunaan Web Service: • Langkah 1, aplikasi klien menemukan informasi tentang Web Service A dalam suatu UDDI registry. • Langkah 2, aplikasi klien mendapatkan WSDL untuk Web Service A dari UDDI registry untuk menemukan API milik Web Service A. • Langkah 3 dan 4, aplikasi klien berkomunikasi dengan Web Service melalui SOAP, menggunakan API yang ditemukan dalam langkah 2. Hal yang terkait dengan Web Service: • Interoperabilitas. Pada saat semua platform besar mampu mengakses Web menggunakan Web Browser, platform yang berbeda-beda mampu berinteraksi. Oleh karena itu perlu dibangunnya aplikasi web agar platform-platform tersebut dapat berkomunikasi dan bekerja sama. Aplikasi web merupakan aplikasi sederhana yang berjalan di web, dibangun dengan
BAB 4. SERVICE SIM DI LINGKUNGAN KEMENPORA 75 web browser standart, dan dapat berjalan di sebarang browser dan/atau platform. • Web Service. Untuk pengkodean data Web Service menggunakan XML dan SOAP, sedangkan untuk membawa message menggunakan open protocol. Secara umum rangkaian pengaksesan Web service yang akan dikembangkan dalam bentuk sistem perangkat lunak memiliki rancangan arsitektur yang terdiri dari tiga bagian, yakni: • Aplikasi Desktop: bagian ini berhubungan langsung dengan pengguna (user) khususnya pihak atau petugas yang bertanggung jawab mengelola dan mengakses data koleksi kemenpora. • Ontologi: bagian ini menyimpan ontologi dalam domain masalah koleksi data kemenpora, mendefinisikan metadata suatu individu koleksi data kemenpora. Ontologi dimodelkan dalam format RDF/XML dengan tipe OWL DL. • NativeXML: untuk menyimpan dokumen ontologi.
BAB 4. SERVICE SIM DI LINGKUNGAN KEMENPORA 76 Rancangan umum arsitektur Web Service digambarkan pada gambar4.3:
4.10
Komponen pendukung Web Service
4.10.1 Extensible Markup Language Extensible Markup Language (XML) merupakan bahasa mark-up yang digunakan sebagai standar pertukaran dokumentasi oleh banyak pengguna dan pengemban di dunia. Dalam cara menuliskan kode, XML merupakan salah satu meta markup language yang berupa teks biasa seperti dokumen HTML dan menyediakan format tag yang dapat ditentukan sendiri untuk menggambarkan data secara terstruktur. XML didefinisikan oleh Walsh, sabagai sebuah Markup Language untuk dokumentasi terstruktur. Dokumen terstruktur dimaksud yakni dokumen-dokumen yang memiliki isi/konten (misal kata, gambar) serta indikasi yang menyatakan makna dari konten ter-
BAB 4. SERVICE SIM DI LINGKUNGAN KEMENPORA 77
Gambar 4.3: Rancangan Umum Arsitektur Web Service
BAB 4. SERVICE SIM DI LINGKUNGAN KEMENPORA 78 sebut. Berikut adalah kelebihan-kelebihan yang dimiliki XML : • Bebas platform, tidak bergantung pada sistem operasi tertentu sehingga informasi di dalamnya dapat dibaca oleh aplikasi apapun pada sebarang platform selama aplikasi tersebut mampu menerjemahkan tag-tag XML. • Akurat, hasil pencaran data lebih akurat • XML berbentuk teks, sehingga setian message mudah untuk dikirim menggunakan protokol HTTP • Data dan instruksi terpisah, dokumen XML dapat diterjemahkan ke dalam format yang berbeda karena data dan instruksi terpisah. Berikut adalah contoh penulisan XML: INSTALL DULU LISTING.STY
BAB 4. SERVICE SIM DI LINGKUNGAN KEMENPORA 79
4.10.2 Universal Description, Discovery and Integration (UDDI) Menurut Ariba, IBM dan Microsoft (2000) UDDI merupakan suatu cara untuk mempublikasikan dan menemukan informasi tentang web-service [Ariba,2000]. UDDI merupakan suatu directory service yang digunakan untuk meregistrasikan dan mencari Web Services dan dengan menggunakan UDDI bisa mendaftarkan Web Services yang telah dibuat agar bisa dicari dan ditemukan oleh orang lain. Selain itu juga bisa mencari Web Services yang dibuat oleh orang lain berdasarkan kata kunci dan kategori tertentu. Perbedaan antara UDDI dengan search engine adalah bahwa search engine hanya berisi URL dari suatu website, search engine tidak dapat memberikan hasil misalnya berupa alamat e-mail. Hal tersebut dikarenakan search engine hanya berisi URL maka hanya ada satu format data yang dapat ditampilkan yaitu HTML. Search engine tidak dapat menampilkan dokumen SOAP maupun dokumen XML. Di samping itu, search engine tidak dapat digunakan untuk memanggil aplikasi lain yang terletak di tempat lain (remote call) sedangkan UDDI mampu me-
BAB 4. SERVICE SIM DI LINGKUNGAN KEMENPORA 80 lakukan hal-hal yang tidak dapat dilakukan oleh search engine, misalnya memanggil aplikasi lain yang terletak secara remote (Accenture dkk, 2001) [Priyambodo,2005]. Untuk mencari sebuah web-service, service consumer terlebih dahulu mengirimkan query ke UDDI registry untuk mencari service yang diinginkan. Kemudian dari tModel, service consumer akan mendapatkan deskripsi WSDL yang menyatakan antarmuka service (service interface) dan dengan menggunakan deskripsi WSDL yang telah diperoleh tersebut, service consumer dapat membuat sebuah pesan SOAP untuk berkomunikasi dengan web-service yang diinginkan.
4.10.3 Simple Object Access Protokol (SOAP) SOAP adalah sebuah protokol yang menyediakan sebuah cara standar untuk memaketkan pesan dalam lingkungan terdistribusi yang menggunakan XML, dan memfasilitasi komunikasi bergaya RPC (Remote Procedure Call) antara Remote Client dan Server.
BAB 4. SERVICE SIM DI LINGKUNGAN KEMENPORA 81 SOAP merupakan dokumen XML yang mengatur bagaimana request dan response dari suatu Web Services akan bekerja. SOAP menggunakan teknologi XML untuk menggambarkan suatu kerangka extensible messaging yang menyediakan konstruksi pesan yang dapat dipertukarkan menggunakan beberapa protokol dasar seperti HTTP, FTP, SMTP atau yang lain. SOAP dibangun dengan menggunakan protokol komunikasi HTTP. Karena HTTP didukung oleh semua browser dan server, maka SOAP dapat berkomunikasi dengan berbagai aplikasi meskipun terdapat perbedaan sistem operasi, teknologi, dan bahasa pemrogramannya. Sebuah SOAP message terdiri dari SOAP Envelop dan bisa terdiri dari attachments atau tidak memiliki attachment. SOAP envelop tersusun dari SOAP header dan SOAP body, sedangkan SOAP attachment membolehkan non-XML data untuk dimasukkan ke dalam SOAP message, di-encoded, dan diletakkan kedalam SOAP message dengan menggunakan MIME-multipart. Berikut adalah penjelasan elemen-elemen pada SOAP :
BAB 4. SERVICE SIM DI LINGKUNGAN KEMENPORA 82 • Elemen “envelope” : menetapkan bahwa dokumen XML adalah sebuah pesan SOAP; dengan membungkus pesan itu sendiri. • Elemen “header” (optional) : berisi informasi yang relevan dengan pesan, misalnya, tanggal pesan itu dikirim, data otentikasi, dll. • Elemen “body” : mencakup muatan pesan yaitu berisi informasi yang dipertukarkan pada Web services. • Elemen “fault” (optional) : membawa informasi tentang kesalahan klien atau server dalam pesan SOAP. Berdasarkan penjelasan di atas ada keterhubungan antara XML dan SOAP. XML saja tidak cukup agar Web services dapat berkomunikasi dengan aplikasi lainnya. XML yang digunakan untuk saling bertukar informasi antara Web services dengan aplikasi lainnya harus menggunakan sebuah format standar yang dapat dimengerti oleh keduanya sehingga digunakan SOAP sebagai format standar. Jadi, jika
BAB 4. SERVICE SIM DI LINGKUNGAN KEMENPORA 83 XML adalah bahasa yang digunakan oleh Web Services dan aplikasi, maka SOAP adalah tata bahasa yang digunakan sehingga keduanya bisa saling memahami saat sedang berkomunikasi.
4.10.4 Web Services Description Languange (WSDL) WSDL merupakan sebuah bahasa berbasis XML yang digunakan untuk mendefinisikan web-service dan menggambarkan bagaimana cara untuk mengakses web-service tersebut. WSDL menjelaskan methodmethod apa saja yang tersedia dalam suatu Web Services, parameter apa saja yang diperlukan untuk memanggil suatu method, dan apa hasil atau tipe data yang dikembalikan oleh method yiang akan dipanggil tersebut. Dalam Manes disebutkan bahwa ada 5 elemen utama dalam sebuah dokumen WSDL yakni: • Elemen – Menjelaskan semua jenis data yang akan digunakan antara klien dan server. Ti-
BAB 4. SERVICE SIM DI LINGKUNGAN KEMENPORA 84 dak termasuk skema built-in XML tipetipe sederhana (contoh : string, integers) – Jika jenis WSDL tidak ditentukan maka defaultnya adalah jenis Skema XML • Elemen <message> – Menjelaskan pesan satu arah (permintaan atau respon) : – Message nama – Message parameter – Message nilai kembali • Elemen <portType> – Menggabungkan unsur beberapa pesan untuk membentuk perjalanan operasi “round trip”. Contoh : Dapat menggabungkan 1 pesan permintaan dan 1 pesan respon menjadi permintaan tunggal / respon operasional – Dapat mendefinisikan beberapa operasi
BAB 4. SERVICE SIM DI LINGKUNGAN KEMENPORA 85 • Elemen : Spesifik tentang bagaimana layanan akan dilaksanakan pada kabel. Berfungsi untuk memetakan operasi-operasi dan pesan yang terdefinisikan pada port type ke protokol tertentu. • Elemen <service> – Ditentukan alamat untuk memanggil layanan – Paling sering sebuah URL
BAB 4. SERVICE SIM DI LINGKUNGAN KEMENPORA 86
Gambar 4.4: Elemen WSDL WSDL mendefinisikan service sebagai sebuah koleksi dari endpoints network. Sebuah definisi abstrak dari endpoints dan messages adalah bersifat terpisah dari pembangunan network atau penyatuan data format. Pembagian ini menyebabkan peng-
BAB 4. SERVICE SIM DI LINGKUNGAN KEMENPORA 87 gunaan kembali abstract description dari data yang akan dipertukarkan (message exchange) dan abstract collection dari operasi (ports). Protokol konkret dan spesfikasi data format bagi tipe port tertentu menentukan binding yang dapat digunakan kembali(reusable). Sebuah port adalah sebuah network address yang dikombinasikan reusable binding ; sebuah service adalah koleksi dari port-port.
4.11 Uniform Resource Identifier (URI) Secara sederhana, bisa dikatakan bahwa URI merupakan suatu “pengenal” atau identifier di web. String seperti “http”, “ftp”, “news”, merupakan suatu contoh URI. Pembicaraan mengenai URI ini sangat penting pada teknologi semantic web karena setiap representasi pengetahuan tentang suatu resource harus mengidentifikasi lebih dahulu resource tersebut. Semua yang mempunyai URI bisa dikatakan “berada di web”. Sintaksis dari URI ini dikembangkan oleh IETF (Internet Engineering Task Force) yang
BAB 4. SERVICE SIM DI LINGKUNGAN KEMENPORA 88 mempublikasikan RFC 2396 untuk spesifikasi umum dari URI. Istilah URI berbeda dengan istilah URL (Uniform Resource Locator). URL menunjukkan suatu lokasi dengan menggunakan protokol HTTP (Hypertext Transfer Protocol). Jadi, URL merupakan salah satu bentuk dari URI.
4.12 Resource Description Framework (RDF) RDF (Resource Description Framework) merupakan suatu framework untuk mendeskripsikan dan saling mempertukarkan data. Inisiatif tentang RDF ini dimulai oleh Ramanathan V. Guha pada saat bekerja di Apple Computer. Spesifikasi untuk RDF ini mendapat status Recommendation dari W3C pada tahun 2004. Elemen dasar dari RDF adalah triple yaitu terdiri dari subjek, predikat dan objek. RDF merupakan standar yang ditetapkan oleh W3C untuk keperluan representasi triple tersebut sehingga dengan menggunakan RDF, bisa dipero-
BAB 4. SERVICE SIM DI LINGKUNGAN KEMENPORA 89 leh suatu isi (contents) yang dipahami mesin, tidak sekedar bisa dibaca oleh mesin. RDF tersebut bisa diserialisasikan dalam format XML maupun n3 (notation 3). RDF merupakan bagian yang vital dari RDF karena kemampuannya untuk merepresentasikan triple ini. Perlu diketahui bahwa mesin (komputer dan peranti pendukungnya) tidak akan bisa memahami apa yang tertulis di situ, meskipun demikian, bisa dirancang suatu peranti yang bisa digunakan untuk memahami dan merepresentasikan isi yang ada pada RDF/XML tersebut karena isi dari RDF/XML merupakan isi yang terstruktur dan mengandung nilai semantik. W3C menyediakan software yang bisa digunakan untuk keperluan penggambaran graf tersebut. Software tersebut merupakan software bebas. Software tersebut adalah IsaViz dan dikembangkan dengan menggunakan bahasa Java dan memerlukan library GraphViz.
BAB 4. SERVICE SIM DI LINGKUNGAN KEMENPORA 90
Gambar 4.5: RDF triple Model RDF adalah suatu triple yang dinamakan statement: satu sumber daya (subject) yang dihubungkan ke sumberdaya yang lain atau satu literal (object) melalui satu arc dari sumberdaya ke tiga, predikat. Satu statement dapat didefinisikan sebagai : <subject> mempunyai satu property <predicate> yang bernilai