BAB V SIMULASI SKENARIO INTERAKSI B3TS Bab ini membahas hasil implementasi perancangan B3TS sebagai sistem peningkatan kemampuan otak dengan membangun simulasi skenario interaksi B3TS.
V.1 Tujuan Simulasi Simulasi merupakan representasi dari interaksi objek di dunia nyata, pembangunan model dari sistem nyata. Pembangunan simulasi ditujukan untuk memberikan gambaran atas hasil perancangan sistem yang telah dilakukan. Simulasi yang dibangun dapat memberikan
gambaran
bagaimana
sistem
berinteraksi
dengan
penggunanya.
Implementasi model interaksi B3TS yang menghasilkan simulasi skenario interaksi B3TS memiliki tujuan sebagai berikut: 1. Memodelkan proses interaksi sistem dengan penggunanya dalam meningkatkan kemampuan otak pengguna. 2. Sebagai wujud rancangan model interaksi untuk penerapan aspek usability yang telah didefinisikan pada pendefinisian parameter usability. 3. Mengkontribusikan sebuah paradigma baru dalam pengembangan sistem yang berfokus pada proses interaksi pengguna dengan sistem interaktif bagi ilmu Brain Computer Interface.
V.2 Batasan Simulasi Batasan perancangan implementasi model interaksi yang menghasilkan simulasi skenario interaksi B3TS antara lain: 1. Antarmuka sistem yang digambarkan adalah pada admin yaitu halaman login, melihat data user, menganalisis hasil tes dan latihan, dan mengelola data tes dan latihan, dan pada user yaitu halaman pendaftaran baru, login, tes stres, tes usia dan berat otak, latihan otak serta grafik perkembangan. 2. Model interaksi yang ditujukan untuk pengguna orang buta seharusnya banyak menggunakan suara dan musik, tetapi untuk simulasi skenario interaksi B3TS tidak menggunakan suara dan musik.
V-1
V-2
3. Tes dan latihan yang digunakan pada simulai skenario interaksi hanya diambil beberapa saja yang mewakili dan soal-soal yang muncul pada tiap kategori tes dan latihan hanya beberapa saja yang mewakili. 4. Proses perhitungan nilai dan hasil tes maupun latihan pada simulasi skenario interaksi tidak ditunjukkan. Metodologi penilaian yang dilakukan untuk tes stres berasal dari [JOH07] dan [UBI06], untuk tes usia dan berat otak serta latihan otak berasal dari Train Your Brain DR Kawashima [KAW05] dan tes psikologi yang paling umum dan banyak digunakan [ANA07], [BUD04],dan [SOE01]. 5. Data nilai dan hasil tes, latihan dan grafik perkembangan adalah data buatan yang mengacu pada metodologi penilaian. 6. Yang tidak disimulasikan dari hasil Task Analysis yang ada yaitu pada Task –Task User : memilih, ubah data yaitu memilih untuk ubah data nama dan password dan dapat menghapus semua data yaitu data nama, password dan semua data hasil latihan dan tes dan melihat, hasil nilai latihan tertinggi yaitu melihat hasil nilai tertinggi dari tiap latihan dan waktu tercapainya nilai tertinggi.
V.3 Lingkungan Simulasi Lingkungan simulasi skenario interaksi B3TS di mana simulasi ini dibuat dan dipresentasikan antara lain: 1. Sistem Operasi
: Microsoft Windows XP Profesional
2. Perangkat Lunak Bantu
: Microsoft Office Power Point 2007
Alasan digunakannya Microsoft Office Power Point adalah karena kedekatan Power Point dalam representasi simulasi interaksi. Macromedia Flash juga bisa digunakan dan berencana akan digunakan, tetapi fokus Flash adalah pada antarmuka yang canggih dengan kode-kode program, sehingga tetap digunakan Power Point untuk memfokuskan ke tujuan dari simulasi B3TS untuk memperlihatkan interaksi B3TS. 3. Perangkat Pendukung
: Tetikus (mouse) standar dua tombol
4. Lingkungan perangkat keras : a. Laptop dengan prosesor Intel Pentium IV (2.0 GHz) b. RAM 1GB c. Monitor WSXGA+ TFT LCD dengan resolusi 1680 x 1050 (32 bit color quality)
V-3
V.4 Implementasi Simulasi Dalam mengimplementasikan simulasi disusun sebuah skenario yang diharapkan dapat menggambarkan bagaimana sistem bekerja dan berinteraksi dengan user. Implementasi simulasi didasarkan pada pekerjaan utama pengguna B3TS seperti yang telah didefinisikan pada pengkategorian aktor pada bab III dan diskenariokan berdasarkan hasil proses task design pada LAMPIRAN B. Skenario yang disusun untuk implementasi simulasi (ditunjukkan pada LAMPIRAN C) diharapkan dapat menggambarkan parameter usability dan detil perancangannya dari bagaimana sistem bekerja dan berinteraksi dengan pengguna. Hasil implementasi simulasi skenario interaksi B3TS ditunjukkan pada LAMPIRAN D.
V.5 Analisis Simulasi B3TS Berdasarkan hasil implementasi model interaksi B3TS yang berupa simulasi skenario interaksi B3TS dilakukan analisis dengan hasil sebagai berikut: 1. Dengan simulasi yang diimplementasikan dapat dilihat B3TS telah memiliki fungsionalitas untuk mendukung pekerjaan utama pengguna dalam peningkatan kemampuan otak. 2. Parameter usabililty pada Bab III.5 dan detil perancangan simulasi skenario interaksi pada Lampiran C telah diterapkan dalam implementasi simulasi B3TS sebagai kriteria parameter keberhasilan simulasi interaksi. 3. Interaksi antara pengguna dengan sistem adalah kunci dari implementasi B3TS. Implementasi B3TS merupakan sistem interaktif yang menggambarkan sisi interaksi dengan pengguna (antarmuka sistem) dan fungsionalitas aplikasi, yang keduanya sebagai kesatuan solusi sistem HCI yang utuh dalam proses perancangan interaksi B3TS. 4. B3TS selain ditujukan untuk pengguna orang buta yang memakai BCI, dapat ditujukan untuk pengguna normal. Penggunaan antarmuka dalam warna-warna dan bentuk dibuat untuk bisa digunakan oleh pengguna orang buta yang memakai BCI, dan tidak membosankan bagi pengguna normal. 5. Tes dan latihan dalam B3TS dapat ditambah, karena peningkatan kemampuan otak membutuhkan banyak latihan dan tes untuk dilakukan secara rutin dan otak memerlukan sesuatu yang baru agar dapat merangsang kerjanya dan tidak bosan.
V-4
6. Sebaiknya pengguna B3TS dari orang buta yang memakai BCI (user), setelah menggunakan B3TS melakukan konsultasi kepada admin agar bisa dilakukan penjelasan analisis secara rutin. 7. Admin tidak bisa dilakukan oleh orang awam yang tidak mengerti sama sekali tentang BCI atau pengetesan psikologi. Admin harus merupakan pakar dan para dokter psikologi atau pakar latihan dan permainan atau pakar yang mengerti dan menguasai BCI sehingga mengetahui kebutuhan pemakai BCI. Hal ini adalah wajib, karena admin sangat penting dalam memberikan tes dan latihan yang tepat yang dapat diberikan bagi pengguna sehingga hasil tes dan latihan menjadi akurat, karena tes-tes dan latihan merupakan sesuatu yang menjadi pedoman dan analisis yang dilakukan bisa tepat demi keberhasilan peningkatan kemampuan otak.
V.6 Rekomendasi Pengembangan B3TS Implementasi model interaksi B3TS yang menghasilkan simulasi skenario interaksi B3TS lebih difokuskan dalam menggambarkan proses interaksi pengguna dengan sistem. Dari hasil analisis yang telah dideskripsikan pada bagian V.5, direkomendasikan beberapa hal yang diharapkan dapat lebih menyempurnakan B3TS sebagai sistem peningkatan kemampuan otak orang buta yang memakai BCI. Dalam siklus pengembangan B3TS di masa mendatang, dapat direkomendasikan beberapa hal sebagai berikut : 1. Pemanfaatan teknologi internet berbasis Web membuat B3TS dapat dimanfaatkan oleh oleh pengguna B3TS secara fleksibel (adaptasi terhadap situasi) dan memberikan kemudahan bagi admin dalam pengelolaan sistem. 2. B3TS memiliki server terpusat agar pengguna B3TS bisa mengakses, mengirimkan atau men-download data tes dan latihan dan bisa dilakukan pengecekan kualitas data tes dan latihan secara terpusat. Selain itu, admin bisa melihat semua data user orang yang mendaftar atau memiliki B3TS 3. B3TS memiliki fitur email agar admin bisa melakukan kontrol dan analisis secara langsung, tanpa perlu bertatap muka dengan mengirimkan analisis ke user yang dikehendaki dan user bisa mengadakan konsultasi dan bertanya lewat email apabila ada yang mau ditanyakan tanpa perlu bertatap muka. 4. Fitur diskusi atau forum untuk para pemakai B3TS agar seluruh pemakai B3TS bisa berdiskusi terhadap suatu topik. 5. Pemakaian fasilitas suara dan musik diterapkan agar tidak bosan dan memudahkan navigasi.
V-5
6. B3TS bisa digunakan secara maksimal oleh pengguna orang buta dan pengguna normal juga. Penggunaan antarmuka selain ditujukan untuk pengguna orang buta bisa ditujukan untuk pengguna normal sehingga tidak hanya tidak membosankan, melainkan dapat menarik perhatiannya secara rutin dan terus menerus. Penggantian mode antarmuka bisa dirancang. Jadi ada mode antarmuka untuk pengguna orang buta dan ada mode untuk pengguna normal, dan ada mode untuk pengguna bisa mendesain sendiri warna dan bentuk antarmuka yang diinginkannya. 7. Sebaiknya B3TS dilengkapi dengan manajemen kesalahan interaksi pengguna yang terdiri dari identifikasi kesalahan dan pengelolaannya dalam perancangan model interaksi B3TS supaya kesalahan-kesalahan yang terjadi dapat dihilangkan atau dihindarkan sedikit mungkin. 8. Para pengembang B3TS dapat menggunakan rancangan model interaksi B3TS yang sudah ada dengan membutuhkan jembatan atau penghubung untuk bisa ke tahap pengkodean (coding) dan struktur data sehingga dapat mencapai aplikasi B3TS yang siap digunakan