KOMANDO DAERAH MILITER IV/DIPONEGORO PEMBINAAN MENTAL CARA PERAWATAN JENAZAH DI DAERAH TEMPUR I.
Pengelompokan Jenazah Setelah jenazah didorong ke daerah belakang, maka dikelompokkan berdasarkan identifikasi agama yang dipeluk.
jenazah
II.
Menyiapkan alat perlengkapan yang dibutuhkan jenazah antara lain : Air Kain kafan telah dipotong / pakaian Kapas Sabun dan wangi-wangian (minyak wangi) Handuk dan sarung tangan Peti (kalau situasi memungkinkan)
II.
Memandikan Jenazah Sebelum memandikan jenazah supaya membaca doa terlebih dahulu, cara memandikan jenazah, seperti memandikan orang biasa ditaruh diatas meja diterlentangkan yaitu dengan menyiramkan air keseluruh tubuh dari ujung rambut sampai ujung kaki artinya anggota seluruh tubuh harus tersiram air dan gunakan sabun agar bersih, kemudian dikeringkan dengan handuk, jika jenazah rusak atau hancur tetap dibersihkan dan dibungkus dengan kain putih.
IV.
Mengkafani/memberi Pakaian ( bagi yang Nasrani) - Setelah selesai dimandikan lalu dikafani yaitu dengan menutup lubang, hidung, telinga dengan kapas, selanjutnya membungkus mayat dengan kain kafan yang sudah disiapkan dengan rapi.
V.
Mensholatkan jenazah/Mendoakan jenazah Setelah mengkafani jenazah selesai, maka acara selanjutnya adalah mensholatkan jenazah sebagai penghormatan terakhir ketika di dunia. Tata cara mensholatkan jenazah : Berdiri menghadap kiblat dengan posisi jenazah didepan, apabila jenazah itu laki-laki, imam berdiri pada posisi sejajar dengan kepala jenazah. Dan jika jenazah perempuan maka imam berdiri lurus dekat pinggang jenazah. Adapun caranya adalah dengan 4 (empat) Takbir : a). Takbir pertama dengan mengangkat kedua tangan dan bersedekap dibawah dada diatas perut, kemudian membaca surat Al Fatehah. b). Takbir yang kedua, lalu mebaca sholawat atas Nabi yaitu : c). Takbir ketiga membaca doa bagi jenazah 1. Untuk jenazah laki-laki : 2.
VI.
Untuk jenazah perempuan :
d)
Kemudian membaca takbir yang keempat lalu membaca doa
e)
Lalu membaca salam sambil berpaling kekanan dan kekiri.
Setelah rangkaian perawatan jenazah dan mensholatkan jenazah selesai selanjutnya adakan koordinasi melaporkan ke Komandan atas dan
koordinasi dengan aparat teritorial setempat dan keluarganya mengenai upacara pemakaman dan pemakamannya menunggu petunjuk komando atas. VII.
Demikian rangkaian perawatan jenazah di daerah tempur. I. II. III. IV. V. VI. VII. VIII.
Pengelompokan jenazah berdasarkan identifikasi agama (identitas agama) masing-masing. Menyiapkan perlengkapan-perlengkapan untuk memendikan jenazah sesuai dengan agama masing-masing. Memandikan jenazah Mengkafani/memberi pakaian jenazah Mensholati/mendoakan sesuai dengan agama masing-masing Jenazah dibawa ketempat pemakaman yang sudah disiapkan. Doa ditempat pemakaman dan dikasih tanda Koordinasi dengan aparat territorial setempat untuk menjaga dan merawat.
PERAWATAN JENAZAH Bab I. 1.
Pendahuluan
Umum a. Kematian adalah suatu peristiwa yang pasti terjadi dalam kehidupan umat manusia. Kematian merupakan ketentuan Allah atas segala makhluk hidup dipermukaan bumi ini, sehingga manusia perlu membekali diri, mempersiapkan diri terutama amalnya. b. Perawatan jenazah adalah fardu kifayah bagi muslim artinya kewajibannya tidak setiap orang Islam, tetapi sebagian atau sekelompok muslim, namun sebaiknya semua muslim yang berada disekitar melayani jenazah mulai dari memandikan sampai dengan memakamkan.
2.
Maksud dan tujuan Agar para peserta lebih memahami dan menguasai ilmu dan tata cara perawatan jenazah serta dapat melaksanakan dan mengurus/merawat jenazah dengan baik dan benar sesuai dengan syariat.
3.
Ruang lingkup Tata cara merawat jenazah yang disusun dengan tata urut sebagai berikut : a. Pendahuluan b. Kewajiban merawat jenazah c. Tata cara perawatan jenazah d. Penutup Bab II
Kewajiban merawat jenazah Kewajiban mengurus jenazah merupakan wajib kifayah dalam arti : a. Memandikan jenazah b. Mengkafani c. Menyembahyangkan/mensholatkan d. Mengubur/memakamkan
1.
Memandikan jenazah a) Syarat wajib mandi 1) Mayat itu orang Islam 2) Didapati tubuhnya walaupun sedikit 3) Mayat itu bukan mati syahid b)
2.
Yang berhak memandikan 1) Kalau mayat itu laki-laki yang berhak memandikannya lakilaki pula, kecuali isteri atau muhrimnya. 2) Bila ada beberapa orang yang berhak untuk memandikan, maka yang lebih berhak adalah keluarga yang terdekat, dengan syarat berpengetahuan tentang memandikan jenazah. 3) Seorang wanita meninggal ditempat tersebut tidak ada perempuan, suami atau muhrimnya maka hendaklah mayat tersebut ditayamumkan saja, begitu juga sebaliknya. 4) Bila mayat tersebut anak laki-laki atau perempuan, maka yang memandikan boleh laki-laki atau perempuan.
Mengkafankan a. Mengkafankan dengan kain putih merupakan fardhu kifayah. Kewajiban mengkafankan dan penyelenggaraan jenazah diambil dari harta peninggalan almarhum apabila tidak meninggalkan harta khusus untuk keperluan ini, maka yang wajib membiayai adalah anak atau keluarga. b. Adapun kain kafan untuk jenazah laki-laki terdiri dari tiga (3) lembar kain putih. Kain kafan untuk jenazah perempuan terdiri dari enam (6) lembar yaitu : 1) Kain panjang 2) Baju kurung 3) Kerudung kepala 4) Kain panjang untuk basahan 5) Penutup pinggang hingga kaki 6) Kain panjang untuk menutup pinggul dan paha Kain kafan untuk anak-anak terdiri dari satu (1) lembar kain putih atau tiga (3) lembar kain putih. Utamanya kain kafan adalah : Kain putih, bersih, suci, sederhana, kuat.
3.
Menshalatkan Shalat jenazah hukumnya fardhu kifayah. a. Untuk jenazah laki-laki posisi berdiri Imam setetang/searah kepala mayat atau searah dada ke atas. Untuk jenazah perempuan posisi Imam setetang/searah lambung atau pertengahan mayat. b. Hal-hal yang perlu diperhatikan. Shalat jenazah sebaik-baiknya dilakukan dengan berjamaah dan dibuat tiga (3) shaf. Bagi perempuan diperbolehkan shalat jenazah secara bersama-sama kaum lelaki atau bergantian. Shalat jenazah boleh dilakukan didalam masjid atau dirumah jenazah atau ditempat lainnya. c. Rukun, Cara mengerjakan shalat jenazah. Shalat jenazah tidak memakai ruku’ dan tidak memakai sujud, serta tidak dengan adzan dan iqamah, cukup berdiri saja. Yang harus dipersiapkan oleh seseorang apabila akan dilakukan shalat jenazah adalah : 1) 2) 3) 4)
Suci dari hadast kecil maupun hadas besar Suci badan, pakaian dan tempat Menutup auratnya Menghadap kiblat
d. Orang atau prajurit yang mati syahid, gugur di medan perang karena membela agama Islam, tidak dimandikan, tidak dikafani dan tidak dishalatkan. Cukup dikafani dengan bajunya yang melekat padanya ketika ia terbunuh, kelak darahnya yang melekat pada tubuh dan pakaiannya merupakan saksi dihadapan Allah SWT. e. Mati di Laut. Bagi seorang Islam yang meninggal diatas kapal laut, laksanakan sebagaimana mestinya yaitu dimandikan, dikafani, disembahyangkan, tetapi penguburannya dengan cara dimasukkan kedalam laut. Adapun upacara pemakaman seperti upacara pemakaman di darat dengan disaksikan dan dibacakan do’a. Mati syahid yang wajib dimandikan, dikafankan dan dishalatkan diantaranya : 1) Mati karena membela Agama tetapi tidak dimedan perang 2)
Mati
terbunuh
karena
mempertahankan
kehormatan
diri,isteri dan keluarga 3) Mati kepentingan Agama 5) Mati 6) Mati 7) Mati 8) Mati 9) Mati 4.
dibunuh karena melindungi hartanya untuk 4) Mati karena wabah penyakit menular karena melahirkan anak karena tenggelam karena tertibun/tertimpa runtuhan karena terbakar waktu menunaikan ibadah Haji atau urusan Agama
Memakamkan jenazah a. Hukum memakamkan jenazah adalah fardu kifayah atas yang hidup. Kedalaman kubur tidak ditetapkan yang penting diperkirakan agar tidak terbau busuk mayat itu dari atas kubur dan kira-kira tidak dapat dibongkar oleh binatang buas. Mengubur mayat dimaksudkan untuk menjaga kehormatan mayat itu dan menjaga kesehatan orang-orang yang disekitarnya. Lobang kubur itu disunnahkan memakai lobang lahad yang bisa memuat mayat yang akan dikubur, kemudian setelah mayat tersebut dimasukkan ke lobang lahad, lobang tersebut ditutup dengan kayu/papan atau bambu. b. Mengantarkan/mengiringi jenazah. Apabila pelaksanaan jenazah sudah cukup, segera membawa jenazah ke tempat pemakamannya. Jangan sampai menahan jenazah terlalu lama berada di rumah. Sebaiknya untuk mengiringi jenazah, semua pengiring berjalan kaki, pengiring berada di sekitar jenazah, dimuka, belakang, kanan, kiri dan sunnah memikulnya bergantian. Bagi yang memikul bergantian biasanya mempergunakan usungan dalam membawa jenazah kecuali bagi mereka yang jarak antara rumah dengan tempat pemakaman terlalu jauh, mereka membawa jenazah dengan memakai kereta jenazah (ambulance Jenazah). c. Yang perlu diperhatikan dalam mengiring/mengantarkan jenazah : Supaya diciptakan suasana tenang, sebaiknya membacabaca/zikir dalam hati atau bersuara pelan-pelan, berdo’a untuk jenazah. d.
Liang kubur dan liang lahad 1) Liang Kubur. Dalamnya kuburan dari bawah hingga dada kurang lebih 1,5 m (150 cm) atau 2 m (200 cm). Dibuat sedemikian rupa, sehingga rapi dan cukup lebarnya.
2) Liang Lahad. Yaitu liang khusus, dalam liang kubur, yang dibuat untuk meletakkan mayat dengan posisi miring menghadap kiblat. Dengan diberi penahan misalnya : papan, bambu, tanah dan lainnya.
Caranya antara lain : a) Setelah liang kubur yang berbentuk persegi panjang sudah jadi, kemudian pada sisi liang kubur (samping) yang mengarah kiblat tersebut dibuat lubang lagi sehingga cukup untuk meletakkan mayat dengan posisi miring (dibuat pas). b) Apabila tanah untuk pemakaman yang sudah digali itu ternyata tanahnya longsor atau berair atau dikarenakan jenazahnya hancur atau terpotong-potong, bisa kita buatkan peti dari kayu atau papan biasa. Dalam peti tersebut harus diatur sedemikian rupa sehingga mayat posisinya tetap miring menghadap kiblat. Jadi tidak perlu membuat liang lahat lagi. Didalam peti, posisi mayat harus miring diberi bantalan dari tanah. Bab III Tata Cara Perawatan Jenazah 5.
Memandikan jenazah a. Mempersiapkan dahulu segala keperluan untuk mandi. b. Mempersiapkan air mutlak. Air mutlak yaitu air suci dan mensucikan. c. Tempat memandikan sebaiknya pada tempat tertutup. d. Sewaktu memandikan jenazah, agar badan di tutup terutama auratnya. e. Menyediakan air secukupnya, sabun, air kapur barus, wangiwangian, sarung tangan 1 atau 2 stel, handuk atau kain, kain basahan dan lain-lain yang diperlukan. f. Waktu memandikan sebaiknya disekitarnya diberi wangi-wangian yang dibakar seperi ratus/menyan arab, untuk menghindari bau. g. Dalam memandikan/membersihkan mayat, penyiramannya dilakukan dengan bilangan ganjil misalnya 3, 5, 7, 9 kali atau lebih. h. Bersihkan semua kotoran, najis dari seluruh tubuh jenazah, sebersih-bersihnya dengan hati-hati dan lembut. Sebaiknya memakai sarung tangan. i. Memijit/menekan perutnya perlahan-lahan, dengan hati-hati sekali. Bersihkan mulutnya, giginya dan hidungnya, sebaiknya memakai lap (sarung tangan) supaya jangan tersentuh auratnya. Membersihkan kotoran kuku kaki dan kuku tangan, dengan memakai tangkai suruh atau tangkai ketela pohon atau sejenisnya. j. Menyiram air ke anggota badan sebelah kanan, kemudian menyiram pada anggota badan sebelah kiri, bersihkan dengan sabun atau daun bidara, terakhir, siram air kapur barus dan wangi-wangian. k. Apabila jenazahnya wanita, supaya rambut dijalin dikepang 3 bagian, waktu dimandikan. Dan rambut diurai lagi pada waktu dikeramas. l. Sebaiknya jenazah lak-laki dimandikan oleh kaum laki-laki. m. Apabila jenazah wanita, sebaiknya dimandikan kaum wanita. Akan tetapi diperbolehkan seorang suami/isteri ikut memandikan jenazah almarhum suami atau almarhumah isterinya masing-masing. n. Setelah selesai memandikan dengan baik, bersihkan/keringkan badanya dengan handuk.
6.
Cara mengafankan jenazah a. Cara mengkafankan jenazah laki-laki. 1) 3 (tiga) lembar kain kafan dibentangkan dengan cara disusun. Kain yang paling lebar dibentangkan dibawah sendiri atau 3 (tiga) lembar kain kafan dibentangkan, kain letaknya agak serong, atas melebar bawah mengecil. Lembar demi lembar kain dilulut dengan wangi-wangian. 2) Sediakan kain/tali pengikat jenazah secukupnya diletakkan dibawah kain kafan yang telah dibentangkan.
3) Sediakan kapas secukupnya, wangian, untuk menutupi antara lain : a) b) c) d) e) f)
dengan
diberi
wangi-
Kemaluan Wajah (lubang hidung) Buah dada dua-duanya. Telinga dua-duanya Siku-siku tangan Tumit dua-duanya
4) Angkat jenazah dengan hati-hati, baringkan diatas kain kafan, dengan diberi wangi-wangian.
b.
7.
5)
Tutup dengan kapas bagian-bagian : Wajah, kemaluan, buah dada, telinga, siku-siku tangan dan tumit.
6)
Tutup/selimuti jenazah dengan kain kafan dari yang paling atas, selembar-selembar ikat dengan tali 3 (tiga) atau 5 (lima) ikatan.
Cara mempergunakan atau mengkafankan jenazah perempuan. 1) Susun, bentangkan kain-kain potongan dengan rapi. 2) Angkat jenazah dengan hati-hati, baringkan diatas kain kafan dengan diberi wangi-wangian. 3) Tutup dengan kapas bagian-bagian :wajah, hidung, telinga, kemaluan, buah dada, siku-siku tangan dan tumit. 4) Mengikat pinggul dan kedua pahanya dengan kain. Pasang selimutkan kain dari pinggang sampai kaki. Pasangkan baju kurungnya, pasangkan kerudung kepalanya. Sebaiknya rambut yang panjang dikepang jadi tiga (3). 5) Membungkus dengan kain kafan yang paling bawah paling lebar. Ikat dengan tali 3 atau 5 ikatan. Sebaiknya arah kepala mayat sebelah atas, diberi lampu penerangan untuk tanda bahwa itu jenazah. Arah mayat membujur ke utara (bagi orang Indonesia).
Cara shalat jenazah a. Niat menyalatkan dengan ikhlas. b. Berdiri dengan posisi yang betul. c. Takbir empat kali dengan mengangkat kedua tangan pada tiap-tiap takbir. Setelah itu membaca Al-Fatikah. d. Niat untuk Imam : Artinya : ”Saya shalat pada mayat ini empat takbir fardhu kifayah jadi imam karena Allah Ta’ala.”
Niat untuk makmum
Artinya : ”Saya shalat pada mayat ini empat takbir fardhu kifayah jadi makmum karen Allah Ta’ala.”
Niat shalat jenazah perempuan (berjamaah) :
Artinya : ”Saya shalat pada mayat ini empat takbir fardhu kifayah jadi imam karena Allah Ta’ala.” e.
Bacaan dan doa secara lengkap shalat jenazah : 1) Takbir pertama seterusnya membaca surat Al-Fatikah. 2) Takbir kedua seterusnya membaca shalat Nabi Muhammad
SAW. 3) Takbir ketiga seterusnya membaca do’a untuk memohonkan ampunan pada jenazah. 4) Takbir keempat seterusnya membaca do’a. Setelah itu terakhir memberi salam, palingkan muka ke kanan dan ke kiri. f. Shalat jenazah untuk anak kecil (belum akhir baligh), sama dengan shalat jenazah untuk orang dewasa. Akan tetapi waktu menshalatkan pada takbir ketiga membaca do’a sebagai berikut : Untuk anak kecil : Artinya : ” Ya Allah jadikan jenazah anak ini sebagai tabungan dan menambah beratnya timbangan serta pahala untuk kita semua.” Keterangan : apabila jenazah wanita lafal HU supaya diganti dengan HA. Contohnya : Allahumagfir (lahu) untuk laki-laki menjadi Allahumaghfi (laha) untuk perempuan. Warham (hu) untuk laki-laki menjadi warham (ha) untuk perempuan. Wa’afihi untuk laki-laki menjadi Wa’afiha untuk perempuan. g. Shalat ghaib. Shalat ghaib yaitu menyalatkan jenazah yang jenazahnya tidak ada ditengah-tengah kita (jamaah). Umpama : Bila ada keluarga atau handai tulan meninggal dunia di tempat yang jauh dari sanak keluarga atau sudah dikebumikan, disunahkan bagi kita untuk melakukan shalat ghaib atas mayat itu. Walaupun sudah lewat seminggu, 7 (tujuh) hari atau setelah 40 (empat puluh) hari atau lebih diperbolehkan atau tempat tinggalnya berlainan kabupaten. Caranya sama dengan shalat jenazah.
8.
Mengubur jenazah dan cara memasukkan ke pemakaman. a.
Masukkan jenazah dengan meletakkan dari arah kakinya.
b. Letakkan badan miring sebelah kanan dan mukanya menghadap kiblat, diganjal diberi sandaran dengan tanah, supaya tidak terbalik ke belakang, sambil mengucapkan : Artinya : ”Dengan nama Allah dan atas agama Rasulullah”. c. Melepaskan tali ikatan kafan, kemudian ditutup dengan kepingankepingan bambu atau papan, baru ditimbun dengan tanah sampai padat, telinga sebelah kanan supaya ditempelkan ke tanah. Sunnah, sebelum mayat ditimbun, dimasukkan dahulu tiga genggam ke dalam liang kubur dari arah kepala, kemudian baru ditimbun tanah.
d. Terakhir diberi tanda dengan menancapkan batu nisan diatas kuburan tersebut. e. Kemudian dibacakan do’a bersama-sama pengiring jenazah., agar jenazah diampuni dosanya dan agar diberi ketabahan hati dan kebahagiaan. f. Perlu diketahui : Untuk jenazah wanita, waktu memasukkan kedalam liang kubur hendaknya ditutup dengan kain. Bagi mereka yang turut menurutkan jenazah masuk kedalam liang kubur, untuk menerima mayat, sebaiknya dilakukan oleh orang-orang yang pada malam hari sebelumnya tidak menggauli isterinya (tidak berkumpul). Bab. IV Penutup Demikian naskah sementara materi pelajaran perawatan jenazah untuk digunakan sebagai pedoman pelaksanaan kegiatan guna mencapai sasaran yang diharapkan secara berhasil dan tepat guna.