BAB VII SIMPULAN DAN REKOMENDASI Simpulan dan rekomendasi ini terdiri dari ringkasan, kesimpulan, keterbatasan dan rekomendasi atas hasil penelitian dalam penyusunan dan pelaporan indikator kinerja dalam Direktorat Jenderal Minyak dan Gas Bumi. 7.1 Ringkasan Konsep manajemen publik baru (new public management) dalam manajemen kinerja sektor publik berperan serta dalam mengubah paradigma manajemen pemerintahan menuju sistem manajemen publik yang lebih fleksibel dan bertujuan kepada publik dalam pengelolaan yang lebih profesional. Konsep ini menekankan sumber daya organisasi ditujukan kepada pencapaian target kinerja dengan fokus pada pemenuhan hasil (outcome), bukan pada kebijakan. Pengendalian atas output dan outcome menjadi perhatian utama organisasi. Manajemen kinerja yang baik dan akuntabel membutuhkan suatu indikator kinerja dalam mengukur sukses atau tidaknya organisasi. Monitoring dan pengawasan terhadap indikator kinerja harus dilakukan secara berkesinambungan sebagai bagian dari upaya menciptakan kultur perbaikan kinerja secara berkelanjutan. Pada pengamatan awal penulis yang berkaitan dengan belum terimplementasikan penganggaran berbasis kinerja pada Direktorat Jenderal Minyak dan Gas Bumi, diperoleh suatu informasi atas permasalahan yang sering terjadi yaitu seringnya revisi anggaran, serapan keuangan yang terlalu rendah, serta laporan kinerja yang belum terlalu baik. Hal ini mengindikasikan adanya permasalahan dalam pengukuran kinerja khususnya dalam penyusunan indikator kinerja.
76
Evaluasi
ini
bertujuan
untuk
mengetahui
apakah
Rencana
Kerja
Anggaran
Kementerian/Lembaga yang disusun oleh Direktorat Jenderal Minyak dan Gas Bumi dilakukan dengan benar sebagai suatu kebutuhan dalam meningkatkan manajemen kinerja pemerintahan yang profesional dan berorientasi pada hasil (new public management) atau hanya memenuhi ketentuan perundang-undangan. Pertanyaan yang akan dijawab dalam penelitian ini adalah Apakah indikator kinerja dalam Rencana Kerja Anggaran Kementerian/Lembaga Direktorat Jenderal Minyak dan Gas Bumi telah menunjukkan hubungan yang logis? Dan bagaimana performance blueprint dengan pendekatan OPM&M dapat digunakan untuk mengevaluasi Rencana Kerja Anggaran Kementerian/Lembaga Direktorat Jenderal Minyak dan Gas Bumi. Tujuan penelitian ini adalah untuk menganalisis kesesuaian informasi (hubungan yang logis) antara indikator sasaran kinerja Direktorat Jenderal Minyak dan Gas Bumi dan Indikator Kinerja Rencana Kerja Anggaran Kementerian/Lembaga. Manfaat Penelitian ini diharapkan dapat sebagai masukan/bahan pertimbangan dalam pelaksanaan Penganggaran Berbasis Kinerja mengenai pengukuran kinerja berbasis hasil (outcome). Untuk mengetahui kendala dalam implementasi penyusunan indikator sasaran kinerja dalam Rencana Strategis dan Rencana Kerja Anggaran Kementerian/Lembaga, maka metode wawancara secara langsung dilakukan kepada pejabar/pihak yang terlibat langsung dalam penyusunan dan pelaporan untuk menarik suatu kesimpulan. Analisis indikator kinerja menggunakan model ongoing performance management and measurement yang terdiri dari analisis logic model dan performance blueprint dengan menguji data-data pada dokumen perencanaan sasaran kinerja (Renstra) dan pelaporan anggaran (RKAKL).
77
Analisa logic model untuk melihat keselarasan indikator sasaran kinerja dan menempatkan output indikator tersebut melalui four quadrant analysis melalui dua pendekatan effort & effect serta kuantitas dan kualitas. Hasil dari evaluasi tersebut akan disusun kesimpulan berdasarkan analisis tematik terhadap hasil pertanyan yang diajukan dalam wawancara atas proses evaluasi dan pemetaan indikator kinerja pada output. 7.2 Kesimpulan Penelitian ini merupakan evaluasi yang menilai proses penyusunan Rencana Kerja Anggaran Kementerian/Lembaga pada Direktorat Jenderal Minyak dan Gas Bumi dengan melakukan analisis atas sasaran kinerja dan indikator kinerja pada dokumen perencanaan kinerja dan pelaporan anggaran. Dari hasil pembahasan Bab VI, dapat ditarik kesimpulan antara lain : 1. Sasaran kinerja dan indikator kinerja Direktorat Jenderal Minyak dan Gas Bumi belum menunjukkan kesesuaian informasi (hubungan yang logis) pada dokumen perencanaan hingga dokumen pelaporan anggaran (RKAKL). 2. Indikator kinerja pada Rencana Kerja Anggaran Kementerian/Lembaga berdasarkan hasil evaluasi model performance blueprint dengan analisis four quadrant menunjukkan bahwa sebagian besar (84%) indikator kinerja kegiatan Direktorat Jenderal Minyak dan Gas Bumi berorientasi pada output/aktivitas (self delivery outcome) dan belum berorientasi pada hasil/manfaat yang dapat dirasakan masyarakat (community outcome) 3. Berdasarkan kesimpulan yang didapat melalui wawancara dan analisis yang dilakukan, penulis berkesimpulan dengan menggunakan teori institusional bahwa keputusan yang
78
diambil oleh Direktorat Jenderal Minyak dan Gas Bumi dalam penyusunan Rencana Kerja Anggaran Kementerian/Lembaga berada dalam kategori Coercive isomorphism yaitu proses penyesuaian organisasi karena adanya paksaan yang mengharuskan organisasi mengikuti aturan yang telah ditetapkan oleh organisasi lain yang menjadikan aturan tersebut sebuah keharusan oleh organisasi. 7.3
Keterbatasan Keterbatasan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :
1.
Fokus penelitian ini berdasarkan evaluasi penyusunan indikator kinerja tanpa mengevaluasi indikator kinerja yang dilaporkan Direktorat Jenderal Minyak dan Gas Bumi yang telah dilaporkan dan tercapai.
2.
Indikator kinerja yang diteliti yang dokumen perencanaan sasaran dan pelaporan anggaran tidak menggunakan satuan yang sama, sehingga membatasi peneliti dalam melakukan evaluasi kesesuaian informasi pada indikator kinerja.
3.
Penelitian ini dilakukan pada Direktorat Jenderal Minyak dan Gas Bumi yang mempunyai karakteristik tersendiri sehingga tidak bisa digeneralisasi secara umum untuk Kementerian/Lembaga di Indonesia.
7.4
Rekomendasi Berdasarkan kesimpulan hasil penelitian dan kendala-kendala dalam penyusunan dan pelaporan indikator kinerja, maka peneliti menyarankan kepada Direktorat Jenderal Minyak dan Gas Bumi sebaiknya melakukan hal-hal sebagai berikut :
1.
Indikator kinerja output pada Rencana Kerja Anggaran Kementerian/Lembaga Direktorat Jenderal Minyak dan Gas Bumi sebaiknya disusun dan diarahkan dengan fokus untuk
79
mencapai Community Outcome dengan menggunakan pemetaan oleh four quadrant analysis 2.
Menggunakan model logika (logic model) untuk menyempurnakan penyusunan indikator kinerja pada dokumen perencanaan dan pelaporan indikator kinerja yang diperluas dengan model Ongoing Performance Management and Measurement (OPM&M) sehingga dapat memiliki hubungan yang logis.
3.
Meningkatkan kapasitas SDM pengelola program/penyusun dengan pelatihan/seminar mengenai informasi terbaru atas proses penyusunan indikator kinerja tersebut.
DAFTAR PUSTAKA Bambang Sancoko, 2008, “Kajian terhadap Penganggaran Berbasis Kinerja di Indonesia”. Badan Pendidikan dan Pelatihan Keuangan, Departemen Keuangan RI Bastian, Indra, 2006. Akuntansi Sektor Publik Suatu Pengantar. Jakarta. Erlangga Braun, Virginia & Clarke, Victoria. 2006. Using thematic analysis in psychology DiMagio, Paul J and Walter W Powell, 1983. “The Iron Cage Revisited; Institusional Isomorphism and Collective Rationality in Organizational Fields. “American Sociological Review 48:147-160. Terjemahan. Haryanto, Sahmuddin, Arifuddin, 2007, Akuntansi Sektor Publik, Semarang: Badan Penerbit Universitas Diponegoro Longo, Paul J. 2004. “Logic Models in Evaluation Design.” Ohio Program Evaluator Group. Evaluation Basic Workshop, November 15&16, 2004,2011. An Approach to Performance Measurement; Using the performance blueprint and Related Ongoing performance Measurement & Management (OPM&M) Techniques Mardiasmo, 2002,Akuntansi Sektor Publik, Yogyakarta: Andi Mardiasmo, 2006, “Perwujudan Transparansi dan Akuntabilitas Publik melalui Akuntansi Sektor Publik: Suatu Sarana Good Governance”, Jurnal Akuntansi Pemerintah, Vol.2 No.1 Mei 2006
80