SHALAT Kompetensi Dasar : 1. Memahami pentingnya shalat 2. Mengetahui Rukun dan Adab shalat Indikator : 1. Mampu mengetahui sebab musabab kenapa harus shalat 2. Memotivasi agar menjaga shalat 3. Memahami konsekuensi meninggalkan shalat Materi Pokok & Sub Materi : Hakikat Shalat 1. Sejarah shalat 2. Rukun shalat 3. Siroh orang yang meninggalkan sholat
HAKIKAT SHALAT 1. Sejarah Shalat Shalat adalah salah satu dari lima rukun Islam. Shalat merupakan tiang agama yang tidak akan tegak tanpanya. Shalat adalah ibadah pertama yang Allah wajibkan. Shalat adalah amal pertama yang diperhitungkan di hari kiamat. Shalat adalah wasiat terakhir Rasulullah saw kepada ummatnya ketika hendak meninggalkan dunia. Allah swt menyuruh memelihara shalat setiap saat, ketika mukim atau musafir, saat aman atau ketakutan. Firman Allah: Peliharalah segala shalat (mu), dan (peliharalah) shalat wusthaa. Berdirilah karena Allah (dalam shalatmu) dengan khusyu`Jika kamu dalam keadaan takut (bahaya), maka shalatlah sambil berjalan atau berkendaraan. Kemudian apabila kamu telah aman, maka sebutlah Allah (shalatlah), sebagaimana Allah telah mengajarkan kepada kamu apa yang belum kamu ketahui..(QS. 238-239)
Mengerjakannya pada awal waktu merupakan amalan yang terbaik, sedang meninggalkannya merupakan perbuatan dosa dan kufur. Rasulullah SAW pernah bersabda: Sesungguhnya tanda-tanda yang ada di antara seorang hamba dengan syirik maupun kufur itu adalah perbuatan meninggalkan shalat. (HR. Muslim)
Secara etimologis shalat berarti do’a, sedangkan menurut syari’at, shalat berarti ibadah yang terdiri dari ucapan-ucapan dan gerakan-gerakan tertentu, yang diawali dengan takbiratul ihram, dan diakhiri dengan salam. Shalat lima waktu hukumnya adalah wajib. Yang dimaksud shalat lima waktu yaitu Subuh, Zuhur, Asar, Maghrib, dan Isya. Allah swt berfirman, ْ وب ُك ْم ۚ َفإِ َذا ْ اطمَأْ َن ْن ُت ْم َفأَقِي ُموا الص َََّل َة ۚ ِِ ََّّ الص َََّل َة َكا َن ْ َعلَى َ َفإِ َذا َق َ َّ ض ْي ُت ُم الص َََّل َة َف ْاذ ُكرُوا ِ َّللا قِيَامًا َوقُعُو ًدا َو َعلَ ٰى ُج ُن ا ْلم ُْؤ ِمنِي ََّ ِك َتابًا م َْوقُو ًتا
... Sesungguhnya shalat itu adalah kewaiban yang ditentukan waktunya atas orang-orang yang breiman. (QS. An Nisa’: 103) Shalat lima waktu mampu membawa pelakunya berbuat adil dan mensucikan serta mendekatkan diri kepada Allah, sebagai upaya mempersiapkan diri menghadapi hari kiamat kelak. Sebagaimana shalat juga mencegah pelakunya dari perbuatan keji dan munkar.
2. Rukun Shalat Rukun shalat juga disebut dengan fara’idhushshalat adalah amal perbuatan yang dilakukan selama dalam shalat, jika salah satunya ditinggalkan maka batal shalatnya. Rukun shalat itu mencakup: 1. Niat, yaitu berniat melaksanakan shalat yang dimaksud. Niat adanya di hati. Oleh sebab itu tidak disyaratkan melafalkannya, dan tidak ada teks niat yang diajarkan oleh Rasulullah saw 2. Takbiratul Ihram; yaitu takbir tanda masuk amaliah shalat. Lafalnya : “Allahu Akbar”. Seperti yang dikatakan oleh Rasulullah saw.
ُّ صالَ ِة الطهُو ُر َوتَحْ ِري ُمهَا التَّ ْكبِي ُر َوتَحْ لِيلُهَا الت َّ ْسلِي ُم َّ ِم ْفتَا ُح ال “Kunci pembuka shalat adalah bersuci, mulainya adalah takbir dan selesainya dengan bersalam”. HR Al Khamsah, kecuali An Nasa’iy dishahihkan oleh At Tirmidzi dan Al Hakim. 3. Berdiri; bagi orang yang mampu berdiri dalam shalat fardhu. Sabda Nabi:
فَإ ِ ْن لَ ْم تَ ْست َِط ْع فَ َعلَى َج ْنب، فَإ ِ ْن لَ ْم تَ ْستَ ِط ْع فَقَا ِعدًا، صلِّ قَائِ ًما َ
“Shalatlah dengan berdiri, jika tidak mampu maka dengan duduk, jika tidak mampu maka dengan berbaring.” HR. Al Bukhari. Sedangkan untuk shalat sunnah maka diperbolehkan dengan duduk meskipun mampu berdiri; hanya nilai shalat duduk itu setengah shalat berdiri. HR Al Bukhari dan Muslim 4. Membaca surah Al Fatihah setiap rakaat fardhu maupun sunnah. Sabda Nabi:
ب َ َال ِ صالَةَ لِ َم ْن لَ ْم يَ ْق َر ْأ بِفَاتِ َح ِة ْال ِكتَا Tidak sah shalat orang yang tidak membaca Al Fatihah. HR Al Jama’ah 5. Ruku’; yaitu membungkukkan badan sehingga tangan mampu menyentuh lutut, dengan thuma’ninah. Sabda Nabi:
.ُث َّم ارْ َكعْ َح َّتى َت ْط َمئِ ََّّ َرا ِكعً ا Lalu ruku’lah sehingga kamu tenang ruku’. Muttafaq alaih 6. Bangun ruku’ dan berdiri tegak. Sabda Nabi: .ل َقا ِئمًا َ ُث َّم ارْ َفعْ َح َّتى َتعْ َت ِد Kemudian bangunlah sehingga kamu berdiri tegak. Muttafaq alaih 7. Dua kali sujud setia rakaatnya dengan thuma’ninah.
ْ ُْث َّم اس جُد َح َّتى َت ْط َمئِ ََّّ َسا ِج ًدا Lalu sujudlah sehingga benar-benar sujud dengan thuma’ninah. Muttafaq alaih Kesempurnaan sujud dengan tujuh anggota badan yaitu: wajah, dua telapak tangan, dua lutut, dan dua ujung kaki. HR Abu Daud dan At Tirmidziy 8. Duduk akhir dan membaca tasyahhud, yang lafalnya: السَّال ُم علينا وعلى،ك أيُّها النَّبي ورحمةُ هللا وبركاتُه َ السالم علي،« التَّحيات هلل والصَّلوات والطَّيبات » رواه الجماعة... وأشهد أن ُمحمداً عبدُه ورسولُه، أشهد أن ال إله اإال هللا،ِعبا ِد هللا الصالحين Bershalawat kepada Nabi Muhammad SAW setelah tasyahhud, menurut madzhab Syafi’iy 9. Salam, seperti dalam hadits Nabi :
ُّ صَلَ ِة الطهُو ُر َو َتحْ ِري ُم َها ال َّت ْك ِبيرُ َو َتحْ لِيلُ َها ال َّتسْ لِي ُم َّ ِم ْف َتا ُح ال
“Kunci pembuka shalat adalah bersuci, mulainya adalah takbir dan selesainya dengan bersalam”. HR Al Khamsah, kecuali An Nasa’iy dishahihkan oleh At Tirmidzi dan Al Hakim. Sebagaimana telah disebutkan dari Rasulullah saw yang salam sekali, dan dua kali dalam beberapa hadits. 10. Tertib, berurutan sesuai yang disebutkan di atas.
3. Ancaman Bagi Orang Yang Meninggalkan Shalat Allah Ta’ala berfirman: “Pada hari betis disingkapkan dan mereka dipanggil untuk bersujud; maka mereka tidakkuasa, (dalam keadaan) pandangan mereka tunduk ke bawah, lagi mereka diliputi kehinaan. Dan sesungguhnya mereka dahulu (di dunia) diseru untuk bersujud, dan mereka dalam keadaan sejahtera.” (QS. Al Qalam: 42-43) Ibrahim At-Taimi berkata, “Maksudnya, mereka diajak kepada shalat-shalat wajib yang terdapat adzan dan iqamatnya. “Said bin Musyayab berkata, “Mereka mendengar ‘hayya ‘alas shalah, hayya ‘alal falah’ namun mereka tidak memnuhi panggilanitu sementara mereka dalam keadaan sehat wal’afiat.” Ibnu Abbas Radhiyallahu Anhuma ketika ditanya tentang orang yang berpuasa pada siang hari dan melakukan qiyamul lail di malam hari, namun ia tidak shalat berjamaah di masjid. Ia menjawab, “Jika ia mati dalam keadaan demikian maka ia di neraka.” (Diriwayatkan Tirmidzi). Abu Hurairah Radhiyallahu Anhuma berkata, “Jika telinga anak Adam dipenuhi dengan cairan timah panas, tentu hal itu lebih baik daripada ia mendengar adzan namun tidak memenuhinya. Diriwayatkan oleh Ibnu Abbas Radhiyallahu Anhuma bahwa Rasulullah saw bersabda, “Barangsiapa mendengar orang memanggil untuk shalat dan tidak ada halangan untuk memenuhinya. “Ada yang bertanya, “Apa halangannya wahai Rasulullah? Rasulullah saw menjawab, “Rasa takut atau sakit. Maka shalat yang dilakukannya (yakni shalat di rumahnya) tidak diterima. (Diriwayatkan Abu Dawud, Ibnu Hibban, dan Ibnu Majah). Ali bin Abi Thalib ra. berkata, “Tidak ada shalat bagi tetangga masjid kecuali di masjid.” Ada yang bertanya kepadanya, “Siapakah tetangga masjid itu?” Ia menjawab, “Siapa (saja) yang mendengar adzan.” (diriwayatkan Ahmad) Bukhari meriwayatkan dalam shahihnya dari Abdullah bin Mas’ud ra. berkata, “Barangsiapa yang senang untuk bertemu dengan Allah besok-yakni pada hari
kiamat-maka hendaklah ia memelihara shalat yang lima itu selama ia dipanggil untuk melakukannya. Karena Allah telah mensyariatkan kepada Nabi kalian sunnah-sunnah hidayah, dan shalat merupakan salah satu dari sunnah-sunnah hidayah. Jika kalian shalat di rumah-rumah kalian sebagaimana orang yang meninggalkan shalat berjamaah, berarti kalian telah meninggalkan sunnah Nabi kalian. Dan jika kalia meninggalkan sunnah Nabi kalian pastilah kalian tersesat. Aku telah melihat kami semua, tidak ada seorangpun dari kami yang meninggalkannya kecuali orang munafik yang jelas kemunafikannya atau orang sakit. Bahkan ada seseorang yang didatangkan untuk shalat, ia disandarkan di antara dua orang hingga bisa didirikan di dalam shaf, atau hingga ia bisa datang ke masjid untuk shalat berjamaah.” (Diriwayatkan Muslim dan Abu Dawud). Ibnu Umar berkata bahwa Umar pernah pergi ke kebun kurma miliknya, kemudian ia pulang sementara orang-orang sudah selesai melakukan shalat Ashar.lalu Umar berkata, ‘Inna lillahi wa inna ilaihi raji’un, aku ketinggalan shalat berjamaah Ashar, saksikanlah oleh kalian bahwa kebun itu aku sedekahkan untuk orang-orang miskin sebagai penebus dosa yang dilakukan Umar.