BAB VII Pembahasan Masalah
BAB VII PEMBAHASAN MASALAH
7.1. Tinjauan Umum Metode pelaksanaan yang dilakukan pada setiap proyek konstruksi memiliki ciri khas tersendiri yang berbeda dengan proyek lainnya. Metode pelaksanaan yang dilakukan ini berdasarkan pada perencanaan yang telah ditentukan sebelumnya. Selama kami melakukan Kerja Praktik di Proyek Pembangunan Rumah Susun Tingkat Tinggi (Wisma Atlet) Kemayoran Blok D10-3 yang sedang dilakukan adalah pekerjaan struktur atas, yaitu Pekerjaan Shearwall, Kolom, Balok dan Pelat. Seperti yang dijelaskan pada bab sebelumnya, bab ini akan berfokus pada Pekerjaan Pelat pada lantai 4 keatas. Dimana sesuai rencana pekerjaan pelat pada lantai dasar sampai 3 dilakukan dengan metode konvensional, sementara lantai 4 sampai 32 dilakukan dengan metode Precast Half Slab. Hal ini dikarenakan pada lantai 1 sampai 3 tersebut berguna untuk fasilitas umum dan fasilitas sosial, sementara pada lantai 4 sampai 32 digunakan untuk hunian.
7.2. Pelat Lantai Half Slab Struktur pelat lantai metode half slab adalah pekerjaan pelat lantai beton bertulang dengan cara separuh precast dan separuhnya lagi dibuat ditempat. Alasan dibuat separuh precast karena mengingat pekerjaan harus dilakukan dengan waktu singkat maka metode ini sangatlah efektif agar penyelesaian tepat pada waktunya. Selain itu juga menyesuaikan beban maksimal yang
VII - 1 http://digilib.mercubuana.ac.id/
BAB VII Pembahasan Masalah
masih aman diangkat oleh tower crane, jadi jika di lokasi proyek tersedia alat berat yang mampu mengangkat seluruh tebal pelat maka akan lebih baik jika menggunakan sistem satu precast utuh. Umumnya half slab yaitu membagi pelat lantai menjadi dual layer dimana pada layer pertama dipabrikasi terlebih dahulu di luar area pekerjaan yang kemudian diangkut menggunakan tower crane untuk dipasang/instalasi pada area pekerjaan dan kemudian dilakukan pengecoran untuk layer kedua setelah terlaksananya pekerjaan pemasangan tulangan.
7.3. Precast Half Slab Pada masa sekarang kita dituntut untuk lebih berkembang disetiap waktunya dengan sangat cepat baik dalam lingkup apapun termasuk pembangunan konstruksi. Ada berbagai macam metode yang mengalami perubahan dengan tujuan utama yaitu mempersingkat waktu. Salah satunya ialah pembuatan pelat lantai, dimana saat ini sudah banyak yang menggunakan beton precast atau pracetak. 7.3.1. Metode Half Slab Metode precast half slab ini dilakukan dengan pengecoran komponen ditempat khusus atau pabrikasi, lalu dibawa ke area pekerjaan untuk disusun atau instalasi menjadi suatu struktur yang utuh (ereksi). Metode ini merupakan penggabungan metode beton precast dengan metode konvensional, dimana bagian bawah dari pelat menggunakan beton precast dan ditutup dengan menggunakan beton konvensional yang bisa disebut sebagai topping.
VII - 2 http://digilib.mercubuana.ac.id/
BAB VII Pembahasan Masalah
Gambar 7.1. Susunan pelat Precast Half Slab Metode
ini
memiliki
keuntungan
dalam
pengerjaannya
dibanding
pekerjaan
konvensional, yaitu : 1. Menghemat penggunaan alat perancah. 2. Mengurangi jumlah pekerja bekisting, dimana proses pemasangan perancah menjadi lebih simple dan proses pemasangan precast yang hanya membutuhkan sedikit tenaga kerja. 3. Mempercepat proses pelaksanaan. 4. Menghemat penggunaan plywood dalam proses pelaksanaan pekerjaan bekisting. 5. Mempercepat pelaksanaan dimana tidak adanya proses pembongkaran bekisting plywood pada pelat dan sedikitnya penggunaan perancah. 6. Hasil pekerjaan yang lebih baik dari segi kualitas. Namun tidak hanya itu, metode ini juga memiliki kerugian ataupun kekurangan antara lain : 1. Lebih boros dalam penggunaan besi tulangan, dimana dalam proses penyaluran tulangan pada precast half slab terdapat penambahan panjang tulangan untuk penyaluran gaya. 2. Membutuhkan pengawasan yang lebih daripada konvensional.
VII - 3 http://digilib.mercubuana.ac.id/
BAB VII Pembahasan Masalah
3. Membutuhkan perencanaan yang matang terhadap desain dimana dalam sistem precast dibutuhkan toleransi yang sedikit dalam kesalahan pekerjaan. 4. Hanya dapat dilakukan pada pelat dengan tipe pelat satu arah (dapat dilakukan pada pelat dua arah menjadi satu arah atau dengan melakukan perubahan pada desain pelat precast). 7.3.2. Spesifikasi Precast Half Slab Spesifikasi precast half slab yang digunakan pada proyek pembangunan Rumah Susun Tingkat Tinggi (Wisma Atlet) Kemayoran Blok D10-3 secara lengkap dapat dilihat pada lampiran Shop drawing Precast Half Slab. Berikut merupakan spesifikasi utama dari precast pelat lantai half slab, ialah : Mutu beton half slab
: fc’ 30 mpa
Mutu baja tulangan
: Ø = BJTP 10 (Polos)
7.3.3. Pekerjaan Tulangan Dalam pekerjaan tulangan ini kegiatan yang dimaksud ialah : 1. Diameter dan panjang tulangan yang akan dipakai harus sesuai dengan shop drawing. 2. Pembuatan lifting hook yang sesuai dengan shop drawing untuk digunakan sebagai pengait saat pemindahan dan penginstalan panel precast half slab. 3. Overstek tulangan berfungsi untuk mengikat sambungan antar panel precast half slab.
VII - 4 http://digilib.mercubuana.ac.id/
BAB VII Pembahasan Masalah
Gambar 7.2. Penulangan Precast Half Slab 7.3.4. Pekerjaan Pengecoran Pekerjaan pengecoran ini secara urut ialah : 1. Sebelum dilakukannya pengecoran, panel harus dibersihkan terlebih dahulu dari kotoran yang menempel dan diolesi minyak solar agar mudah dalam pelepasannya. 2. Pengecoran precast half slab menggunakan beton ready mix dengan hasil slump test sesuai dengan yang ditentukan. 3. Pengecoran akan dilakukan dengan menuangkan beton ready mix dari truck mixer langsung ke cetakan precast half slab (panel).
VII - 5 http://digilib.mercubuana.ac.id/
BAB VII Pembahasan Masalah
Gambar 7.3. Pengecoran dari truck mixer ke cetakan precast half slab 4. Dalam proses penuangan beton ke dalam panel, salah seorang pekerja harus melakukan perataan gradasi beton dengan alat vibrator. Vibrator ini berguna untuk menggetarkan adukan beton agar merata. 5. Saat proses pengecoran, salah seorang pekerja juga harus melak ukan perataan permukaan precast half slab dengan alat bantu seperti kayu roskam. 6. Setelah beton ready mix mulai mengering, permukaan precast half slab harus dikasarkan agar pada saat pengecoran cast in situ dapat saling mengikat. 7.3.5. Penyimpanan dan Quality Control Dalam penyimpanan dan quality control ini merupakan kegiatan penting, seperti : 1. Setelah beton sudah mengering yaitu ± 10 jam setelah pengecoran, maka selanjutnya precast half slab diangkat dari panel untuk diletakkan di tempat stok precast.
VII - 6 http://digilib.mercubuana.ac.id/
BAB VII Pembahasan Masalah
2. Precast half slab diletakkan secara vertikal atau menumpuk untuk efisiensi pemakaian lahan di proyek. 3. Digunakan balok kayu sebagai pembatas antar tumpukan precast half slab, dengan maksud agar masing- masing precast half slab tidak rusak akibat berbentur.
Gambar 7.4. Stock Yard Precast 7.3.6. Pengangkatan (Erection) Berikut kegiatan dalam pengangkatan, ialah : 1. Pengangkatan precast half slab dengan menggunakan tower crane yang dibantu alat tambahan seperti spreader. 2. Alat bantu spreader dikaitkan pada demoulding (stripping) yang letaknya sudah diperhitungkan agar half slab tidak rusak maupun lentur pada saat diangkat. 3. Pengangkatan precast half slab dari tempat penyimpanan perlu direncanakan dengan sangat matang. VII - 7 http://digilib.mercubuana.ac.id/
BAB VII Pembahasan Masalah
Gambar 7.5. Pengangkatan Precast Half Slab 7.3.7. Pemasangan (Connection) Dalam pemasangan atau instalasi ini kegiatan yang dimaksud ialah : 1. Modul precast half slab yang dipasang harus sesuai dengan shop drawing. 2. Perancah yang digunakan untuk menumpu modul precast half slab harus sudah dipersiapkan. 3. Ujung modul precast half slab diletakkan pada bekisting balok yang sudah terpasang.
VII - 8 http://digilib.mercubuana.ac.id/
BAB VII Pembahasan Masalah
4. Overstek tulangan precast half slab dibengkokkan agar pada saat pengecoran topping modul- modul precast half slab yang sudah terpasang dapat saling mengikat satu sama lain.
Gambar 7.6. Pengangkutan Precast Half Slab menggunakan Tower Crane
Gambar 7.7. Precast Half Slab yang telah terpasang VII - 9 http://digilib.mercubuana.ac.id/
BAB VII Pembahasan Masalah
7.3.8. Pengecoran Topping Kegiatan dalam pengecoran topping secara konvensional ini, ialah : 1. Setelah pemasangan modul half slab, maka langkah berikutnya yaitu pemasangan tulangan atas pelat tepat diatas modul half slab. 2. Tulangan atas dimasukkan ke dalam tulangan demoulding (stripping) dengan tujuan untuk menahan modul half slab agar tidak bergeser. 3. Dalam proses pengecoran ini, pekerja harus melakukan perataan gradasi beton dengan concrete vibrator agar gradasi beton merata. 4. Perataan lapisan permukaan juga harus dilakukan sebelum beton mulai mengering. Proses perataan ini sama dengan pengecoran pelat konvensional.
Gambar 7.8. Pengecoran Topping diatas Precast Half Slab
VII - 10 http://digilib.mercubuana.ac.id/
BAB VII Pembahasan Masalah
Gambar 7.9. Pemerataan menggunakan Vibrator dan pemerataan permukaan 7.3.9. Perawatan (Curing) Dalam perawatan pelat lantai ini meliputi kegiatan : 1. Permukaan topping yang masih basah harus dijaga dan dilindungi dari air hujan yang dapat menyebabkan rusaknya permukaan yang masih lunak. 2. Penyiraman air pada permukaan topping dilakukan untuk mencegah terjadinya kekurangan air yang diperlukan untuk pengerasan beton. Hal ini dikarenakan penguapan air berlebihan akan menyebabkan penyusutan sehingga dapat mengurangi kekuatan beton dan menimbulkan retak-retak.
VII - 11 http://digilib.mercubuana.ac.id/
BAB VII Pembahasan Masalah
Gambar 7.10. Perawatan Pelat dengan cara disiram air
7.4. Pembahasan Masalah dan Solusi Setiap proyek konstruksi dapat dipastikan memiliki permasalahan, baik dalam desain, proses pelaksanaan, penyelesaian, koordinasi antar pihak dan sebagainya. Hal ini harus diperhatikan dengan teliti dan segera diselesaikan dengan mencari solusi karena dapat mempengaruhi biaya, mutu dan waktu dari proyek tersebut yang jelas akan merugikan berbagai pihak baik owner, kontraktor dan lainnya. Berikut adalah pembahasan masalah serta solusinya : 7.4.1. Desain Cetakan Precast Masalah
: Ukuran kolom yang semakin ke atas akan semakin mengecil. Jika berdasarkan hal tersebut Kontraktor harus membuat banyak tipe precast half slab. Hal ini dikarenakan ukuran yang berbeda-beda mengikuti ukuran kolom.
VII - 12 http://digilib.mercubuana.ac.id/
BAB VII Pembahasan Masalah
Solusi
: Jika dilakukan sesuai pernyataan diatas maka Kontraktor harus membuat banyak tipe cetakan, hal ini dapat menimbulkan keborosan. Maka dari itu solusi yang dilakukan ialah tipe precast half slab yang dibutuhkan dibuat setipe dari lantai 3 sampai 32. Agar dalam pembuatan cetakan tidak membutuhkan
terlalu
banyak
tipe/bentuk.
Lalu
sebelum
tahap
pemasangan, barulah dilakukan cutter menyesuaikan ukuran kolom yang dimaksud. 7.4.2. Stock Yard Precast Masalah
: WIKA-CAKRA KSO melakukan pabrikasi beton precast dalam area proyek,
hal ini dilakukan agar
lebih
mudah
mengontrol juga
meminimalisir biaya pengangkutan jika pabrikasi ini dilakukan diluar pagar proyek atau dibeda tempat terlebih dalam proyek ini sangat membutuhkan banyak beton precast. Namun dalam pembuatan precast dan precast yang diambil untuk digunakan tidaklah imbang, maka terjadi penumpukkan diluar stock yard yang disediakan. Solusi
: Solusi dari hal diatas, akhirnya dilakukan pembersihan lahan di tepi area pekerjaan (proyek) yang masih dapat dipakai untuk dipergunakan sebagai stock yard sehingga semua precast yang berada diluar pagar proyek atau tidak pada tempatnya dipindahkan menggunakan tower crane menuju tempat yang telah disiapkan dan menjadi rapih. Karena jika hal tersebut dibiarkan akan bernilai buruk bagi Kontraktor.
VII - 13 http://digilib.mercubuana.ac.id/
BAB VII Pembahasan Masalah
7.4.3. Penyelesaian Pelat Lantai Masalah
: Adanya celah antar sambungan precast pelat lantai half slab jika dilihat dari bawah (lantai bawah). Hal ini dikarenakan permukaan precast tidak berbentuk persegi atau menyiku disetiap sisinya.
Solusi
: Dilakukannya perapihan dengan cara skim coat karena pelat tersebut akan diekspose nantinya.
VII - 14 http://digilib.mercubuana.ac.id/