BAHAN DAN METODE
Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di rumah kaca Kelompok Peneliti Hama dan Penyakit, Balai Penelitian Tanaman Obat dan Aromatik, Bogor. Penelitian dimulai dari bulan Februari 2010 sampai Juli 2010. Metode Penelitian Persiapan Tanaman Uji Tanaman yang diujikan yaitu tanaman G. pictum dan A. gangetica (Gambar 1). Stek tanaman G. pictum didapatkan dari kebun percobaan Balittro, sedangkan tanaman A. gangetica diambil dari lapangan dan ditanam di dalam polybag dan dilakukan penyiraman setiap hari. Kedua tanaman ini disiapkan untuk pengamatan siklus hidup (telur, larva, pupa, dan imago) dan pengujian preferensi makan dari D. bisaltide.
Gambar 1 Persiapan tanaman uji, tanaman G. pictum (kiri) dan tanaman A. gangetica (kanan) Persiapan Larva D. bisaltide Telur D. bisaltide dikumpulkan dari tanaman handeuleum yang terdapat di dalam rumah kaca berukuran 9 x 10 x 3 m³. Telur dipelihara dalam wadah plastik sampai terbentuk larva. Setelah larva memasuki instar IV, larva dipelihara di dalam kurungan kasa. Larva tersebut diberi makan daun G. pictum secara melimpah. Larva dipelihara sampai terbentuk imago. Kemudian imago jantan dan imago betina dibiarkan berkopulasi dalam rumah kaca dan ditunggu sampai imago betina bertelur. Di dalam rumah kaca diletakkan beberapa tanaman Ixora sp. sebagai sumber nektar dan di dekat bunga tersebut diletakkan kapas yang telah
dibasahi madu 10% untuk mencukupi kebutuhan nektar. Telur yang baru diletakkan oleh imago betina dipelihara sampai menetas menjadi larva. Larva instar I ini digunakan untuk penelitian. Pengamatan Biologi D. bisaltide Parameter yang diamati meliputi lama stadia perkembangan dan masa reproduksi imago betina D. bisaltide. Lama Stadia Perkembangan D. bisaltide Pengamatan D. bisaltide dimulai dari telur. Telur yang digunakan diambil dari telur yang diletakkan oleh beberapa imago betina D. bisaltide pada waktu yang bersamaan. Telur yang baru diletakkan oleh imago betina dimasukkan ke dalam wadah plastik. Stadium telur diamati pada saat telur diletakkan sampai telur menetas menjadi larva instar I. Larva instar I yang telah dipilih dipindahkan ke dalam cawan petri plastik dan diberi nomor urut (Gambar 2a). Tiap cawan Petri dimasukkan satu ekor larva. Setelah larva memasuki instar III, larva dipindahkan ke dalam wadah plastik yang diberi nomor urut (Gambar 2b). Pengamatan stadium pupa dilakukan saat pupa terbentuk sampai berubah menjadi imago. Pengamatan dilakukan setiap hari. Pengamatan dilakukan terhadap 30 ekor D. bisaltide.
(a)
(b)
Gambar 2 Pengamatan biologi dan preferensi makan larva D. bisaltide, (a) instar I sampai instar III pada cawan petri dan (b) instar III sampai pupa pada wadah plastik
Pengamatan siklus hidup D. bisaltide dilakukan dengan cara mengambil 10 pasang imago. Imago yang yang baru muncul dari pupa dan telah mengembangkan sayapnya langsung ditandai (Gambar 3). Imago betina sebelumnya telah dilepaskan selama tiga hari di dalam rumah kaca untuk kopulasi (Gambar 4). Setelah tiga hari dilepaskan, imago betina ditangkap kembali. Setiap satu pasang imago tersebut dimasukkan ke dalam kurungan kasa yang di dalamnya terdapat tanaman yang sama dengan perlakuan (Gambar 5). Di dalam kurungan kasa digantungkan kapas yang diberi cairan madu 10% sebagai pakan imago. Pengamatan siklus hidup D. bisaltide dimulai dari telur sampai imago betina meletakkan telur pertama kali. Pengamatan dilakukan setiap hari. Untuk pengamatan siklus hidup dilakukan sebanyak 10 ulangan.
Gambar 3 Imago betina yang diberi tanda sebelum dilepaskan di rumah kaca
Gambar 4 Rumah kaca yang digunakan untuk pengamatan
Gambar 5 Kurungan kasa untuk pengamatan siklus hidup
Masa Reproduksi Imago Betina D. bisaltide Pengamatan dilakukan terhadap masa praoviposisi, masa oviposisi, masa pascaoviposisi, jumlah telur yang diletakkan, dan jumlah telur yang menetas. Pengamatan masa praoviposisi dilakukan dengan cara mengamati telur yang diletakkan pertama kali oleh imago betina. Pengamatan masa oviposisi dimulai sejak telur ditemukan pertama kali sampai imago betina tidak meletakkan telur lagi. Pengamatan masa pascaoviposisi dimulai saat imago betina tidak meletakkan telur lagi sampai mati. Pengamatan dilakukan sebanyak 10 ulangan. Pengujian Preferensi Makan D. bisaltide Untuk metode tanpa pilihan (Gambar 6a), sebanyak 30 larva yang baru menetas diberi makan daun G. pictum dan 30 larva diberi makan daun A. gangetica. Untuk metode pilihan (Gambar 6b), sebanyak 30 larva diberi makan daun G. pictum dan A. gangetica. Tiap daun dimasukkan ke dalam cawan petri dengan pangkal tangkai daun dibalut kapas yang telah dibasahi air untuk menjaga daun tetap segar. Pergantian pakan daun dilakukan setiap hari. Pengamatan ini dilakukan sampai terjadinya proses ganti kulit. Pengamatan dilakukan sampai larva instar V. Untuk
mengetahui
kemampuan
makan
dilakukan
dengan
cara
menggambar daun yang akan diberikan di atas kertas milimeter blok. Gambar daun tersebut diberi nomor urut sesuai dengan nomor urut larva pada wadah plastik. Keesokan harinya, sisa daun diletakkan di atas gambar semula dan digambar. Luas daun yang dimakan oleh larva kemudian digunting dan ditimbang dengan timbangan digital. Setelah itu, dikonversikan ke dalam satuan luas kertas yang dimakan (dalam cm²), dengan cara: Berat potongan kertas yang dimakan Luas daun yang dimakan = ————————————————— x 100 cm² Berat kertas seluas 100 cm²
(a)
(b)
Gambar 6 Pengujian preferensi makan, (a) metode tanpa pilihan dan (b) metode pilihan Analisis Data Data hasil penelitian diolah dengan menggunakan software Microsoft Excel 2007. Data pengujian preferensi makan dengan metode tanpa pilihan dan metode pilihan dianalisis dengan uji t pada taraf nyata 5%.