pt T -03-2002-8
Konstruksi
dan Bangunan
Tata Cara Identifikasi Awal Di Daerah Longsoran
DEPARTEMENPERMUKIMANDAN PRASARANAWILAYAH
~
Pt T -03-2002-8
DAFT AR 151
Hal. DAFTAR ISI
PRAKATA
ii
1. Ruang Lingkup .
1
2. Acuan
1
3. Istilah dan Definisi
1
...
...
...
Kerja
...
...
Umum
Teknis
Persyaratan
Persyaratan
4.1
...
... ... ... Keselamatan
...
"
Persyaratan
4.2
4.3
...
4. Persyaratan
LamDiran
'.
Data
dalam "
'
Gambar Interpretasi
Pelaporan
dan
dan
Laporan
Analisis
Penynjian Isi
6.1
Analisis
6.3 6.2
6.
5. Cara Pelaksanaan / Pengerjaan
2 2 2 4 A.
5 5 5 5
Lampiran - Lampiran 1. 2. 3. 5.
Gambar 1. Gambar 2. Gambar 3. Gambar 4.
Bagan A~irIdentifikasi Awal Longsoran Badan Jalan Bentuk dan Bagian Longsoran Perhitungan Morphometrik untuk Longsoran (Croizer, 1973) Klasifikasi Gerakan Tanah Dilihat dari Peristiwa dan Konsepsi Faktor Keamanan. 6. Daftar Simak (Check List) 7. Form Isian Lapangan
pt T -03-2002-8
PRAKATA
Indonesia merupakan kepulauan yang terletak pada pertemuan dua lempeng, memiliki pulau-pulau bergunung api aktif dan merupakan daerah tropis yang intensitas curah hujannya cukup tinggi. Pada setiap musim hujan terjadi longsoran dibeberapa propinsi di Indonesia. Pengetahuan untuk melakukan identifikasi awal kerusakan jalan dan bangunan disekitarnya sangat diperlukan untuk kebutuhan penanggulangan tindak lanjut, sehingga tidak mengakibatkan terputusnya sarana transportasi maupun terjadi inefisiensi penanggulangan longsoran. Pedoman teknis identifikasi kerusakan jalan di daerah longsoran ini disiapkan oleh Pusat Penelitian dan Pengembangan Prasarana Transportasi Badan Litbang KIMPRASWIL, dengan konseptor Ir. GJW. Fernandez dan Ir. Benyamin Saptadi Rahmat dan dimaksudkan sebagai penunjang SNI 03-1962-1990, mengenai Tata Cara Perencanaan Penanggulangan Longsoran.
Pt T -03-2002-8
PEOOMAN TEKNIS TATA CARA 10ENTIFlKASI AWAL 01 OAERAH LONGSORAN
1
Ruang Lingkup
Pedoman teknis ini merupakan metoda tata cara identifikasi awal daerah longsoran badan jalan dan sekitarnya (Iihat gambar 1). Pedoman ini dibuat untuk dilaksanakan oleh tim yang ditunjuk oleh instansi pembina jalan ditingkat pusat maupun daerah otonomi sebagai bahan/informasi awal untuk penanggulangan darurat maupun penentuan.
2. Acuan 1) Committee on landslide Investigations Highway Research Board, Special Report 29, landslide and Engineering. 2) IRE
-
TRL Collaborative Research Project, The Formation of an Indonesia Slope
Inventory *).
3) IRE - TRL Road Research Development Project, Application of The Indonesia Slope Information System *). 4) SNI 03-1962-1990, Tata Cara Perencanaa:1Penanggulangan Longsoran 5) CROZIER, M.J, 1993, Techniques for the morphometric analysis of landslide, Zeit for geon, A.78-101.
3. Istilah dan Definisi Istilah dan definisi yang digunakan dalam pedoman ini sebagai berikut 3.1 Longsoran (landslide) Suatu proses perpindahan massa tanah / batuan dengan arah tegak, mendatar atau miring dari kedudukannya semula karena pengaruh gravitasi, arus air atau beban luar longsoran (Iihat gambar 4). 3.2 Mahkota Longsoran Bagian atas (umumnya membentuk setengah lingkaran) dari arah gerakan longsoran 3.3
Badan Longsoran
Materiallongsoran
(debris material)
yang mengalami pergerakan.
3.4 Kaki Longsoran Bagian kaki dari pergerakan longsoran. *) belum di publikasikan 3.5 Semi Permanen Penanggulangan yang sifatnya hanya untuk sementara agar kendaraan sesuai klasifikasi jalan dapat melalui. 1 dari 15
yang tonase nya
Pt T -03-2002-8
3.6 Penanggulangan Darurat Mengfungsikan jalan agar dapat dilalui 3.7 Arah Memanjang Potongan Arah longsoran bergerak.
4.
Longsoran
Persyaratan Persyaratan Umum
4.1
Tim harus berangkat sekurang-kurangnya 2 hari setelah kejadian,dan apabila diperlukan penanggulangan darurat dapat dilihat SNI 03-1962-1990, Tata Cara Perencanaan Penanggulangan Longsoran gar tidak memperburuk keadaan dan tidak menghilangkan data untuk keperluan penelitian. Tim Identifikasi
4.1.1
a) Tim ditunjuk secara resmi oleh instansi yang berwenang b) Tim sekurang-kurangnya terdiri atas
- 1 orang koordinator yang memimpin - 1 orang surveyor - 1 orang teknisi lapangan
c)
Koordinator tim adalah seorang ahli geoteknik berpengalaman
4.1.2 Penanggulangan darurat yang disarankan dalam pedoman ini seiambat-lambatnya 2 minggu sejak hari longsor terjadi 4.1.3
Koordinasi dengan instansi terkait, seperti Satkorlak Penanggulangan harus oleh tim.
4.1.4 Laporan hasil identifikasi harus dapat diselesaikan seiambat-lambatnya tim identifikasi ditugaskan.
BencanCi Alam
7 hari sejak
4.2 Persyaratan Teknis 4.2.1
Peralatan
Peralatan yang perlu diprioritaskan oleh tim yaitu peralatan lapangan terdiri dari : 1) Alat ukur (T-0, water pass atau Theodolith) yang masa kalibrasinya masih berlaku 2) Rol meter panjang 50 meter dan 5 meter 3) Kompas geologi dan palu geologi 4) Peta geologi dan topografi 5) Foto udara (bila ada) 6) Buku catalan lapangan lengkap dengan alat tulis 7) Kantong plastik untuk contoh tanah 8) Kamera untuk pembuatan dokumentasi lapangan 9) Penyiapan form isian lapangan (check list)
2 dari 15
pt T -03-2002-8
Data
4.2.2
4.2.2.1 Lokasi Identifikasi longsoran harus jelas dan memuat - Ruas jalan antar kota/desa, nomor ruas dan km - Nama desa, Kecamatan, Kabupaten dan Propinsi - Arah mata angin (USTB) - Harus dilokalisir longsoran yang akan diidentifikasi (m1 - Sketsa longsoran dapat dilihat pada gambar dibawah ini
4.2.2.2
Identifikasi Faktor Internal
Data identifikasi faktor internal yang diperlukan meliputi : a) Kondisi geologi daerah longsoran harus diperjelas (pelapukan, perlapisan dan struktur geologi). b) Geometri longsoran yang terdiri atas : - Pola retakan dan amblesan yang terjadi pada perkerasan jalan dan daerah sekitarnya - Pola perpindahan massa tanah di daerah tebing atas maupun lereng bawah jalan - Pola tata guna lahan c) Tata salir dan air tanah. d) Bangunan-bangunan yang ada. e) Pola tat a guna lahan. f) Jenis tanah.
4.2.2.3
Identifikasi Faktor Eksternal
Data identif!kasi f31
Data lainnya yang diperlukan seperti beban kendaraan, kondisi penanggulangan yang sudah ada, potensi bahan bangunan disekitarnya.
4.2.3
konstruksi
Formulir Isian
Seluruh data yang berhasil didapat (4.2.2) harus disusun dalam bentuk check list (contoh check list ada pada lampiran).
.1 rl~ri 1.11
Pt T -03-2002-8 4.3 a) b)
Persyaratan Keselamatan Kerja Team. Seluruh tim harus diasuransikan Pada saat pekerjaan dilakukan semua personil harus memenuhi ketentuan persyaratan keselamatan kerja perlu memenuhi ketentuan yang berlaku.
5. Cara Pelaksanaan I Pengerjaan Tata cara pelaksanaan dapat dilihat sesuai bagan alir kerja pada gambar 1 5.1 Siapkan .dan lakukan kajian awal dari bahan studi meja berupa : gunting berita dari koran, peta tofografi, peta geologi, toto udara (bila ada) dan laporan-laporan terdahulu 5.2 Siapkan personil dan tim yang profesional termasuk peralatan, surat-surat (administrasi) serta formulir-formulir yang akan digunakan dalam identifikasi sebelum berangkat ke lokasi longsor. 5.3 Setelah tiba dilokasi terlebih dahulu lakukan koordinasi dengan instansi terkait agar memperoleh gambaran lebih lanjut tentang waktu kejadian macam kerusakan, luas bencana dan kerugian atau korban yang terjadi.
5.4 lakukan segera identifikasi awal dengan menggunakan check list dan formulir isian lapangan melipul data-data lokasi, identifikasi faktor internal, identifikasi faktor eksternal serta data penunjang lainnya seperti diuraikan pada bab 4.2.2. dan 4.2.3. Pekerjaan ini dilengkapi toto dokumentasi yang menggambarkan situasi longsoran dan kerusakan akibat longsor secara detail. 5.5 Surveyor dan teknisi segera melakukan pengukuran lapangan dan penggambaran pot. melintal1g ~esuai kebut!.Jhcn se!1a penr;atatan lengkap tentang kerliSakt'ln yang timbul setelah terjaai longsoran menggambarkan situasi keseluruhan longsoran secara melintang, memanjang. 5.6 Lakuan langkah berikut berupa analisis dan interpretasi data seluruhnya dari perekaman identifikasi awal dari langkah 6.3, 6.4 dan 6.5. Sehingga diperoleh interpretasi awal berupa : a) mekanisme longsor dan perkiraan luas situasi daerah longsoran sesuai hasil persyaratan b) Jenis longsor berdasarkan hasil interpretasi dalam bentuk penggambaran sketsa situasi dan penampang longsoran sesuai acuan morfometrik longsor seperti gambar 2,3, dan 4. 5.7 Susunlah laporan yang lengkap sebagai laporan pendahuluan/awal dilengkapi dengan sketsa, gambar situasi, penampang-penampang, toto dokumentasi termasuk saran/rekomendasi penanggulangan darurat atau penyelidikan lanjutan yang lebih rinci dengan mengacu SNI 03-1962-1990 Tentang Tata Cara Perencanaan Penanggulangan Longsoran. Laporan ini harus dapat dilaksanakan sesuai butir 4.1.4 (seiambat-lambatnya 7 hari) agar penanggulangan darurat yang disarankan dapat segera dilaksanakan seiambat-lambatnya setelah 2 minggu semenjak kejadian longsor (Iihar butir 4.1.2)
5.8 Hasillaporan ini agar selalu dikoordinasikan dengan pihak Satkorlak dan pelaksanaan lapangan dari Pemerintah Daerah setempat.
4 dari 15
Pt T -03-2002-8 5.9 Pelaksanaan dari pengontrolan ini dilakukan dengan menggunakan daftar simak terlampir (Iihat lampiran).
Analisis dan Pelaporan
6.
6.1 Analisis dan Interpretasi Data Analisis dilakukan berdasarkan check list yang sudah dibuat Interpretasi dari data check list dikaitkan dengan : 1) Mekanisme longsoran yang terjadi dan perkiraan situasi daerah penyelidikan berdasarkan hasil pengamatan di lapangan. 2) Jenis longsoran berdasarkan hasil interpretasi dalam bentuk sketsa situasi dan penampang tanah dengan acuan Morphometrik Longsor (Crozier, 1973) lihat gambar 3 dan 4. 3) Kemungkinan terjadinya longsoran susulan..
6.2
Isi Laporan
Isi laporan akhir identifikasi kerusakan jalan akibat longsoran harus mencakup : 1) Keadaan situasi daerah penyelidikan 2) Kondisi kerusakan jalan mencakup retakan/amblasan, perpindahan massa tanah / batuan, aliran air dan gerusan yang terjadi, tata guna lahan, jenis tanah / batuan, sudut lereng tebing atas dan lereng bawah jalan, kondisi vegetasi dan sebagainya. 3) Saran-saran lanjutan baik yang siratnya penyelidikan lanjutan bila kondisi longsoran cukup berat dan kompleks maupun saran teknis yang sifatnya sementara yang berisikan penanganan masalah yang terjadi serta cara penanggulangannya.
6.3
Penyajian Gambar dalam Lampiran
Gambar hasil identifiasi lapangan disajikan dalam bentuk sketsa situasi dan penampang tanah. Ketentuan penyajian adalah sebagai berikut : 1) sketsa situasi lapangan ini menyajikan data-data lapangan secara rinci dengan skala minimal 1 : 200 dan maksimal 1 : 500 2) potongan melintang badan jalan di daerah longsoran dibuat penampang tanahnya dengan skala 1 : 100 3) informasi mekanisme longsoran dan faktor penyebabnya.
5 dari 15
Pt T -03-2002-8
BAGAN ALiR IDENTIFIKASI AWAL LONGSORAN BADAN JALAN
Tafsiran Umum
Desain
~
Gambar 1. Bagan Alir Identifikasi Awal Longsoran Badan Jalan 6 dari 15
~
Pt T -03-2002-8
Pcml::!~a:ul Tallah asli \
/~ "
("
'--
'" "-
~~ 104
...'
. ~.
" , '"
~::~~;:::~-
-
~
~ :., ~-.o
.,
. .- -
..
,
Rckahan
Mclintang
,
~'-"""""'" "" ,"
-
;\:--:.~..-~: J-, .
~~
~---
11""
:~ ..~ ~~~-
. .,-.-
,
"" '-
/
.,/
R_""
~t
.",
/" ,;
."
-;..
.-/
.: ",
lo4c1o.pAi
~ '-
/'
- ".,"'t
-
~I~ -
-
,~kll
'"~
--- ---
-- --
~
--
Gambar 2. Bentuk dan Bagian Longsoran
7 dari 15
-
---
I
Pt T -03-2002-8
a m~~1
,)
(2)'
~.p
b utama
y ;.,f:-:
r~rmUK~4n yOn') t1tf9CJ'r)K J
-~.,... ~x.,.",
)
1:
ks Klasifikasi
--xl
D L
./
{. Lm "IC".
c
:kspCrpilldahan- ~
-
:,'"
2\ ~
Lc
L/ -DC Il1\lIllUII
--
Lm
Lc
,,{
y.~x \¥
/
~
Gambar 3. Perhitungan Morphometrik untuk Longsoran (Croizer, 1973)
8 dari 15
I
I
I
m N 0 0 N M 0 t-
c..
.c co c ~ c co ~ ~ '" :)) .c co .c Q) >c Q) Q.
E co ro "0 c: co c: :. OJ OJ c: co ('1
m ~ c III c ~ 0) 0) c III (')
co ~ "CO "ffi '6 g5j -0) (/)
1;; 0f! "2 :0 ,.,
C)C)roffi C S
C
~ffi.c
-Q).c
OJ
~.~~ C(V(V ~3§ z ~
co
OJ .co "OOJ~
c co
'"
.0'"
'§i6~
-'"
c-
-Q).c~
'" "'~-c
z~
~~E~~ .,.'v ro ~
~c'" c cn-la~ CC1ij ~ ~-
,
~ffi"ffi
Ec.c co E '" Cl..c ,~
Q) .ffi Q)
~
~
.ffi~!a-;;'5: .~ ~ a.
'"
IU
~'1O.9J..ffi '-.c '" C-
.c"i:IUE 1UQ)=Q) Ca..co.
1U:'.?o.~ ~~!l.IU~ ~ -
~'e
F
0> 0:
g"=
E
_oC
~
co
~
~.~ ~'" ~
"@:
i5~ .c",~~g' '"
2;05 "'.c~ -"'g? ~~
oo~
~ ~
E ='"
'"
0:.0'" """.0 ",.oE Q)Q)Q) .0>-0> EO:O: Q) Q)Q)
--;: '"0: "'.x
""" 0: a. $19
~~~m~
0"e=:. Q)~c-c"'c c '"
CC~~
~~~-
"'0. '" -""" xo'" 0'" ~ ~~>c
"ro"
ffi~~~~~ g'2E",~E
"'-c'" 100>'"
=
,,,,,,,..,as,,, "'c~~~>E~"""""c
~~~:g,g2 ~"1O-Sco" ~c.'_cc
~
~~~ffi~~
-c::
'"
",.c
'"
co'" !9",
~ '" '"
8.:gc:: .. .c -c:: !P. 1ti"8."
~ .a 2
-" .. ~
a. §. -" ~
-~-c::
~:g!ij~~ .. ~c::c.c:: .. c::
E ~ --
~
~"f-~&
c
t
E !EcS", '" '"
S
'"
.c
E
~
.
-
'"
'" C "'>-e""" ~ >c
'" '" "'cc-c
~
" .c.-'"
",.cQ) >-Q).o c'"
"C~""".c Q)~",E", ~.o""".o .= Q) g'
~
:':!E.9J.5S
",
C
g,~ c ",
~
~ro
",~ .-
:ij:ij Ec>
~",-'" x",
",>-~"" .cc.oc Q)"'E:i5 c=""",S!.
.=
~ W Q.
~
C ::>
t= c :I:
~
G co
co w >z
W Q. Z
l()
..°C: ro "0
Q)
Ii") ~ .~ ro "'0 0
Pt T -03-2002-8
FORMULIR ISIAN IDENTIFIKASI AWAL LONGSORAN
Data Lokasi Nama Lokasi Longsoran Desa/Kelurahan Kecamatan Kabupaten
1 dari 15
...
...
...
ke
...
...
...
...
...
dari
Km
...
...
I Jalan Nasional, Propinsi/Kodya, Kecamatan Desa atau
..,
...
...
Propinsi No. Ruas Jalan Km
1. 2. 3. 4. 5. 6. 8
Letak
A.
Pt T-03-2002-8
I
d.
I genangan air
Luas genangan Panjang ... ... ... lebar ... '" '"
. Daerah cekungan
e 3
,.,
.m .m
.
Panjang... ... ... ... ..m Lebar... ... ... ... ... ...m
tin i I kedalam
Bagian bawah sebagai kaki longsor (bagian ujung atas cembunQan) ;-1 Rekahan - rekahan melintang
m.
Panjang
om
Lebar. .
.cm
-~
b Bahan longsor - Tanah - tanah campur batu - batu-batu - aumDalan/bonakah-bonak;lh 4
Bagian bawah sebagai jari-jemari longsor (bagian tengah dan bawah cembun an). a. Lidah
Panjang
Lebar
--
-
.m .m
m
panjang teoal... lebar
-
...
..
.m, om
b. Bahan terdiri dan: Visual - lumpur cair - tanah - tanah bercampur batu
- batu-batu~nv~na han~IJr Punggungan melintang d. Rekahan radial (menjari)
f---;
~
panjang ...m I~bar ... ... . . .. m Jumlah ... ... ... buah, panjang ... ... ..cm
~fn~~i/t~b~iid~i~'~:..:~c% I Erosi kaki tebing dan sungai/anak sungal Beda tinggi dan mahkota sampai dengan bagian ujung bawah jari-jemari longsor
m.
~
Pt T -03-2002-8
Data Kerusakan jenis batuan 1
Status jalan
Negara - Propinsi - Kabupaten/Kota - Desa
2.
Jenis Konstruksi
Hotmix, Penetrasi, Beton Semen, Kerikil Tanah
3.
Panjang kerusakan
4
Bagian yang rusak : (a) Permukaan jalan (b) Badan jalan (c) Talud/lereng (d) Saluran sam ping (e) Gorong-gorong
5.
E.
m
m, lebar
lebar
m, lebar m,
...
panjang
...
Panjang ... ... ... m, lebar ... ... m Panjang ... ... ... m, lebar ... ... m Atas, bawah, atas dan bawah panjang
D.
m m, patah, retak, bergeser.
Retakan yang timbul (uraikan : letak, bentuk, dimensi)
Data Penunjang (terlampir)
1
Data geologi setempat : Uraikan setelah melakukan permukaan di sekitar daerah longsor.
2.
Data tata guna lahan, vegetasi pet a
3.
Data tata salir keairan baik air permukaan maupun air tanah (mata aii)
4
Data curah hujan dan keadaan hujan menjelang dan saat longsor.
5
Data pekerjaan tanah yang sedang dilakukan sebelum/saat longsoran
6
Potensi bahan bangunan yang ada di sekitar daerah bencana.
7
Konstruksi penanggulangan
pengamatan geologi
sebelum kondisinya
Koordinator tim
13 dari 15
Pt T -03-2002-8
FORM ISIAN LAPANGAN
PROPINSI / KABUPATEN LOKASI RUASJALAN/KM NO. LINK
TANGGAL CUACA PETA GEOLOGI PETA TOPOGRAFI
SKET,c,ALOKASI
14 dari 15
pt T -03-2002-8
SKETSA LAINNYA
1.&) rI~ri
1.&)
t if M~
t"1i;- +U.tMENTERI PERMUKIMAN DAN PRASARANA WILAYAH
Ol
10'el
2Oij3" ~
-
REPUBLIK INDONESIA
KEPUTUSANMENTERI PERMUKIMANDAN PRASARANAWILAYAH NOMOR 330 /KPTS/M/2002 TENTANG PENET,APAN 26 (DUAPULUHENAM)PETUNJUKTEKNIS BIDANGKONSTRUKSIDAN BANGUNAN MENTERIPERMUKIMANDANPRASARANAWILAYAH, Menimbang
a.
bahwa dalam rangka menunjangkebijakanPemerintahuntuk peningkatanpendaya gunaan SumberdayaAJamSumberdayaBuatan dan SumberdayaManusia, telah disusun26 (dua puluhenam) PetunjukTeknisBidangKonstruksidan Bangunan;
b.
bahwaPetunjukTeknis tersebuthurufa, telahdisusunsesuaidenganketentuanyang berlaku dan syarat-syarat yang diperlukan, sehingga dapat digunakan dan dimanfaatkanbag; kepentinganumum dan pembangunanbidang konstruksi dan bangunan;
c.
bahwa berkai!an dengan huruf a dan huruf b tersebu! di alas perlu ditetapkan dengankeputusanMenteriPermukimandan PrasaranaWilayah;
Mengingnt
Und~ng-undangNomor18 T~hun1999Tenta:lgJasa Kor,struksi;
2.
Undang-undangNo.22 Tahun 1999tentangPemerintahanOaerah;
3.
Peraturan PemerintahN'J. 25 Tahun 2000 tentang KewenanganPemerintahdan KewenanganPropinsisebagaiOaerahOtonomi;
4.
PeraturanPemerintahNomor28 Tahun 2000 Tentang Usahadan reran Masyarakat Jasa Konstruksi;
5.
Peraturan PemerintahRI Nomor 29 Tahun 2000 Tentang PenyelenggaraanJasa
Konstruksi;
6. "7
Peraturan Pemerintah RI Nomor 30 Tahun 2000 Tentang Penyelenggaraan PembinaanJasa Konstruksi; PeraturanPemerintahRI Nomor102Tahun2000 TentangStandardisasiNasional;
8.
KeputusanPresidenRI Nomor12 Tahun 1991Tentang PenyusunanPenerapandan PengawasanStandardisasiNasionallndonesia;
9.
Keputusan Presiden RI Nomor 13 Tahun 1997 Tentang Badan Standardisasi Nasional;
10. KeputusanPresidenRI Nomor228/M Tahun2001 TentangPembentukan Kabinet GotongRoyong;
1
Kepulusan Presiden RI Nomor 102 Tahun 2001 Tenlang Kedudukan, Tugas, Fungsi,Kewenangan,SusunanOrganisasidan tala Ke~aDepartemen;
2 12. KeputusanMenteriPermukimandan Prasarana Wilayah Noroor01/KPTS/2001 Tentang Organisasidan Tata Kerja DeparternenPermukimandan P-rasarana Wilayah;
ME MUTU SKAN Menetapkan
KEPUTUSAN MENTERIPERMUKIMAN DAN PRASARANA WILAYAHTENTANG PENGESAHAN26 (DUA PULUH ENAM) PETUNJUK'TEKNIS BIDANG KONSTRUKSI DANBANGUNAN.
KESATU
Menetapkan26 (dua puluh enam) PetunjukTeknis Bidang Konstruksidan Bangunan sebagaimanatersebut dalam Lampiran Keputusan ini serta merupakan bagian tak terpisahkandari Keputusanini.
KEDUA
PetunjukTeknis BidangKonstruksidan Bangunansebagaimana dimaksudpada DiktumKesatu,dapat digunakansebagaiacuandan per&yaratan dalamPe~anjian KerjaKonstruksibagipihak-pihak yang bersangkutan dalambidangkonstruksidan bangunan.
KETIGA
Keputusanini berlakusejakditetapkan.
TemQusanKeputusan ini disampaikan kepadayth : 1 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9. 10. 11. 12. 13. 14.
Sekretaris JenderalDepartemen Kimpraswil ; Inspektur JenderalDepartemen Kimpraswil ; DirekturJenderalPenataanRuangDepartemen Kimpraswil ; DirekturJenderalPrasarana WilayahDepartemen Kimpraswil ; DirekturJenderalSumberdaya Air Departemen Kimpraswil ; DirekturJflilderalPeiumailandanPermukiman DeDartenlen Kimprc.S'MI ; DirekturJenderalTataPerkotaan danTataPerdesaan Departemen Kimpraswil KepalaBadanPembinaan Konstruksi danInvestasi Departemen Kimpraswil ; KepalaBadanPembinaan Sumberdaya Manusia Departemen Kimpraswil ; KepalaBadanStandardisasi Nasional; ParaEselonII di lingkungan Departemen Kimpraswil ; ParaKepalaDinasPekerjaanUmumiKimpraswil Propinsi ParaKepalaDinasPekerjaanUmumiKimpraswil Kabupaten/Kota. A r sip.
DITET APKAN DI PAD A TANGGAL
JAKARTA 15 .1gustus
MENTER!
PRASARANA r -.0 . ---
26Juknis/i3/28602
2002
.
i, .J
LAMrll~/\N KEPUTUSAN Nomor Lampiran
. MENTERI
PERI\1UKIMAN
I>AN PRASAI~ANA \VILA \' AH
: ':' :'::!KPTS/M/2002 :iSi...:...:.;~.;.',;2002
~"'autm
"'irSjil:~¥~.
"Trc::,!.~-II;.,,',it7,,;C
..M;:i:;!,~~"..':
lan perel1cal1
I
rasaral1a"
rtasi
I i
geome""iT\k-pe~ II 11jJa"jigall-seG Idan.Jg""--P-f""[:O~L=~ lta c :a-"Pci=eilcanaai1
permu
dengancarauji getar.
an
atan untu .
-I
-
angunan alas ~
'-J'enllalan 1
dengan
kon<;l.ISI.JembatJn Cnl,\
untuk
bangunan
ba\\ia]i
UJI getar
-1""Tafa carapclaksal1aal1betonpadat giling (1:31"'(j) I-S!'
~
I I
am car(fIOC'-iUiTtK-asi-a"'8.1 aa-efali.ongsoran
- .)--
8 liS
-)-
-
~
-Pi
--1:3
ral1Spol-rasl
.
!=:J
11~)3i1g~Prasa.ral1a ral1SpOl1asi
lIS
-,.,r
1-2001:(
2-2002-l
"1
Pcrmukiman ~}uslltbang-. .. Permliklman
Pi I-I j-lUU2-l
Iin KUl1aan
-rtj
IT
I ~Ttlsl!tbang Permukimal1 -
I
-I
4-2002-L: I- --ruSTiffiai1g--
Pt 'i-15=2UO~
.1-
Permltkiman --Plisll~~--.. ~
---" llSlTtba-ng!Jermuklillall
-h1"-enerapan pengelolaan
aIr Ilmbah
- pada ka\\'asan pengl1ijauan enangananair erSI1 an ala cara perenc311aan
I pesantrel
I.lt
I /-1001-L:
"PI
pasangsurut
bel1umpupadakelompok(P2BPK.) embuatan prOpOSal tekLlls dalam penyelenggaraan perumahan bel1umpu pad a kelompok (P2BP~-..e
-5=2"0"02:(
lYf
~.surval swadaya dalam penyelen~~araanperumahal~ I
11"1
secara kO11"Wm
aV3'an 0 'asl a am penveenggaraan
I~-IJerenCanaan !1~ru:;lahanbel1l!mIJU padapen)'elenggaraan k-elompok (P2BPK) -tapa!.;.dalam
..
-pi
Perlll UKilllal1 -v'os! lbai1:-!!'--Peril I"imal -1""8=2UO"2:c -Pli$Tillian!.i:P'?l11llll;.imali -L ':)-2002-l 7i:iSlii1mTiQPermukillla!i ~~_.-
7u::?"O-o2:-r
l'uSlllhall!!.
)crmukim~iI1 -r-lisli"ffi"aM
~
11"=-TOU2:i
Vl
2:?:=2UU2:t ~~
1)1
.23-2UU2-C
erancangan
rumah
dalam penyelenggaraan
"1J1
24-2002-(
pcrumahan bel1umpu pada kelompok (P2BPK) - PelaKsailaan pembangunan dalam penyelenggaraml 1>1
p~rumahan bel1umpu pada kelompok (!2BPK)
~
;'ermukiman Vli"slill)-;;~ Permukim,
I L
-PliSl"ii11ai1
pcrumahan bertumpu pada kelompok (P2BPK) I
-
rasural1:1 1asi rasaral1:l Trmlsportasi PUslltbal1!.!---
. P11'-IU-2UU2:-S-
!Pt"T
Pi~
rrallspOl1aSI liS m)ai1glJrasaral1a Transponasi mng Prasarana ill1SpOnasi ;ai1g Pras:~ral1a
.
1-Vemantaatanpompa hldram dalam penyedlaan air I bersih !P-e~al1 sistem penghljClUandl Imgkungan . permuklman l~el1pelolaansampah dengal1sistem daur ulang pada
rasaralla
usl~(bal1g
OS-2UU2-H
:-O9~2002-H
-t-l1f
)3Ilg
IS Tlal1sj.,ol18Si TtTial1!.! IJmsar;lni'l
l.lt 1-06-2002-1:3 " tl-uJ-2002-1:3
-I 1.I.andU~n Ueoteknlk I : Prosespembemukan dall
It
Tr~11Srortasi
l.ltl-U4-2U02-~
--
Desain dan peke,:iaanlapangan llT --I Panduan(jeoteknlk 3 : I.lengujlantanah lunc1kI Pengu.iianlaboratorium -tl.l..lllduan Ueoteknlk 4 : Ucsaln danKonstrukSI
-
rasaralla nasi
~~
Penllukim: -r>tISTiT!)"ii"il! P~rillukim;
DITET APKAN DJ PADATANGGAl:;
Jak.\rt.\ ::; AglIstll
20112