75
BAB VI. IDENTITAS KARAKTERISTIK UMUM RESPONDEN DAN PROSES PENGAMBILAN KEPUTUSAN 6.1. identitas Karakteristik Responden Karakteristik konsumen diperlukan dalam penelitian ini, hal ini dilakukan karena bertujuan untuk mengetahui keterkaitan antara konsumen dengan penilaian terhadap atribut-atribut yang terdapat benih padi varietas lokal Pandan Wangi di Kabupaten Cianjur. Karakteristik yang beragam akan mempengaruhi pola pikir konsumen terhadap atribut-atribut yang ada pada benih padi Pandan Wangi. Pemilihan responden dilakukan secara sengaja, yaitu dengan pengisian kuisoner secara langsung mewawancarai para petani padi Pandan Wangi yang menggunakan benih bersertifikat dan tidak bersertifikat (benih hasil sendiri). Berdasarkan hasil dari pengisian kuisoner yang dilakukan terhadap 60 orang responden, maka dapat dilihat karakteristik responden (petani) padi Pandan Wangi. Karakteristik responden dapat dilihat dari segi umur, alamat, status pernikahan, pendidikan terakhir, pendapatan, lamanya menanam padi Pandan Wangi, status lahan, luas lahan, benih sertifikasi atau tidak, jenis padi yang ditanam selain Pandan Wangi.
6.1.1 Umur Hasil penelitian berdasarkan sebaran umur, menunjukan jumlah responden yang menanam Pandan Wangi didominasi oleh kelompok yang sudah cukup umur yaitu antara umur 39-47 dan 48-56, hal ini disebabkan karena mereka yang bekerja sebagai petani sudah lama sekali. Hal ini dapat dilihat pada Tabel 6 bahwa kelompok yang berumur 39-47 dan 48-56 tahun sebesar 33.3 % lebih banyak dibandingan dengan kelompok lainnya yaitu sebesar 13.3 % oleh kelompok yang
76
berumur antara 30-38, sebesar 15 % oleh kelompok yang berumur 57-65 tahun, sebesar 5% oleh kelompok yang berumur lebih dari 66 tahun. Hal ini dapat terlihat pada Tabel 8 Tabel 7. Sebaran Persentase Responden Menurut Umur Umur
Jumlah Responden Benih Bersertifikat
30-38 39-47 48-56 57-65 > 66 Total
6 12 6 6 30
Jumlah Responden (Orang) Benih Tidak Bersertifikat 2 8 14 3 3 30
Total
Persentase (%)
8 20 20 9 3 60
13.4 33.3 33.3 15 5 100
6.1.2. Alamat Para petani yang menanam padi Pandan Wangi pada penelitian ini terdiri dari empat desa yaitu Desa Bunikasih, Desa Bunisari, Desa Mekarwangi, dan Desa Tegallega. Berdasarkan hasil penelitian menunjukan bahwa responden yang paling mendominasi berasal dari Desa Tegallega yaitu sebanyak 30 orang sebesar 50 persen hal ini menunjukan bahwa petani di Desa Tegallega lebih banyak menanam padi Pandan Wangi. Hal ini dapat dilihat pada Tabel 9. Tabel 8. Sebaran Persentase Responden Berdasarkan Alamat Alamat
Jumlah Responden Benih bersertifikat
Bunikasih Bunisari Mekarwangi Tegallega Total
10 3 3 14 30
Jumlah Responden (Orang) Benih tidak bersertifikat 8 3 3 16 30
Total
Persentase (%)
18 6 6 30 60
30 20 20 50 100
6.1.3 Status Pernikahan Status pernikahan para petani padi Pandan Wangi di Kecamatan Warungkondang
secara keseluruhan para petani sudah menikah semua yaitu
77
sebesar 100 persen. Hal ini terjadi karena didukung dengan usia yang relatif cukup untuk berkeluarga. Hal ini dapat dilihat pada Tabel 10. Tabel 9. Sebaran Persentase Responden Berdasarkan Status Pernikahan Status Pernikahan
Sudah menikah Belum menikah Total
Jumlah Responden Benih bersertifikat 30 30
Jumlah Responden (Orang) Benih tidak bersertifikat
Total
Persentase(%)
30 30
60 60
100 100
6.1.4 Tingkat Pendidikan Tingkat pendididikan responden akan mempengaruhi tingkat penyerapan teknologi baru dan ilmu pengetahuan yang dimiliki oleh para petani. Tingkat pengetahuan, sikap dan keterampilan petani akan mempengaruhi pola dari usaha tani. Berdasarkan hasil penelusuran penelitian menunjukan bahwa para petani padi Pandan Wangi telah mengenyam pendidikan formal yaitu sekitar 83 persen para petani merupakan tamatan SD, 10 persen tingkat SMP dan 6.7 persen tingkat SMU. Data mengenai tingkat pendidikan petani padi Pandan Wangi dapat dilihat pada Tabel 10 Tabel 10. Sebaran Persentase Responden Berdasarkan Pendidikan Terakhir Pendididkan Terakhir
Tidak Bersekolah SD SMP SMU SARJANA Total
Jumlah Responden (orang)Benih Bersertifikat 24 4 2 30
Jumlah Responden (Orang) Benih Tidak Bersertifikat 26 2 2 30
Total
50 6 4 60
Persentase (%)
83.3 10 6.7 100
6.1.5 Tingkat Pendapatan Tingkat pandapatan seseorang akan sangat mempengaruhi tingkat daya beli responden terhadap suatu produk. Semakin banyak waktu yang digunakan
78
untuk bekerja maka pendapatan yang akan didapat akan semakin bertambah. Hasil dari sebaran kuisoner menunjukan bahwa pendapatan rata-rata perbulan yang dimiliki oleh para petani lebih banyak didominasi sekitar 500.000 sampai dengan 999.999 yaitu 34 orang sebesar 56.7 persen. Persentase pendapatan terbesar ke dua adalah pendapatan sekitar 1000.000 sampai dengan 1.999.999 dengan jumlah respoden sebanyak 17 orang sebesar 28.3 persen. Persentase pendapatan yang ketiga adalah lebih dari 2000.000 sebanyak 7 orang sebesar 11.7 dan yang terakhir adalah pendapatan sekitar kurang dari 500.000 sebesar 3.3 persen. Semakin besarnya pendapatan petani ini karena banyak para petani melakukan pekerjaan sampingan seperti berdagang, berkebun, menjahit dan lain-lain. Selain itu sebagian lahan ditanamin tanaman palawija sehingga pendapatannya semakin bertambah. Dalam hal ini dapat dilihat pada Tabel 12 mengenai persentase pendapatan rata-rata perbulan yang di peroleh oleh para petani Tabel 11. Sebaran Persentase Responden Berdasarkan Pendapatan Rata-Rata Perbulan Pendapatan Rata-Rata Perbulan < 500.000 500.000-999.999 1000.000-1.999.999 > 2000.000 Total
Jumlah Responden Benih Bersertifikat 1 17 8 4 30
Jumlah Responden (Orang) Benih Tidak Bersertifikat 1 17 9 3 30
Total
Persentase (%)
2 34 17 7 60
3.3 56.7 28.3 11.7 100
6.1.6 Lamanya Menanam Padi Pandan Wangi Hampir sebagian para petani telah lama menanam padi Pandan Wangi mereka beralasan karena menanam padi Pandan Wangi sudah terbiasa dan merupakan turun temurun dari orang tua selain itu para petani berusaha mempertahankan padi Pandan Wangi ini agar tidak punah, karena seiring berjalannya dengan waktu para petani padi Pandan Wangi semakin berkurang hal
79
ini terjadi karena umur tanaman yang cukup lama yaitu 6 bulan. Berdasarkan hasil penelusuran penelitian menunjukan bahwa para petani yang lebih banyak berpengalaman menanam padi Pandan Wangi berkisar antara 2 sampai dengan 10 tahun yaitu sebanyak 24 orang sebesar 40 persen, sedangkan yang lainnya antara 11 sampai dengan 19 tahun sebanyak 18 orang sebesar 30 persen, 20 sampai dengan 28 tahun sebanyak 12 orang sebesar 20 persen, 29 samapai dengan 37 tahun sebanyak 4 orang sebesar 6.7 dan yang terakhir lebih dari 38 tahun sebanyak 2 orang sebesar 3.3 persen. Hal ini dapat dilihat pada Tabel 12 Tabel 12. Sebaran Persentase Responden Berdasarkan Lamanya Mananam Padi Pandan Wangi Lamanya menanam Pandan Wangi (tahun) 2-10 11-19 20-28 29-37 >38 Total
Jumlah Responden Benih bersertifikat
14 8 5 2 1 30
Jumlah Responden (Orang) Benih tidak bersertifikat 10 10 7 2 1 30
Total
Pers-entase (%)
24 18 12 4 2 60
40 30 20 6.7 3.3 100
6.1.7 Status Kepemilikan Lahan Status kepemilikan lahan merupakan suatu penjelasan atau identitas lahan yang dimiliki oleh seseorang. Berdasarkan data responden menunjukan bahwa sebagian besar status kepemilikan lahan petani adalah sebagai pemilik dan penggarap sebanyak 44 orang sebesar 73.3 persen, kebanyakan lahan yang dimiliki oleh pemilik penggarap ini berasal dari warisan turun temurun dari orang tuanya. Sedangkan yang lainnya hanya sebagai penggarap sebanyak 12 orang sebesar 20 persen dan pemilik sebanyak 4 orang sebesar 6.7 persen. Hal ini dapat terlihat pada Tabel 13
80
Tabel 13. Sebaran Persentase Responden Berdasarkan Status Lahan Status Lahan Penggarap Pemilik Penggarap Pemilik Total
Jumlah Responden Benih bersertifikat 7 23 30
Jumlah Responden (Orang) Benih tidak bersertifikat 5 21 4 30
Total
Persentase (%)
12 44 4 60
20 73.3 6.7 100
6.1.8 Luas areal, Produksi Dan Produktifitas Usaha Tani Padi Pandan Wangi Berdasarkan Lampiran 7 menunjukan bahwa lahan sawah yang dimiliki oleh para petani yang menggunakan benih bersertifikat tiap petani berbeda-beda berkisar antara 800 meter sampai dengan 25.000 meter dengan nilai rata-rata luas lahan sebesar 4216.67 meter yang menghasilkan produksi dan produktivitas ratarata sebesar 2928.33 kg dan 6710.93 per ton, sedangkan pada Lampiran 8 menunjukan bahwa luas lahan sawah yang dimiliki oleh tiap petani yang tidak menggunakan benih bersertifikat berkisar antara 2000 meter sampai dengan 30.000 meter dengan nilai rata-rata luas lahan sebesar 6700 meter dengan hasil produksi dan produktivitas rata-rata sebesar 4230 kg dan 6313.43 per ton Berdasarkan penjelasan di atas menunjukan bahwa petani yang menggunakan benih bersertifikat yang dapat dilihat dari nilai produktivitas menunjukan nilai yang cukup besar daripada petani yang tidak menggunakan benih bersertifikat (menggunakan benih hasil sendiri), hal ini terjadi karena para petani yang menggunakan benih bersertifikat benih yang digunakan sudah mengalami proses sertifikasi menurut Wirawan (2002) bahwa benih bersertifikat merupakan benih dari suatu varietas yang telah diketahui (telah dilepas) dan di produksi dengan sistem pengawasan serta standar sertifikasi benih, baik standar lapangan maupun laboratorium yang ketat yang mempertahankan kemurnian
81
varietas tersebut. Sedangkan benih yang tidak bersertifikat hanya mengalami proses pemelihara oleh para petani itu sendiri, para petani akan memilih malai gabah atau dalam istilah bahasa para petani “ ngalean” yang bagus saja yang akan digunakan untuk masa tanam berikutnya.
6.1.9 Benih Yang Digunakan Sertifikat Atau Benih Tidak Sertifikat Berdasarkan data pengambilan sampel para petani menunjukan bahwa antara petani yang menggunakan benih bersertifikat dan petani yang tidak menggunakan benih bersertifikat berjumlah 60 orang yang terdiri dari 30 orang petani yang menggunakan benih bersertifikat sebesar 50 persen dan 30 orang petani yang tidak menggunakan benih bersertifikat (benih sendiri) sebesar 50 persen. Hal ini dapat dilihat pada Tabel 14. Tabel 14. Sebaran Persentase Berdasarkan Penggunaan Benih Bersertifikat Padi Pandan Wangi Sertifikat atau tidak
Benih sertifikat Tidak bersertifikat Total
Jumlah Responden Benih bersertifikat 30 30
Jumlah Responden (Orang) Benih Tidak Bersertifikat
Total
Persentase (%)
30 30
30 30 60
50 50 100
6.1.10 Jenis Padi Yang Ditanam Selain Padi Pandan Wangi Berdasarkan hasil penelitian menunjukan bahwa para petani menanam jenis padi varietas lain selain padi Pandan Wangi yaitu Ciherang, IR 64, Cigeulis, Sintanur, dan Dasneng. Sistem penanaman padi Pandan Wangi dilakukan secara bergilir dan bersamaan, biasanya para petani melakukan penanaman bergilir musim ini menanam padi Pandan Wangi sedangkan musim berikutnya menanam jenis padi varietas sedang sistem penanaman secara bersamaan para petani menanam padi Pandan Wangi dan jenis padi varietas lain ditanam pada musim
82
yang sama. Berdasarkan Tabel 16 menunjukan bahwa jenis padi yang banyak ditanam oleh para petani adalah jenis padi varietas Ciherang dan IR 64 yaitu sebanyak 25 orang sebesar 41.7 persen dan 20 orang sebesar 33.3 persen. Sedangakan cigeulis sebanyak 2 orang sebesar 3.3 persen, Sintanur 3 orang sebesar 5 persen dan Dasneng sebanyak 10 orang sebesar 16.7 persen. Data lebih lengkap dapat dilihat pada Tabel 15. Tabel 15. Sebaran Persentase Berdasarkan Jenis Padi Yang Ditanam Selain Pandan Wangi Jenis Padi
Ciherang IR 64 Cigeulis Sintanur Dasneng Total
Jumlah Responden Benih bersertifikat 15 6 2 1 6 30
Jumlah Responden (Orang) Benih tidak bersertifikat 10 14 2 4 30
Total
Persentase (%)
25 20 2 3 10
41.7 33.3 3.3 5 16.7 100
6.2 Proses Pengambilan Keputusan Pembelian Benih Bersertifikat Dan Penggunaan Benih Sendiri (Tidak Bersertifikat) Padi Pandan Wangi Analisis keputusan pembelian konsumen digunakan untuk mengetahui perilaku konsumen dalam melakukan pembelian dimana dapat dilihat preferensi petani terhadap suatu produk. Keputusan pembelian dalam mengkonsumsi barang dan jasa ditentukan oleh perilaku konsumen yang bersangkutan. Suatu keputusan merupakan pilihan suatu tindakan dari dua atau lebih pilihan alternatif. Seorang konsumen yang hendak melakukan pilihan maka dia harus memiliki pilihan alternatif. Proses Keputusan pembelian diawali oleh langkah-langkah sebagai berikut pengenalan kebutuhan, pencarian informasi, evaluasi alternatif, keputusan pembelian, dan evaluasi pasca pembelian. Sedangkan proses penggunaan benih sendiri terdiri dari pengenalan kebutuhan, pencarian informasi, evaluasi alternatif, proses penggunaan dan pasca penggunaan. Berikut ini adalah penjelasan
83
mengenai tahapan-tahapan proses pembelian dan penggunaan benih sendiri padi Pandan Wangi.
6.2.1 Pengenalan Kebutuhan Perilaku keputusan dimulai dengan pengenalan kebutuhan. Proses pengenalan kebutuhan muncul ketika konsumen menghadapi suatu masalah yaitu suatu keadaan dimana terdapat perbedaan antara keadaan yang diinginkan dengan keadaan yang sebenarnya terjadi.
Oleh karena itu konsumen sendiri harus
mengetahui apa yang sebenarnya yang diinginkan, yang mendasari hal tersebut konsumen harus mempunyai motivasi
serta harapan atau keadaan yang
diinginkan. Untuk memotivasi pembelian dan penggunaan benih sendiri padi Pandan Wangi oleh petani, perlu diketahui motivasi apa yang membuat para petani menanam benih padi Pandan Wangi Penelitian dilakukan pada petani yang berjumlah 60 orang yaitu 30 orang petani yang membeli benih bersertifikat dan 30 orang petani yang menggunakan benih sendiri (tidak bersertifikat), berdasarkan hasil penelitian menunjukan bahwa yang menjadi motivasi para petani untuk menanam benih padi Pandan Wangi adalah karena harga jual yang tinggi yaitu sebesar 73 persen dan 83.4 persen baik itu antara petani yang membeli benih bersertifikat dengan yang tidak menggunakan benih sendiri. Harga jual padi Pandan Wangi di tingkat petani ini cukup tinggi sekitar Rp 2800 sampai dengan Rp 3000 dibanding kan dengan padi varietas lainnya, yang menyebabkan harga jual yang tinggi karena proses budi daya, produksi, pemelihara dan lain-lain serta faktor umur tanaman yang cukup lama yang sedikit berbeda dengan varietas lain. Motivasi lainnya adalah para petani sudah terbiasa menanam padi Pandan Wangi karena pada umumnya
84
merupakan turun-temurun dari orang tua mereka sebesar 13.4 dan 10 persen, hasil produksi yang tinggi sebesar 10 persen dan 3.3 persen, ingin mencoba sebesar 3.3 persen dan yang terakhir adalah lainnya sebesar 3.3 persen. Lainnya yang dimaksud ini adalah sebagian para petani ingin melestarikan padi Pandan Wangi ini karena dengan seiringnya waktu banyak para petani yang meninggalkan atau tidak menanam padi Pandan Wangi lagi. Data secara lengkap dapat dilihat pada Tabel 16 Tabel 16. Sebaran Persentase Responden Berdasarkan Motivasi Menanam Benih Padi Pandan Wangi Motivasi Menanam PW
Hasil produksi tinggi Harga jual yang tinggi Tanaman tahan HPT Permintaan yang tinggi Kemampuan tumbuh benih dilapang Mudah didapat Sudah biasa menanam Ingin mencoba Kualitas beras yang diharapkan Lainnya Total
Membeli benih Bersertifikat Jumlah Persentase Responden (%) (Orang) 3 10 22 73 4 13.4 1 3.3 30 100
Penggunaan Benih Tidak Bersertifikat Jumlah Persentase Responden (%) (Orang) 1 3.3 25 83.4 3 10 1 3.3 30 100
Petani menilai bahwa penggunaan benih bermutu (bersertifikat) pada saat ini sangat penting, tetapi ada sebagian petani berpendapat bahwa benih yang mereka hasilkan sendiri hasilnya sama dengan benih yang bersertifikat. Berdasarkan Tabel 18 menunjukan bahwa penggunaan benih bersertifikat sangat penting dan penting yaitu sebanyak 22 orang sebesar 73.4 persen, hal ini terjadi karena para petani berpendapat bahwa benih bersertifikat sudah sangat jelas jenis varietas yang terjamin mutunya yang telah mengalami proses sertifikasi mulai dari lapangan sampai proses pemeriksaan laboratorium dan diawasi oleh instansi pemerintah, dan sisanya mengangap bahwa biasa saja terhadap penggunaan benih
85
bersertifikat sebanyak 8 orang sebesar 26.6 persen. Sedangkan para petani yang tidak menggunakan benih sertifikat beranggapan bahwa penggunaan benih bersertifikat dianggap biasa saja, karena para petani merasa benih yang mereka hasilkan sudah cukup menghasilkan produksi yang cukup bagus yaitu sebanyak 16 orang sebesar 53.3 persen, sisanya para petani menganggap bahwa benih bersertifikat penting untuk digunakan tetapi karena harga benih yang mahal dan para petani tidak mampu membeli jadi lebih baik mereka menggunakan benih sendiri sebanyak 8 orang sebesar 26.7 persen dan yang beranggapan tidak penting sebanyak 6 orang sebesar 6 orang sebesar 20 persen. Data lebih lengkap dapat dilihat pada Tabel 17 . Tabel 17. Sebaran Persentase Responden Berdasarkan Pentingnya Menggunakan Benih Padi Pandan Wangi Bersertifikat Pentingnya Penggunaan Benih Bersertifikat Padi Pandan Wangi
Sangat penting Penting Biasa Tidak penting Total
Membeli Benih Bersertifikat Jumlah Responden (Orang) 5 17 8 30
Persentase (%) 16,7 56,7 26,6 100
Penggunaan (Tidak Bersertifikat) Jumlah Persentase Responden (%) (Orang) 8 26.7 16 53.3 6 20 30 100
6.2.2 Pencarian Informasi Setelah proses pengenalan kebutuhan maka tahap selanjutnya dalam proses keputusan pembelian maupun penggunaan benih padi Pandan Wangi adalah pencarian informasi. Pencarian informasi dimulai ketika konsumen memandang bahwa kebutuhan tersebut bisa dipenuhi dengan membeli dan mengkonsumsi suatu produk. Konsumen akan mencari informasi yang tersimpan didalam ingatannya (pencarian internal) dan mencari informasi dari luar (pencarian eksternal). Begitupula dengan para petani informasi mengenai benih
86
padi Pandan Wangi akan mempengaruhi para petani dalam proses pengambilan keputusan untuk melakukan budidaya. Berdasarkan hasil penelitian menunjukan bahwa para petani mengetahui informasi benih padi Pandan Wangi yang paling banyak berasal dari kelompok tani sebanyak 12 orang sebesar 40 persen, dari penangkar benih sebanyak 7 orang sebesar 23.3 persen, dari diri sendiri sebanyak 6 orang sebesar 20 persen, dan dari penyuluh pertanian lapang (PPL) sebanyak 5 orang sebesar 16,7 persen itu untuk petani yang menggunakan benih bersertifikat, hal ini terjadi karena semua petani merupakan anggota gabungan kelompok tani citra sawargi dimana seluruh informasi tentang benih diperoleh dari kelompok tani tersebut. Sedangkan petani yang tidak menggunakan benih bersertifikat informasi yang paling banyak di peroleh berasal dari lainya sebanyak 12 orang sebesar 40 persen. Informasi lain yang dimaksud adalah berasal dari keluarga, karena tradisi bertani ini diperoleh secara turun temurun dari pihak keluarga terutama dari pihak orang tua yang menyuruh para anaknya untuk melanjutkan pekerjaan sebagai petani padi Pandan Wangi. Selanjutnya informasi di peroleh dari diri sendirI sebanyak 10 orang sebesar 33.3 persen, dari kelompok tani sebanyak 6 orang sebesar 20 persen, dan yang terakhir diperoleh dari penyuluh pertanian lapang (PPL) sebanyak 2 orang sebesar 6,7 persen. Data sebaran responden dapat terlihat lebih pada Tabel 18. Tabel 18. Sebaran Persentase Responden Berdasarkan Darimana Informasi Tentang Benih Padi Pandan Wangi Penggunaan Benih Bersertifikat Informasi Benih PW Diri Sendiri Kelompok Tani Penangkar benih PPL Kios Saprotan Lainnya Total
Jumlah Responden (Orang) 6 12 7 5 30
Persentase (%) 20 40 23,3 16,7 100
Penggunaan Benih sendiri (Tidak Bersertifikat) Jumlah Responden Persentase (%) (Orang) 10 33.3 6 20 2 6.7 12 40 30 100
87
Sumber informasi responden mengenai benih padi Pandan Wangi akan sangat mempengaruhi sekali kondisi spikologi penerima informasi untuk mencoba. Sumber informasi para petani yang paling dipercaya untuk memutuskan membeli dan menggunakan benih senih sendiri berasal dari diri sendiri, kelompok tani, penangkar benih, PPL, kios saprotan, dan lainnya. Untuk para petani yang memutuskan membeli benih padi Pandan Wangi bersertifikat, sumber informasi yang lebih di percaya lebih banyak dari kelompok tani yaitu 12 orang sebesar 40 persen, kenapa hal itu bisa terjadi karena para petani ini adalah anggota dari gabungan kelompok tani (Gapoktan) Citra Sawargi, dimana semua informasi tentang benih bersertifikat diberikan kepada para petani sebagi anggota. Sumber informasi lainya berasal dari penangkar benih sebanyak
9 0rang sebesar 30
persen, PPL sebanyak 6 orang sebesar 20 persen dan diri sendiri yaitu sebanyak 3 orang sebesar 10 persen. Sedangkan petani yang menggunakan benih sendiri mendapatkan sumber informasi berasal dari diri sendiri yaitu sebanyak 23 orang sebesar 76.7 persen, hal in terjadi karena para petani merasa nyakin bahwa benih yang digunakan cukup bagus untuk ditanam. Sisanya para petani mendapat sumber informasi berasal dari lainnya yaitu dari keluarga sebanyak 7 orang sebesar 23.3 persen. Data lebih lengkap dapat dilihat pada Tabel 19. Tabel 19. Sebaran Persentase Responden Berdasarkan Sumber Informasi Yang Dibutuhkan Membeli benih bersertifikat Sumber Informasi
Diri Sendiri Kelompok Tani Penangkar benih PPL Kios Saprotan Lainnya Total
Jumlah Responden (Orang) 3 12 9 6 30
Persentase (%)
10 40 30 20 100
Penggunaan Benih Tidak Bersertifikat Jumlah Persentase Responden (%) (Orang) 23 76.7 7 23.3 30 100
88
6.2.3 Evaluasi Alternatif Tahapan selanjutnya adalah evaluasi alternatif dimana pada tahap ini konsumen memilih kriteria-kriteria tertentu yang relevan dengan keinginan dan kebutuhan untuk membuat suatu keputusan pembelian ataupun penggunaan. Kriteria umum yang dijadikan dasar dalam pertimbangan antara petani yang menggunakan (membeli) benih bersertifikat dan yang tidak menggunakan benih sertifikat tidak berbeda jauh yaitu atribut harga jual gabah/malai untuk petani yang membeli benih bersertifikat yang paling banyak adalah sebanyak 11 orang sebesar 36,7 persen dan petani yang menggunakan benih sendiri sebanyak 24 orang sebesar 80 persen. Hal ini dapat terlihat pada Tabel 20. Tabel 20.
Sebaran Persentase Responden Berdasarkan Atribut yang Paling Dipertimbangkan Untuk Pembelian dan penggunaan Benih hasil Sendiri Padi Pandan Wangi Membeli benih bersertifikat
Atribut yang Dipertimbangkan
Hasil produksi Ketahanan HPT Tahan rontok Tahan rebah Kualitas beras Umur tanaman Daya tumbuh Bentuk tanaman Volume benih dalam kemasan Harga beli benih Harga jual gabah Ketersediaan benih Sertifikasi benih Promosi Total
Jumlah Responden (Orang) 6 1 3 11 9 30
Persentase (%) 20 3.3 10 36.7 30 100
Penggunaan Benih Tidak Bersertifikat Jumlah Persentase Responden (%) (Orang) 5 16.7 1 3.3 24 80 30 100
Sedangkan atribut lain yang menjadi pertimbangan para petani untuk membeli benih bersetifikat dan petani yang tidak menggunakan benih sertifikat adalah atribut sertifikasi benih sebanyak 9 orang sebesar 30 persen, hasil produksi
89
yang tinggi sebanyak 6 orang sebesar 20 persen, kualitas beras sebanyak 3 orang sebesar 10 persen, dan ketahanan terhadap HPT sebanyak 1 orang sebesar 3.3 persen, sedangkan untuk petani yang menggunakan benih sendiri atribut lainya yang menjadi pertimbangan dalam memutuskan penggunaan benih sendiri adalah hasil produksi sebanyak 15 orang sebesar 6.7 persen, dan kualitas beras sebanyak 1 orang sebesar 3.3 persen.
6.2.4 Keputusan Pembelian dan Penggunaan Tahapan selanjutnya konsumen akan memutuskan untuk pembelian dan penggunaan terhadap suatu produk tertentu. Dari hasil sebaran kuisoner diperoleh bahwa antara petani yang membeli benih bersertifikat dan yang tidak menggunakan benih sertifikat padi Pandan Wangi sama-sama terencana yaitu para petani pengguna benih sertifikat selalu membeli benih padi Pandan Wangi sertifikat untuk masa tanam berikutnya sebanyak 19 orang sebesar 63.3 persen, sisanya biasanya para petani melihat situasi (tergantung situasi) apabila benih yang akan digunakan masih ada maka para petani tidak membeli benih sebanyak 11 orang sebesar 36.7 persen. Sedangkan para petani yang menggunakan benih tidak bersertifikat selalu terencana untuk menyimpan stok benih untuk masa tanam berikutnya yaitu sebanyak 26 orang sebesar 86,7 persen. Para petani akan memilih malai gabah yang bagus atau berisi sebelum 1 minggu atau 1 bulan masa panen untuk dijadikan benih. Para petani ini merasa yakin bahwa hasil benih yang bersertifikat dan benih mereka hasil produksinya sama, karena para petani sekarang sudah terampil untuk memilih mana benih yang baik untuk ditanam. Sisanya para petani memutuskan mendadak untuk menggunakan benih sendiri
90
sebanyak 1 orang sebesar 3.3 persen dan tergantung situasi sebanyak 3 orang sebesar 10 persen. data selengkapnya dapat dilihat pada Tabel 21 dibawah ini. Tabel 21. Sebaran Persentase Responden Cara Memutuskan Pembelian benih bersertifikat dan Penggunaan Benih Tidak Sertifikat Padi Pandan Wangi Berdasarkan Situasi Membeli benih bersertifikat Cara Memutuskan Pembelian dan penggunaan benih Terencana Mendadak Tergantung situasi Total
Jumlah Responden (Orang)
Persentase (%)
19 11 30
63,3 36,7 100
Penggunaan Benih Tidak Bersertifikat Jumlah Persentase Responden (%) (Orang) 26 86.7 1 3.3 3 10 30 100
Dalam proses pembelian konsumen harus memutuskan dimana dia harus membeli produk yang diinginkan. Berdasarkan hasil penelitian menunjukan bahwa para petani yang menggunakan benih sertifikat lebih banyak membeli benih di penangkar benih padi Pandan Wangi yaitu sebanyak 27 orang sebesar 90 persen, sedangkan sisanya berasal dari yang lain yaitu dari kelompok tani itu sendiri sebanyak 3 orang sebesar 10 persen. Untuk lebih lengkap dapat dilihat pada Tabel 22. Tabel 22. Sebaran Persentase Responden Cara Memutuskan Dimana Para Petani Melakukan Pembelian Benih Bersertifikiat Padi Pandan Wangi Berdasarkan Tempat Tempat Pembelian Penangkar benih Kios benih Lainnya Jumlah
Jumlah Responden (orang) 27 3 30
Persentase (%) 90 10 100
Berdasarkan penelusuran hasil penelitian menunjukan bahwa para petani yang menggunakan benih tidak sertifikat memiliki alasan kenapa mereka menggunakan benih sendiri yang pertama para petani sudah terbiasa menggunakan benih sendiri sebanyak 23 orang sebesar 76.7 persen, mereka menggunakan benih sendiri karena mereka merasa yakin bahwa benih yamg
91
mereka miliki sama hasilnya dengan benih bersertifikat dan para petani ini memiliki keahlian untuk memilih benih yang bagus untuk ditanam pada masa tanam berikutnya. Alasan yang kedua adalah bahwa harga benih yang dibeli cukup mahal sebanyak 7 orang sebesar 23.3 persen. data lengkap dapat terlihat pada Tabel 23. Tabel 23. Sebaran Persentase Responden Berdasarkan Alasan Menggunakan Benih Tidak Sertifikat Alasan menggunakan benih sendiri Sudah terbiasa Harga beli benih Mahal jumlah
Jumlah Responden (Orang) 23 7 30
Persentase (%) 76.7 23.3 100
Para petani selain menanam padi Pandan Wangi mereka menanam juga jenis padi varietas lain yaitu Ciherang, IR 64, Benih tanpa nama (BTN) dan lainlainnya, kebanyakan benih ini banyak dibeli oleh para petani karena benihnya rata-rata sudah bersertifikat. Berdasarkan Tabel 25 menujukan bahwa jenis varietas yang banyak dibeli oleh para petani adalah ciherang dan IR 64. untuk para petani yang menggunakan benih padi pandan wangi jenis varietas yang sering di beli adalah Ciherang sebanyak 16 orang sebesar 53,3 persen, sisanya petani membeli Pandan Wangi sebanyak 7 orang sebesar 23.3 persen, IR 64 sebanyak 5 orang sebesar 16,7 persen, lainya yaitu Sintanur dan Cigeulis sebanyak 2 orang sebesar 6.7 persen, sedangkan para petani yang menggunakan benih sendiri antara menanam benih padi Ciherang dan IR 64 seimbang yaitu Ciherang sebanyak 15 orang sebesar 50 persen dan IR 64 sebanyak 15 orang sebesar 50 persen. Para petani membeli benih padi varietas lain karena padi Varietas Unggul baru ini tidak dapat di produksi sendiri oleh para petani dan biasa para petani membeli benih padi ini untuk ditanam secara bersamaan dan bergilir dengan padi Pandan Wangi.Data lebih lengkap dapat dilihat pada Tabel 24.
92
Tabel 24. Sebaran Persentase Berdasarkan Jenis Varietas yang Sering Dibeli Membeli Benih Bersertifikat Jenis Varietas yang Sering Dibeli Ciherang IR 64 BTN Lainnya Total
Jumlah Responden (Orang)
Persentase (%)
16 5 9 30
53,3 16,7 30 100
Penggunaan Benih Tidak Bersertifikat Jumlah Persentase Responden (%) (Orang) 15 50 15 50 30 100
Kebutuhan benih anjuran dari penyuluh pertanian lapang untuk padi Pandan Wangi sekitar 30 kg perhektar dengan jarak tanam 30 x 30 cm dengan bibit perumpun 3 sampai dengan 6 rumpun. Para petani biasanya menyebarkan benih untuk kebutuhan tanam sebanyak 30 sampai 50 kg hal itu dikarenakan untuk mengantisipasi serangan hama keong dan ulat ketika sudah ditanam disawah, apabila hasil persemaian padi masih ada sisa biasanya para petani menjualnya kepada para petani lainnya. Berdasarkan Tabel 25 menjelaskan bahwa untuk para petani yang membeli benih padi Pandan Wangi lebih banyak menggunakan benih sekitar kurang dari 20 kg sebanyak 17 orang sebesar 56.7 persen hal ini terjadi karena luasan lahan sawah yang dimiliki para petani sangat kecil, sisanya untuk kebutuhan 20-25 kg sebanyak 4 orang sebesar 13.3 persen, dan untuk kebutuhan lebih dari 25 kg sebanyak 9 orang sebesar 30 persen. Sedangkan untuk para petani yang menggunakan benih sendiri untuk kebutuhan benih lebih banyak yang lebih dari 25 kg sebanyak 12 orang sebesar 40 perssen , dan sisanya kebutuhan benih untuk yang kurang dari 20 kg sebanyak 11 orang, dan 20 sampai dengan 25 kg sebanyak 7 orang sebesar 23.3 persen. para petani ini biasanya mengikuti anjuran dan standar penanaman yang diberikan oleh PPl. Data lebih lengkap dapat dilihat pada Tabel 25.
93
Tabel 25. Sebaran Persentase Responden Berdasarkan Kebutuhan Benih Padi Pandan Wangi Per Hektar Membeli Benih Bersertifikat Kebutuhan Benih Padi Pandan Wangi (Kg/ha)
Jumlah Responden (Orang)
Persentase (%)
17 4 9 30
56,7 13,3 30 100
< 20 20 - 25 >25 Total
Penggunaan Benih Tidak Bersertifikat Jumlah Persentase Responden (%) (Orang) 11 36.7 7 23.3 12 40 30 100
6.2.5 Pasca Pembelian dan Penggunaan Setelah para petani melakukan pembelian dan mendapatkan manfaat dari produk tersebut, selanjutnya petani akan mengevaluasi hasil pembelian yang dilakukan. Harga suatu produk akan sangat memepengaruhi kondisi atau keadaan suatu konsumen. Berdasarkan Tabel 27 menunjukan bahwa apabila harga benih padi Pandan Wangi bersertifikat mengalami kenaikan maka para petani lebih banyak akan tetap membeli yaitu sebanyak 16 orang sebesar 53.3 persen, hal ini terjadi karena benih padi Pandan Wangi yang bersertifikat sangat jelas kualitasnya dan terjamin mutunya, sedangkan sisanya para petani memilih lainnya yaitu dengan menggunakan benih sendiri sebanyak 14 orang sebesar 46.7 persen. Data dapat dilihat pada Tabel 26 Tabel 26. Sebaran Persentase Responden Berdasarkan Evaluasi Pasca Pembelian Benih Berserfikat Pada Saat Harga Benih Padi Pandan Wangi Mengalami Kenaikan Evaluasi Pasca Pembelian Tetap membeli Tidak Jadi Membeli Lainnya Total
Jumlah Responden (orang) 16 14 30
Persentase (%) 53,3 46,7 100
Proses pembelian biasanya dipengaruhi oleh beberapa faktor yang berpengaruh dalam memutuskan pembelian dan penggunaan suatu produk. Berdasarkan Tabel 28 menunjukan bahwa ada beberapa faktor pihak yang
94
berpengaruh dalam proses keputusan pembelian yaitu pihak dari keinginan diri sendiri dan kelompok tani. Petani yang berpengaruh dalam keputusan pembelian yang dari keinginan diri sendiri dan dari kelompok tani hampir sama yaitu sebanyak 14 orang sebesar 46.7 persen, hal ini bisa terjadi karena para petani yakin bahwa benih bersertifikat sangat terjamin mutunya dan hasil produksi yang meningkat, selain itu anjuran dari kelompok tani yang selalu memberikan informasi kepada anggotanya mengenai benih bersertifikat dan sisanya pihak yang berpengaruh dalam memutuskan pembelian adalah berasal dari lainnya seperti keluarga sebanyak 2 orang sebesar 6.6 persen, sedangkan para petani yang menggunakan benih hasil sendiri yang paling berpengaruh dalam memutuskan penggunaan benih hasil sendiri (tidak Sertifikat) adalah keinginan diri sendiri sebanyak 24 orang sebesar 80 persen, hal ini bisa terjadi karena benih yang mereka gunakan adalah benih bagus dan dipilih ketika sebelum panen dilakukan. Sisanya yang berpengaruh dalam penggunaan benih sendiri adalah keluarga sebanyak 6 orang sebesar 20 persen. data lebih lengkap dapat dilihat pada Tabel 27. Tabel 27. Sebaran Persentase Responden Berdasarkan Faktor Pihak yang Berpengaruh Dalam Memutuskan Pembelian Benih Bersertifikat Membeli benih bersertifikat Pihak yang Berpengaruh Dalam Memutuskan Pembelian dan penggunaan Keinginan sendiri Kelompok tani Keluarga Lainnya Total
Jumlah Responden (Orang) 14 14 2 30
Persentase (%) 46,7 46,7 6,6 100
Penggunaan Benih Tidak Bersertifikat Jumlah Persentase Responden (%) (Orang) 24 80 6 20 30
100
Faktor ketersediaan benih akan sangat mempengaruhi terhadap kebutuhan para petani akan benih, apabila benih yang akan dibeli atau yang akan digunakan
95
habis maka para petani akan mencari benih ditempat lain. Hasil penelitian berdasarkan faktor kesediaan benih menunjukan bahwa apabila benih yang ada di penangkar habis biasanya para petani yang menggunakan benih bersertifikat lebih banyak menggunakan benih sendiri sebanyak 24 orang sebesar 40 persen, hal ini terjadi karena benih yang digunakan sendiri berasal dari benih sertifikat sebelumnya yang benihnya dipilih sendiri oleh para petani, sisanya para petani mencari benih ditempat lain sebanyak 4 orang sebesar 13.3 persen dan lainnya yaitu dari petani lain yang sama-sama akan menanam padi Pandan Wangi sebanyak 2 orang sebesar 6.7 persen, sedangkan para petani yang menggunakan benih sendiri apabila persedian benih habis para petani lebih banyak mencari benih ditempat lain sebanyak 28 orang sebesar 93.3 persen dan sisanya mencari dilainnya yaitu dari petani lain yang menanam benih padi Pandan Wangi sebanyak 2 orang sebesar 6.7 persen. data lebih lengkap dapt dilihat pada Tabel 28. Tabel 28. Sebaran Persentase Responden Berdasarkan Faktor Ketidaktersediaan Benih Bersertifikat di Lapang Membeli benih bersertifikat Ketidaktersediaan Benih di Lapang
Menggunakan benih sendiri Mencari benih padi Pandan Wangi di tempat lain Lainnya Total
Jumlah Responden (Orang) 24 4
Persentase (%)
2 30
6,7 100
80 13,3
Penggunaan Benih Tidak Bersertifikat Jumlah Persenta Responden se (%) (Orang) 28 93.3 2 30
6.7 100
Berdasarkan hasil penelitian menunjukan bahwa kebanyakan dari beberapa petani merasa ada sesuatu yang kurang apabila tidak membeli benih bersertifikat, karena para petani sudah terbiasa untuk menggunakan benih bersertifikat ini, banyaknya para petani yang merasa ada yang kurang jika tidak membeli benih bersertifikat sebanyak 18 orang sebesar 60 orang, hal ini terjadi karena para petani
96
merasa takut akan hasil produksi benih pandan wangi ini turun. dan sisanya para petani merasa biasa saja jika tidak membeli benih bersertifikat, karena petani biasa menggunakan benih yang ada saja yaitu sebnyak 12 orang sebesar 40 persen. demikianpun dengan para petani yang menggunakan benih sendiri, para petani merasa ada yang kurang jika mereka tidak menggunakan benih sendiri karena mereka merasa takut hasil produksi berbeda dengan yang mereka biasa gunakan yaitu sebanyak 21 orang sebesar 70 persen, dan sisanya para petani merasa biasa saja jika mereka tidak menggunakan benih sendiri karena meraka bisa mencari benih ditempat lain dan tidak merasa takut jika hasilnya berbeda yaitu sebanyak 9 orang sebesar 30 persen. data lebih lengkap dapat dilihat pada Tabel 29. Tabel 29. Sebaran Persentase Responden Berdasarkan Faktor Perasaan Jika Tidak Membeli dan menggunakan Benih sendiri Padi Pandan Wangi Perasaan Jika Tidak Membeli dan menggunakan Benih sendiri Padi Pandan Wangi Merasa ada yang kurang Biasa aja Total
Membeli Benih Bersertifikat Jumlah Responden (Orang) 18 12 30
Persentase (%) 60 40 100
Penggunaan Benih Tidak Bersertifikat Jumlah Persentase Responden (%) (Orang) 21 70 9 30 30 100
Setelah pembelian dilakukan dan responden memperoleh hasilnya maka petani responden akan merasa puas atau tidak puas terhadap produk yang mereka beli dan gunakan. Hasil penelitian berdasarkan Tabel 31 menunjukan bahwa secara keseluruhan antara petani yang menggunakan benih bersertifikat dan petani yang menggunakan benih sendiri sama-sama merasa puas terhadap hasil dari benih padi Pandan Wangi yang mereka gunakan karena hasil produksi yang cukup tinggi dan harga jual gabah yang tinggi. Data lebih lengkap dapat dilihat pada Tabel 30.
97
Tabel 30. Sebaran Persentase Responden Berdasarkan Faktor Kepuasan Terhadap Hasil Dari Pandan Wangi Membeli benih bersertifikat Kepuasan tehadap hasi dari benih PW Ya Tidak Total
Jumlah Responden (Orang) 30 30
Persentase (%) 100 100
Penggunaan Benih sendiri (Tidak Bersertifikat) Jumlah Persentase Responden (%) (Orang) 30 100 30 100