BAHAN DAN METODE Penelitian dilaksanakan dalam dua tahap yaitu penelitian tahap pertarna dan penelitian tahap akhir. Penelitian tahap pertama meliputi kegiatan : (1) Mencari dosis larutan alkali NaOH clan lama perendaman yang efektif terhadap pengurangan tanin biji Sorghum bicolor L .Moench; (2) Mengkaji lama masa perebusan biji sorgum untuk bahan substrat padat; (3) Menetapkan suhu fermentor yang kondusif bagi pertumbuhan kapang; (4) Menentukan ketetapan dosis inokulum dan lama fermentasi substrat padat terhadap kualitas tempe sorgum; (5) Menelaah nilai energi metabolis dengan cara biologis, protein kasar dengan analisis proksimat dan asam-asam amino ; (6) Mempelajari efisiensi penggunaan protein ransum perlakuan dengan cara biologis .
Penelitian tahap akhir menyangkut percobaan pemberian ransum (feeding trial) yang mengandung tingkatan persentase tepung tempe sorgum dibandingkan tepung sorgurn mentah terhadap performan ayam broiler.
Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian tahap pertama dikerjakan di laboratorium Mikrobiologi dan Teknologi Fermentasi - Jurusan Teknik Kirnia - Fakultas Teknologi lndustri Institut Teknologi Bandung, dalam rangka reproduksi inokulum kapang
Rhizopus oligosporus Saito, sejak tanggal 1 Nopember 1992 sampai dengan tanggal 30 April 1993. Percobaan reduksi tanin, gelatinisasi biji sorgum, optirnasi suhu inkubator, penelitian pengaruh dosis inokolum dan lama fermentasi dilakukan di laboratorium Ekologi dan Pengendalian Penyakit Universitas Padjadjaran - Sumedang, sejak tanggal 1 Mei 1993 sampai dengan tanggal 6 Nopember 1993. Perbanyakan tempe sorgum sebagai subjek
penelitian berlangsung sejak 5 Desember 1993 sampai dengan 5 Juli 1994 pada laboratorium yang sama. Pengujian energi metabolis tempe sorgum pada ayam broiler jantan dewasa dilaksanakan di laboratorium temak unggas, sejak tanggal 6 Juli 1994 sampai dengan tanggal 20 Juli 1994. Penelitian akhir merupakan percobaan biologis dengan menggunakan ransum yang mengandung tepung sorgwn mentah maupun tepung tempe sorgum pada berbagai tingkat persen-tase terhadap performan ayam broiler, dilakukan dikandang ternak unggas PEDCA (Polytechnic Education Development Centre of Agriculture) - Universitas Padjadjaran Sumedang, sejak tanggal 26 Agustus 1994 sampai dengan tanggal 7 Oktober 1994. I. Penelitian Tahap Pertama
Bahan clan Alat Percobaan Dalam Penelitian Pendahuluan
Dalam penelitian tahap pertama, bahan-bahan yang digunakan terdiri atas : (1)
Kapang Rhizopus oligospoms Saito L 41 kultur murni agar miring diperoleh dari laboratorium Mikrobiologi dan Teknologi Fermentasi Jurusan Teknik Kimia Fakultas Teknik Industri - Institut Teknologi Bandung.
( 2 ) Preparat Agar Ekstrak Toge buatan sendiri
(3) Beras kualitas rendah, tepung tapioka, kualitas sedang toge segar, agaragar, gula pasir didapat dari pasar Balubur Bandung. (4) NaOH, Urea, (NH,),SO,
, KH,PO, dan NaCl diperoleh dari PT.
BRATACO J1. Kelenteng 8 Bandung. ( 5 ) Biji Sorghurn bicolor L. Moench dengan warna kulit luar putih kecoklat-
coklatan, berat rata-rata tiap butir 24 miligram yang menurut pendapat
Kramer dan Matz (1968), diperkuat oleh Rob Mudjisihono dan Darnardjati (1985) termasuk kelompok kelas sedang, diperoleh dari daerah Jebor Kabupaten Demak Jawa Tengah. Alat yang digunakan adalah : (1) Tabung - tabung Erlemeyer ukuran 2000,1000 dan 125 mililiter
(2) Gelas ukur 1000 mililiter, corong gelas, tabung-tabung reaksi, pipet gelas ukuran 10 mililiter, kaca gelas pengaduk, dan ose
(3)
Alat pernanas listrik, alat pembakar spiritus
(4) Inkubator (5) Transformator, lampu sorot rnikroskop, dan rnikroskop (6) Timbangan ukuran di bawah 2,61 kg (7) Pasangan loyang-loyang aluminium yang berlubang-lubang kecil, panci alumunium
(8) Ember-ember plastik (9) Sendok kayu, sendok alpaca, kertas pembungkus dan benang pengikat serta kapas.
Pembuatan Preparat Agar Ekstrak Toge Prosedur Kerja : 1)
100 g toge segar yang telah dipilih dan satu liter air ledeng dirnasukkan ke dalarn tabung Erlenmeyer ukuran 2000 mililiter.
2)
Masak sampai mendidih di atas alat pemanas listrik pada volume api
100°C 3)
Setelah mendidih volume api dikecilkan menjadi 70°C dan dibiarkan berlangsung selarna 2 jam
4)
Lalu dituangkan ke dalam tabung Erlenmeyer steril ukuran 2000 mililiter melalui corong kaca bersaringan kapas steril
5)
Masukan 18 gram agar-agar sambil diaduk hingga merata
6)
Tarnbahkan 60 gram gula pasir dan diaduk merata
7)
Dinginkan kemudian mulut tabung disumbat rapat-rapat dengan kapas steril, tutup dengan kertas dan diikat.
Perbanyakan Isolasi Bibit Murni Kapang Prosedur Kerja : Bermula dilakukan penyediaan larutan NaCl sebagai bahan pengencer. kemudian pembenihan dan pengisolasian bibit murni kapang. (a)
Penyediaan Larutan NaCl 1) Siapkan 15 buah tabung reaksi steril
2 ) Masukkan larutan 0,9N NaCl pakai pipet kaca steril sebanyak 9 ml ke dalarn masing-masing tabung reaksi 3) Lalu mulut lubang tabung disumbat dengan kapas steril, selanjutnya ditutup dengan kertas dan diikat (b) Pembenihan dan Isolasi bibit murni kapang Rhizopus oligosporus Saito 1 ) Siapkan 40 buah tabung reaksi steril
2 ) Masukkan sebanyak 9 mililiter Agar Ekstrak Toge ke dalam masingmasing tabung reaksi
3) Lalu surnbat dengan kapas steril dan diletakkan secara miring 4) Sediakan 4 tabung bibit murni kapang
5) Masukkan ke tiap tabung bibit murni kapang 1 ml larutan 0,9N NaCl
6) Aduk pelan-pelan pakai ose yang telah dibakar sehingga pora terlepas dari media
7) Secara teratur dan bergiliran bibit tersebut dipindabn ke dalam 40
buah tabung reaksi yang berisi media Agar Ekstrak Toge
8) Lalu sumbat mulut tabung dengan kapas steril 9) Kemudian 40 tabung pembenihan disimpan f 2 hari di dalam inkubator pada suhu 30°C Baik prosedur kerja (a) maupun (b) dilaksanakan dekat alat pembakar spirtus, agar terhindar dari kontaminasi yang tidak diharapkan.
Pembuatan Inokulum I Prosedur kerja 1) 100 g beras dan 200 rnl air lalu ditanak
2) Setelah jadi nasi didinginkan sambil diaduk-aduk agar tidak menggumpal 3) Ambil 4 tabung biakan Rhizopus oligosporus Saito lalu ditarnbahkan 1 ml air steril secara septis, spora di aduk sarnpai terlepas dari media
4) Spora yang telah terlepas dipindahkan ke dalam nasi 5 ) Masukan ke dalam loyang-loyang aluminium yang berlobang-lobang
kecil steril secara merata 6) Inkubasikan pada suhu 37°C selama 10 hari 7) Setelah 10 hari dipanen, hasilnya siap untuk dibuat bibit tempe.
Pembuatan Inokulum I1
Prosedur kerja 1) 6 g bibit tempe dicampurkan ke dalam nasi yang sudah didinginkan sesuai cara pembuatan inokulurn I 2) Lalu masukkan ke dalam loyang-loyang alumunium berlubang-
lubang kecil yang telah steril, dan diatur secara merata
3) Inkubasi pada suhu 30°C selama 10 hari 4) Hasil pembiakan tersebut, kemudian diblender dan siap untuk
ditanam pada substrat sorgum. Penetapan Dosis Larutan Alkali NaOH untuk perendaman Biji Sorglrum
bicolor L. Moench Metode perendaman dilakukan berpedoman menurut prosedur Amstrong dkk. (1974); Price dkk. (1979); dan Reichert dkk. (1980); serta Haslam dan Lylley (1988). Adapun dosis larutan sebesar 1,25N NaOH selama 30 menit dengan perbandingan volume 1 : 2 ( 1 Bagian Biji Sorgum : 2 Bagian Larutan NaOH) pada temperatur kamar
+ 27°C.
Penetapan Lama Perebusan Biji Sorghum bicolor L. Moench Produk Perendaman
Setelah menjalani perendaman dengan larutan Alkali NaOH, biji sorgum dibilas hingga bersih memakai air ledeng. Bahan kemudian direbus mengikuti prosedur Bedolla dkk. (1983) maupun Hamaker dkk. (1986). Biji s o r m dalarn suasana air rebusan telah mendidih pada suhu l0OoC selama 20 menit . Penetapan Suhu Fermentor
Kapang Rhizopus oligosporus Saito tumbuh dengan baik pada media substrat padat kedelai dalarn kisaran suhu 25 - 37OC, kelembaban 65-85 % (Shurtleff dan Aoyagi, 1979; Steinkraus, 1983), dan pengecambahan tertinggi pada suhu 42°C dengan kisaran pH 3-5 (Medwid dan Grant, 1984), dijadikan pedornan penetapan suhu fermentor. Hal ini bertitik tolak dari suatu
asumsi bahwa antara kedelai dan sorgum adalah berbentuk fisik yang sama yaitu butir-butiran. Proses Pembuatan Tempe Sorgum Pembuatan tempe sorgum mengikuti petunjuk pembuatan tempe kedelai dengan beberapa modifikasi yaitu menambahkan tepung tapioka 5 g, KH,PO, 12,5 g, (NH,)?SO, 7,5 g dan urea 2,5 g dalam tiap 1 kg bahan mentah biji sorgum. Penggunaan media tumbuh sesuai dengan petunjuk Prescott dan Dun. (1959), maupun Mitchell dkk (1988). Prosedur Teknik Pengolahan 1) Setelah dibersihkan dari berbagai kotoran, biji sorgum direndam dalam larutan alkali 1,25 N NaOH selama 30 menit.
2) Bahan lalu dibilas dengan air ledeng sampai bersih dari larutan NaOH dan kulimya dibuang. 3) Material yang sudah bersih kemudian direbus pada saat air
mendidih, suhu 100°C selama 20 menit. 4) Bahan ditiriskan, saat suhu mencapai 37°C ditambahkan tepung
tapioka, KH,PO,, dan menyusul (NH,),SO, serta urea. 5 ) Taburkan inokulum kapang Rhizopus oligosporus Saito sesuai
masing-masing dosis dan diaduk merata. 6) Substrat tersebut dimasukkan ke dalam kantong plastik yang sudah
dilubangi dengan paku. Pelubangan bertujuan untuk aerasi uap air yang terbentuk selama fermentasi 7) Selanjutnya bahan disirnpan di atas rak-rak fennentor dan diinkubasi
selama satu sampai dengan empat hari. Adapun bentuk diagram proses pembuatan tempe sorgum terlihat dalam Gambar 3.
-I -
Larutan NaOH 1,25 N
4
Air ledeng I
Suhu 100"C
=BUSAN
Tapioka 0,5 % Urea 0,25 %, (N)i4)*So40,75 % KH2P041,25 %
-
30 menit
Kulit pericarp terbuang 20 menit
7
Suhu 37°C
Inokulum Rhizopus oligosporus ---+ P E N C A M P W (0,l; 0,2; 0,3)%
1
PEMBUNGKUSAN Suhu(35 -42)OC
-
1
W,NTASI-
Di bawah terik matahari
(24; 48; 72; 96) jam
-
PENJEMURAN
PENGGILMGAN
1
PRODUK (TEPUNG TEMPE SORGUM)
Gambar 3. Diagram Proses Fermentasi Biji Sorgum
Produk fermentasi tepung temp sorgum yang memiliki warna lebih putih dan tepung sorgum mentah yang berwarna agak keruh sebagai pembanding pada Gambar 4.
ar 4. A) Tepung sorgum mentah dan B) Tepung tempe sorgurn. Metode Percobaan Dalam penelitian tahap pertarna meliputi empat tahap percobaan seperti berikut : 1. Perlakuan Dosis Inokulum Kapang Rhizopus oligosporus Saito dan
Lama Fermentasi Sorghum bicolor L. Moench Dosis inokulum kapang ditetapkan sebanyak 1 g, 2 g, dan 3 g tiap 1 kg biji sorgum, lama fermentasi adalah 1 hari, 2 hari, 3 hari dan 4 hari. Perhitungan waktu dimulai sejak substrat dicampur dengan bahan media tumbuh dan inokulum yang kemudian dibungkus dengan kantong plastik berlubang-lubang, lalu disimpan di atas rak-rak fermentor.
&
Peubah yang diukur adalah hdar bahan kering, protein, lemak, serat kasar sorgum sebelum dan sesudah fermentasi berdasarksn analisis proksimat
serta nilai efisiensi biokonversi. Nilai efisiensi biokonversi dihitung dengan menggunakan nunus:
Keterangan : EB = Efisiensi Biokonversi (76) P = KandunganPt0teinAkhi.r = Kandungan Pati Awal Percobaan menggunakan Rancangan Acak Lengkap pola faktorial 3 x 4 yang tiap perlakuan diulang 3 kali (Steel dan Tome, 1980). Model Statistik
Keterangan : = Respon hasil pengamatan yang menda
ai
= Pengaruh dosis inokulum ke-i
j'
r
at rlakuan dosis inokulum be-1 dan lama fermentasi ke-j ulangan e-
Y
%
= Pengaruh lama fermentasi ke-j
( C Y O ) ~= Interaksi antara dosis inokulum kc-i dan lama fermentasi ke-j 'ijk
= Galat percobaan
Asumsi:
1) Komponen p, a,,Bj,
dan
bersfat aditif
2) Pengaruh faktor dosis dan lama fennentasi bersifat tetap. 3) Galat percobaan menyebar normal bebas dengan nilai tengah sama dengan 0 dan ragam $.
2. Menentukan Nilai Energi Metabolis, Kandungan Tanin, Analisis Proksimat, Kandungan Asam-Asam Amino Sorgum Mentah dan Tempe Sorgum Penentuan nilai energi metabolis secara biologis dilakukan dengan menggunakan 12 ekor ayam broiler jantan dewasa benunur 5 minggu, berat badan ratadrata 1,20 kg yang ditempatkan dalam kandang individual. Bagian bawah kandang disediakan lempengan kotak alumunium foil berfungsi untuk menampung ekskreta. Prosedur kerja mengacu kepada metode yang dikembangkan oleh Sibbald dan Morse (1983a): (1) Ayam diberi air minurn secukupnya dan dipuasakan selarna 36 jam; (2) Sejurnlah sorgum yang telah ditentukan beratnya dimasukkan melalui oesophagus dengan menggunakan corong plastik berdiarneter 1 ern panjang 15 cm. Bahan diberikan sebanyak 75 g tiap ekor ayam; (3) Setelah diberi pakan, ayam dikembalikan ke kandang individual; (4) Ekskreta ditarnpung dengan menggunakan lempengan kotak alurnunium foil dan disemprot dengan larutan asam borax 5,075; (5) 36 jam setelah pemberian pakan, kotak-kotak alumunium foil yang mengandung ekskreta dikeringkan; (6) Sorgum mentah, tempe sorgurn dan setiap ekskreta dianalisis kandungan energi brutonya dengan Par Adiabatic Bomb
Calorimeter.
Model rumus yang digunakan untuk menghitung energi metabolis sorgum mentah dan tempe sorgum menurut m o d i f h i dari metode Sibbaid
dan Morse (1983a):
ME
= Energi metabolis bahan pakan (kkalfkg) = Energi bruto bahan palcan (kkallkg) gEf = Banyaknya bahan pakan an terkonsumsi tiap ekor a am broder (g Y = Jumlah eks eta (gfhari) = Energi bruto ekslcreta (kkallkg) = Nitrogen bahan pakan ( % ) N = Nitrogen ekskreta ( %) 8,22 = Konstanta nilai energ nitrogen yang diretensi
&
L 7
Analisis Kandungan Tanin, Analisis Proksimat dan Asam-Asam Amino
Sorgum Mentah clan Tempe Sorgum Analisis kandungan tanin sorgum mentah dan tempe sorgum dilakukan dengan menggunakan prosedur yang dikerjakan oleh Price dkk. (1978), yaitu melalui uji Vanillin-HC1. Analisis proksimat memakai prosedur yang ditetapkan oleh AOAC (1975), dan analisis kandungan asam-asam amino kedua bahan pakan tersebut dengan High Performance Liquid Chromatography.
3. Pengujian Kandungan Energi Metabolis dan Protein pada
Sorgum Mentah dan Tempe Sorgum Penilaian hubungan antara energi metabolis dan
protein sorgum mentah
dengan tempe sorgum bertujuan untuk mengevaluasi berapa jauh pengaruh fennentasi terhadap kualitas bahan pakan. Perhitungan clan analisis data meng-
gunakan Rancangan Multivariat menurut acuan Winer (197 1).
Model Statist& Falrtor l b g g a l :
Keterangan :
,,Y p ,
= =
Respon pada perlakuan-i ulangan-j untuk peubah-k
=
Pengaruh perlakuan-i uutuk peubah-k
=
Galat pada perlakuan-i ulangan-j untuk peubah-k
Rataan umum peubah-k
Asumsi : 1. T dan E menyebar bebas satu sama lain 2. Komponen T bersifat tetap
3. Komponen vektor g merupakan multivariat normal (Q,
C)
4. Penentuan Efsiensi Penggunaan Protein Ransum Perlakuan Penentuan efisiensi penggunaan protein ransum dilaksanakan sesuai prosedur di bawah ini : (1) Sebanyak 12 ekor ayam broiler dewasa berumur 5 minggu dengan berat badan rata-rata 1,20 kg dibagi dalam dua kelompok yang ditempatkan pada kandang individual; (2) ayam dipuasakan 36 jam dan diberi air minum secukupnya; (3) kelompok I diberi ransum perlakuan secara ad-libitum dan kelompok I1 diberi ransum bebas protein untuk menentukan kehilangan protein endogen yang keluar bersarna-sama ekskreta; (4) untuk menentukan kehilangan protein dalam ekskreta disediakan ayam lain yang beratnya sama
dengan diberi ransum bcbas protein. Ekskreta ditampung dengan memakai lempengan kotak alumunium foil yang secara periodik disemprot dcngan larutan asam borax 5,0 % ; (5) 36 jam setelah itu ekskreta lalu dikeringkan; (6) setiap ekskreta dianalisis kandungan proteinnya dengan metode Kjeldhal. Model nunus penentuan efisiensi penggunaan protein ransum perlakuan adalah sebagai berikut: (DWJ - (DW, - OW&)
EPP =
x 100%
Keterangan :
EPP
=
Efisiensi Penggunaan Protein ( %)
DW,
=
Jumlah rotein (glminggu
DW,
=
Jumlah protein ekskreta dari ransum perlalcuan (s/~in8gu)
DW,
= Jumlah protein ekskreta dari ransum koreksi
P
yang dikonsumsi dari
mum
perlah
(g/miwv)
Perhitungan dan analisis data menggunakan Rancangan Acak Lengkap, hasil analisis keragaman yang berbeda nyata diuji dengan Jarak Berganda Duncan (Steel clan Torrie, 1980). Model Statistik :
Y,
= p
+ q + Cij
Keterangan :
Yii = Nilai pengamatan karena pengaruh perlakuan ke-i dan ulangan ke-j
p
= Rataan umum
ai
= Pengacuh perlabuaa ke-i = Pengaruh kompcmm galat
E..
g
Asumsi : 1. Nilai eg menyebar normal dan bebas satu sama lain
2. Nilai harapan dari eg = 0 atau E(c$ = 0 3. Ragam dari c..B = d atau E(e2$ = d,cg = NID (0, d)
XI. Penelitian Tahap Akhir Bahan dan Alat Percobaan Dalam Penelitian Akhir Ternak Penelitian
Ternak yang dipergunakan adalah ayam broiler final stock "Hybro" produksi PT. Manggis-Jakarta sebanyak 168 ekor. Pemeliharaan sejak ayam berumur satu hari sampai dengan enam minggu secara "straight run*. Koefisien variasi berat badan anak ayam awal penelitian 7,74 persen pada rata-rata berat badan 34,80 gram. Keseluruhan anak ayam secara acak dibagi ke dalam 42 kandang, sehingga tiap kandang berisi 4 ekor. Masing-masing anak ayam di bagian sayap (wing band) clan diberi nomor yang terbuat dari bahan alumunium untuk memudahkan pencatatan.
Kandang dan Perlengkapannya Kandang berbentuk sistem alas kawat, sisi-sisi panjang berjeruji sedangkan sisi-sisi lebar tertutup rapat dengan bilah bambu. Ukuran panjang, lebar dan tinggi kandang adalah 100 x 50 x 60 cm, diletakkan setinggi 40 cm dari lantai untuk memudahkan pembuangan kotoran yang dikerjakan secara berkala sehingga gangguan lalat teratasi.
Setiap kandang diberi nomor perlakuan dan nomor ulangan agar efektif diwaktu penyediaan rnaupun pemberian ransum, clan dilengkapi tempat pakan dan minum. Setelah anak ayam berumur dua minggu, tempat pakan yang semula berada di bagian dalam kandang lalu dipincbhkan ke bagian luar pada salah satu sisi panjang kandang. Masing-masing kandang disediakan larnpu pijar 60 watt, ditempatkan di bagian tengah kandang berfungsi sebagai alat pemanas dan penerangan. Larnpu dinaikkan sedikit derni sedikit sesuai dengan bertarnbahnya umur ayam dan tetap terpasang sampai ternak berumur tiga minggu. Selanjutnya lampulampu tersebut tidak dipergunakan, hanya beberapa buah disisakan dan dipasang dibagian atas kandang utama yang dihidupkan pada malam hari sebagai alat penerang ruangan. Peralatan Yang Digunakan (1) Timbangan kapasitas 2.61 kg; (2) Tempat minum plastik berbentuk bundar kapasips 1 liter dan 4 liter; (3) Tempat pakan; (4) Termometer; ( 5 ) Ember plastik; (6) Sendok pakan; (7) Kantong plastik; (8) Gayung plastik; (9) Sekop; (10) Sapu
Bahan Pakan clan Susunan Ransum Pada Penelitian Akhir Material mentah Sorghurn bicolor L. Moench diperoleh dari daerah Jebor Kabupaten Demak Jawa Tengah, dan sorgum produk fermentasi merupakan subjek perlakuan. Bahan pakan penyusun ransum lainnya adalah jagung W i g , tepung ikan, bungkil kelapa, dedak halus, tepung darah, tepung tulang dan CaCO, didapat dari Waringin Poultry Shop Bandung. Top Mix diperoleh dari Mulyana Poultry Shop. dan bungkil kedelai dari Pabrik Makanan Ayam
Missouri Bandung. Sorgum mentah dm temp sorgum sebelurn dipergunakm terlebih dahulu dianalisis. Tabel 2 . Hasil Analisis Sorgum Mentah dan Tempe Sorgum Bahan pakan Hasil Analisis Sorgum Mentah
Tempe Sorgum
Energi Metabolis (kkal/kg) **) Proksimat ***) Protein Kasar ( %) Lemak Kasar ( %) Serat Kasar ( %) Abu (%) Kalsium (%) Fosfor ( % ) Asam-asam Amino ****) Asam Aspartat ( %) Asam Glutamat ( %) Glisin ( %) Histidin ( % ) Treonin ( % ) Prolin ( %) Metionin ( %) Leusin (%) Arginin (%) Phenilalanin ( %) Serin ( %) Lisin (%) Tirosin ( % ) Isoleusin (%) Valin (%) Alanin ( %)
Sumber :*) Laboratorium Balai Penelitian Temak Ciawi Bogor, 1994 **) Hasil Uji Biologis Menurut Modifikasi Metode Sibbald dm Morse (1983a) ***) Laboratorium Makanan Ternak Fakultas Peternakan UNPAD, 1994 ****) Laboratorium Balai Tanaman Pangan Cirnanggu Bogor, 1994
Cam Pemberian Ransum dan Air Minum Selama penelitian berlangsung, ransum dan air minum diberikan pada ayam broiler secara ad-libitum serta dilakukan dua kali sehari yaitu pagi dan sore. Setiap pagi tempat air minum sebelum dipergunakan dicuci terlebih dahulu untuk menjaga kesehatan ayam broiler. Pencegahan Penyakit Upaya pencegahan penyakit dilakukan melalui sanitasi kandang dan peralatan yang digunakan serta vaksinasi. Dinding-dinding dan lantai utama kandang sebelum dipakai dilabur dengan kapur, demikian pula pada kandang sistem alas kawat. Alat-alat dicuci dengan air ledeng. Sewaktu anak ayam broiler berumur 4 hari dan 14 hari, diadakan vaksinasi ND untuk mencegah penyakit "New Castle Disease" atau Tetelo. Hari pertama sampai hari ketiga anak ayam diberi Pennasol yang dilarutkan dalam air minum agar anak ayam terhindar dari stress, dan juga diberikan pada saat vaksinasi. Metode Percobaan Uji Ransum Terhadap Performan Ayam Broiler Dalam Penelitian Tahap Akhir Percobaan menggunakan Rancangan Acak Lengkap dengan tujuh macam ransum perlakuan. Ransum terdiri atas berbagai tingkat persentase tepung sorgum mentah rnaupun tepung tempe sorgum, yaitu :
(1) RO =
Ransum yang mengandung 0 % sorgum (ransum kontrol)
(2) R1 = Ransum yang mengandung 20 % ternpe sorgum (3) R2 = Ransum yang mengandung 40 % tempe sorgum (4) R3 = Ransum yang mengandmg 60 % temp sorgum (5) R4 = Ransum yang menganduug 20 % sorgum mentah (6) R5 = Ransum yang mengandung 40 % sorgum mentah (7) R6 = Ransum yang mengandung 60 % sorgum mentah
Keseluruhan ransum disusun secara isokalori dan isoprotein pada kandungan energi metabolis 3200 kkallkg dan 23 % protein, berpedoman kepada ketentuan Scott dkk. (1982). Adapun susunan lengkap ransum perlakuan disajikan pada Tabel 3.
Sorgum Tempe sorgum Jag~ngkuning Bungkil kedelai Tepung ikan Tepung darah Dedak halus Bungkil kelapa Tepung CaCO, Tepung tulang Top Mix Minyak Barco
-
20 40 19 39 60 14 15,50 14,50 14 14 14 1 3 2 2,50 3,50 2,50 2,50 2,50 0.50 0,50 0,50 0,50 0,50 0,50 0,50 0,50 0,50 3 4 5 -
60 13 13 3,50 3 0,50 0,50 0.50 6
23,34 5,62 3.20
20 39 14 14 3 2,75 2,25 0,50 030 030 3,50
40 20 14 14 3 1,75 2,25 030 0,50 030 3,50
14 14 3,25 1,50 1,75 0,50 030 0,50 4
23,Ol 4,41 3.05
23,02 4.62 3.56
23.13 4,90 4,07
-
60
-
Hasil Perhitungan : *) Tanin EM (kkallkg) Protein Lemak Serat kasar Ca P Metionin Lisin Hasil Analisis : **) Protein Lemak Serat kasar
23,03,23,24 23,27 4,05 4 3 7 5,19 2,41 2,77 2.95
Sumber : *) Scott dkk. (1982) **) Hasil analisa Laboratorium Makanan Ternak Fakultas Peternakan UNPAD, 1994.
Setiap perlakuan diulang sebanyak enam kali dengan satuan unit percobaan berisi empat ekor ayam broiler. Hasil analisis keragaman yang berbeda nyata di uji dengan Jarak Berganda Duncan (Duncan New Multiple Range Test). Dalam penelitian ini digunakan 168 ekor anak ayam umur sehari yang dipelihara selama enam minggu. Model Statistik :
Keterangan :
Yg
=
Nilai pengamatan karena pengaruh p e r l a h ke-i dan ulangan ke-j
p
=
Rataan umum
ai
=
Pengaruh perlakuan ke-i
E..
=
Pengaruh komponen galat
'J
Asumsi : 1. Nilai eg menyebar normal clan bebas satu sama lain
2. Nilai harapan dari c..'J = 0 atau E(c,) = 0
-
3. Ragam dari c.. = d atau E(s2,) = d €.. NID (0; $) U
Peubah yang d i b dalam penelitian akhir meliputi : (1) Rataan konsumsi ransum dalam satuan g tiap ekor diperoleh dari selisih
ransum yang diberikan dengan sisa ransum setiap minggu (2) Rataan pertambahan berat badan dalam satuan g tiap ekor, didapat dari selisih berat badan akhir dengan berat badan awal penelitian
.mLa ?put! uegaqmad aAe!q uep urnsue3 uaeun%3uadaLwq !%ue~ny!p %q day uelenruad qidnr !al!u ueyyey!p 8uaA wedepuad y e p [ w!eL ' ~ o ~ ue)ad??puad oy (s) ueylauad m l a s uenyel~addep rallodq mLe ue!~eruay1ey8u!l asmuaslad uelesaq myJesepJaq %uru!~p smgmoliy
(p)
m m 8 u a d n%3-
u r n lewelas uepeq laraq m p q m a d m e 1 ue8uap w n m !sumsuoy ~ uemel eJmue ue8u~purrq~ad uay~esep~aq %unl!q!ptunsum TsJaAuoX
(c)