12
III. 3.1.
BAHAN DAN METODE
Waktu dan Tempat Percobaan ini dilaksanakan pada bulan Juni 2011 sampai dengan bulan
September 2011 di rumah kaca kebun percobaan Cikabayan, IPB Darmaga Bogor. Analisis tanah dan tanaman dilakukan di Laboratorium Kimia dan Kesuburan Tanah, Departemen Ilmu Tanah dan Sumberdaya Lahan, Fakultas Pertanian, Institut Pertanian Bogor. 3.2.
Bahan dan Alat Bahan yang digunakan dalam percobaan adalah bahan tanah Latosol
Darmaga yang diambil dari kebun percobaan Cikabayan, IPB Darmaga Bogor pada kedalaman 0-20 cm. Berdasaskan kriteria penilaian sifat kimia PPT (1983) pada Tabel Lampiran 1 kriteria ciri kimia tanah disajikan pada Tabel Lampiran 2, benih caisim varietas tosakan, pupuk Mikro-Biostimulant Cair, bahan organik (kotoran sapi), kapur (CaCO3). Alat yang digunakan dalam percobaan adalah cangkul, skop, karung, penumbuk tanah, saringan 5mm, polybag, kertas label, timbangan, ember, alat semprot, kamera, gelas ukur, alat tulis, aquadest dll. 3.3.
Metode Percobaan
3.3.1. Persiapan Tanah Pengambilan contoh tanah untuk percobaan ini dilakukan pada kedalaman 0-20 cm secara representatif. Tanah dikeringudarakan dalam waktu 3-4 hari dan dibersihkan dari akar tanaman, ranting, daun, dan bahan pengotor lainnya. Setelah itu tanah kemudian diayak dengan mengunakan saringan 5 mm. Kemudian dimasukkan pada polybag dengan bobot masing-masing 5 kg bobot kering mutlak (BKM). Pada saat yang sama dilakukan pengambilan contoh tanah kering udara untuk dianalisis sifat fisik dan kimia serta analisis kadar air kering udara dan kapasitas lapang.
13
3.3.2. Pelaksanaan Percobaan Percobaan menggunakan Rancangan Acak Lengkap (RAL) 2 faktor. Sebagai faktor pertama adalah pupuk Mikro-Biostimulant Cair (MBC) yang terdiiri dari 4 taraf (MBC 0%, MBC 50%, MBC 100%, MBC 150%) (komposisi hara MBC disajikan pada Tabel Lampiran 3), dan sebagai faktor kedua adalah Bahan Organik (BO-0, BO-2.5, BO-5.0 t/ha) (Komposisi hara kotoran sapi disajikan pada Tabel Lampiran 4). Sebelum dilakukan pemberian pupuk mikro-biostimulant cair, tanah dalam setiap pot/polybag diberi CaCO3 2 t/ha (5 g/polybag) (ciri kimia kapur disajikan pada Tabel Lampiran 5) dan pupuk kandang (kotoran sapi) sesuai perlakuan, kemudian diinkubasi selama seminggu. Sebagai pupuk dasar digunakan SP-36 diberikan sekaligus, sedangkan Urea dan KCl, diberikan pada saat tanam dan umur 15 hari dengan masing-masing dosis 1500 mg/pot, 1000 mg/pot dan 500 mg/pot. Pemupukan dibenamkan diatas permukaan tanah. 3.3.3. Pembibitan Benih caisim varietas Tosakan sebelum disemai di persemaian diberi perlakuan pupuk MBC dengan cara dibasahi. Konsentrasi pupuk MBC yang digunakan ditunjukkan pada Tabel 1. Benih pada perlakuan kontrol tidak diperlakukan dengan pupuk MBC tetapi hanya dibasahi dengan air. Setelah dikeringanginkan kemudian ditanam pada tempat persemaian sampai tanaman berdaun 4 (sekitar umur 2 minggu). Setelah itu dipilih 3 tanaman yang selanjutnya ditanam pada masing-masing polybag sesuai dengan perlakuan. Keragaan benih caisim sebelum tanam (transplanting) ditunjukkan pada Gambar Lampiran 1. 3.3.4. Penanaman Penanaman dilakukan pada saat bibit caisim berumur 14 hari setelah disemaikan atau saat tanaman berdaun empat. Bibit caisim yang ditanam sebanyak tiga bibit per polybag. Bibit ditanam saat sore hari antara 16:00-17:00 WIB. Bibit yang sudah di tanam dinaungi dengan pelepah pisang untuk melindungi bibit caisim yang baru di tanam terhadap sinar matahari sebelum bibit mulai tumbuh.
14
3.3.5. Pemberian Pupuk Mikro-Biostimulant Cair Pemberian pupuk Mikro-Biostimulant Cair (MBC) setelah tanam dilakukan dengan cara disemprotkan ke bagian daun dan tanah. Pemberian diberikan dua kali penyemprotan selama masa pertumbuhan yaitu 3 HST dan 15 HST. Konsentrasi dan dosis yang digunakan ditunjukkan pada Tabel 1. Penyemprotan Mikro Biostimulant Cair dilakukan pada pagi hari jam 8:00-10:00 WIB. Tabel 1. Konsentrasi dan Dosis pupuk “MBC” yang Digunakan untuk Perendaman Benih dan Penyemprotan Setelah Tanam Dosis “MBC” 0.075% yang Konsentrasi “MBC” disemprotkan ke tanaman dan tanah untuk perendaman Perlakuan benih sebelum 3 hari setelah 15 hari setelah disemai transplanting transplanting (%) (L/ha) (mL/pot) (L/ha) (mL/pot) MBC 0% + BO-0 0 0 0 0 0 MBC 0% + BO-2.5 0 0 0 0 0 MBC 0% + BO-5.0 0 0 0 0 0 MBC 50% + BO-0 2.5 0.5 5 0.5 5 MBC 50% + BO-2.5 2.5 0.5 5 0.5 5 MBC 50% + BO-5.0 2.5 0.5 5 0.5 5 MBC 100% + BO-0 5.0 1.0 10 1.0 10 MBC 100% + BO-2.5 5.0 1.0 10 1.0 10 MBC 100% + BO-5.0 5.0 1.0 10 1.0 10 MBC 150% + BO-0 7.5 1.5 15 1.5 15 MBC 150% + BO-2.5 7.5 1.5 15 1.5 15 MBC 150% + BO-5.0 7.5 1.5 15 1.5 15 Keterangan :
MBC = Pupuk Mikro-Biostimulant Cair BO = Bahan Organik (ton/ha)
3.3.6. Pemeliharaan Pemeliharaan meliputi kegiatan penyulaman, penyiangan, dan penyiraman. Penyulaman dilakukan satu minggu setelah tanam dengan mengganti tanaman yang layu, kering, dan mati. Penyiangan satu minggu sekali yaitu dengan membersihkan gulma yang ada di sekitar tanaman. Penyiraman dilakukan setiap hari, pagi dan sore hari sesuai dengan keadaan cuaca. Penyiraman dilakukan sesuai dengan banyaknya jumlah air yang hilang agar kapasitas lapang selalu terjaga (selalu dalam keadaan kapasitas lapang).
15
3.3.7. Pemanenan Tanaman caisim dipanen saat tanaman berumur 30 hari setelah tanam. Tanaman caisim dipanen dengan cara dicabut, setelah itu akar caisim dibersihkan dengan air untuk menghilangkan butir-butir tanah yang melekat. Parameter yang diamati yaitu bobot segar bagian atas dan akar tanaman, kadar dan serapan N, P dan K daun. Untuk analisis tanaman diambil 3 tanaman sampel yang dipisahkan bagian daun dan akarnya. Penetapan bobot kering tanaman caisim dilakukan dengan mengeringkan bagian daun dan akar pada suhu 70 oC selama dua hari. Tanaman caisim yang sudah dikeringkan tersebut digiling halus untuk dianalisis kadar haranya (N, P, dan K) dengan metode pengabuan basah. 3.4
Rancangan Percobaan Rancangan yang digunakan dalam percobaan ini adalah Rancangan Acak
Lengkap (RAL) dua faktor dengan faktor utama adalah pupuk Mikro-Biostimulant Cair (MBC) dengan 4 taraf dan kedua bahan organik dengan 3 taraf sehingga jumlah perlakuan adalah 12, kemudian diulang 5 kali maka diperoleh 60 satuan percobaan. Model matematika rancangan percobaan sebagai berikut : Yijk = µ + αi + βj + (αβ)ij + εijk Dimana : Yijk
= Nilai pengamatan pada faktor A taraf ke-i faktor B taraf ke-j dan ulangan ke-k
µ, αi, dan βj
= Komponen aditif dari rataan, pengaruh utama faktor A (MBC) dan pengaruh utama faktor B (Bahan Organik)
(α, β)ij
= komponen interaksi dari faktor A dan faktor B
εijk
= Pengaruh acak
Parameter yang diamati yaitu bobot segar daun dan akar tanaman, kadar dan serapan hara N, P dan K daun. Analisis tanah sebelum percobaan dilakukan untuk penetapan pH (H2O), C-organik, N-total, P Bray 1 dan HCl 25%, kationkation Ca-dd, Mg-dd, K-dd, Na-dd, Al-dd, H-dd, serta KTK, KB, unsur mikro (Cu, Zn, Mn), nisbah C/N , dan S tersedia.
16
Data yang diperoleh dilakukan analisis statistik dengan menggunakan program SAS dan apabila berpengaruh nyata selanjutnya dilakukan analisis lanjutan dengan menggunakan Duncan’s Multiple Range Test (DMRT) atau uji wilayah Duncan pada taraf 5%.