BAHAN DAN METODE Tempat dan Waktu Kegiatan penelitian dilaksanakan di lahan tanaman tebu PT. PG. Rajawali II Unit PG. Subang yang terletak di blok Cidangdeur, desa Pasirbungur, Kecamatan Purwadadi, Kabupaten Subang, Jawa Barat. Perusahaan ini memiliki pabrik dengan jarak sekitar 22 km kearah Utara kota Subang dan 12 km kearah Selatan dari Kecamatan Sukamandi, dengan ketinggian 31-33 m dpl, dan rata-rata curah hujan sebesar 1 858. 22 mm per tahun. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Desember 2010 sampai Maret 2011.
Bahan dan Alat Bahan Bahan yang digunakan dalam kegiatan penelitian ini adalah klon tebu yang sering digunakan di perkebunan PG. Rajawali II, dan herbisida diuron 500 g/l SC yang telah diperiksa kadar bahan aktifnya oleh laboratorium Batan dan disegel. Alat Alat yang digunakan adalah sprayer knapsack semi automatik dengan nozel T-jet sebagai alat penyemprot herbisida yang digunakan, ember, gelas ukur, pengaduk, timbangan, spidol, oven, dan kuadran dengan ukuran 0.5 m x 0.5 m.
Metode Penelitian Rancangan percobaan yang digunakan dalam penelitian ini adalah rancangan acak lengkap teracak (RKLT) dengan satu faktor. Penelitian ini menggunakan enam perlakuan dengan empat ulangan. Perlakuan pertama adalah menggunakan herbisida dengan dosis 0.5 l/ha, perlakuan kedua dengan dosis 1.0 l/ha, perlakuan ketiga menggunakan dosis 2.0 l/ha, perlakuan keempat menggunakan dosis 3.0 l/ha. Perlakuan kelima tidak menggunakan herbisida tetapi dengan cara penyiangan manual dengan teknik babat dempes, yang dilakukan sekali pada pengamatan enam minggu setelah aplikasi (6 MSA). Perlakuan keenam merupakan kontrol yang digunakan sebagai pembanding tanpa penyiangan dan perlakuan apapun.
13
Model rancangan yang digunakan adalah : Yijk = µ + τi + βj + εij Keterangan : Yijk
= Pengamatan pada perlakuan ke-i dan kelompok ke-j
µ
= Rataan umum
τi
= Pengaruh perlakuan ke-i
βj
= Pengaruh kelompok ke-j
εij
= Pengaruh acak pada perlakuan ke-i dan kelompok ke-j Pengolahan data dilakukan dengan metode analisis ragam. Apabila
perlakuan menunjukan pengaruh nyata maka dilakukan uji lanjut terhadap perbedaan nilai rata-rata pada kepercayaan 5 % dengan prosedur uji yang sesuai dengan rancangan percobaan. Satuan petak terdiri atas gulma yang terdapat pada lima guludan tebu atau dengan luas 7 m x 10 m. Jarak antar satuan petak perlakuan adalah satu barisan tebu di dalam barisan dan jarak antar setiap petak ulangan adalah satu guludan tebu. Penentuan tata letak satuan perlakuan di dalam suatu kelompok dilakukan sedemikian rupa sehingga sebaran gulma relatif merata.
Pelaksanaan Penelitian Analisis vegetasi dilakukan terlebih dahulu sebelum melakukan aplikasi untuk mengetahui jenis gulma yang dominan. Analisis vegetasi dilakukan dengan menggunakan alat kuadrat berukuran 0.5 m x 0.5 m, dengan mengambil contoh gulma secara sistematis pada areal disekitar areal bercobaan yang diasumsikan memiliki kondisi lahan yang sama dengan lahan percobaan. Sebelum melakukan aplikasi herbisida, terlebih dahulu dilakukan pembagian petak percobaan yang disesuaikan berdasarkan perlakuan yang akan diberikan yang semuanya berjumlah 24 petak percobaan. Setiap petak berukuran 7 m x 10 m dengan jarak antar ulangan adalah 1.3 m dan jarak antara petak dalam satu ulangan adalah 0.5 m. Kondisi pertanaman yang harus diperhatikan yaitu pertumbuhan tanamannya yang relatif seragam dimana umur tanaman tebu pada saat aplikasi adalah berumur lima hari. Kondisi gulma di lokasi percobaan pada saat aplikasi terlihat masih belum tumbuh atau hanya sekitar 5 % gulma yang sudah tumbuh di
14
petak percobaan tersebut.
Cara aplikasi herbisida dan alat yang digunakan
disesuaikan dengan sifat fisik, cara kerja dan bentuk formulasi herbisida yang diuji. Untuk formulasi yang larut dalam air, digunakan alat semprot punggung semi automatik (semi automatik knapsack sprayer) dan nozel T-jet dengan tekanan 1 kg/cm2 (15-20 psi). Aplikasi herbisida yang diuji dilakukan hanya satu kali, waktunya adalah setelah tanah diolah sempurna dan telah ditanami namun kondisi gulma di lahan percobaan belum tumbuh.
Pengamatan Pengamatan gulma 1. Jumlah contoh Jumlah contoh yang digunakan adalah data contoh biomassa gulma pada setiap satuan petak perlakuan, diamati sebanyak dua kuadran per petak perlakuan, menggunakan metode kuadrat berukuran 0.5 m x 0.5 m. Letak petak kuadrat ditetapkan secara sistematis. 2. Waktu pengambilan contoh Pengambilan contoh pada saat sebelum aplikasi dilakukan dengan cara pengambilan gulma untuk data biomassa kerapatan dan frekuensi dilakukan sebelum aplikasi, dimaksudkan untuk menganalisis vegetasi menggunakan teknik sum dominance ratio (SDR) yaitu proses perhitungan jumlah dominansi gulma yang ada di sekitar areal percobaan tersebut. Pengambilan contoh setelah aplikasi dilakukan dengan cara pengambilan contoh gulma untuk data biomasa dan untuk data persentase penutupan gulma yang dilakukan 2 minggu sekali setelah aplikasi, dilakukan selama 3 bulan, berarti terdapat 6 kali pengamatan yaitu pada 2, 4, 6, 8, 10, dan 12 MSA. Kemudian pada akhir pengamatan dilakukan juga pengambilan contoh gulma untuk analisis vegetasi akhir pada 12 MSA. 3. Cara pengambilan contoh Contoh gulma yang diambil adalah gulma sasaran yang menjadi target herbisida yang diuji yang diperoleh menggunakan teknik pelemparan alat kuadran berukuran 0.5 m x 0.5 m sebanyak dua kuadran per petak perlakakuan. Gulma yang masih segar dipotong tepat setinggi permukaan tanah, kemudian dipisahkan setiap spesies. Selanjutnya gulma tersebut dikeringkan dalam oven pada
15
temperatur 800 C selama 48 jam atau sampai mencapai bobot kering konstan, kemudian ditimbang untuk menghitung biomassa gulma. Proses pengovenan dan penimbangan contoh gulma dilakukan di Laboratorium Pasca Panen, Departemen Agronomi dan Hortikultura, IPB. Kemudian untuk pengamatan persentase penutupan gulma dilakukan secara visual terhadap setiap petak perlakuan yang nantinya akan dinilai dalam satuan persen (%) pada 2, 4, 6, 8, 10, dan 12 MSA.
Pengamatan tebu 1. Jumlah contoh Jumlah contoh tanaman tebu untuk pengamatan fitotoksisitas adalah sebanyak 10 tanaman dalam satuan petak perlakuan dan ditentukan sacara acak. 2. Fitotoksisitas Tingkat keracunan dinilai secara visual terhadap populasi kultivar dalam satuan petak perlakuan, diamati pada 4, 6, dan 8 minggu setelah aplikasi (MSA). Skoring keracunan yang diberikan sebagai berikut : 0
= Tidak ada keracunan, 0 – 5% bentuk atau warna daun dan atau pertumbuhan tanaman tebu tidak normal.
1
= Keracunan ringan, >5 – 20% bentuk atau warna daun dan atau pertumbuhan tanaman tebu tidak normal.
2
= Keracunan sedang, > 20 – 50% bentuk atau warna daun dan atau pertumbuhan tanaman tebu tidak normal.
3
= Keracunan berat, > 50 – 75% bentuk atau warna daun dan atau pertumbuhan tanaman tebu tidak normal.
4
= Keracunan sangat berat, > 75% bentuk atau warna daun dan atau pertumbuhan tanaman tebu tidak normal.
Kriteria efikasi 1. Efektifitas
herbisida
yang
diuji
penyiangan manual dan kontrol.
dibandingkan
dengan
perlakuan
16
2. Efikasi herbisida yang diuji disimpulkan berdasarkan analisis statistik data biomassa spesies gulma sasaran dan persen penutupan gulma. 3. Sebagai data penunjang adalah keracunan dan tidak berpengaruh terhadap pertumbuhan tebu.