Jurnal Pseudocode, Volume 1 Nomor 1 Februari 2014, ISSN 9772355 592011
IMPLEMENTASI FRAMEWORK INTEROPERABILITAS DALAM INTEGRASI DATA REKAM MEDIS M. Miftakul Amin1 1
Jurusan Teknik Komputer, Politeknik Negeri Sriwijaya Palembang Jalan Srijaya Negara, Palembang 30139 Telp. 0711 – 353414 Fax. 0711 – 355918 website : http://polsri.ac.id 1
[email protected]
Abstrak: Rekam medis merupakan data yang bersifat pribadi dan menjadi salah satu informasi penting yang wajib menyertai seseorang kemanapun dia pergi yang sering disebut sebagai pencatatan data riwayat pasien. Masalah yang sering muncul adalah tidak adanya keterkaitan antara masing-masing rumah sakit dalam ketersediaan informasi rekam medis. Penelitian ini mencoba menerapkan framework interoperabiltas dengan menggunakan web services untuk melakukan proses integrasi data rekam medis. Penelitian ini menunjukkan bahwa tersedianya model integrasi data rekam medis menggunakan web services memberikan kemudahan bagi pasien untuk memperoleh data rekam medis pasien tanpa harus datang langsung ke rumah sakit. Hal ini ditunjukkan dengan menggunakan WAP sehingga layanan web services dapat diakses dengan menggunakan ponsel. Kata Kunci: interoperatbilitas, rekam medis Abstract: Medical records are the data of a personal nature and become one of the important information that must accompany a person wherever he goes is often referred to as recording patient history data. The problem that often arises is the absence of linkages between each of the hospitals in the availability of medical record information. This study tried to implement interoperability framework using web services to make the process of integration of medical records. This study shows that the availability of medical record data integration model using web services makes it easy for patients to obtain medical records of patients without having to come directly to the hospital. This is demonstrated by using a WAP web services so that services can be accessed using a mobile phone.
I.
PENDAHULUAN
Penerapan teknologi informasi dan komunikasi dapat meningkatkan kualitas layanan sistem informasi kesehatan. Pengembangan sistem informasi kesehatan memberikan dukungan informasi kepada proses pengambilan keputusan di semua tingkat administrasi pelayanan
kesehatan.
Untuk
membenahi
kesehatan secara progresif dibutuhkan solusi cerdas berupa layanan elektronik kesehatan, yang merupakan solusi
enterprise
di
bidang
kesehatan
karena
melibatkan masyarakat sebagai pasien dan rumah sakit. Sistem seperti ini sangat membantu optimalisasi sistem kesehatan masyarakat di masa mendatang. Rekam medis (medical record) merupakan data yang bersifat sangat pribadi dan menjadi salah satu informasi penting yang wajib menyertai seseorang
Keywords: interoperability, medical records
46
sistem
www.jurnal.unib.ac.id
Jurnal Pseudocode, Volume 1 Nomor 1 Februari 2014, ISSN 9772355 592011
II. TINJAUAN PUSTAKA
kemanapun dia pergi, atau sering disebut sebagai Menurut
pencatatan data riwayat kesehatan pasien.
Wegner
interoperabilitas
merupakan
Masalah yang sering kali muncul adalah tidak
kemampuan dua atau lebih komponen perangkat lunak
adanya keterkaitan antara masing-masing rumah sakit
untuk saling bekerja sama dalam lingkungan yang
dalam hal informasi data rekam medis. Padahal pasien
berbeda hahasa pemrograman, interface dan platform
dapat saja melakukan pemeriksaan kesehatan pada
sistem operasi [11].
rumah sakit yang berbeda. Jika tidak ada keterkaitan
Kemampuan suatu sistem atau proses untuk
antara masing-masing rumah sakit, pemeriksaan akan
menggunakan informasi dan atau fungsionalitas dari
terjadi
medis
sistem atau proses yang lain dengan cara mengikuti
pemeriksaan
standar yang sama disebut dengan interoperabilitas [6],
kesehatan selanjutnya. Penelitian ini penting untuk
dimana satu aplikasi dapat saling berkomunikasi
dilakukan, karena sangat membantu mengurangi
dengan aplikasi lainnya. Interoperabilitas didefinisikan
kemungkinan salah diagnosa pada layanan kesehatan
sebagai kemampuan organisasi pemerintah untuk
di
sistem
saling berbagi dan mengintegrasikan informasi dan
informasi kesehatan dilakukan dengan cara membuat
proses kerjanya, dengan memanfaatkan sekumpulan
model broker sehingga banyak entitas rumah sakit
standar yang baku [2]. Penetapan standar baku,
bertemu dalam broker. Broker merupakan sistem agen
kebijakan, dan standar teknologi telematika terkait,
sebagai
untuk
dimaksudkan sebagai rancang bangun arsitektur
mengintegrasikan data rekam medis. Pengintegrasian
layanan yang terintegrasi dengan strategi secara
dan interoperabilitas adalah kunci penting untuk
spesifik melibatkan sistem elektronik yang mendukung
sistem informasi. Berdasarkan latar belakang yang
proses kerja atau usaha:
diuraikan dalam penelitian ini, rumusan masalah yang
•
Antar lembaga Pemerintah
akan dipecahkan pada prinsipnya adalah tidak adanya
•
Antar pemerintah dan masyarakat secara langsung,
berulang-ulang,
sebelumnya
rumah
sangat
sakit.
berguna
Penawaran
perantara
kemudahan
antara
mengakses
data
berdasarkan
padahal
yang
entitas rekam
histori
rekam
pada
otomatisasi
dibutuhkan
rumah
medis
pemeriksaan
sakit
dalam
seorang
pasien
yang
pernah
dan •
Antar pemerintah dan sektor usaha Arsitektur
interoperabilitas
[4]
yang
dilakukan. Dengan demikian permasalahan yang akan
memungkinkan dua aplikasi dapat berkomunikasi oleh
dimunculkan dalam penelitian ini adalah:
Newcomer diperlihatkan seperti Gambar 1.
1.
Bagaimana melakukan proses integrasi data rekam medis pasien menggunakan framework interoperabilitas?
2.
Bagaimana pasien akan mendapatkan data rekam medis melalui model broker dengan spesifikasi (diagnosa, obat dan terapi) yang dibutuhkan tanpa mencari satu persatu di berbagai rumah sakit?
47
Gambar 1 Arsitektur Dasar Interoperabilitas
Jurnal Pseudocode, Volume 1 Nomor 1 Februari 2014, ISSN 9772355 592011
Menurut Lucky Web Services berbeda dengan
terhubung ke jaringan dengan berbagai macam
Website. Perbedaan yang terlihat adalah website dibuat untuk memiliki tampilan atau user interface
cara. c.
Perangkat
genggam
(Handheld),
perangkat
yang menarik. Sedangkan web services hanya
dengan mudah dipindah dan dibawa, dapat
menyediakan sebuah interface saja. Web service
dioperasikan satu tangan, meskipun lebih mudah
merupakan aplikasi agar dapat dipanggil atau diakses
dioperasikan dengan dua tangan.
oleh aplikasi lain melalui internet maupun intranet
d.
Mudah
aktif
(Wakable),
perangkat
dapat
menggunakan XML sebagai pengiriman pesan [3].
diaktifkan dengan cepat oleh pengguna atau
Web Services hadir dalam rangka memudahkan proses
jaringan.
integrasi aplikasi [8]. Web services mengintegrasikan
menerima pesan teks meskipun dalam keadaaan
aplikasi
off atau berstatus standby.
melalui
jaringan
internet.
Dengan
menggunakan .NET Runtime dapat dibangun sebuah
Defenisi
Contoh
adalah
bergerak/mobility
handphone
saat
ini
akan
sudah
web services dengan sedikit pemahaman XML,
berkembang seiring dengan kemajuan teknologi
SOAP,dan WSDL.
informasi. Ehrhardt dalam [1] membedakan mobility
Jones dan Marsden dalam Binanto [1] berpendapat
dalam dua jenis, yaitu terminal mobility dan personal
bahwa perangkat mobile dapat digambarkan dari
mobility. Desain dari informasi yang dikirimkan
fungsi-fungsi
dapat
melalui WAP biasanya menggunakan format WML
membantu mencatat dan mengatur jadwal bertemu
(wireless markup language) [5]. WML ini mirip
dengan rekanan serta membuat daftar apa yang harus
HTML, hanya lebih spesifik untuk perangkat wireless
dikerjakan (to-do-list), atau membuat sebuah MMS
yang memiliki keterbatasan [7].
yang
disediakan,
misalnya
(Mulitimedia Messages Service), sebuah foto dengan
Penelitian
mengenai
interoperabilitas
pernah
suara yang kemudian dikirimkan ke teman. Ada juga
dilakukan oleh Sumanti [10] yang mengintegrasikan
yang menyediakan aplikasi seperti aplikasi komputer
data antara Dinas Kesehatan dan Dinas Kependudukan
desktop (misalnya word processing) yang dapat dilihat
untuk mendukung sistem informasi kesehatan yang
dengan baik pada layar yang kecil.
ada di puskesmas. Penelitian lain yang juga melakukan
Ballard dalam Binanto [1] menganggap perangkat
proses integrasi data dilakukan oleh Sukyadi [9]
mobile sebagai Personal Communications Devices
mengintegrasikan data kependudukan dan perpajakan
(PCD)
dalam
dengan
perangkat
contoh
komunikasi
adalah berbasis
handphone teks,
dan
misalnya
mendukung
menggunakan
e-governement.
framework
interoperabilitas
Dengan kedua
Blackberry. Personal Communications Devices (PCD)
penelitian tersebut telah mampu memodelkan sistem
mempunyai karakteristik :
layanan publik
a.
Pribadi, perangkat secara umum dimiliki oleh satu
mencoba mengintegrasikan data rekam medis yang
orang secara pribadi, mempunyai buku alamat,
berbeda antar rumah sakit di Bandar Lampung dengan
dan layanan tanpa henti.
menggunakan web service sebagai broker integrasi.
b.
Komunikatif, perangkat dapat menerima dan mengirim pesan dengan berbagai bentuk dan
48
terintegrasi.
Penelitian ini akan
Jurnal Pseudocode, Volume 1 Nomor 1 Februari 2014, ISSN 9772355 592011
III. METODE PENELITIAN Bahan yang digunakan dalam penelitian ini adalah
f)
Membuat kesimpulan penelitian. Dalam proses pencapaian
solusi,
data tentang cara, proses dan prosedur pengisian data
diharapkan
kesimpulan
yang
rekam medis. Dari data tersebut kemudian membuat
penelitian dan menjawab hipotesis.
akan
diperoleh
memenuhi
tujuan
aturan-aturan bisnis untuk ditanam dalam perangkat lunak. Penelitian ini juga menggunakan studi literatur
Dari sistem konvensional belum ada layanan
berupa artikel, buku teks, dan referensi yang dapat
informasi rekam medis antara rumah sakit, kemudian
menunjang penelitian.
dikembangkan sistem pelayanan yang lebih fleksibel
Penelitian ini direncanakan akan membuat suatu
seperti diperlihatkan pada Gambar 2.
rancangan sistem yang dapat mengintegrasikan data rekam medis rumah sakit. Untuk itu dilakukan langkah-langkah penelitian sebagai berikut : a)
Mendokumentasikan tahapan pencatatan rekam medis
di
setiap
rumah
sakit
yang
akan
diintegrasikan datanya. b) Menganalisa proses bisnis administrasi data rekam medis. Dari hasil dokumentasi, diperoleh data mengenai prosedur, aturan, dan komponen terkait yang akan dimodelkan dalam perancangan aplikasi yang direncanakan. c)
Melakukan perancangan aplikasi. Analisis sistem dimodelkan ke dalam satu bentuk rancangan sistem.
d) Menganalisa
e)
Penelitian ini akan mengadopsi rekayasa perangkat lunak model waterfall. Model ini merupakan model
timbul.
yang paling banyak dipakai oleh para pengembang
Permasalahan yang timbul dalam pelayanan data
software. Ada lima tahap dalam model waterfall, yaitu:
rekam medis rumah sakit adalah terputusnya
Requirement Analysis, System Design, Implementation,
hitory diagnosa rekam medis pasien. Sehingga
Integration dan Testing, Operations dan Maintenance.
ketika berobat ke rumah sakit yang berbeda
Sesuai dengan namanya waterfall (air terjun) maka
informasi rekam medis sebelumnya tidak ada.
tahapan dalam model ini disusun bertingkat, setiap
Mencari dan menerapkan solusi permasalahan.
tahap dalam model ini dilakukan berurutan, satu
Dari permasalahan yang timbul dalam pelayanan
sebelum yang lainnya (lihat tanda anak panah) pada
data rekam medis, maka diperlukan sebuah sistem
Gambar 3. Selain itu dari satu tahap kita dapat kembali
pelayanan yang lebih fleksibel dalam hal ini
ke tahap sebelumnya.
dikembangkan
permasalahan
integrasi
data
yang
rekam
menggunakan framework interoperabilitas.
49
Gambar 2. Arsitektur Framework Interoperabilitas Rekam Medis
medis
Jurnal Pseudocode, Volume 1 Nomor 1 Februari 2014, ISSN 9772355 592011
medis pasien ini hanya dibatasi pada proses pencatatan rekam medis rawat jalan. Hal ini dengan pertimbangan begitu
kompleksnya
pencatatan
rekam
medis.
Perbandingan sistem pelayanan yang lama terhadap sistem pelayanan yang baru seperti terlihat pada tabel 1. Tabel 1. Perbandingan sistem lama dengan sistem baru Pembanding
Harus datang ke rumah sakit tempat pasien terdaftar dan meminta informasi rekam medis Manusia dan Pc
Proses
Gambar 3. Tahapan Model Waterfall
Klien
desktop
Sistem yang dikembangkan merupakan simulasi dari
sistem
pencatatan
rekam
medis
Layanan
rumah
sakitdengan membatasi sistem pada pencatatan rawat
Pengembangan
jalan. Alur sistem pecatatan data dapat digambarkan
Sistem baru (interoperabilitas)
Sistem lama
sistem
Kompleks lengkap Paper Based
dan
Melalui web based atau mobile device.
Ponsel Terbatas pada fitur tertentu Penambahan layanan dari segi divice klien
pada Gambar 4. Pengujian layanan web services digunakan untuk menguji apakah web services yang telah terbentuk dapat diakses oleh client melalui aplikasi mobile.
Gambar 4. Alur Data Rekam Medis
IV. HASIL DAN PEMBAHASAN Penelitian ini menghasilkan perangkat lunak yang
Dengan
mengunakan
emulator
WAP
digunakan untuk menguji data rekam medis. User interface dari sistem ini tidak menampilkan pointer
dibangun dalam lingkungan client/server dengan
mouse pada perangkat bergerak yang digunakan,
model visual/desktop applicatioin, serta pengujian
sehingga pengguna akan berinteraksi dengan user
berupa pengaksesan web services sebagai salah satu
interface menggunakan tombol-tombol pada perangkat
implementasi dari framework interoperabilitas. Sistem
tersebut. Tombol-tombol yang sering digunakan
yang dikembangkan meniru dari sistem pencatatan
adalah :
rekam
a.
medis yang
ada di
rumah
sakit/klinik
Tombol up – down, digunakan untuk berpindah
pengobatan. Selanjutnya hasil sistem pencatatan rekam
dari satu isian ke isian yang lain atau dari satu
medis dapat diakses dengan menggunakan aplikasi
jenis menu ke jenis menu yang lain pada satu
web atau mobile/hp untuk memperoleh informasi
layar.
rekam medis dari seorang pasien. Pencatatan rekam
50
Jurnal Pseudocode, Volume 1 Nomor 1 Februari 2014, ISSN 9772355 592011
b.
Tombol OK, digunakan untuk men-submit suatu
untuk berobat. Informasi yang terkandung di dalamnya
isian atau untuk “menekan” suatu tombol yang
seperti informasi tanggal berkunjung, ke poli mana
diinginkan.
berobat dan status berobatnya. Setelah method
1) Pengujian Method getPasienInfo() Halaman awal yang akan tampil
getPasienInfo() berhasil dilakukan, pengunjung akan disistem
diajak ke link daftar kunjungan. Dari menu ini user
menghendaki seorang user untuk memasukkan nomor
juga langsung dapat melakukan proses lebih lanjut
rekam medis. Jika nomor rekam medis yang
dengan melihat detail diagnosadan kunjungan medis
dimasukkan terdapat dalam database, maka akan
yang telah dilakukan. Tampilan menu ini seperti yang
ditampilkan identitas dari pasien tersebut, tetapi jika
terlihat pada Gambar 6.
nomor rekam medis tidak terdaftar dalam database, maka akan muncul informasi bahwa pasien dengan nomor rekam medis tersebut tidak terdaftar. Model menu pengujian web services getPasienInfo() dapat dilihat pada Gambar 5.
Gambar 6. Halaman Daftar Kunjungan Pasien
3) Pengujian Method getDiagnosaList() Method getDiagnosaList() digunakan
untuk
menampilkan
pasien
hasil
diagnose
pada
saat
berkunjung pada tanggal tersebut. Model menu dapat dilihat pada Gambar 7.
Gambar 5. Halaman Info Rekam Medis Gambar 7. Menu Melihat Diagnosa
Dalam
pengembangan
dan
pengimplentasian
2) Pengujian Method getKunjunganList() Halaman ini digunakan untuk menampilkan daftar
sebuah sistem dengan memanfaatkan framework
kunjungan yang telah dilakukan oleh seorang pasien
interoperatbilitas juga perlu memparhatikan faktor
51
Jurnal Pseudocode, Volume 1 Nomor 1 Februari 2014, ISSN 9772355 592011
teknis dan faktor non-teknis. Selain faktor teknis dan
Untuk memperlancar proses pengaksesan sistem
faktor non teknis, rumah sakit juga menyiapkan
ini disarankan agar pihak rumah sakit menyediakan
infrasturktur yang tetap mengacu kepada konsep
bandwidth yang cukup lebar dan bahkan bandwidth
pengembangan pelayan publik dan blue print yaitu
yang terbagi dalam beberapa line. Hal ini diperlukan
perangkat
untuk mengurangi antrian yang mungkin terjadi dari
pendukungnya
seperti
hardware
dan
para pengguna yang akan mengakses informasi rekam
software. Kemudian diperlukan juga manajemen perubahan
medis secara bersamaan. Meskipun kemungkinan
(change management), dimana manajemen perubahan
terjadinya pengaksesan secara bersamaan itu relatif
ini sangat penting dalam pengaplikasian sistem.
kecil.
Manajemen
untuk
menambahkan fitur pelayanan publik yang lain seperti
melakukan set-up organisasi internal di suatu rumah
executive information system, layanan promosi rumah
sakit
sakit, dan sebagainya.
perubahan
guna
dikembangkan.
ini
diperlukan
mendukung
sistem
Setelah
melakukan
yang
telah
perubahan
kepada masyarakat. Karena sistem ini lebih cenderung
ini
dapat
dikembangkan
UCAPAN TERIMA KASIH Terimakasih kepada seluruh redaksi
manajemen maka selanjutnya melakukan sosialisasi sistem yang dikembangkan baik di internal maupun
Sistem
untuk
Jurnal
Rekursif yang telah memberi kesempatan, sehingga tulisan ini dapat dimuat.
diakses langsung oleh masyarakat, maka instansi REFERENSI
pengelola sistem ini sebaiknya memberikan pelatihan [1]
penggunaan sistem ini kepada user sistem ini. V. SIMPULAN Setelah penelitian ini selesai dilakukan, selanjutnya
[2] [3]
dapat disimpulkan bahwa tersedianya model integrasi data menggunakan web services diharapkan mampu memberikan kemudahan untuk memperoleh data rekam medis pasien rumah sakit. Kemudahan yang
[4] [5] [6]
diperoleh berupa keleluasaan mendapatkan informasi rekam medis tanpa harus datang langsung ke rumah
[7]
sakit yang menyimpan data rekam medis tersebut. Agar implementasi sistem ini dapat terlaksana dengan
[8]
baik perlu diperhatikan faktor teknis dan non-teknis yang
dapat
umumnya
mempengaruhi faktor
dibandingkan
faktor
non-teknis teknis,
keberhasilan. lebih oleh
Pada
dominan karena
diperlukan
ketika
mengimplementasikan sistem ini.
52
merancang
[10]
itu
pemahaman mendalam terhadap faktor non-teknis sangat
[9]
dan
[11]
Binanto, Iwan (2008). “Prototype User Interface pada Perangkat Bergerak untuk SIA Pejabat Unversitas Sanata Dharma Yogyakarta menggunakan teknologi Java”. Yogyakarta : Universitas Gadjah Mada. Kominfo.2006. Pedoman Interoperabilitas Sistem Informasi Instansi Pemerintah, http://www.depkominfo.go.id. Lucky. 2008. XML Web Services, Aplikasi Dekstop, Internet dan Handphone. Jakarta : Penerbit Jasakom. Newcomer, E. 2005. Understanding Web Services. Indianapolis : Independent Technology Guide. Nugroho, Bunafit (2005). “Pengembangan Program WAP dengan WML & PHP”. Yogyakarta : Gava Media. Nugroho, Rino (2006). “Model Pelayanan Publik Menggunakan M-Government”, web : http://rinoan.staff.uns.ac.id/2008/09/28/model-pelayananpublik-menggunakan-m-government/, accesed : 05.05.2009 Pujisusilo, Neira Anjar (2008). “Perancangan Prototype Aplikasi Berbasis Web Mobile Untuk Memeberikan Layanan Akademik Kepada Mahasiswa Melalui Internet”. Yogyakarta : Universitas Gadjah Mada Seely, S; Smith, A.E; Schaffer, D. 2002. Creating and Consuming Web Services In Visual Basic. Indianapolis : Addison Weley. Sukyadi, D. 2009. Model interoperabilitas sistem informasi layanan publik studi kasus e-government. Tesis Fakultas Ilmu Komputer. Jakarta: Universitas Indonesia. Sumanti, E.S. 2008. Interoperabilitas Dalam Integrasi Data Pemerintahan (Kasus Pada Dinas Kesehatan dan Kependudukan Kota Mataram. Tesis Pasca Sarjana Teknik Elektro. Yogyakarta: Universitas Gadjah Mada. Wegner, P. 1996. Interoperability. ACM Computing Surveys, Vol. 28, No. 1, March 1996. CRC Press.