BAB XIII. SHALAT JENAZAH A. Menshalatkan Mayyit a. Setelah mayat dimandikan dan dikafani, maka agama mensyariatkan untuk menshalatkannya. Hukumnya adalah fardlu kifayah, yaitu telah mencukupi bila dilakukan oleh sebagian kaum muslimin, sedang bila tidak ada yang melakukannya berdosalah semuanya. Hal ini boleh dilakukan dimana saja tempat-tempat yang suci, baik di rumah atau di masjid (misalnya : karena rumahnya kecil, sedang yang akan menshalatkan amat banyak dan lainlain sebab yang dibenarkan oleh agama). Jadi bukan dengan kepercayaan, bahwa shalat jenazah di masjid itu merupakan suatu ketetapan agama, yang bila tidak dilaksanakan di masjid diangap kurang sah dlsb. b. Menshalatkan mayyit ini dapat dilakukan secara munfarid (sendirian) maupun berjama‟ah (dengan seorang imam dan yang lain menjadi ma‟mum), kedua-duanya dibenarkan oleh syara‟ (hukum agama). c. Apabila mayyit itu laki-laki, mayyit tersebut diletakan di hadapan orang-orang yang akan menshalatkannya, dan orang yang mensyalatkannya (imam, bila shalat itu berjama‟ah) berdiri menghadap qiblat dan searah kepala mayyit. Sedang jika mayyit itu wanita, mayyit tersebut diletakkan di hadapan orang-orang yang akan menshalatkannya, tetapi orang yang menshalatkannya (imamnya) berdiri searah pinggang (perut) mayyit. d. Shalat jenazah ini dilakukan dengan berdiri (setelah takbiratul ihram lalu bersedekap) tanpa memakai ruku‟, sujud dan sebagainya. Adapun pelaksanaannya adalah sebagai berikut : 1. Takbiratul ihram (takbir untuk mengawali shalat) 2. Membaca Al-Fatihah 3. Bertakbir yang kedua kalinya 4. Membaca shalawat atas Nabi 5. Bertakbir yang ketiga kalinya 6. Mendoakan mayyit 7. Bertakbir yang keempat kalinya 8. Salam Untuk lebih mudahnya, maka di sini kami sajikan satu contoh shalat jenazah. Contoh shalat jenazah (dengan 4 kali takbir) 1. Takbir pertama : Takbiratul ihram, Allah Maha Besar Membaca ta‟awudz
T Sipil UMY 0818263683
َد ُد َد ْد َدَب ُد الْد َد ِدا اَّش ِد ْد ِد َد ُد ْد ُد ِد ِد ِد َد َّش Kajian Shalat Menurut Al-qur’an dan As-Sunnah
13-1
Aku berlindung kepada Allah dari godaan syaithan yang terkutuk. Membaca Al-Fatihah :
. َد اِد ِد َدَب ْد ِد ا ّد ْد ِد. َداَّش ْد ِد اَّش ِد ْد ِد. َد ْدَد ْد ُدِد ِد َد ّد ْد َدال اَد ِد ْد َد. ِد ْد ِد ِد اَّش ْد ِد اَّش ِد ْد ِد ِد ِد ِد ِد ِد ِد ِد ِد ، ت َدلَدْد ِده ْد صَد َدط اَّشذ ْد َد َدْدَب َدل ْد َد. الَد َدط ْد ُد ْد َد ْد َد ْدى َد ّد. َّش َدا َدَب ْدلُد ُد َد َّش َدا َد ْد َدل ْد ُد ِد ل ْد ِد َدلَدْد ِده ْد َد َد َّش َد ْدِد ْد ْد ُد ْد َد. ال اّدْد َد َد Dengan menyebut nama Allah Yang Maha Pemurah lagi Maha Penyayang. Segala puji bagi Allah Tuhan semesta alam. Maha Pemurah lagi Maha Penyayang. Yang menguasai hari Pembalasan. Hanya kepada Engkaulah kami beribadah dan hanya kepada Engkaulah kami mohon pertologan. Tunjukkanlah kami ke jalan yang lurus. (Yaitu) jalan orang-orang yang telah Engkau anugerahkan nikmat kepada mereka, bukan jalan mereka yang dimurkai dan bukan (pula jalan) mereka yang sesat. Ya Allah, kabulkanlah permohonan kami. [QS. AlFatihah : 1-7] 2. Takbir ke dua. Allah Maha Besar Membaca shalawat :
َد ُد َد ْد َدَب ُد
ٍد َد َد ِد ْدا. ت َدلل ِدآ ِدْدَبَد ِدىْد َد صلَّشْد َد َد َد َد، ُدَد َّش ِد ِد ِد ِدِف ْد َدال اَد ِد ْد َد َّش َد، ت َدلل ِدآ ْدَبَد ىْد َد َد َدْد َد
َدلل ُدَد َّش ٍد َد َدلل ِدآ لل ِدآ ُد َّش ٍد ، َد َد َد َد َد
َدالّد ُده َّش َد ص ّد لل ُد َّش ٍد َد َد ل. َدِد ْد ٌد َدِد ْد ٌد
Ya Allah, berilah shalawat atas Nabi Muhammad dan atas keluarga Nabi Muhammad, sebagaimana Engkau telah memberi shalawat atas keluarga Nabi Ibrahim. Dan berilah berkah atas Nabi Muhammad dan atas keluarga Nabi Muhammad, sebagaimana Engkau telah memberi berkah atas keluarga Nabi Ibrahim. Dalam semesta alam ini, sesungguhnya Engkau adalah Tuhan Yang Maha Terpuji lagi Maha Mulia. [HR. Muslim] 3. Takbir ke tiga.
T Sipil UMY 0818263683
Kajian Shalat Menurut Al-qur’an dan As-Sunnah
13-2
Allah Maha Besar
َد ُد َد ْد َدَب ُد
Membaca doa untuk si mayyit :
ِد ِد ِد ِد َدالّد ُده َّش ْد فْد اَدوُد َد ْد َدْدوُد َد ْد ُد ف َدْدنوُد َد َد فو َد َد ْد ِدْد َبُدُدزاَدوُد َد َد ّدس ْدع َد ْد َدخلَدوُد َد ْد ْدلوُد ِد ٍد ِد ِد ٍد ِد ِد َد َدْد اْدوُد. َد ا َد َدَبْدل ٍد َد َدَبَد َد َدَب ّد و َد ْد َد َد َد َد َد َبُدنَدَب َّشل الَّشَب ْد ُد ْد َدْدَبَد ُد َد ا َّش َد ِد خ َب ِد ِدهِد َدىالً خ َب ِد َدىلِد ِدو ز خ َب ِد ز ِد ِدو قِد ِدو فِد ِد ْب ا ة ن َب ْد َد َد ْد َد ْد َد َد ً َد ْد ً ْد َد َد ْد َد ْد ً ْد ْد َد َد ْد ً َد ْد ً ْد َد ْد َد 663 :2 ا
ف
ل
. ِد
َد َدذ َد انَّش
Ya Allah, ampunilah dia, kasihanilah dia, maafkanlah dia, berilah „afiat padanya dan muliakanlah tempat tinggalnya, luaskanlah tempat masuknya, cucilah dia dengan air, salju dan air embun. Bersihkanlah dia dari dosa-dosa sebagaimana kain putih dibersihkan dari kotoran. Gantilah rumahnya dengan rumah yang lebih baik daripada rumahnya (di dunia), gantilah keluarganya dengan keluarga yang lebih baik dari pada keluarganya, gantilah jodohnya dengan jodoh yang lebih baik daripada jodohnya 9di dunia). Dan peliharalah dia dari fitnah qubur dan siksa neraka. [HR. Muslim juz 2, hal. 663] 4. Takbir ke empat. Allah Maha Besar
َد ُد َد ْد َدَب ُد
Membaca salam : (menoleh ke kanan, ke kiri)
ْد ةُد ِد َدا َّش الَد ُد َدلَدْد ُد ْد َد َد َد
Semoga keselamatan dicurahkan atas kamu sekalian, begitu pula rahmat Allah Demikianlah salah satu contoh shalat jenazah. Keterangan : Adapun tentang takbir dalam shalat jenazah itu disertai dengan mengangkat tangan atau tidak, di sini ada dua pendapat : 1. Pendapat pertama, bahwa mengangkat tqangan itu hanya pada Takbiratul Ihram saja, sedang takbir-takbir selanjutnya tidak mengangkat tangan. Mereka beralasan karena tidak ada hadits yang sah yang menerangkan bahwa Nabi SAW mengangkat tangan pada semua takbir dalam shalat jenazah.
T Sipil UMY 0818263683
Kajian Shalat Menurut Al-qur’an dan As-Sunnah
13-3
2. Pendapat kedua, bahwa mengangkat tangan itu ada pada semua takbir shalat jenazah. Mereka beralasan dengan hadits shahih yang diriwayatkan oleh Sa‟id bin Manshur, sebagaimana kata Al-Hafidh Ibnul Hajar :
سل. َدنَد َدزِد
ِف، نل
قَد ْد ص َّش ِد ِد َّش ٍدا َدَّشو َد َدا َب فَدع َد ِدو ِدِف َد ْد ِد َب ِد ا ْد َد َد ْد َد ُد َدْد ُد َد ْد َد ْد َد 71 :4 ط
Dan telah sah dari Ibnu „Abbas, bahwasanya beliau mengangkat kedua tangannya pada takbir-takbir shalat jenazah. [HR. Sa‟id bin Manshur, dalam Nailul Authar juz 4, hal. 71] Contoh shalat jenazah yang kami ketengahkan di atas adalah salah satu cara shalat jenazah dengan empat takbir. Dan masih ada lagi beberapa kaifiyat (cara) shalat jenazah yang lain, diantaranya : a. Dengan lima kali takbir b. Dengan enam kali takbir c. Dengan tujuh kali takbir d. Dengan membaca Al-Fatihah dan surat dengan nyaring. Kesemuanya itu berdasar atas dalil yang kuat. Dan begitu pula ada bermacam-macam lafadh doa untuk mayyit, yang diantaranya akan disebutkan pada subbab dibawah. B. Dalil Tentang Takbir Shalat Jenazah
اخ ى
.
انَّشج ِدش ّدي فَد َد َّشَبَد َدلَدْد ِدو َدْد َدَب ًل َد ْد َد ِد ٍد َد َّشا ِد َّش صلَّشل َدلَدل َد ْد انَّشِب ص َد ص َدح َد ةَد َد ل
Dari Jabir, bahwa Nabi SAW pernah menshalati Ashahamah raja Najasyi, kemduian ia takbir tempat kali. [HR. Ahmad, Bukhari dan Muslim]
انَّشِب ص َدَبلل انَّشج ِدشي ِدِف ْدا َب ِد اَّش ِد َد َدخَد َدج ِدِبِد ْد ِد َدَل،ا فِدْد ِدو ى ذ َد ْد َدِدِب ُدىَدْدَبَدَد َد َّشا ِد َّش َد َد َد َد َّش َد ْد ف ِدِبِد َد َّشَب لَد ِدو َد ع َد ْد ِد َب ٍد ة .ا فَد َد،للَّشل ْد ُد َد ل َّش ْد َد َد َد ْد ْد َد َد ْد َد Dari Abu Hurairah bahwa Nabi SAW mengkhabarkan kematian raja Najasyi pada hari meninggalnya, lalu beliau keluar ke mushalla bersama orang banyak, kemudian mengatur barisan mereka dan takbir 4 kali. [HR. Jama‟ah]
T Sipil UMY 0818263683
Kajian Shalat Menurut Al-qur’an dan As-Sunnah
13-4
ِدْدَب َبهل س ُدآ ِد ص ِد:ِد ِد َّش ٍدا قَد َدآ فَدللَّشل لَد ِد،ب ٍد ٍد ،ص ُّف ْد َدخْدل َدفوُد ، و ط ْب َب ق َل ْد َد َد َد ْد َد ْد َد ْد َد َد َد َد َد َد ُد ْد َد ل اخ ى . َد َد َّشَبَد َدْد َدَب ًل Dari Ibnu „Abbas ia berkata, “Sampailah Rasulullah SAW ke sebuah quburan yang masih basah (baru) lalu beliau menshalatkannya, sedang para shahabat berbaris di belakangnya, dan bertakbir empat kali”. [HR. Jama‟ah kecuali Bukhari]
ِد ت َد َد َد َد ْد ُد:ت فَدَب َد َدآ ُدَّش اْدَدَب َدف َد، ً فَد َد َّشَبَد َدْد،صلَّشل َدلَدل َد نَد َدزٍد َد ْد ُد َدذ ْدَب َدفةَد َدَّشوُد َد ِدِهْدت ا ِد ِد . ً فَد َد َّشَبَد َدْد،صلَّشل َدلَدل َد نَد َدزٍد ص انَّشِب َب ا َب َّش َّش َد َد َد ُّ َد ُد َد ْد ْد ُد َد َد َد Dari Khudzaifah bahwa ia pernah menshalati jenazah, lalu ia takbir lima kali. (Setelah selesai shalat) kemudian ia menoleh, lalu berkata, “Bukannya aku lupa atau aku ragu-ragu, tetapi aku takbir sebagaimana Nabi SAW takbir, yaitu Nabi SAW pernah menshalatkan jenazah, kemudian beliau takbir lima kali”. [HR. Ahmad]
ا خ ى. ً َد ْد
َد َدلِدي َدَّشوُد َد َّشَب َدلَدل س ْده ِد ْد ِد نَدَبْد ٍد َدَّشوُد َدش ِده َد: َد قَد َدآ، ف ِدسًّت ُد َد َد ْد ّد
Dari „Ali bahwa ia takbir enam kali atas (jenazahnya) Sahal bin Hanif, dan ia berkata, “Sesungguhnya Sahal ikut dalam perang Badar”. [HR. Bukhari]
.
َد ِدسًّت َد َدسْدَب ًل، ً َد َبُد ْد ُد َد ّدَب ُد ْد َدا َدلَدل َد ْدى ِد َد ْد ٍد َدْد:َد ِد ْد َد َد ِد ْد ِد ُدَدَبْدَدةَد َدَّشوُد قَد َدآ
سل ِف سننو
Dari Al-Hakam bin „Utaibah, bahwa ia berkata, “Shahabat-shahabat takbir utuk qurban-qurban perng Badar 5 kali, 6 kali, dan 7 kali”. [HR. Sa‟id di dalam sunannya] C. Bacaan Dan Shalawat Dalam Shalat Jenazah
ُّ ِد . نَّشة
اِدَدَب ْدللَد ُد ْد َدَّشوُد ِد َد ا:صلَّشل َدلَدل َد نَد َدزٍد فَدَب َد َدَد ِدَدف ِداَد ِدة ْدا ِدَد ِد َد قَد َدآ َد ِد ْد ِد َدَّش ٍدا َدَّشوُد َد ارت ذى صححو
T Sipil UMY 0818263683
اخ ى
Kajian Shalat Menurut Al-qur’an dan As-Sunnah
13-5
Dari Ibnu abbas bahwa ia pernah menshalati jenazah, lalu ia membaca surat Al-Fatihah, dan ia berkata, “Ketahuilah bahwa yang demikian itu adalah termasuk sunnah Nabi SAW”. [HR. Bukhari, Abu Dawud, dan Tirmidzi dan ia mengesahkannya]
. ُّ ُدسنَّشةٌد َد َد: فَدَبلَد َّش فَدَبَد َد قَد َدآ. َد َد َدهَد، َد ُدس ْد َدٍد، فَدَب َد َدَد ِدَدف ِداَد ِدة ْدا ِدَد ِد:ان ئل ق آ ف و
Dari Nasai, ia berkada dalam riwayatnya : Kemudian Ibnu ‟Abbas membaca Al-Fatihah dan satu surat, serta mengeraskan bacaannya, kemudian setelah selesai ia berkata, “Ini adalah sunnah Nabi SAW dan benar”.
ٍد طَدْدلحةَد ِد ِد ِد ف ْد ِد َدَّش ٍدا َدلَدل َد نَد َدزٍد فَدَب َد َدَد ت َدخْدل َد صلَّشْد ُد َد ْد َد ْد َدْد َد:ْد ِد َد ْد ف قَد َدآ ِد ِد ِد ِد ِد ِد 91 :2 ا خ ى.سنَّشةٌد قَد َدآ اَدَب ْدللَد ُد ْد َدَبَّش َده ُد. َدف اَدة ْدا َد
Dari Thalhah bin Abdullah bin „Auf, ia berkata : Saya pernah shalat jenazah di belakang Ibnu „Abbas, maka ia membaca Al-Fatihah. Dia berkata, “Agar mereka mengetahui bahwa yang demikian itu adalah sunnah (Nabi SAW)”. [HR. Bukhari juz 2, hal. 91]
ٍد ِد طَدْدلحةَد ِد ِد ِد . صلَّشل َدلَدل َد نَد َدزٍد فَدَب َد َدَد ِدَدف ِداَد ِدة ْدا ِدَد ِد َد َد ْد َدْد ْد ِد َد ْد ف َد َّشا ْد َد َدَّش ٍدا َد َد َدَد ِد ا ُّ ِد، ِدَّشو ِد ا ُّ ِدنَّشة: فَدَب َد َدآ.فَدَب ُد ْدلت اَدو ىذ ث: ق آ،246 :2 ارت ذى.نَّشة ُد ُد ْد ُد َد صح
Dari Thalhah bin „Abdullah bin „Auf bahwasanya Ibnu „Abbas pernah menshalatkan jenazah, dan ia membaca Al-Fatihah. Lalu aku bertanya kepadanya. Lalu ia menjawab, “Yang demikian itu adalah termasuk sunnah, atau kesempurnaan Sunnah”. [HR. Tirmidzi juz 2, hal. 246, dan ia mengatakan : Ini hadits hasan shahih]
طَدْدلحةَد ِد ِد ِد ِد ٍد ف ْد ِد َدَّش ٍدا َدلَدل َد نَد َدزٍد فَدَب َد َدَد : آ ق ف َد َد ت َدخْدل َد صلَّشْد ُد َد ْد َد ْد َدْد َد ْد َد ْد ِد ِد ِد : فَدَب َد َدآ،ا ِدَد َد ْد ِدو فَد َد َداْدُدوُد فَدَبلَد َّش فَدَبَد َد َد َدخ ْدذ ُد. ِدَدف اَدة ْدا َد ِد َد ُدس ْد َدٍد َد َد َدهَد َد َّشَّت َد ْدْسَد َدلنَد 74 :4 ان ئل. سنَّشةٌد َد َد ٌّق ُد Dari Thalhah bin „Abdullah bin „Auf, ia berkata, “Saya pernah shalat jenazah di belakang Ibnu „Abbas, lalu Ibnu ‟Abbas membaca Al-Fatihah dan satu surat, serta mengeraskan bacaannya T Sipil UMY 0818263683
Kajian Shalat Menurut Al-qur’an dan As-Sunnah
13-6
sehingga terdengar oleh kami. Kemudian setelah selesai (shalat), saya pegang tangannya lalu saya bertanya kepadanya. Ia menjawab, “Ini adalah sunnah (Nabi SAW) dan benar”. [HR. Nasaiy juz 4, hal. 74]
الالَدِد ِد ص َدح ِد ِد انَّشِب ص َد َّشا ا ُّ نَّشةَد ِدِف َّش َد ْد ْد َد ْد َدِدِب ُدَد َد ةَد ْد ِد َدس ْده ٍد َدَّشوُد َد ْدخَدَبَدهُد َد ُد ٌد ّد ، ُدَّش َدَب ْد َدُد ِدَدف ِداَد ِدة ْدا ِدَد ِد َدَب ْدل َد اَّش ْد ِدْدَبَدِد ْد ُدْد َدَل ِدسًّت ِدِف َدَب ْدف ِد ِدو،َدلَدل ْد َدنَد َدزِد َد ْدا ُد َد ّدَبَد ْد ِد َد ُد ُدُيْدلِدص ا ُّ ا اِدْدلجنَد زِد ِدِف اَّش ْد ِد َب ِد،انَّشِب ص ِد َد َد َدَب ْد َدُد ِدِف َدش ْدي ٍدا،ا ُد َد َد َد َد ُدَّش ُد َد َد ْد َد للّدل َدلَدل ّد 68 :4 ط ِف، ال فلل ِف ن ه. ُدَّش ُد َد لّد ُد ِدسًّت ِدِف َدَب ْدف ِد ِدو. ِد ْدنَب ُده َّش Dari Abu Umamah bin Sahal bahwa ia diberitahu oleh seorang laki-laki dari shahabat Nabi SAW, bahwa menurut sunnah Nabi SAW tentang shalat jenazah, mula-mula imam takbir, kemudian membaca Al-Fatihah dengan suara pelan sesudah takbir pertama, lalu membaca shalawat atas Nabi SAW, kemudian berdoa dengan ikhlash untuk jenazah dalam takbir-takbir, dan tidak membaca (ayat) sedikitpun diantara takbir-takbir itu, kemudian salam dengan suara pelan. [HR. Asy-Syafi‟i dalam musnadnya, dalam Nailul Authar juz 4, hal. 68]\ D. Doa Untuk Mayyit Dan Lafadh-Lafadhnya
ت فَدَدخلِد ِد َد صلَّش ُد لَدل ْد ِد: َدِدْسلت س َدآ ِد ص َب ُد ُدآ:َدِدِب ى َب َد قَد َدآ ل ْد اَد ُدو ْد ُد َد ْد ْد َد َدّد َد ْد ْد ُد َد ُد ْد َد ْد ُد َدْد َد 210 :3 .ا ُّ َد اَد Dari Abu Hurairah ia berkata : Aku pernah mendengar Rasulullah SAW bersabda, “Apabila kamu menshalatkan mayyit, maka berdoalah dengan ikhlash”. [HR. Abu Dawud juz 3, hal. 210]
ِد َد ْد َدِدِب ُدىَدْدَبَدَد َد ِد ِد َدالّد ُده َّش:صلَّشل َدلَدل ْد َدنَد َدزِد قَد َدآ انَّشِب ص َد َد ّد َدش ِدى ِد َد َد ئِد ِد ، ن َدالّد ُده َّش. َد َد َد ِدَد َد ُدْدَبلَد َد، ص ِدْدِدَد َد َد ِدْدِدَد َد َد َد َد 244 :2 ارت ذى.َدلَدل ْد ِد ْدسالَدِد َد َد ْد َدَب َدفَّشَبْدَدوُد ِد نَّش فَدَبَدَب َدفَّشوُد َدلَدل ْد ِد ْدَد ِدا
ِد ِد ِد َد، ْد فْد َدّدَبنَد َد َد ّد نَد َد ْد َد ْد َدَبْدَدوُد ِد نَّش فَدَد ْد ِد ِدو
T Sipil UMY 0818263683
Kajian Shalat Menurut Al-qur’an dan As-Sunnah
13-7
Dari Abu Hurairah, dari Nabi SAW, apabila menshalatkan jenazah maka beliau berdoa Alloohummaghfir lihayyinaa wa mayyitinaa, wa syaahidinaa wa ghooibinaa, wa shoghiirinaa wa kabiirinaa, wa dzakarinaa wa untsaanaa. Alloohumma man ahyaitahu minnaa fa ahyihi ‘alal islaam, wa man tawaffaitahu minnaa fatawaffahu ‘alal iimaan. (Ya Allah, ampunilah orang yang hidup dari kami dan yang sudah mati, yang hadir maupun yang tidak hadir, yang kecil maupun yang besar, yang laki-laki maupun yang perempuan. Ya Allah, siapa diantara kami yang Engkau hidupkan, maka hidupkanlah dia di dalam Islam, dan siapa diantara kami yang Engkau matikan, maka matikanlah dia dalam iman”. [HR. Tirmidzi juz 2, hal. 244]
ِد ِد ِد ِد :صلَّشل َدلَدل َد نَد َدزٍد َدَب ُد ْد ُدآ ت ِد َّش َدْس ْدل ُد:َد ْد َد ْد ف ْد ِد َد ا ِد ْد َد ْدش َدجل ّدي قَد َدآ انَّشِب ص َد َد ِد ف َدْدنوُد َد َد فِد ِدو َد َد ْد ِدْد َبُدُدزاَدوُد َد َد ّدس ْدع َد ْد َدخلَدوُد َد ْد ِد ْدلوُد ِد َد ٍدا َدالّد ُده َّش ْد فْد اَدوُد َد ْد َدْدوُد َد ْد ُد ِد ٍد ِد ِد ِد ً َد َدْد اْدوُد َد، َد َدَب ّد و َد ْد َد َد َد َد َد َبُدنَدَب َّشل الَّشَب ْد ُد ْد َدْدَبَد ُد َد ا َّش َد ِد، َد َدَبْدل ٍد َد َدَبَد قِد ِدو فِد، ز خ َب ِد ز ِد ِدو، َدىالً خ َب ِد َدىلِد ِدو،خ َب ِد ِدهِد ِد ْب ا ة ن َب ْد َد َد ْد َد ْد َد َد ْد ً ْد َد َد ْد َد ْد ً ْد ْد َد َد ْد ً َد ْد ً ْد َد ْد َد ِد ِد ِد ِد قَد َدآ َد ْد ٌد. َد َدذ َد انَّش ِد ا ُد َد ا َد ُدس ْد ِدآ ِد ص اذا َد،ت ت َدَد ْد َدّد َد ت َد ْدا اَدْد ُد ْدن ُد فَدَبَد َد نَّشَبْد ُد:ف ْد ِد 663 :2 ل.ت َدّد Dari „Auf bin Malik Al-Asyja‟iy ia berkata, “Aku pernah mendengar Nabi SAW dalam shalat jenazah beliau berdoa Alloohummaghfir lahu warhamhu wa’fu ‘anhu wa ‘aafihi wa akrim nuzulahu wa wassi’ madkholahu waghsilhu bi maain wa tsaljin wa barodin, wa naqqihi minal khothooyaa kamaa yunaqqots tsaubul abyadlu minad danas, wa abdilhu daaron khoiron min daarihi, wa ahlan khoiron min ahlihi, wa zaujan khoiron min zaujihi, wa qihi fitnatal qobri wa ‘adzaaban naar. (Ya Allah, ampunilah dia, kasihanilah dia, maafkanlah dia, berilah „afiat kepadanya, muliakanlah tempat tinggalnya, luaskanlah tempat masuknya, cucilah dia dengan air, salju dan air embun. Bersihkanlah dia dari dosa-dosa sebagaimana kain putih dibersihkan dari kotoran. Gantilah rumahnya dengan rumah yang lebih baik dari pada rumahnya (di dunia), gantilah keluarganya dengan keluarga yang lebih baik daripada keluarganya, gantilah jodohnya dengan jodoh yang lebih baik daripada jodohnya. Dan peliharalah dia dari fitnah qubur dan siksa neraka)”. „Auf berkata, “Lalu aku membayangkan seandainya aku adalah mayyit yang dishalatkan itu, karena doanya Rasulullah SAW kepadanya”. [HR. Muslim juz2, hal. 663]
T Sipil UMY 0818263683
Kajian Shalat Menurut Al-qur’an dan As-Sunnah
13-8
صلَّشل ِدنَد َد ُدس ْد ُدآ ِد ص َدلَدل َد ُد ٍد ِد َد ْد ْد لِد ِد ْد َد فَد َد ِد ْدلُد ُدو :َد ْد َد ِدلَدةَد ْد ِد ْد َد ْدس َد ِدع قَد َدآ َد ُد فَدِد ِدو ِد فِدْدَبنَد ِدة ْدا َد ْدِدْب َد َدذ ِد، َدالّد ُده َّش ِد َّشا فُدالَد َدا ْد فُدالَد ٍدا ِدِف ِد َّشِد َد ْد ِد ِد ِد َدا:َب ُد ُدآ ْد َد ْد َد َد َد َد َد ِد ِد ِد ِد . ت ْدا َد ُدف ْد ُد اَّش ِد ْد ُد َّش َد َدْد َد، َدالّد ُده َّش فَد ْد فْد اَدوُد َد ْد َدْدوُد. ت َد ْدى ُد ْدا َدفَد ا َد ْد َد ْد َد َدْد َد، انَّش ِد 211 :3
Dari Watsilah bin Asqa‟ ia berkata, “Rasulullah SAW pernah menshalatkan jenazah seorang laki-laki dari kaum muslimin bersama kami, maka aku mendengar beliau berdoa Alloohumma inna fulaanabna fulaanin fii dzimmatika, wa habli jiwaarika, fa qihi min fitnatil qobri wa ‘adzaabin-naar, wa anta ahlul-wafaai walhamdi. Alloohummaghfir lahu warhamhu innaka antal ghofuurur rohiim. (Ya Allah, sesungguhnya fulan bin fulan adalah dalam tanggungan-Mu dan pemeliharaan-Mu, oleh karena itu lindungilah dia dari fitnah qubur dan adzab neraka, dan Engkau lah Dzat yang memenuhi janji dan Pemilik segala puji. Ya Allah, ampunilah dia dan kasihanilah dia, karena sesungguhnya Engkaulah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang). [HR. Abu Dawud juz 3, hal. 211]
َدالّده َّش ْد ِدف ِد: صلَّشل س ُدآ ِد ص لَدل ن زٍد فَدَب َد َدآ:َدِدِب ى َب َد قَد َدآ ِد ن ن َب َد َد َد َد َد َد ُد َد َد ُد ْد ْد َدّد َد َد ّد َد َد ْد ُد َدْد َد َدالّد ُده َّش َد ْد َد ْد َدَبْدَدوُد ِد نَّش فَدَد ْد ِد ِدو َدلَدل. ص ِدْدِدَد َد َد ِدْدِدَد َد َد َد ِدَد َد ُدْدَبلَد َد َد َدش ِدى ِد َد َد َد ئِدِدنَد َد َدالّده َّش َد َدْدا ِد نَد َد ه َد ُد ِد. َدَب فَّشَب َدو ِد نَّش فَدَبَدَب فَّشو لَدل ْد ِد سالَدِد ْد ِد ْد َد ِد . للَّشنَد َدَب ْدل َد هُد ا َد ْد ْد ْد ُد ُد ْد ُد َد ُد َد َد َد َد ْد َد 210 :3
Dari Abu Hurairah, ia berkata : Rasulullah SAW pernah menshalatkan jenazah, lalu beliau berdoaAlloohummaghfir lihayyinaa wa mayyitinaa, wa shoghiirinaa wa kabiirinaa, wa dzakarinaa wa untsaanaa, wa syaahidinaa wa ghooibinaa. Alloohumma man ahyaitahu minnaa fa-ahyihi ‘alal iimaan wa man tawaffaitahu minnaa fa-tawaffahu ‘alal islaam. Alloohumma laa tahrimnaa ajrohu walaa tudlillanaa ba’dahu.”. (Ya Allah, ampunilah orangorang yang hidup diantara kami, dan yang telah mati diantara kami, yang kecil dan yang besar, yang laki-laki maupun yang perempuan, yang hadir dan yang tidak hadir. Ya Allah, siapa yang Engkau hidupkan diantara kami maka hidupkanlah dia dalam iman dan siapa yang Engkau matikan diantara kami, maka matikanlah dia dalam Islam. Ya Allah, janganlah Engkau luputkan kami dari pahalanya dan janganlah Engkau sesatkan kami sesudahnya). [HR. Abu Dawud juz 3, hal. 211]
T Sipil UMY 0818263683
Kajian Shalat Menurut Al-qur’an dan As-Sunnah
13-9
ِد ت قَدَبَد ْد ل َد ت َدى َد ْدَبَدَب َده ِد اَبْدال ْدسالَدِد َد َدْد َد ت َدخلَد ْد َدَب َده َد َدْد َد ت َدَبُّ َده َد َدْد َد َدالّد ُده َّش َدْد َد ت ُد ْد َد َده َد ِد 210 :3 ِب ى .ش َدف َدل اَد فَد ْد ِدف ْد اَدوُد ت َد ْد لَد ُد ِد ِد ّد َدى َد َدالَدِدَدِد َده ْدَبنَد َدا ُد َدْد َد Alloohumma anta robbuhaa wa anta kholaqtahaa wa anta hadaitahaa lil islaam, wa anta qobadlta ruuhahaa wa anta a’lamu bisirrihaa wa ‘alaaniyatihaa, ji’naa syufa’aa-a faghfir lahu. (Ya Allah, Engkaulah Tuhannya, Engkau telah menciptakannya, Engkau telah menunjukinya kepada Islam dan Engkau telah mencabut nyawanya, sedang Engkau lebih mengetahui bathinnya maupun lahirnya. Ya Allah, kami datang kepada-Mu dengan memohonkan ampunan baginya, maka ampunilah dia). [HR. Abu Dawud dari Abu Hurairah juz 3, hal. 210]
ِد اِد ٍد صلَّشل َد ُدس ْد ُدآ ِد ص َدلَدل َد نَد َدزٍد : آ َب ُد ت َد ْد َد ُد َدْس ْدل ُد:َد ْد ُد َدَب ْدِد ْد ِد َبُد َدف ْدٍدقَد َدآ ف ْد َد َد َد ْد َد ِد ِد ِد ِدِد فَدح ِدف ْد ِد َدالّد ُده َّش ْد فْد اَدوُد َد ْد َدْدوُد َد َد فو َد ْد ُد:ت ْد ُد َد ئو َد ُدى َد َدَب ُد ْد ُدآ ف َدْدنوُد َد َد ْد ِدْد َد ُد ِد ِد ِد ِد ِد ت َبُدُدزاَدوُد َد َد ّدس ْدع َد ْد َدخلَدوُد َد ْد ْدلوُد ِد ْد َد ا َد الَّشَبْدل ِد َد ْداَدَبَد َد َدَب ّد و َد ْد َد َد َد َد َد َدَب َّش ْد َد ِد ِد ِد ِد ِد ِد ً الَّشَب ْد َد ْد َدْدَبَد َد َد ا َّش َد ِد َد َدْد اْدوُد َد ً َدخْدَبً ْد َد ِدهِد َد َد ْدىالً َدخْدَبً ْد َد ْدىلو َد َدزْد : قَد َدآ.) َد َد ْد ِدخْدلوُد ْد َدنَّشةَد َد َد ِد ْدذهُد ِد ْد َد َدذ ِد ْدا َد ْدِدْب (َدْد ِد ْد َد َدذ ِد انَّش ِد،َدخْدَبً ِد ْد َدزْد ِد ِدو ِد 662 :2 ل.ت ت َد ْدا َد ُد ْد َدا َدَد ا َد ْد َدّد َد َد َّشَّت َدَدنَّشَبْد ُد
Dari Jubair bin Nufair ia berkata : Saya pernah mendengar „Auf bin Malik berkata : Rasulullah SAW pernah menshalatkan jenazah, maka aku hafal dari doanya, beliau membaca Alloohummaghfir lahu warhamhu wa ‘aafihi wa’fu ‘anhu wa akrim nuzulahu wa wassi’ madkholahu, waghsilhu bil maai wats-tsalji, wal barodi, wa naqqihi minal khothooyaa kamaa naqqoitats tsaubal abyadlo minad danas. Wa abdilhu daaron khoiron min daarihi, wa ahlan khoiron min ahlihi, wa zaujan khoiron min zaujihi, wa adkhilhul jannata, wa a’idzhu min ‘adzaabil qobri, (au min ‘adzaabin naar). [Ya Allah, ampunilah dia, kasihanilah dia, berilah „afiat kepadanya, berilah maaf kepadanya, muliakanlah tempat turunnya, luaskanlah tempat masuknya, dan cucilah dia dengan air, salju dan embun. Dan bersihkanlah dia dari kesalahan-kesalahan sebagaimana Engkau telah membersihkan kain yang putih dari kotoran. Dan berilah ganti untuknya rumah yang lebih baik daripada rumahnya, keluarga yang lebih baik daripada keluarganya, dan jodoh yang lebih baik dari jodohnya. Dan masukkanlah dia ke surga, dan lindungilah dia dari siksa qubur (atau dari siksa neraka)]”. „Auf
T Sipil UMY 0818263683
Kajian Shalat Menurut Al-qur’an dan As-Sunnah 13-10
berkata, “Sehingga aku membayangkan bahwa akulah mayyit yang dishalatkan itu”. [HR. Muslim juz 2, hal. 662]
ِد ت فَدَب َدف ِده ت ِد َدِدْسلت س َدآ ِد ص للّدل لَدل ْد ِد:ف ِد اِد ٍد قَد َدآ َد ُد ُد ْد ْد ّد َد ْد ْد ُد َد َد ُد ْد َد ْد َد ْد َد ،245 :2 ارت ذى. َدالّد ُده َّش ْد ِدف ْداَدوُد َد ْد َدْدوُد َد ْد ِد ْدلوُد ِد ْداَدَبَد ِد َد َد َبُد ْد َد الَّشَب ْد ُد،صالَدِدِدو َدلَدْد ِدو َد ُد صح
ث
ىذ:ق آ
Dari „Auf bin Malik, ia berkata : Saya mendengar Rasulullah SAW ketika menshalatkan jenazah, maka aku faham doa beliau dalam menshalatkannya, “Alloohummaghfir lahu warhamhu waghsilhu bilbarodi kamaa yughsaluts tsaubu“. (Ya Allah, ampunilah dia, rahmatilah dia, cucilah dia dengan air embun, sebagaimana pakaian dicuci). [HR.Tirmidzi jus 2, hal. 245, dan ia berkata : Ini hadits hasan shahih]
انَّشِب ص َدَّشو َد َدا ِد ٍد َّش َد ْد َدِدِب ُدىَدْدَبَدَد َد ِد ِد ا ه ل ا : آ َب ز ن ل ل ل ل ص ُد ّد َد َد َد َد َّش ُد ُد َد َد َد َد ْد ْد ُد ُد َد َد َد ْد َد ُد ّد ِد َدا َد َدا له َد ْدا َد ِداو ِد َّش َّش ،ت َد ْد لَد ُد ِدِدو ِد ّدّن ا س ا ا ُد َد َّش ْد َد َد ُد ُد ً َد ْد َد ُد َد َد َدْد َد َد ُد ْد َد َد َد َدْد ُد َد ِد ْدا َد َدا ُدْد ِد نً فَد ِدزْد ِدِف ِد ْد َد ِدِدو َد ِد ْدا َد َدا ُد ِد ْدً فَد ْد ِدفْد اَدوُد َد َد َدْدا ِدْد نَد َد ْد َدهُد َد َد َدَب ْدفِدنَّش 21 :4 ا .َدَب ْدل َد هُد
Dari Abu Hurairah, dari Nabi SAW bahwasanya ketika beliau menshalatkan jenazah, beliau berdoa, “Alloohumma ‘abduka wabnu ‘abdika kaana yasyhadu allaa ilaaha illalloohu wa anna Muhammadan ‘abduka wa rasuuluka wa anta a’lamu bihi minnii. In kaana muhsinan fa-zid fii ihsaanihi. Wa in kaana musii-an faghfir lahu, walaa tahrimnaa ajrohu walaa taftinnaa ba’dahu”. (Ya Allah, hamba-Mu dan anak dari hamba-Mu, dan dia telah bersaksi bahwa tidak ada Tuhan selain Engkau dan bahwa Nabi Muhammad adalah hamba-Mu dan utusan-Mu, dan Engkau lebih mengetahui kepadanya dari pada aku. Apabila dia itu baik, maka tambahlah kebaikannya, dan apabila jelek, maka ampunilah dia, dan janganlah Engkau tahan kami dari pahalanya, dan janganlah Engkau fitnah kami sepeninggalnya). [HR. Ibnu Hibban juz 4, hal. 21] Dan masih ada lagi lafadh-lafadh doa yang lain yang tidak disebutkan di sini.
T Sipil UMY 0818263683
Kajian Shalat Menurut Al-qur’an dan As-Sunnah 13-11
ِد ِد قَد ْد َد، ُدَّش قَد َد َدَب ْدل َد اَّش َدلة، َدلَدْدَب َده َدْد َدَب ًل ِد . لنَد ُدع ِدِف ْد َدنَد َدزِد ى َد َدذ ص َد ْد
ِد ِد ت ِدْدَبنَدةٌد اَدوُد فَد َد َّش َدَب ْد ِد َدِدِب َدْد َدِف َدَّشوُد َد َد ْد َد ْد َدْد َد َدا َد ُدس ْد ُدآ: ُدَّش قَد َدآ، َد َدَب ْد َد اَّش ْد ِدْدَبَدَدَب ْد ِد َد ْد ُد ْد و لن ه
Dari „Abdullah bin Abu Aufa bahwa seorang anak perempuannya telah meninggal dunia, lalu ia menshalatkannya dengan 4 takbir, kemudian Ia tetap berdiri setelah takbir yang keempat kirakira selama antara dua takbir sambil berdoa. Kemudian „Abdullah berkata, “Adalah Rasulullah SAW biasa berbuat demikian untuk jenazah”. [HR. Ahmad dan Ibnu Majah yang semakna dengan itu, dalam Nailul Authar juz 4, hal. 74] Keterangan : Ada ulama yang berpendapat bahwa setelah takbir ke-4 tersebut membaca doa :
ِد َدالّد ُده َّش َد َدْدا ِدْد نَد َد ْد َدهُد َد َد َدَب ْدف نَد َدَب ْدل َد هُد Ya Allah, janganlah Engkau luputkan kami dari pahalanya, dan janganlah Engkau timpakan fitnah kepada kami sesudahnya Hadits dari Abu Hurairah, bahwa Rasulullah SAW berdoa dalam shalat jenazah :
َدالّده َّش ْد ِدف ِد َِّبنَد ِِّد ن َدالّد ُده َّش. ص ِدْدِدَد َد َد ِدْدِدَد َد َد َد ِدَد َد ُدْدَبلَد َد َد َدش ِدى ِد َد َد َد ئِدِدنَد َد ْد َد َد َد َد َد ُد َدالّد ُده َّش َد. َد ْد َد ْد َدَبْدَدوُد ِد نَّش فَدَد ْد ِد ِدو َدلَدل ْد ِد ْد َد ِدا َد َد ْد َدَب َدفَّشَبْدَدوُد ِد نَّش فَدَبَدَب َدفَّشوُد َدلَدل ْد ِد ْدسالَدِد َدْدا ِد نَد َد ه َد ُد ِد .للَّشنَد َدَب ْدل َد هُد ْد ْد َد ُد َد
Ya Allah, ampunilah orang-orang yang hidup diantara kami, dan yang telah mati diantara kami, yang kecil dan yang besar, yang laki-laki maupun yang perempuan, yang hadir dan yang tidak hadir. Ya Allah, siapa yang Engkau hidupkan diantara kami maka hidupkanlah dia dalam iman dan siapa yang Engkau matikan diantara kami, maka matikanlah dia dalam Islam. Ya Allah, janganlah Engkau luputkan kami dari pahalanya dan janganlah Engkau sesatkan kami sesudahnya. [HR. Abu Dawud dari Abu Hurairah juz 3, hal. 211] Dan masih ada lagi lafadh doa-doa yang lain yang tidak kami sebutkan di sini.
T Sipil UMY 0818263683
Kajian Shalat Menurut Al-qur’an dan As-Sunnah 13-12
Dan apabila yang meninggal itu anak kecil, maka doanya cukup sebagai berikut :
ا خ ى. ً َدالّد ُده َّش ْد َدلْدلوُد اَدنَد فَدَبَدطً َد َدسلَد ًف َد َد ْد Ya Allah, jadikanlah anak kecil ini sebagai pendahulu, pelopor dan pahala bagi kami. [HR. Bukhari juz 2, hal. 91] E. Tempat Berdirinya Imam Dalam Shalat Jenazah
ٍد فَدَب َد َد َدلَدْدَب َده َد ُدس ْد ُدآ، ت ِدِف ِدَدف ِدس َده انَّشِب ص َدلَدل ْد َدَد َد َد ْد ِّ ت َد َد اَد ِد صلَّشْد ُد َد:َد ْد َدْسُدَدَد قَد َدآ ة . الالَدِد َد َدس َد َده ِد ص ِدِف َّش
Dari Samurah, ia berkata : Aku pernah shalat di belakang Rasulullah SAW yang menshalatkan wanita yang mati dalam keadaan nifas, dan Rasulullah SAW dalam shalatnya itu berdiri di tengah-tengahnya. [HR. Jama‟ah]
ِد ِد ٍد َد ْد َدِدِب َد اِد ِد فَدَب َد َد ِدْدن َد، صلَّشل َدلَدل َد نَد َدزِد َد ُد ٍد َدش ِده ْد ُد:ب ْد َدنَّش ط قَد َدآ ا َدَد َد ْد َد َد ا َد فِد َبنَد ْدالالَّشا ِدز ٍد، فَدَب َد س َده، فَدَبلَد َّش فِدلت ُدِدِت ِدِبنَد زِد َدٍد فَدللَّشل لَد َبه،ْد ِدس ِدو ُد َد ْد َد َد َد ْد َد َد َد ْد َد َد َد َد َد َد ْد َد ُد ْد ُد َد َد َد َدَد َدْدَدزَد ى َد َدذ َد َدا:ف قِدَد ِد ِدو َدلَدل اَّش ُد ِد َد ْد ْدَدِد قَد َدآ فَدَبلَد َّش َدَدى ْدخِدالَد ُد. ِّ ْد َداللَد ِد َد ِد . َدَب َدل ْد:ت قَد َدآ ث ق ْدُد َد ِد َد ْد ْدَد َد ْد ُد،ت َد ُدس ْد ُدآ ِد ص َدَب ُد ْد ُد ِد َد اَّش ُد ِد َد ْد ُد ث قُد ْد َد َد َد و ارت ذى Dari Abu Ghalib Al-Hannath, ia berkata : Aku pernah menyaksikan Anas bin Malik menshalatkan jenazah seorang laki-laki, lalu ia berdiri di dekat kepalanya, setelah jenazah tadi diangkat kemudian dibawa lah kepadanya jenazah seorang perempuan, lalu ia menshalatkannya dan ia berdiri di tengah-tengahnya, sedang diantara kami ada Al-‟Ala‟ bin Ziyad Al-Alawiy, maka setelah Al-‟Ala‟ mengetahui perbedaan berdirinya Anas untuk jenazah laki-laki dan perempuan, ia bertanya, “Hai Abu amzah, demikian kah Rasulullah SAW berdiri untuk mayyit laki-laki sebagaimana kamu berdiri, dan untuk mayyit perempuan sebagaimana kamu berdiri ?”. Ia menjawab, “Ya”. [HR. Ahmad, Ibnu Majah dan Tirmidzi]
T Sipil UMY 0818263683
Kajian Shalat Menurut Al-qur’an dan As-Sunnah 13-13
ِد للّدل َدَد َدْدَدزَد ى َد َدذ َد َدا َد ُدس ْد ُدآ ص ُد َد ِدج َبزِد ْد َدِد، َب ُد ِدْدن َد ْد ِدا اَّش ِد ُد َد َد ْد َد َدْد َد ْد ُد َد
ِف اف و فَدَب َد َدآ ْدالالَدا ِدز ٍد : َد ُد ْد ُد َد َد لَدل ْد نَد زِد َد ِد َد َد َد َد َد، ُد َد َِّب ُد َدلَدْدَب َده َدْد َدَب ًل، لالَد َد . َدَب َدل ْد:قَد َدآ
Dan Abu Dawud meriwayatkan dengan lafadhnya : Kemudian Al-‟Ala‟ bin Ziyad bertanya, “Hai Abu Hamzah, demikian kah Rasulullah SAW menshalatkan jenazah sebagaimana shalatmu itu, yaitu takbir 4 kali dan berdiri di dekat kepala mayyit laki-laki dan di tengah-tengah mayyit perempuan ?”. Ia menjawab, “Ya”.
َّش ٍد َد ل َد َّشا ُدَّش ُد ْدللَب ٍد ِدْدن ِد ، ت َد نَد َدزَد ُدِهَد ت َدل ٍّي َد ْدَبنَدَب َده َدزْد َد ْد َد ُد َد َد ُد ْدخ ِد َد ْد ً َد ْد َد ْد ُد ْد َد َدصح س ِدآ ِد، فَدجل ْد َدَد َب َد ِد اَّش ِد،فَدللَّشل لَد ِده َدِد َب ْد ِد َبنَد ِدة َد َد ْد َد ْد ُد َد ْد َد َد َد َدْد َد ْد َد َد ُد َد ْد َد ُد َد ُد ْد سل ِف سننو. َد َدَّش ْد َد َد ُد َد ْد ُد َد ْد ُد، َدَب ْد َد ِد ٍدذ َد لِدْدَبٌد Dari „Ammar juga, bahwa Ummu Kultsum binti „Ali dan anak laki-lakinya yaitu Zaid bin „Umar meninggal dunia bersama, lalu kedua jenazahnya itu dikeluarkan, kemudian keduanya dishalatkan oleh Gubernur Madinah, maka ia meletekkan jenazah perempuan di depan jenazah laki-laki, sedang shahabat-shahabat Rasulullah SAW pada waktu itu masih banyak yang hidup, diantaranya Hasan dan Husain. [HR. Sa‟id di dalam Sunnannya]
ِد الَّشلِدِب َد َّشا ُدَّش ُد ْدللَب ٍد ِدْدنت لِد ِد ِد ِّ ت خ ف ، ل َب َج َب ف َب ز ه َب ن َب ي ُد َد ُد َد َد َد ُد ْد َد َد ٍّ َد ْد َد َدْد ْد َد ُد َد َد ُد َد ْد ً ْد َد ْد َد ِّ ْد ِد ِد صلَّشل فَد، َد نَد َدزَد ُدِهَد للَّشل َدلَدْد ِده َد َدِد ْدَب ُد ْد ْدَبنَد ِدة فَد َد َّشى َدَب ْد َد ُداُدْد ِدس ِده َد َد َدْد ُد ل ِده َد َد ْد ُد ث َد َد َد سل ِف سننو. َدلَدْد ِده َد
Dari Asy-Sya‟biy bahwa Ummu Kultsum binti „Ali dan anak laki-lakinya yaitu Zaid bin „Umar telah meninggal dunia bersama, kemudian jenazah keduanya dikeluarkan, dan keduanya dishalatkan oleh Gubernur Madinah, maka ia mensejajarkan antara kepala dan kaki-kaki keduanya ketika akan menshalatkan keduanya. [HR. Sa‟id. Dalam Nailul Authar juz 4, hal. 76] F. Shalat Jenazah di Masjid
T Sipil UMY 0818263683
Kajian Shalat Menurut Al-qur’an dan As-Sunnah 13-14
صلِّ َدي َد َّشَّت ُد َد ل اَد ِدِف ْدَب َدْدَن َدَبْد َد
ْد ُد َدِدِب َد قَّش ٍد ُدْد ُدخلُدْد ِدِدو ْد ْد ِدج َد،ص َد ِد صلَّشل َد ُدس ْد ُدآ ِد ص َدلَدل اَدَد ْد َد
ِد ِّف َدس ْدل ُد َد ْد َد ئ َدلةَد َدَبَّش َده قَد اَد ْد ت اَد َّش ُدَب ُد َِّد ِد ِد فَدَدْد َد ُد ْد ا َد َدلَدْدَب َده فَدَب َد اَد ْد،َدلَدْدو َد:ت ل. ُدس َدهْد ٍد َد َد ِدخْد ِدو، ْد ْد ِدج ِد َد
Dari „Aisyah bahwa ketika Sa‟ad bin Abu Waqqash meninggal dunia, ia berkata, “Masukkanlah jenazah itu ke masjid sehingga aku menshalatkannya”, lalu shahabat-shahabat menolak yang demikian itu, maka „Aisyah berkata (lagi), “Demi Allah, Rasulullah SAW pernah menshalatkan jenazah dua anak Baidla‟ di masjid, yaitu Suhail dan saudaranya”. [HR. Muslim]
صلَّشل س ُدآ ِد ص لَدل سه ِد ِد ْدا َب ل ا ِد َّش ِدِف ِد:ِف ة .ف ْد ْد ِدج ِد َد َد َد ُد ْد َد ُد َد ْد ْد َد ْد َد َد َد ْد َد 77 :4 ط .ة ا خ ى Dan dalam satu riwayat (dikatakan), “Rasulullah SAW tidak menshalatkan Suhail bin Baidla‟ melainkan di tengah-tengah masjid”. [HR. Jama‟ah, kecuali Bukhari. Dalam Nailul Authar juz 4, hal. 77]
. سل.صلِّ َدي َدلَدل َدِدِب َد ْد ٍد ِدِف ْد ْد ِدج ِد :َد ْد ُدْد َد َد قَد َدآ ُد َد Dari „Urwah, ia berkata, “Abu Bakar dishalatkan jenazahnya di masjid”. [HR. Sa‟id. Dalam Nailul 77 :4 ط
Authar juz 4, hal. 77]
سل.صلِّ َدي َدلَدل ُد َد َد ِدِف ْد ْد ِدج ِد :َد ِد ْد ِد ُد َد َد قَد َدآ ُد َد Dari Ibnu „Umar, ia berkata, “ „Umar (jga) dishalatkan di masjid”. [HR. Sa‟id dan Malik. Dalam 77 :4 ط
. ا
Nailul Authar juz 4, hal. 77] G. Keutamaan Shalat Jenazah
T Sipil UMY 0818263683
Kajian Shalat Menurut Al-qur’an dan As-Sunnah 13-15
ِد ِد َد َّشَّت ِد َد،للُّ ْد َدا َدلَدْد ِدو ا َدلَدل َد ُدس ْد آ ص َدْد َدس ً ُد َد َد َدخ َد انَّش ُد:َد ِد ْد ِد َدَّش ٍدا قَد َدآ ِد َدَل َبؤَّش انَّش ا لَدل س ِدآ ِد.ال َب َدا َد َّشَّت َد فَدَبَد ُد ْد َد ْد َدخلُد ِّ ْد َد َد ْد َد ُد،فَدَبَد ُد ْد َد ْد َدخلُد انِّ َد اَد َد َد َد ُد ْد 47 :4 ط .و . ص َد َد ٌد
Dari Ibnu „Abbas, ia berkata, “Orang-orang masuk kepada Rasulullah SAW dengan bergelombang untuk menshalatkannya, sehingga apabila mereka telah selesai lalu mereka memasukkan kaum wanita, setelah selesai mereka memasukkan anak-anak, sedang tidak seorangpun menjadi imam dalam menshalatkan jenazah Rasulullah SAW tersebut”. [HR. Ibnu Majah. Dalam Nailul Authar juz 4, hal. 47]
َدلَدْدَب َده فَدَبلَدوُد ِد:قَد َدآ ل ْد ُد
ِد للَّشل َد ْد َدش ِده َد ْد َدنَد َدزَد َد َّشَّت ُد َد: قَد َدآ َد ُدس ْد ُدآ ص:َد ْد َدِدِب ُدىَدْدَبَدَد قَد َدآ َد َد ْدا ِد ْدَبَد طَد ِدا: قِدْد َد. َد َد ْد َدش ِده َد َدى َد َّشَّت ُد ْد فَد َد فَدَبلَدوُد قِدْدَبَد طَد ِدا.قِدْدَبَد ٌدط ل اخ ى . ْد َدَدَبلَد ْد ِد ْد َدال ِد ْد َد ْد ِد
Dari Abu Hurairah, ia berkata : Rasulullah SAW bersabda, “Barangsiapa menghadiri jenazah sehingga dishalatkannya, maka baginya (pahala) satu qirath, dan barangsiapa menghadirinya sehingga diqubur maka baginya (pahala) dua qirath”. Rasulullah SAW ditanya, “Seperti apa dua qirath itu ?”. Beliau SAW menjawab, “(Yaitu) seperti dua gunung yang besar”. [HR. Ahmad, Bukhari dan Muslim. Dalam Nailul Authar juz 4, hal. 60]
ِد ْدؤِد ٍد َدُد ا فَدَب للِّل لَد ِدو ُدَّش ةٌد ِد: قَد َدآ س ُدآ ِد ص:اِد ِد ِد ى َب َب َد قَد َدآ ْد ُد ُد َد َد ْد َد ْد ُد َد ُد ْد َد َد ْد َد ْد ُد َد ْد َد ْد لِد ِد َب َبلُد ُد َدا َد ْدا ُد َبُد َدالَدَدةَد ص ُدف ٍد فَد َد َدا َد اِد ُد ْد ُد ُدىَدَبْدَبَدَد َدَبَد َدحَّشى،ف ِد َّش ُد ِدفَد اَدوُد ُد ْد َد ْد ْد ُد ْد ْد َد َدْد ْد ِد َد قَد َّش َدى ْد نَد زِد َد ْدا َد للُده َدالَدَدةَد ص ُدف ٍد ة ان ئل .ف ْد ُد َد َد ُد ْد ْد َد ُد ْد Dari Malik bin Hubairah, ia berkata : Rasulullah SAW bersabda, “Tidaklah seorang mukmin meninggal, kemudian ia dishalatkan oleh segolongan kaum muslimin yang mencapai tiga shaff, melainkan diampuni baginya”. Maka Malik bin Hubairah apabila orang-orang yang menshalatkan itu sedikit, ia berusaha menjadikan mereka tiga shaff. [HR. Al-Khomsah, kecuali Nasai]
T Sipil UMY 0818263683
Kajian Shalat Menurut Al-qur’an dan As-Sunnah 13-16
ِد ِّ ٍد:انَّشِب ص قَد َدآ َد ْد َد ئِد َدلةَد َد ِد ِد ت ًللِّل َدلَدْد ِدو ُدَّش ةٌد ِد َد ْد ْد لِد ِد ْد َد َدَبْدَبلُد ُدْد َدا ِد ئَدة ِّ َد ُد َد ْد َد ُد ل ان ئل ارت ذى صححو .ُد لُّ ُده ْد َد ْدل َدفلُد ْد َدا اَدوُد ِد َّش ُدشفِّلُد ْد فِدْد ِدو Dari „Aisyah, dari Nabi SAW, beliau bersabda, “Tidaklah seorang mayyit dishalatkan oleh sekelompok kaum muslimin yang mencapai 100 orang yang semuanya mendoakannya, melainkan mereka dikabulkan permohonannya untuk mayyit itu”. [HR. Ahmad, Muslim, Nasai dan Tirmidzi dan ia mengesahkannya. Dalam Nailul Authar juz 4, hal. 62]
ا فَدَبَدَب ُد ْد ُد َدلَدل َدُدْد ُد ل
َد ِد ْد َد ُد ٍد ُد ْد لِد ٍد:ِد ص َدَب ُد ْد ُدآ .ِد َدشْدً ِد َّش َدش َّشف َدل ُده ُد ُد فِدْد ِدو
ِد ت َد ُدس ْد َدآ َدْس ْدل ُد:َد ِد ْد ِد َدَّش ٍدا قَد َدآ نَد َدزِدِدو َدْد َبلُد َدا الً َد ْدل ِدُد َدا ِد َد ْد َد ُد َد ُد ْد
Dari Ibnu „Abbas, ia berkata : Aku pernah mendengar Rasulullah SAW bersabda, “Tidaklah seorang laki-laki muslim meninggal, kemudian dishalatkan oleh 40 orang laki-laki yang tidak musyrik kepada Allah sedikitpun, melainkan Allah menerima permohonannya untuk si mayyit itu”. [HR. Ahmad, Muslim dan Abu Dawud]
لِد ٍد َدُد ا فَدَب ْدله ُد اَدو َد َبلةُد َد َب ٍد ِد ا ِد ْد ِد ْدَبَد ِدِدو ْد ُد ْد ْد ُد َد َد ُد ْد َد َد ْدَد ِد ِد قَدِدْدل ِد .ا اَدوُد َد َد َدَب ْدللَد ُد ْد َدا َد َد َدفْد ُد،ت ْدل َد ُده ْد فْدو ُد
َد ْد َدَد ٍد َد َّشا ِد َّش َد:انَّشِب ص قَد َدآ قَد ْد:ْد َد ْد َدَب ْد ِد ِد َّش قَد َدآ ُد َدَب َدل َدَل
Dari Anas bahwa Nabi SAW bersabda, “Tidaklah seorang muslim meninggal, kemudian disaksikan oleh 4 rumah dari tetangganya yang dekat-dekat melainkan Allah mengatakan, “Sungguh Aku menerima kesaksian mereka itu dan Aku mengampuni kesalahannya yang tidak mereka ketahui”. [HR. Ahmad] H. Shalat Ghaib dan Shalat di atas Qubur
. انَّشج ِدش ِّي فَد َد َّشَبَد َدلَدْد ِدو َدْد َدَب ًل َد ْد َد ِد ٍد َد َّشا ِد َّش صلَّشل َدلَدل َد ْد انَّشِب ص َد ص َدح َد ةَد َد ل اخ ى T Sipil UMY 0818263683
Kajian Shalat Menurut Al-qur’an dan As-Sunnah 13-17
Dari Jabir, bahwa Nabi SAW pernah menshalatkan Ashhamah (Raja Najasyi, dan beliau takbir emat kali. [HR. Ahmad, Bukhari dan Muslim]
ِد ِد ِد ل َدف ْدفنَد فَد َد.للُّ ْد َدلَدْدو ص ا ٌد َد ْد َدَد ِد فَدَب َدهلُد ُّ ْد فَد َد ِّف ْداَدَب ْد َد َد ُد ٌد َد قَد ْد ُدَب ُد َِّد:ِف افظ ق آ فَدل َّش س ُدآ ِد: قَد َدآ.خْدل َدفو ل اخ ى .ف ص َد ص ُدف ْد ٌد ْد َد ُد َد ُد ُد َد َد ُد ْد Dan dalam satu lafadh (dikatakan), Rasulullah SAW bersabda, “Pada hari ini seorang laki-laki yang shalih dari Habasyah telah meninggal dunia, maka mari shalatkanlah dia !”. Kemudian kami disuruh baris di belakang Nabi SAW. Jabir berkata, “Kemudian Rasulullah SAW menshalatkannya sedang kami berbaris di belakangnya”. [HR. Ahmad, Bukhari dan Muslim]
ِد ِد ِد َد َدخَد َدج ِدِبِد ْد ِد َدَل.ا فِدْد ِدو َد ْد َدِدِب ُدىَدْدَبَدَد َد َّشا ِد َّش انَّشج ش َّشي ِدِف ْداَدَب ْد اَّشذى َد َد انَّشِب ص َدَب َدلل َد ف ِدِبِد َد َّشَب لَد ِدو َد ع َد ْد ِد َب ٍد ة .ا فَد َد،للَّشل ْد ُد َد ل َّش ْد َد َد َد ْد ْد َد َد ْد َد Dari Abu Hurairah bahwa Nabi SAW mengkhabarkan kematian raja Najasyi pada hari meninggalnya, lalu beliau keluar ke mushallat bersama orang banyak, kemudian mengatur barisan mereka dan takbir 4 kali. [HR. Jama‟ah]
ِدْدَب َبهل س ُدآ ِد ص ِد:ِد ِد َّش ٍدا قَد َدآ فَدللَّشل لَد ِد،ب ٍد ٍد ،ص ُّف ْد َدخْدل َدفوُد . و ط ْب َب ق َل ْد َد َد َد ْد َد ْد َد ْد َد َد َد َد َد َد ُد ْد َد ل اخ ى . َد َد َّشَبَد َدْد َدَب ًل Dari Ibnu „Abbas, ia berkata, “Sampailah Rasulullah SAW ke sebuah quburan yang masih basah (baru), lalu beliau shalat di atasnya, sedang shahabat-shahabat berbaris di belakangnya, dan bertakbir 4 kali. [HR. Ahmad, Bukhari dan Muslim]
، فَدَب َدف َد َد َدى َد ُدس ْد ُدآ ِد ص، ً ت َدَب ُد ُّ ْد ْد ِدج َد َدْد َدش َد ْد َدِدِب ُدىَدْدَبَدَد َد َّشا ْد َدَدً َدس ْد َد اَد َد َد ْد َد ص َّشُد ْد َدْد َد َدى َد َد: فَدَب َد اُدْد.فَد َد َدَدآ َدْدنَب َده َدْد َدْدنوُد فَد َد َدَبَّش ُده ْد َد: َدفَدالَد َد ْدَبُد ُد ْد ِد قَد َدآ: فَدَب َد َدآ.ا
T Sipil UMY 0818263683
Kajian Shalat Menurut Al-qur’an dan As-Sunnah 13-18
ِد َّشا ِد: فَدللَّشل لَد َبه ُدَّش قَد َدآ. فَد َد اُّ ه.لَدل قَدَب ِدْبهِد ىذهِد ْدا ُد ُدَب ْد َد َدَمْدلُدْداَدٌد َد ْد ْد ُد َد َد ْد َد ِد ل اخ ى . لالَدِدل َدلَدْد ِده ْد َّشا َد َبُدنَدَب ِّ ُد َدى َدُد ْد ِد َد
ُداُّْد ِد: فَدَب َد َدآ.َدْد َدْد هُد َد ِد َد، ُدْدل َد ةٌد َدلَدل َد ْدىل َده
Dari Abu Hurairah bahwa ada seorang perempuan hitam atau seorang pemuda tukang sapu masjid (telah meninggal), maka Rasulullah SAW kehilangan dia, kemudian beliau menanyakan tentang perampuan (atau pemuda tadi), lalu para shahabat menjawab, “Dia telah meninggal”. Kemudian Rasulullah SAW bertanya, “Mengapa kalian tidak memberitahukan kepadaku ?”. Abu Hurairah berkata, “Seolah-olah mereka meremehkan persoalan perempuan atau pemuda itu, kemudian Rasulullah SAW bersabda, “Tunjukkanlah quburannya kepadaku”. Lalu mereka menunjukkannya, kemudian beliau menshalatkannya, lalu bersabda, “Sesungguhnya quburan ini penuh kegelapan bagi penghuninya, kemudian Allah menerangi qubur ini sebab shalatku atas mereka”. [HR. Ahmad, Bukhari dan Muslim]
اَد اِدْدل خ ِدى ِد َّشا ِد ىذهِد ْدا ُد ُدَب ْد َد َدَمْدلُدْداَدٌد ُدْدل َد ةٌد ِد َدَل ِدخ ِد ْد َدَدِدْب َد ْد َد ُد َد Tetapi di dalam Bukhari tidak ada kalimat, “Sesungguhnya qubur ini penuh kegelapan”, dan seterusnya.
انَّشِب ص صلَّشل لَدل ِّ ٍد ا ق ّن. ت َدَب ْدل َد َدش ْده ٍد َد ِد ْد ِد َدَّش ٍدا َد َّشا ِد َّش َد َد َد Dari Ibnu „Abbas bahwa Nabi SAW pernah shalat di atas qubur sesudah sebulan. [HR. Daruquthni]
انَّشِب ص صلَّشل لَدل ِّ ٍد ا ق ّن. ت َدَب ْدل َد َدالَد ٍد َد ِد ْد ِد َدَّش ٍدا َد َّشا ِد َّش َد َد َد Dari Ibnu „Abbas, bahwa Nabi SAW pernah menshalatkan mayyit sesudah (diqibur) tiga hari lamanya. [HR. Daruquthni. Dalam Nailul Authar juz 4, hal. 58]
فَدَبلَد َّش قَد ِد.انَّشِب ص َد ئِدب ب َد َّشا ُدَّش سل ٍد سلِد ِد ِد َّش ِد ِد . ه َب ل ل ل ص ت َد َّش ْد َد ْد َد ُّ ْد ْد ْد َد ْد َد ْد َد َد َد ٌد َد َد َد َد ُد َد ارت ذى. لل اِدذاِد َد َدش ْدهٌد قَد ْد َد َد
T Sipil UMY 0818263683
Kajian Shalat Menurut Al-qur’an dan As-Sunnah 13-19
Dari Sa‟id bin Musayyab bahwa Ummu Sa‟ad telah mati, sedang Nabi SAW tidak di rumah, kemudian setelah datang maka beliau menshalatkannya, padahal telah lewat waktu sebulan lamanya. [HR. Tirmidzi] I. Shalat Jenazah Untuk Orang Yang Dihukum Had
ِد ِد انَّشِب ص فَد ْد َدَبَد َد ض َدْدنوُد َد َّشَّت َدش ِده َد ِّ َد ْد َد ِد ٍد َد َّشا َد ُد الً ْد َد ْدسلَد َد َد اَد َدَل ِد فَدَد ْد َد َد، ف ِّازَد ٍد ِد ِد . َدَب َدل ْد:ت قَد َدآ لْدن َد َد ْد َد: قَد َدآ. َد: َدِد َد ُد نُدَب ْد ٌدا قَد َدآ: فَدَب َد َدآ اَدوُد.َدلَدل َدَب ْدف و َدْد َد َدع َد ّد ا ِد ِد ِد ِد فَد ُدْد ِد َدا فَدَب ُد َد َد َّشَّت َد َد، فَدَبلَد َّش َد ْداَدَد ْدوُد ْد َدج َدُد فَدَبَّش.للَّشل فَدَب َد َدآ اَدوُد.ا فَدَدَد َد ِدو فَدَب ُد َد ِد ْد ُد َد ا خ ى.صلَّشل َدلَدْد ِدو ُّ ِد َد َد. ً َدخْدَب:انَّشِب ص Dari Jabir bahwa ada seorang laki-laki dari suku Aslam datang kepada Nabi SAW lalu ia mengaku berzina, maka Nabi SAW berpaling daripadanya, sehingga ia bersumpah 4 kali, kemudian Nabi SAW bertanya lagi, “Apakah kamu gila ?”. Ia menjawab, “Tidak”. Nabi SAW bertanya lagi, “Apakah kamu pernah beristri ?”. Ia menjawab, “Ya”. Kemudian Nabi SAW memerintahkan terhadapnya, lalu ia dirajam di Mushalla. Kemudian ketika terkena lemparan batu ia lari, lalu ditangkap, kemudian dirajam lagi sampai meninggal, kemudian Nabi SAW bersabda, “Ya, ia mendapat kebaikan”, dan Nabi SAW menshalatkannya. [HR. Bukhari. Dalam Nailul Authar juz 4, hal. 54]
ِد ِد ِد ، انَّشِب ص َد ِدى َدي ُد ْدَبلَدل ِد َد ِّازَد ل ْد ٍد َد َّشا ْد َدَدً ْد ُد َدهْدَبنَدةَد َدَدت ِد َّش َد ْد ْد َد َدا ْد ِد ُد َد َدص ت ًّت فَدَدقِد، َدِدِب ِد:فَدَب َد اَدت َد ِد:انَّشِب ص اِدَّشَبه فَدَب َد َدآ ِد ف . ي ل و َد َد َد ْد َد َّش ْد ُد َد َّش َد ُّ َد َد ْد ْد َد ْد ُد َد فَدَد ِدِب َدِد ِد. فَدَب َدفل، فَدِد َد لت فَد ئْدِدِدّن ِدِب. ِداَد َبه ُدَّش. ت َدلَدْدَب َده ِدَد َبُد َده ِب ص فَد ُدل َّش ْد َد َد َد ْد ُّ َد َد َد َد َد َد ْد َد ُدللِّل لَد َبه َدِد ِد: فَدَب َد َدآ اَدو. ُدَّش صلَّشل لَد َبه.َد ِدِب فَدَب ِدَجت ت َد قَد ْد َدزَد ْد، ِب َد َد َد ُد َد ْد ُد ُد َد ُد َد َد ْد َد َد َّش َد َد ْد َد اَدَد ْد َد ت َدَب ةً اَد قُد ِد ت َب س لِد ِد َدى ِد ْد ِد َبنَد ِدة اَد ِد:فَدَب َد َدآ ى . ه َب ل س ْد َد ُد َد ْد َد ْد َد ْد ْد َد ْد َد ْد َد ْد َد َد ْد ْد َد ْد ْد َد ْد َد 1324 :3 ا ِدنَدَب ْدف ِد َده ِد ِد َدَب َدل َدَل ل ل َد ِد ْد َد ْدا َد َد ْد ا َدَب ْد َدةً َدفْد َد َد َد ْد َد T Sipil UMY 0818263683
Kajian Shalat Menurut Al-qur’an dan As-Sunnah 13-20
Dari „Imran bin Hushain bahwasanya seorang perempuan dari (suku) Juhainah datang kepada Nabi SAW, sedang ia dalam keadaan mengandung karena berzina. Lalu ia berkata, “Ya Nabiyallah, saya wajib dihukum had, karena itu laukanlah kepadaku !”. Kemudian Nabi SAW memanggil walinya dan bersabda, “Berbuat baiklah kepadanya, dan apabila ia telah melahirkan, bawalah ia kemari”. Maka walinya pun melaksanakan perintah itu. Kemudian Nabi SAW memerintahkan supaya hukuman itu dilaksanakan terhadapnya, lalu dibetulkan dan diikat pakaiannya dan diperintahkan supaya dirajam, lalu ia dirajam. Kemudian beliau menshalatkannya. Lalu „Umar bertanya, “Mengapa engkau mensalatkannya, ya Nabiyallah, padahal ia telah berzina ?”. Rasulullah SAW bersabda, “Sesungguhnya ia telah bertaubat dengan suatu taubat yang seandainya dibagikan diantara tujuh puluh dari penduduk Madinah niscaya cukup buat mereka. Apakah engkau mendapati suatu taubat yang lebih utama dari pada perempuan yang menyerahkan dirinya karena Allah Ta‟ala ?“. [HR. Muslim juz 3, hal. 1324] J. Nabi Saw Tidak Mau Menshalatkan Orang Yang Berkhianat Dan Yang Mati Bunuh Diri.
َد ْد َدزْد ِد ْد ِد َدخ اِد ِد ْد ُد َده ِد َِّن َد َّشا َد ُد الً ِد َد ْد ْد لِد ِد ْد َد ُدَب ُد َد ِّف ِدِبَدْدَدَبَد َدَّشوُد ُد ِدَد اِدَد ُدس ْد ِدآ ِد ص ِّ ُد ِد ِد ِد ِد ِد ِد : فَدَبلَد َّش َدَدى اَّشذ ْد ِب ْد قَد َدآ. ا َد ُد ْدهُد ْدا َد ْد اذا َد فَدَبَدَب َدَّشَبَد ْد. ص ِد ِد ُد ْد صلُّ ْد َدلَدل َد َد:فَدَب َد َدآ ِد فَدَب ْد َد فِد ِدو خ ز ِد خ ِدز ْدا َبه ِد.و ِد ِد ِد ِد ِد َّش ، ن َّشل ف َب ف . س ِف ص ا ُد َد َد ْد َد َّش َد َد ْد َد َد َد ُد َد َد ْد َد َد ً ْد َد َد َد ُد ْد َد َد َد ْد ة ارت ذى . ُد َد ِدى ِد ْد َدِهَد ْد ِد Dari Zaid bin Khalid Al-Juhaniy bahwa ada seorang laki-laki muslim yang meninggal di Khaibar, lalu hal itu diberitakan kepada Rasulullah SAW, maka beliau bersabda, “Shalatkanlah saudaramu itu”. Kemudian barubahlah wajah orang-orang setelah mendengar itu. Setelah Rasulullah SAW menetahui apa yang terjadi pada mereka lalu bersabda, “Sesungguhnya saudaramu itu pernah berkhianat dalam peperangan”. Kemudian kami mencari barangbarangnya, maka kami temukan sebuah permata orang Yahudi yang kira-kira bernilai dua dirham. [HR. Khomsah, kecuali Tirmidzi. Dalam Nailul Authar juz 3, hal. 53]
ة
ِد ِد ِد َدْس َد َد َّشا الً قَدَب َدَب ْدف و ِد ل قِد ِد .انَّشِب ص ُّ ل ِّ َدلَدْدو ِد فَدَبلَد ْد ُد َد،ص َد ْد َد ْد ُدَد َد ُد َد َد َد ُد َد َد َد اخ ى
Dari Jabir bin Samurah bahwa ada seorang laki-laki yang bunuh diri dengan tombak, kemudian Nabi SAW tidak menshalatkannya. [HR. Jama‟ah, kecuali Bukhari]
T Sipil UMY 0818263683
Kajian Shalat Menurut Al-qur’an dan As-Sunnah 13-21
K. Mengusung Jenazah Dari Ibnu Mas‟ud, ia berkata, “Barangsiapa yang mengantar jenazah, maka bawalah pada sisisisi usungannya semuanya, karena begitulah menurut sunnah (Nabi SAW), kemudian barangsiapa suka, kerjakanlah dengan sukarela dan barangsiapa tidak, maka tinggalkanlah”. [HR. Ibnu Majah] Keterangan : Hadits ini menunjukkan diperintahkannya membawa mayyit, dan menurut sunnah Nabi SAW hendaknya dibawa pada sisi-sisi (samping) usungannya. Dari Abu Hurairah, ia berkata : Rasulullah SAW bersabda, “Cepatkanlah jenazah itu, karena kalau jenazah itu orang yang shaleh maka berarti kamu mendekatkannya kepada kebaikan, dan kalau ia tidak demikian, maka berarti keburukan telah kamu lepaskan dari pundakmu”. [HR. Jama‟ah] Dari Musa, ia berkata : Ada jenazah wanita hamil (perutnya) seperti qirbah dibawa melewati Nabi SAW, lalu beliau bersabda, “Hendaklah kamu berjalan perlahan-lahan”. [HR. Ahmad] Dari Bakrah, ia berkata, “Sesungguhnya aku pernah melihat kami semua bersama Rasulullah SAW membawa jenazah yang pada waktu itu kami hampir lari-lari kecil”. [HR. Ahmad dan Nasai, dalam Nailul Authar juz 4, hal. 79] Dari Mahmud bin Labid, dari Rafi‟, ia berkata, “Nabi SAW pernah berjalan cepat sehingga sandal-sandal kami putus ketika hari meninggalnya Sa‟ad bin Mu‟adz”. [HR. Bukhari. Dalam Nailul Authar juz 4, hal. 80] Keterangan : Membawa jenazah dengan cepat itu adalah disunnatkan, tetapi cepatnya itu sekiranya tidak berlebihan, sehingga dikhawatirkan akan mengakibatkan terjadinya gangguan pada mayyit maupun si pembawa dan pengantar itu sendiri. Dari Ibnu „Umar, ia berkata, “Rasulullah SAW melarang kami mengantar jenazah dengan diiringi suatu ratapan”. [HR. Ahmad dan Ibnu Majah] Dari Abu Burdah, ia berkata : Abu Musa ketika akan meninggal berwashiyat, lalu ia berkata (yaitu), “Janganlah kamu mengantar (jenazah)-ku dengan membawa pedupaan”. Lalu temantemannya bertanya, “Apakah hal itu pernah kamu dengan (dari Rasulullah) ?”. Ia menjawab, “Ya (aku dengar) dari Rasulullah SAW”. [HR. Ibnu Majah] Keterangan : Hadits diatas menunjukkan bahwa mengantara jenazah dengan ratapan itu dilarang. Dan perkataan “mijmar” itu artinya tempat membakar dupa. Ini menunjukkan bahwa membawa jenazah dengan membawa pedupaan-pedupaan dan semacamnya itu tidak boleh, karena hal itu adalah perbuatan orang jahiliyah, yang telah diberantas oleh Nabi SAW dan dilarangnya. L. Berjalan Di Depan Jenazah Dan Tentang Pengantar Yang Berkendaraan
T Sipil UMY 0818263683
Kajian Shalat Menurut Al-qur’an dan As-Sunnah 13-22
Dari Mughirah bin Syaibah dari Nabi SAW, beliau bersabda, “Orang yang berkendaraan hendaklah berjalan di belakang jenazah dan orang yang berjalan kaki hendaklah berjalan di depannya berdekatan dengannya, di sebelah kanan atau kirinya, sedang anak yang gugur dishalatkan dan didoakan supaya mendapat ampunan dan rahmat untuk kedua orang tuanya”. [HR. Ahmad] M. Tentang Menshalatkan Jenazah Anak Kecil.
َداَّش ِد: قَد َدآ س ُدآ ِد ص:ِد ْد ِد َب ِد ِد ُدشل ةَد قَد َدآ ث ب َدخْدل ف ْد َدنَد َدزِد َد ْد ِدشل َد ْد ُد َد َد ُد ْد َد ْد ْد َد َد ُد ْد ُد َد ِد 18186 : ق،332 :6 .للَّشل َدلَدْد ِدو َدش اَد ْدنَب َده َد ا ّدْدف ُد ُد َد Dari Mughirah bin Syu‟bah, ia berkata : Rasulullah SAW bersabda, “Orang yang naik kendaraan, di belakang jenazah, orang yang berjalan kaki boleh dimana saja ia sukai. Adapun anak kecil dishalatkan jenazahnya”. [HR. Ahmad juz 6, hal. 332, no. 18186].
َداَّش ِد:انَّشِب ص قَد َدآ ِد ف ْد َدنَد َدزِد َد ْد ِدشل َدَد َد َده قَد ِدْدًَب ب َدخْدل َد ُد ّد َد . للَّشل َدلَدْد ِدو َد ُد ْد َدل اِدَد اِد َد ْد ِدو ِد ْد ْد ِدفَدِد َد اَّش ْد َد ِدة َد ا ّد ْد ُد َد ُد َد
َد ِد ْد ِدْدَبَدِد ْد ِد ُدش ْدلَدةَد َد ِد ُد َد ْد َدِدْدنِد َده َدْد َد ْد َد َد ِدَدى
18198 : ق،335 :6
Dari Mughirah bin Syu‟bah, dari Nabi SAW, beliau bersabda, “Orang yang naik kendaraan, di belakang jenazah, orang yang berjalan berada di depannya, di samping kanan dan kirinya. Adapun keguguran (lahir dalam keadaan meninggal), ia dishalatkan, dan didoakan untuk kedua orang tuanya agar diberi ampunan dan rahmat”. [HR. Ahmad juz 6, hal. 335, no. 18198].
ِد ئِد ُدِدِت س ُدآ ِد ص ِدلِد ِد ِد ِد:ت ت ا ق ة ل َد َد َد َد قَد اَد ْد.للَّشل َدلَدْدو ْد َد ْد َد فَد َد، ل ِد ِب ْد صْدَبَد ا ْد َدْد َد َد ُد ْد َد َد ّد ِد ِد ِد . َدَلْد َدَب ْدل َد ْد ُدس ْداً َد َدَلْد ُد ْد ِدْد وُد،ل فِدْدِد ْد َد ِدنَّشة طُدْد َدِب َدذ ُد ْد:ت فَدَب ُد ْدل ُد:َد ئ َدلةُد ل ُدف ْد ٌد ْد َد َد َدخلَد َد ُد َد َّشز َد َد َّش ْد َدنَّشةَد َد َدخلَد َد َدَد َد ْدىالً َد َدخلَد َد ُده ْد ِدِف. َدَد َدْدَب ُد اِد َد َد َد ئِد َدلةُد:قَد َدآ
T Sipil UMY 0818263683
Kajian Shalat Menurut Al-qur’an dan As-Sunnah 13-23
:4 ان ئل. َد ئِد ِده ْد
ِد صالَد ِد صالَد ِد َد ئ ِده ْد َد َدخلَد َد انَّش َد َد َدخلَد َد َدَد َد ْدىالً َد َدخلَد َد ُده ْد ِدِف َد ْد َد ْد
57
Dari „Aisyah, ia berkata : Didatangakan jenazah anak kecil dari kaum Anshar kepada Rasulullah SAW, lalu beliau menshalatkannya.‟Aisyah berkata : Lalu aku berkata, “Beruntunglah anak ini, ia sebagai burung dari burung-burung surga. Dia belum pernah mengerjakan keburukan, dan belum mengerjakan dosa”. Nabi SAW bersabda, “Bahkan akan dimulyakan lebih dari itu, hai „Aisyah. Allah „Azza wa Jalla menciptakan surga dan menciptakan pula penghuninya, dan menciptakan mereka itu melalui tulang shulbi ayah-ayah mereka. Dan Allah menciptakan neraka dan menciptakan pula penghuninya, dan menciptakan mereka itu melalui tulang shulbi ayah-ayah mereka”. [HR. Nasaai juz 4, hal. 57]
َد ْد َد ِد ٍد َد ِد ِد للَّشل َدلَدْد ِدو َد َد َدِد ُد َد َد َبُد ْد َد َد َد َّشَّت َدا ّدْدف ُد َد ُد َد:انَّشِب ص قَد َدآ ّد ل ل ف ا ِف سن ه ْس،248 :2 ارت ذى.َد ْد َد ِده َّش Dari Jabir dari Nabi SAW, beliau bersabda, “Anak yang baru lahir tidak dishalatkan, tidak mewarisi dan tidak diwarisi, kecuali kalau sudah bersuara”. [HR. Tirmidzi juz 2, hal. 248, dlaif karena dalam sanadnya ada Isma‟il bin Muslim]
و
.
ِد ِد ِد ِد ُّ قَد َدآ ِد:َد ْد َدِدِب ُدىَدْد َد قَد َدآ َد:انَّشِب ص صلُّ ْد َدلَدل َدطْد َدف ا ُد ْد فَد َبَّش ُده ْد ْد َدفْدَبَد ط ُد ْد سل ا
ل ف ا ِف سن ه ا خرت، 1509 ق،483 :1
Dari Abu Hurairah, ia berkata : Nabi SAW bersabda, “Shalatkanlah jenazah anak-anak kalian, karena mereka itu adalah pendahulu-pendahulu kalian”. [HR. Ibnu Majah juz 1, hal. 483, no. 1509, dlaif karena di dalam sanadnya ada Al-Bakhtariy bin „Ubaid, dan „Ubaid bin Salman]
ا ِد َب ِد:ئِدلةَد قَد اَدت َدَثَد ِد ِد ل ل َب ف ، ه ش ل ة ى ص انَّشِب ى َد َد َد َد َد َد ْد َد َد َد ْد ُد ْد ْد ْد َد ُد َد ْد َد َد ْد َد ُد ُد ّد َد َد ُد َد ً ْد ّد ِد 207 :3 .س ْد ُدآ ِد ص َدلَدْدو َد ُد Dari „Aisyah, ia berkata, “Ketika Ibrahim putra Nabi SAW meninggal dunia pada waktu itu ia berumur delapan belas bulan, Rasulullah SAW tidak menshalatkannya”. [HR. Abu Dawud juz 3, hal. 207]
T Sipil UMY 0818263683
Kajian Shalat Menurut Al-qur’an dan As-Sunnah 13-24
َدِد:قَد َدآ ت ْداَد ِد َد ْد َد ئِد ِد ْد ِد ا ِدْدَبَد ِدىْد ُد ْد ُد ِد صلَّشل َدلَدْد ِدو ا : آ ق ي ه ل ْس َد َد َّش َد َّش َد َد َد ُد ْد انَّشِب ص َد َد ُد ّد 207 :3 .س ْد ُدآ ِد ص ِدِف ْد َد ِد ِد َد ُد َد Dari Wail bin Dawud, ia berkata : Saya mendengar Al-Bahiy berkata, “Ketika Ibrahim putra Nabi SAW meninggal dunia, Rasulullah SAW menshalatkannya di tempat duduk”. [HR. Abu Dawud juz 3, hal. 207, mursal, karena Al-Bahiy seorang Tabi‟in]
:3
.
ِد ًَد ُدى َد ْد ُد َدسْدلِد ْد َد اَدْدَبلَدة
َد ٍد انَّشِب ص صلَّشل لَدل نِد ِدو ِد َب ِد َّش ِد ى ا ا َد َد َّش َد ْد َد ْد ْد ْد َد َد َد
207
Dari „Atha‟, bahwasanya Nabi SAW menshalatkan putra beliau yang bernama Ibrahim sedangkan dia berumur tujuh puluh hari. [HR. Abu Dawud juz 3, hal. 207, mursal karena „Atha‟ seorang Tabi‟in]
اَد َّش ا ِد َب ِد:ِد ِد َّش ٍدا قَد َدآ س ِدآ ِد : َد قَد َدآ،صلَّشل َد ُدس ْد ُدآ ِد ص ص ى َد ْد َد َد َد َد ْد َد ْد ُد ْد ُد َد ُد ْد ِد ِد ِد ِد ت َد ْدخ َد اُدوُد ْدا ِد ْد ُد ش اَد َدلَدَب َد ْد َد اَدْد َد َد. ش اَد َد َدا ص ّد ْدَب ً َدِدًّت َد اَدْد َد َد.َّشا اَدوُد ُد ْد ًل ِدِف ْد َدنَّشة ِد ِد ل ا ل ف ا ِف سن ه ى،1511 : ق،484 :1 و .ي َد َد ْدس ُدِدرت َّش قْد ٌّق Dari Ibnu „Abbas, ia berkata : Ketika Ibrahim putra Rasulullah SAW meninggal dunia, Rasulullah SAW menshalatkannya. Lalu beliau bersabda, “Sesungguhnya ia mempunyai ibu susu yang menyusui di surga. Dan seandainya dia hidup, tentu dia menjadi seorang yang sangat membenarkan lagi seorang nabi. Dan seandainya dia hidup, tentu paman-pamannya dari Mesir menjadi merdeka, dan tidak ada seorang Mesir yang menjadi budak”. [HR. Ibnu Majah juz 1, hal. 484, no. 1511, dlaif karena dalam sanadnya ada Ibrahim bin „Utsman] Kesimpulan : a. Tentang menshalatkan jenazah anak kecil, memang ada dalilnya, namun bukan sebagai keharusan. b. Adapun lafadh doa untuk jenazah anak kecil, sampai sekarang kami belum mengetahui lafadh yang dicontohkan oleh Nabi SAW. Oleh karena itu, boleh kita membuat lafadh doa sendiri. Maka Hasan Al-Bashriy (seorang tabi‟in) membaca di dalam doa shalat jenazah untuk anak kecil :
T Sipil UMY 0818263683
Kajian Shalat Menurut Al-qur’an dan As-Sunnah 13-25
ا خ ى. ً َد ْد
َدالّد ُده َّش ْد َدلْدلوُد اَدنَد فَدَبَدطً َد َدسلَد ًف َد
Ya Allah, jadikanlah anak kecil ini sebagai pendahulu, pelopor dan pahala bagi kami. [HR. Bukhari juz 2, hal. 91] c. Apabila kedua orang tuanya itu Islam, boleh pula didoakan agar mendapat rahmat dan ampunan, walloohu a‟lam.
T Sipil UMY 0818263683
Kajian Shalat Menurut Al-qur’an dan As-Sunnah 13-26