BAB V RANCANGAN PENELITIAN
Metode Penelitian merupakan serangkaian kegiatan sistematik yang diarahkan untuk menemukan jawaban dari suatu pertanyaan yang belum diketahui jawabannya, sehingga ditemukan suatu kebenaran ilmiah. Uraian terperinci mengenai metode yang digunakan dalam penelitian yang meliputi : 1. Identifikasi masalah 2. Melakukan Penelusuran Literatur 3. Memilih dan merumuskan masalah 4. Menyusun Hipotesa 5. Membuat rancangan penelitian 6. Menetapkan sumber data dan pengumpulan data 7. Kompilasi (Pengolahan) dan analisa data 8. Penyusunan Laporan
Rancangan penelitian mengatur sistematika yang akan dilaksanakan dalam penelitian. Memasuki langkah ini peneliti harus memahami berbagai metode dan teknik penelitian. Metode dan teknik penelitian disusun menjadi rancangan penelitian. Mutu keluaran penelitian ditentukan oleh ketepatan rancangan penelitian. Rancangan penelitian dapat diperoleh dengan menjawab beberapa pertanyaan : apa, mengapa, bagaimana, dan dengan cara apa penelitian tersebut diselesaikan, dan melibatkan hal-hal antara lain :
1. Tempat dan waktu yang tersedia 2. Variabel yang akan diukur, dengan apa dan dgn cara bagaimana dilakukan pengukuran. 3. Teknik pengambilan sampel 4. Teknik pengumpulan data 5. Teknik analisa data atau metoda statistik yang digunakan Ciri Rancangan Penelitian di Laboratorium : 1. Objek dalam bentuk model 2. Variabel luaran dapat dikontrol dengan baik dan mudah 3. Alat pengambil data lebih akurat, memiliki ketelitian yang lebih tinggi dan mudah dilaksanakan pengukurannya 4. Faktor gangguan relatif lebih sedikit Ciri Rancangan Penelitian di Lapangan : 1. Data yang diambil dalam keadaan sesungguhnya 2. Variabel luaran tidak dapat dikontrol 3. Sulit didapatkan atau diandalkan untuk menyelidiki peranan variabel secara mendasar dalam suatu sistem 4. Bila menggunakan wawancara, tingkat subjektifitas responden lebih tinggi
5.1.
Data dan Teknik Pengumpulan Data Data adalah semua hasil observasi atau pengukuran yang telah dicatat untuk suatu keperluan tertentu. Menurut jenis data dapat dibedakan menjadi dua yaitu data kuantitatif dan data kualitatif. Menurut sifatnya juga dapat dibedakan menjadi dua yaitu data
54
diskrit dan data kontinu. Sedangkan menurut sumbernya dapat dibedakan menjadi data intern dan data ekstern. Data kuantitatif adalah kumpulan angka-angka hasil observasi atau pengukuran. Sedangkan data kualitatif adalah data yang dicatat bukan
dengan
angka-angka
tetapi
dengan
menggunakan
klasifikasi-klasifikasi. Data mentah adalah data yang diperoleh langsung dari hasil pengukuran dan masih berujud catatan yang belum mengalami pengolahan maupun penyusunan. Data kualitatif dapat juga digunakan untuk analisis statistik dengan
cara
menghitung
frekuensi
jawaban
dalam
setiap
kelas/kategori. Perhitungan persentase jumlah observasi yang termasuk dalam kelas kategori yang berbeda tersebut merupakan analisis
persentase
atau
analisis
proporsi
dan
dapat
diinterpretasikan secara statistik. Data diskrit adalah data yang didapat dengan jalan menghitung dan bernilai eksak, sedangkan data kontinu adalah data yang memiliki nilai yang terletak di dalam suatu interval, misalnya dicirikan oleh kata-kata « sekitar », « mencapai », dan sebagainya. Data intern adalah data yang dikumpulkan oleh suatu lembaga mengenai kegiatan lembaga tersebut dan hasilnya digunakan untuk keperluan lembaga itu sendiri. Data ekstern adalah data yang diperoleh dari sumber-sumber di luar organisasi yag menerbitkannya atau menggunakannya. Data ekstern terbagi dua yaitu data primer dan data sekunder. Data primer adalah data yang dikumpulkan dan diolah sendiri oleh organisasi yang menerbitkannya atau menggunakannya.
55
Sedangkan data sekunder adalah data yang diterbitkan atau digunakan oleh organisasi yang bukan merupakan pengolahnya. Data penelitian dikumpulkan sesuai dengan rancangan penelitian yang telah ditentukan. Data tersebut diperoleh dengan jalan pengamatan, percobaan atau pengukuran gejala yang diteliti. Data yang dikumpulkan merupakan pernyataan fakta mengenai obyek yang diteliti. 5.2.
Populasi dan Sampel Dalam setiap penelitian apapun tidak mungkin seorang peneliti dapat meneliti dan mengobservasi seluruh jumlah dari objek yang diteliti. Seorang ahli Zoologi yang meneliti satu jenis burung perkutut, tidak mungkin dapat meneliti seluruh jumlah burung itu di seluruh Indonesia. Dia hanya dapat meneliti di satu daerah saja atau beberapa ratus ekor saja. Dari gambaran diatas seluruh jumlah burung perkutut di Indonesia disebut Populasi (Population) atau Universe. Sedangkan bagian yang menjadi objek sesungguhnya dari suatu penelitian disebut Sampel, dan metodologi untuk memilih dan mengambil individuindividu masuk ke dalam sampel yang representatif disebut Sampling. Metodologi
sampling
yang
representatif
pada
dasarnya
menyangkut masalah sampai dimanakah ciri-ciri yang terdapat pada sampel yang terbatas itu benar-benar menggambarkan keadaan sebenarnya dalam keseluruhan populasi. Seorang peneliti tidak akan bisa menjamin bahwa sampelnya itu benar-benar representatif, tetapi kalau dia mengambil sampel sesuai dengan suatu prosedur yang telah ditentukan oleh metodologi sampling
56
berdasarkan probabilitas, maka paling sedikit dia akan bisa menghitung sampai berapakah besarnya selisih antara ciri-ciri dalam populasi seluruhnya. Penentuan jumlah sampel yang dipilih tergantung pada antara lain biaya yang tersedia, fasilitas yang ada, waktu yang tersedia, populasi yang ada atau bersedia untuk dijadikan sampel. Dan mutu penelitian tidak terutama sekali ditentukan oleh besarnya sampel,
tetapi
oleh
kuatnya
dasar
teorinya,
rancangan
penelitiannya serta mutu pelaksanaan dan pengolahannya. Doubel Sampling adalah suatu upaya dari seorang peneliti untuk melakukan dua kali sampling untuk menguji apakah sampel semula dapat dipercaya atau tidak.
5.3.
Variabel Variabel terdapat pada hampir semua komponen penelitian, begitu suatu masalah penelitian dipilih dan judul penelitian ditetapkan, maka lahirlah variabel penelitian. Masalah penelitian tidak dapat dipisahkan dengan variabel yang diteliti. Dengan kata lain perumusan masalah pada hakekatnya mempertanyakan hubungan antar variabel-variabel yang diteliti. Selanjutnya variabel-variabel ini pulalah yang dikaji dan diselidiki dalam tinjauan kepustakaan, pengajuan hipotesis, disain penelitian, pengumpulan data dan analisis data. Itulah sebabnya variabel yang diteliti perlu dipahami dengan baik. Terkadang tidak mudah menetapkan variabel-variabel yang akan diteliti. Dalam sebuah judul penelitian mungkin saja terdapat banyak sekali variabel yang terkait. Sebuah masalah dapat
57
mengandung berpuluh-puluh variabel, namun karena keterbatasan kesempatan dan kemampuan peneliti, maka jumlah variabel yang diteliti
dibatasi. Variabel yang dipilih variabel-variabel
untuk
diteliti adalah variabel dalam masalah pokok yang diteliti dan variabel-variabel
yang dominan hubungannya dengan masalah
pokok tersebut. Secara umum dapat dikatakan bahwa karakteristik yang menjelaskan individu atau objek yang diteliti disebut variabel (peubah). Kedudukannya dalam penelitian, variabel digolongkan menjadi tiga macam, yaitu : 1. Variabel Bebas (independent variable) 2. Variabel Tergantung (dependent variable) 3. Variabel Luar (Intervening variable, extraneous variable, confounding variable, or contaminating variable) Variabel bebas adalah variabel yang merupakan penyebab, dan merupakan dependent variable)variabel yang muncul lebih dulu, variabel yang dimanipulasi, dan biasanya disebut
variabel
X.
Variabel tergantung adalah variabel yang menerima akibat dari variabel bebas, variabel yang muncul kembali, variabel yang diukur, dan biasanya disebut dengan variabel Y. Variabel luar adalah variabel yang dapat / turut mempengaruhi variabel tergantung selain variabel bebas tetapi tidak diteliti. Variabel luar tidak diteliti, tidak dapat dilihat, tidak bisa diukur, dan tidak bisa dimanipulasi.
58
BAB VI PROPOSAL PENELITIAN
6.1.
Teknik Penyusunan Proposal Jika masalah penelitian telah teridentifikasi serta terumuskan dan pendekatan terbaik telah ditemukan, maka sebelum rancangan penelitian difinalkan perlu ditentukan dan dicari sumber dana untuk mendukung pelaksanaan kegiatan penelitian (hampir semua penelitian memerlukan ketersediaan fasilitas, dana, dan dukungan kelembagaan). Untuk itu seorang peneliti dituntut untuk dapat mengajukan proposal permintaan dana penelitian. Keberhasilan meyakinkan orang yang mngevaluasi proposal amat menentukan dapat tidaknya dukungan dana untuk pelaksanaan rencana penelitian. Faktor
Kredibilitas
pengusul
dan
pendukungnya
sangat
mempengaruhi sponsor, karena penyandang dana lebih yakin terhadap peneliti yang telah mempublikasikan hasil penelitiaan pada jumal-jumal ilmiah yang berbobot tinggi pengakuannya. Hampir semua lembaga penelitian tidak bersedia mengucurkan dana untuk penelitian yang asal jadi atau yang dilakukan untuk kepentingan pribadi. Biaya penelitian
biasanya disediakan
berdasarkan suatu program yang terinci dengan baik. Maka Kemampuan menyiapkan dokumen proposal penelitian mutlak harus dikuasai. Para peneliti harus sadar bahwa terdapat banyak saingan dalam perebutkan dana penelitian, maka argumentasi ilmiah yang kuat harus dapat disuguhkan untuk memenangkan persaingan guna mendapatkan dana penelitian.
Setiap sponsor biasanya memiliki format tertentu yang harus diikuti secara taat dan tepat, dan tiada pilihan lain bagi pengusul kecuali menyesuaikan diri dengan format
yang ada untuk
menghindari kelambatan atau penolakan langsung. Proposal penelitian harus ditulis dengan lengkap dan baik serta dengan jelas dalam mengutarakan masalah, tujuan dan metode pendekatan yang akan digunakan, agar memiliki peluang yang lebih besar untuk menggaet dana. Walaupun format dan cara penyajian proposal berbeda-beda tergantung pada ketentuan penyandang dana, pada umumnya semuanya berisikan komponen : 1.
Latar Belakang Masalah
2.
Perumusan Masalah
3.
Tujuan Penelitian
4.
Manfaat Penelitian
5.
Tinjauan Pustaka
6.
Metode Penelitian
7.
Jadwal Pelaksanaan
8.
Personalia
9.
Perkiraan Biaya
10. Daftar Pustaka 11. Curricullum Vitae Peneliti dan Anggota Dalam menulis proposal penelitian , maka semua komponen yang merupakan bagian dari proposal mulai dari pendahuluan hingga ke biodata peneliti, harus ditulis dan di.jelaskan dengan baik. Sehingga mudah dipahami oleh pemeriksa / reviewer. Dalam menulis proposal maka harus dipertimbangkan bahwa untuk menginformasikan tentang masalah penelitian dan tentang peneliti selengkap mungkin
60
Bahagian terpenting dari usulan proposal adalah ide, yang merupakan bahagian penting dari proposal dan isi dari penelitian yang diusulkan. Rencana penelitian harus inovatif, mempunyai rasional yang jelas, mempunyai nilai yang berarti, terfokus, tertata dengan baik dan tepat waktu. Proposal penelitian harus tertuju pada problem yang spesifik dan dapat dipecahkan dengan cara logika dari hasil penelitian. Hal yang juga penting adalah tidak perlu untuk mengakomodir semua ide dalam satu proposal, meskipun peneliti mempunyai pengalaman yang baik ( jika dilihat dari track record ) dalam bidang penelitian yang diusulkan, akan sangat tidak mendukung jika peneliti merupakan pemain baru dalam
bidang
yang
diusulkan.
Jika
pengusul
mempunyai
pengalaman dan idea penelitian yang baik, terorganisir dan ditulis secara baik, maka kemungkinan untuk dapat menggaet dana penelitian akan sangat besar. Kondisi penelitian yang realistis, seperti pengalaman peneliti, peralatan, bahan/zat dan hal-hal lain yang diperlukan untuk projek penelitian, dan seberapa jauh penelitian dapat diselesaikan dengan waktu yang tersedia harus benar-benar dipertimbangkan. Selain dana penelitian yang diusulkan harus jelas dan reasonable. Reviewer akan berfikir bahwa peneliti terlalu naif, jika menuliskan budget penelitian yang jauh lebih rendah dari yang seharusnya, atau sebaliknya jika overbudget. MisaInya, reviewer akan tertawa jika kita mengusulkan penelitian dalam jangka waktu 10 tahun untuk suatu kerja yang sesungguhnya dapat diselesaikan dalam 3 tahun, atau sebaliknya dapat mengerjakan suatu projek penelitian dalam waktu 1 tahun untuk suatu penelitian yang sesungguhnya memerlukan waktu sekitar 3 tahun.
61
Sebagaimana telah dikemukan bahwa dalam penulisan proposal penelitian tersebut harus ditulis dan dijelaskan dengan baik. Disamping itu masalah penelitian yang akan diteliti harus dipahami,
sehingga
akan
memudahkan
pemain
dalam
penulisannya. Beberapa komponen yang harus diperhatikan dalam penulisan proposal penelitian dapat dikemukan sebagai berikut: 6.1.1. Masalah Penelitian Penguasaan
terhadap
masalah
penelitian merupakan
kunci
keberhasilan menyusun proposal penelitian. Untuk mendapatkan masalah penelitian yang baik diperlukan kiat tertentu. Dalam hal ini
diperlukan
keterampilan
dalam
menemukan
dan
mengidentifikasi masalah Penelitian tersebut. Sevila et al (1988) mengemukakan beberapa usaha yang harus dilakukan untuk mengidentifikasi masalah Penelitian, antara lain pengamatan terhadap kegiatan manusia, pengamatan terhadap sekeliling, bacaan-bacaan, terutama bacaan karya ilmiah, ulangan serta perluasan penelitian, cabang studi yang sedang dikembangkan, catatan
dan
pengalaman
pribadi
praktek
serta
keinginan
masyarakat, bidang spesialisasi, pelaJaran yang sedang dilkuti, diskusi ilmiah serta perasaan intuisi. 6.1.2. Format Penulisan Dalam
menyusun
proposal
penelitian
harus
diperhatikan
ketentuan yang telah digariskan oleh lembaga yang akan membiayai penelitian itu. Ketentuan ini antara lain urutan daripada isi proposal penefitian mulai dari lembaran pengesahan sampai kepada lampiran-lampiran. Dalam hal ini termasuk juga wama kulit luar, jumlah lembar, tanggal penyerahan.
62
6.1.3. Judul Penelitian Judul penelitian hendaklah singkat dan spesifik, tetapi cukup jelas untuk memberi gambaran mengenai penelitian yang diusulkan. Sebaiknya tidak lebih dari 12 kata atau gunakan sub judul kalau judul terlalu panjang. 6.1.4. Pendahuluan Dalam Bab pendahuluan kemukakan hal-hal yang mendorong atau argumentasi
pentingnya
kegiatan.
Uraikan
proses
dalam
mengidentifikasi masalah yang harus diatasi. Antarkan pembaca langsung pada inti persoalan, dalam satu atau sebanyakbanyaknya 2 paragraf. 6.1.5. Perumusan Masalah. Rumuskan
dengan
jelas
permasalahan
yang
ingin
diteliti.
Seringkali berbagai gelaja (fenomena ) yang tampak tidak mudah diidentifikasi. Oleh karena itu gejala atau masalah dalam suatu Penelitian perlu dirumuskan. Jika masalah tidak secara spesifik dirumuskan maka usul Penelitian tampak tidak terarah. Setelah gejala atau masalah tadi dirumuskan dengan baik, uraikan pendekatan dan konsep untuk menjawab masalah yang diteliti hipotesis yang akan diuji (tetapi jangan mengada-ada jika corak Penelitiannya tidak memerlukan hipotesis, seringkali penelitian bidang MIPA dan Teknik tidak memerlukan hipotesis) atau dugaan yang akan dibuktikan. Jelaskan definisi, asumsi dan lingkup Penelitian. Uraian permasalahan tidak perlu dalam bentuk pertanyaan.
63
6.1.6. Tinjauan Pustaka Usahakan pustaka terbaru, relevan dan asli (state of the art) misalnya jumal ilmiah. Uraikan kajian pustaka yang menimbulkan gagasan dan mendasari kegiatan yang diusulkan. Tinjauan pustaka yang menguraikan teori, temuan dan bahan penelitian lain yang diperoleh dari acuan, yang dijadikan landasan untuk melakukan penelitian yang diusulkan, Uraian dalam tinjauan pustaka dibawa untuk menyusun kerangka atau konsep yang akan digunakan dalam penelitian. Tinjauan pustaka mengacu kepada daftar pustaka. Buku ajar tidak termasuk pustaka primer, karena jenis buku ini disusun oleh seorang ahli untuk mahasiswa yang sedang belajar. Penilai tidak mengutamakan panjang daftar pustaka, pustaka primer
selalu menjadi titik perhatian. Pengusul penelitian
seyogianya tidak hanya mengemukakan kutipan-kutipan, tetapi juga memberikan ulasan-ulasan. Jika mungkin ditampilkan dalam tinjauan pustaka ditampilkan juga hasil karya pengusul, untuk memperhatikan "track record dari pengusul. 6.1.7. Tujuan Penelitian Berikan pemyataan singkat mengenai tujuan penelitian. Penelitian dapat bertujuan untuk menjajaki, menguraikan, menerangkan, membuktikan atau menerapkan suatu gejala, konsep atau dugaan atau membuat suatu prototipe. 6.1.8. Kontribusi/Manfaat Penelitian Uraian
kontribusi
penelitian
pada
pengembangkan
llmu
pengetahuan, teknologi dan seni (Ketegori Penelitian 1) pemecahan
64
masalah pembangunan (Kategori Penelitian 2) atau pengembangan kelembagaan (Ketegori penelitian 3). Dalam bidang dirumuskan
matematika
kontribusi
tidak semua penelitian mudah
langsungnya.
Walaupun
demikian,
dianjurkan agar kontribusi/manfaat penelitian sedapat-dapatnya dirumuskan dengan jelas bila perlu disertai contoh llustrasi. Dalam manfaat praktis penelitian yang diusulkan sulit dirumuskan, maka perlu ditekankan manfaat tak langsungnya, yakni bagaimana hasil penelitian tersebut berguna dalam pengembangan teori lebih lanjut. 6.1.9. Metode Penelitian Uraian metode yang digunakan dalam penelitian secara rinci. Uraian dapat meliputi variabel dalam penelitian, model yang digunakan, rancangan penelitian, teknik pengumpulan data dan analisis data, cara penafsiran dan penyimpangan hasil penelitian. Maksud dari perincian ini adalah agar para penlilai dapat mengevaluasi ketetapan metode yang dipilih untuk menjawab permasalah. Jangan gunakan bentuk kalimat perintah. Metode Penelitian dalam bidang matematika agak berbeda dengan metode dalam bidang IPA. Penelitian IPA pada umumnya bersifat eksperimental sementara penelitian bidang matematika tidak selalu demikian. Seringkah tanpa hipotesis dan tanpa data. Walaupun demikian, karena pada umumnya dalam usul penelitian kita diwajlbkan menjabarkan metode penelitian, maka dianjurkan sedapat-dapatnya diuraikan dengan terperinci langkah-langkah yang akan ditempuh selama melakukan penelitian yang diusulkan.
65
6.1.10. Jadwal Pelaksanaan Buatlah jadwal pelaksanaan penelitian yang meliputi kegiatan persiapan, pelaksanaan dan penyusunan laporan penelitian dalam bentuk Bart-chart. Bart-chart memberikan rincian kegiatan dan jadwal pelaksanaan kegiatan pelaksanaan mengacu kepada metode penelitian. 6.1.11. Personalia Penelitian Sesuaikan dengan ketentuan proyek. Contoh, anggota penelitian maksimum 2 orang, tenaga administrasi 1 orang, tak dibolehkan mencantumkan
konsultan
atau
pembimbing.
Persyaratan
golongan, pangkat dan lain-lain harus dipenuhi. 6.1.12. Perkiraan Biaya Uraikan secara terperinci berdasarkan kegiatan yang diusulkan. Taati
ketentuan
yang
digariskan
oleh
proyek.
Misalnya
honorarium, biaya perjalanan, bahan habis pakai. Laporan penelitian, seminar dan lain-lain. 6.1.13. Daftar Pustaka Susunlah daftar pustaka menurut nama atau nomor pengarang yang dirujuk. Gelar akademik tidak diperlukan. Judul buku dan majalah biasanya dicetak miring. Harus ada korelasi antara nama-nama pengarang yang tertulis dalam teks dengan yang tertulis dalam daftar pustaka. 6.1.14. Curricullum Vitae Peneliti dan anggota peneliti Kemukakan daftar publikasi dan kegiatan yang relevan dengan kegiatan yang diusulkan, agar terkesan bahwa pengusul memang berminat menggeluti bidang tersebut.
66
Keberhasilan seseorang dalam menyusun proposal penelitian akan sangat ditentukan keinginan dan ketertarikan yang bersangkutan untuk melakukan Penelitian serta kejelian mencari masalah penelitian. Kebiasaan menulis proposal penelitan dan laporan penelitian
akan
sangat
membantu
dalam
meningkatkan
kemampuan menulis proposal penelitian yang bermutu baik 6.2. Penolakan Proposal Beberapa kesalahan utama yang sering terdapat pada proposal penelitian yang berakibat ditolaknya suatu proposal penelitian : 1.
Perumusan masalah kurang focus dan tujuan penelitian tidak jelas
2.
Kurang
bermanfaat
bagi
pengembangan
iptek,
pembangunan, institusi 3.
Kepustakaan kurang menunjang (tidak relevan, kurang mutahir, umumnya bukan hasil penelitian)
4.
Metode penelitian kurang dirinci sehingga pelaksanaan penelitian menjadi kurang jelas
5.
Fisibilitas peneliti (kualitas & kuantitas), dan jadwal waktu pelaksanaan meragukan
6.
Anggaran biaya yang diajukan kurang rinci atau terlalu tinggi untuk penelitian tersebut.
7.
Penelitian pemula, masalah sudah banyak diteliti, permasalahan kurang relevan dgn bidang peneliti
8.
Usulan belum mengikuti format yang ditentukan, atau penyampaian proposal terlambat
67
BAB VII TEKNIK PRESENTASI 7.1.
Teknik Presentasi Banyak kaum intelektual dan calon-calon intelektual (mahasiswa) menemui hambatan besar ketika mereka membuat tulisan atau karya ilmiah. Bahkan masih banyak sekali mahasiswa yang tidak tahu cara menulis karya ilmiah. Padahal membuat karya ilmiah masih merupakan satu tahap, yang kadangkala harus dilanjutkan ke tahap berikutnya, yaitu menyajikan (memperenstasikan) tulisan ilmiah tersebut ke dalam suatu forum, baik dalam bentuk seminar, workshop, lokakarya, dan lain-lain. Dalam menyampaikan hasil penelitian atau karya ilmiah lainnya banyak mahasiwa kembali menghadapi berbagai masalah. Presentasi merupakan salah satu hal yang perlu dikuasai di era teknologi dan komunikasi saat ini. Selain itu, presentasi juga merupakan satu bagian tak terpisahkan dari kegiatan ilmiah di perguruan tinggi, seperti penelitian, pengabdian pada masyarakat, penulisan karya ilmiah, dan lain-lain. Dengan presentasi, kita berusaha mengkomunikasikan hasil penelitian, atau ide kita secara langsung kepada pendengar yang berarti juga pada komunitas ilmiah (thought collective). Namun tidak semua orang menguasai teknik presentasi yang baik. Bahkan bagi sebagian orang presentasi merupakan suatu hal yang menakutkan sehingga tidak jarang banyak yang gagal saat melakukannya. Banyak orang yang pandai dalam menulis suatu artikel ilmiah, namun kurang mampu untuk menyampaikannya dalam forum
ilmiah. Selain itu sering juga kita menyaksikan suatu karya ilmiah yang sangat bagus namun disajikan (dipresentasikan) dengan tidak bagus, sehingga mengurangi sasaran yang ingin dicapai dalam karya ilmiah tersebut tidak sampai, selain itu juga dapat mengurangi kualitas dari karya ilmiah tersebut. Jadi untuk memperesentasikan suatu karya ilmiah membutuhkan beberapa persyaratan tertentu, karena presentasi merupakan cara untuk menjelaskan sesuatu (ide, opini, kasus, solusi, informasi dll) kepada kumpulan orang yang dapat dilakukan baik dengan bantuan teknologi maupun tidak. Orang yang pintar secara logika (baca: IQ tinggi) belum tentu bisa menjadi presenter yang baik. Bisa dikatakan presenter yang hebat dipastikan punya kecerdasan komunikasi yang tinggi. Kecerdasan komunikasi ini menjadi salah satu kecerdasan yang paling dominan yang menentukan kesuksesan seseorang (menurut penelitian beberapa perusahaan di Amerika) kecerdasan logik ternyata hanya menempati urutan dibawah 10 besar. Kecerdasan komunikasi seseorang tak ubahnya seperti kecerdasan lainnya, yang merupakan potensi yang diturunkan secara genetis, namun demikian komunikasi merupakan suatu hal yang dapat dipelajari oleh seseorang, sehingga memungkinkan bagi setiap orang untuk mampu berkomunikasi dengan baik. Dalam tulisan ini ditampilkan berbagai tips atau cara untuk melakukan presentasi yang baik yang dikutip dari berbagai sumber. Namun untuk penyempurnaan sebuah presentasi perlu digabung dengan kemampuan dan bakat pribadi yang dimiliki oleh presenter agar presentasi dapat lebih menarik.
69
7.1.1. Persiapan yang Matang Persiapan merupakan 90% bagian dari presentasi, dan sisanya sebesar 10% adalah penyajian dan diskusi.
Meskipun
anda
menguasai subyek dan mampu berbicara penuh wibawa, persiapan yang cermat tetap diperlukan, paling tidak
untuk dua alasan
penting : (1)
Menemukan informasi lebih lanjut tentang subyek untuk disarikan bagi hadirin. Pilihlah informasi yang menonjol. Jika tidak memiliki cukup informasi, sebaiknya tidak memberikan presentasi;
(2)
Memasarkan gagasan kepada hadirin serta memperoleh dan mempertahankan perhatian hadirin.
Langkah-langkah persiapan itu adalah: (1) analisis sasaran, (2) survei lokasi, (3) kerangka & struktur, (4) penelitian & penerapan, (5) penulisan, (6) visualisasi & media, (7) latihan, dan (8) penyampaian/penyajian. Namun, kedelapan tahap tersebut tidak berarti jika pembicara tidak menguasai subyek dan pengetahuan penunjang lainnya. 7.1.2. Persiapan Bahan Presentasi Bahan presentasi dapat dikemas lebih menarik dan tidak membosankan berkat bantuan teknologi yang berkembang pesat saat ini.
Anda dapat menggunakan bahan presentasi yang
sederhana tetapi canggih menggunakan media powerpoint atau menggunakan bahan presentasi yang lebih interaktif dengan multimedia builder (bisa pake flash). Tujuan bahan presentasi adalah semata-mata sebagai guiden (panduan) agar materi presentasi tidak keluar dari bahan yang
70
telah kita tetapkan. Seorang presenter yang pandai berbicara seringkali
lupa
dan
keluar
dari
materi
yang
seharusnya
dipresentasikan dan tidak sesuai dengan alur presentasi yang disiapkan.
Oleh
karena
itu
sampaikan
bahan
yang
akan
disampaikan dalam media presentasi pokok-pokok pikiran untuk menjaga alur presentasi (biasanya berupa pointer-pointer bahasan). 7.1.3. Pelaksanaan Presentasi Dalam
memberikan
mempersiapkan
presentasi, diri
dengan
sebelumnya baik.
anda
harus
Penampilan
anda
mencerminkan keberhasilan presentasi anda. Gunakan pakaian dan asesoris diri sesuai dengan tema presentasi. Gunakan pakaian terbaik yang anda punya
dan pastikan pakaian anda sesuai
kombinasi antara bawahan dan atasan. Dalam forum presentasi antar perguruan tinggi, anda dapat menggunakan pakaian yang dikombinasikan dengan Jas Almamater untuk menegaskan dari mana anda berasal. Yang tak kalah penting dari penampilan diri anda adalah tampilan yang rapi pada rambut anda. 7.1.4. Hal-hal Yang perlu diperhatikan dalam Presentasi Beberapa hal penting yang perlu mendapat perhatian dalam presentasi antara lain adalah ; a. Kuasai Lingkungan. Penguasaan lingkungan diperlukan untuk menghindari tambahan tekanan mental ketika terjadi hal-hal yang tidak diinginkan. Trik yang dapat dilakukan adalah: datanglah sesaat sebelum presentasi dimulai, sehingga anda cukup
waktu
untuk:
mempersiapkan
sarana
presentasi
(mencoba sound, LCD, Laptop, pointer, atau bahkan sampai
71
merancanakan akan berdiri dimana ketika anda presentasi). Atur skenario dengan moderator (jika moderatornya teman anda) agar anda tidak kaget jika terjadi perubahan skenario secara mendadak oleh moderator (termasuk alokasi waktu yang disediakan moderator untuk anda) b. Perhatikan audience. Tataplah audience secara merata dan bergantian,
sehingga
mengesankan
bahwa
anda
sangat
memperhatikan mereka. Jangan palingkan pandangan anda pada langit-langit atau lantai sehingga mengesankan anda tidak percaya diri. c. Bicara lugas. Gunakan bahasa yang sederhana dan jelas, yang mengesankan anda tidak sombong (jangan memakai bahasa luar
angkasa
walaupun
sebagian
audience
mengerti
maksudnya). d. Jelaskan
media.
Media
presentasi
hanya
sebagai
guiden
(tuntunan) untuk menjaga alur presentasi. Hindari membaca media presentasi kata-perkata (apalagi titik koma di baca sekalian), Kalau perlu hapalkan penjelasan tiap pointer pada powerpoint untuk mengesankan bahwa anda benar-benar menguasai yang anda tulis pada slide presentasi. 7.1.5. Penggunaan Power Point Dengan kemajuan teknologi, bahan presentasi dapat dikemas lebih menarik dan tidak membosankan. Anda dapat menggunakan bahan presentasi yang sederhana tetapi canggih, menggunakan media powerpoint atau menggunakan bahan presentasi yang lebih interaktif dengan multimedia builder. Tujuan bahan presentasi adalah semata-mata sebagai guiden (panduan) agar materi
72
presentasi tidak keluar dari bahan yang telah kita tetapkan. Seorang presenter yang pandai berbicara seringkali lupa dan lepas dari materi yang seharusnya dipresentasikan dan tidak sesuai dengan alur presentasi yang disiapkan. Oleh karena itu sampaikan bahan yang akan disampaikan dalam media presentasi pokokpokok pikiran untuk menjaga alur presentasi (biasanya berupa pointer-pointer bahasan). Pada penggunaan media Powerpoint, usahakan jangan terlalu banyak menggunakan animasi dan sound yang tidak perlu, karena audience akan menganggap anda pamer media presentasi. Gunakan animasi dan sound seperlunya hanya diperlukan (misalnya jika menjelasakan proses perubahan grafik, gunakan animasi gerak yang menunjukkan proses. Gunakan theme yang simple (kalau bisa bermakna sesuai dengan tema presentasi). Penggunaan warna theme yang mencolok tidak dianjurkan (walaupun anda ingin menampilkan kesan ceria). Gunakan juga gradasi warna yang kontras antara background dengan
tulisan,
sehingga
audience
dapat
dengan
mudah
menangkap (membaca) presentasi anda. Usahakan menggunakan font tidak lebih kecil dari 24 (tergantung juga pada jenis font-nya). Gunakan
animation
effect
seperlunya
saja
pada
tampilan
presentasi. Jangan menggunakan animation effect pada seluruh tampilan, karena hal tersebut seolah-olah anda menuntun (bahkan lebih ekstremnya “memaksa”) audience untuk membaca sebaris demi baris kata-kata pada presentasi anda. Kadang-kadang audience menginginkan melihat keseluruhan slide secara utuh secara langsung daripada penampilan baris-perbaris.
73
Akhirnya uji penampilan presentasi anda kepada teman atau saudara anda dari segi penampilan dan konsistensi penulisan. Kalau perlu ada uji pada tampilannya pada slide projector (LCD) untuk meyakinkan anda bahwa tampilan animasi, sound, theme dan warna dapat ditangkap dengan jelas dan sesuai dengan tema presentasi. 7.1.6. Menghindari Stress Sangat manusiawi bila seseorang mengalami stress pada saat akan melakukan presentasi. Jangan biarkan stress terus menyertai anda dari awal hingga akhir presentasi. Beberapa hal yang dapat dilakukan untuk mengatasi stress adalah : a. Persiapan yang baik. sesuatunya
dengan
Anda harus mepersiapkan segala baik
sehingga
anda
tidak
perlu
mengkhawatirkan hal-hal yang tidak perlu. b. Warming Up. Anda dapat melakukan sedikit warming up untuk menghindari stress akibat tekanan yang terjadi ketika tampil di depan publik. Gunakan trik berikut: -
Duduk santai dengan menyandarkan badan pada kursi : Tarik nafas dalam-dalam lewat hidung dan keluarkan lewat mulut. Ulangi beberapa detik sampai anda merasa lega (jangan terlalu lama, karena akan menambah stress bagi anda)
- Lemaskan otot-otot leher (biasanya otot leher yang kaku menyebabkan tekanan pada pikiran). Geleng-gelengkan kepala (kalau perlu putar kepala) beberapa kali (ini juga jangan terlalu lama, karena anda akan keringatan) - Sambil duduk, goyangkan badan anda kekiri dan kekanan (gerak menengok kebelakang disertai badan) beberapa kali.
74
- Terakhir lemaskan pergelangan kaki dengan menggerakakan pergelangan kaki. - Selanjutnya anda siap berdiri dan menyampaikan materi 7.2.
Presentasi Poster Dalam seminar-seminar ilmiah, disamping presentasi secara oral kadangkala juga diselenggarakan presentasi berupa poster. Berbagai jenis hasil penelitian ditampilkan dalam bentuk posterposter yang menarik. Bagaimana format dan ukuran poster sangat bervariasi,
bergantung
keinginan
penyelenggaraka
seminar.
Sehingga para peserta harus mengikuti rambu-rambu yang diberikan oleh pihak penyelenggara.
Kesesuaian bentuk dan
susunan poster dengan aturan yang diberikan merupakan salah satu faktor penilaian bagi poster yang ditampilkan. Berikut ini diberikan contoh salah satu kriteria yang diajukan oleh penyelenggara dalam pameran poster ilmiah yang harus dipatuhi oleh peserta. 1.
Tiap presentan harus menyiapkan materi visual untuk ditampilkan di papan partisi dengan luas bidang yang disediakan 90-100 cm x 110-120 cm per poster memanjang secara vertikal (lihat lay-out poster).
2.
Materi visual yang dipresentasikan dapat berupa poster besar tunggal yang dicetak maupun lembaran-lembaran kertas yang ditempelkan ke sebidang karton dengan ukuran 90-100 cm x 110-120 cm.
3.
Struktur presentasi poster secara umum mencakup: a. Judul penelitian, diikuti nama peneliti-peneliti dan nama departemennya. b. Abstrak
75
c. Latar belakang masalah d. Kerangka teori dan kerangka konsep e. Metodologi f. Hasil dan diskusi g. Kesimpulan 4.
Isi
poster
harus
singkat
namun
jelas
dan
efektif
menggambarkan penelitian dan hasil penelitian. Sebaiknya cukup menggunakan 6-10 bagian materi, seperti poin-poin teks penting, grafik, tabel, gambar, dan lain-lain. 5.
Tiap
presentan
diberikan
waktu
5
menit
untuk
mempresentasikan posternya dan 5 menit untuk tanya jawab, di hadapan juri dan audiens yang hadir. 6.
Poster harus dapat terbaca dari jarak 3 meter.
7.
Materi visual hendaknya dicetak dengan printer. Jika ditulis tangan, harus dengan huruf cetak rapi dengan tetap mematuhi standar ukuran huruf pada poin 5 dan 6.
8.
Teks dalam materi visual tidak lebih kecil dari yang dibentuk oleh tipografi Times New Roman 14 points.
9.
Tinggi huruf yang membentuk teks sekurang-kurangnya 1 cm (untuk huruf tinggi seperti d, p, k atau j) dengan tebal huruf sekurang-kurangnya 2 mm.
10.
Semua grafik dan gambar hendaknya berukuran 20 cm x 25 cm atau lebih besar.
11.
Jika menyertakan tabel dalam poster, judul tabel dituliskan di sisi atas tabel. Jika menyertakan grafik atau gambar, judul yang mendeskripsikan grafik atau gambar dituliskan di sisi bawah grafik atau gambar.
76
12.
Sebaiknya setiap bagian materi presentasi diberi nomor sesuai urutan alur presentasi sehingga membantu pembaca untuk lebih mudah memahami.
13.
Penggunaan warna-warna yang serasi dalam poster akan membuatnya menjadi lebih menarik dan mempermudah pembaca membedakan bagian-bagian dalam poster, demikian juga untuk grafik dan tabel.
14.
Poster dapat dipasang oleh presentan di tempat yang disediakan (di sekitar lobi bawah FTI - ITP) satu jam sebelum sesi presentasi poster dimulai.
15.
Presentan harus hadir tepat waktu sesuai jadual presentasi yang ditentukan. Permohonan perubahan jadual harus dikonfirmasikan kepada panitia selambatlambatnya tanggal 28 Januari 2005.
16.
Presentan dimohon untuk berada di dekat poster masingmasing pada jam yang ditentukan.
17.
Akan sangat bermanfaat jika presentan menyediakan fotokopi versi
tertulis
dari
poster
yang
dipresentasikan,
atau
publikasinya di jurnal ilmiah, juga kartu nama untuk diberikan kepada audiens yang berminat.
77
BAB VIII PENGUMPULAN DAN ANALISA DATA 8.1.
Metode Pengumpulan Data Dalam suatu penelitian kadang-kadang tidak hanya menggunakan satu cara pengumpulan data. Misalnya di samping metode wawancara (interview), kadang-kadang perlu dilengkapi dengan observasi (pengamatan) atau sebaliknya. Metode angket juga kadang-kadang
perlu
dilengkapi
dengan
wawancara
dan
sebagainya. Pengumpulan data kadang-kadang tidak dilakukan oleh peneliti tetapi menggunakan orang lain yang disebut surveyor atau interviewer. Untuk mencegah adanya data yang bias maka para petugas pengumpulan data tersebut diberikan pelatihan terlebih dahulu oleh peneliti sendiri. Selain diberikan teknik-teknik pengumpulan data (wawancara, obserview dan sebagainya) juga diberikan penjelasan tentang cara-cara pengisian instrumen (kuesioner), editing, coding dan sebagainya. Instrumen penelitian adalah alat-alat yang akan digunakan untuk pengumpulan data. Instrumen ini dapat berupa kuesioner (daftar pertanyaan), formulir observasi, formulir-formulir lain yang berkaitan dengan pencatatan data dan sebagainya. Apabila
data
yang
akan dikumpulkan
adalah data yang
menyangkut pemeriksaan fisik maka instrumen penelitian ini dapat berupa stetoskop, tensimeter, timbangan, meteran atau alat antropometrik lainnya untuk mengukur status gizi dan sebagainya.
Agar instrumen penelitian valid dan reliable maka sebelum digunakan perlu diuji coba (pre test) terlebih dahulu. Yang dimaksud valid adalah instrumen sebagai alat ukur benar-benar mengukur apa yang diukur. Sedangkan reliable artinya instrumen sebagai alat ukur dapat memperoleh hasil ukur yang ajeg (konsisten) atau tetap asas. Uji instrumen ini dapat menggunakan rumus korelasi product moment. Pengumpulan data dapat dilakukan melalui : 1. Teknik Observasi : pencatatan secara sistematik terhadap gejala yang nampak pada objek penelitian 2. Teknik Komunikasi : pengumpulan data melalui kontak dan hubungan pribadi antara pengumpul data dengan sumber data.
8.2.
Skala Pengukuran Data Ada empat tipe skala pengukuran dalam penelitian, yaitu nominal, ordinal, interval dan ratio.
8.2.1
Nominal Skala pengukuran nominal digunakan untuk mengklasifikasikan obyek, individual atau kelompok; sebagai contoh mengklasifikasi jenis kelamin, agama, pekerjaan, dan area geografis. Dalam mengidentifikasi hal-hal di atas digunakan angka-angka sebagai symbol. Apabila kita menggunakan skala pengukuran nominal, maka statistik non-parametrik digunakan untuk menganalisa datanya. Hasil analisa dipresentasikan dalam bentuk persentase. Sebagai contoh kita mengklaisfikasi variable jenis kelamin menjadi sebagai berikut: laki-laki kita beri simbol angka 1 dan wanita angka
79
2. Kita tidak dapat melakukan operasi arimatika dengan angkaangka tersebut, karena angka-angka tersebut hanya menunjukkan keberadaan atau ketidakadanya karaktersitik tertentu. Contoh: Jawaban pertanyaan berupa dua pilihan “ya” dan “tidak” yang bersifat kategorikal dapat diberi symbol angka-angka sebagai berikut: jawaban “ya” diberi angka 1 dan tidak diberi angka 2. 8.2.2
Ordinal Skala pengukuran ordinal memberikan informasi tentang jumlah relatif karakteristik berbeda yang dimiliki oleh obyek atau individu tertentu. Tingkat pengukuran ini mempunyai informasi skala nominal ditambah dengan sarana peringkat relatif tertentu yang memberikan informasi apakah suatu obyek memiliki karakteristik yang lebih atau kurang tetapi bukan berapa banyak kekurangan dan kelebihannya. Contoh: Jawaban pertanyaan berupa peringkat misalnya: sangat tidak setuju, tidak setuju, netral, setuju dan sangat setuju dapat diberi symbol angka 1, 2,3,4 dan 5. Angka-angka ini hanya merupakan simbol peringkat, tidak mengekspresikan jumlah.
8.2.3. Interval Skala interval mempunyai karakteristik seperti yang dimiliki oleh skala nominal dan ordinal dengan ditambah karakteristik lain, yaitu berupa adanya interval yang tetap. Dengan demikian peneliti dapat melihat besarnya perbedaan karaktersitik antara satu individu atau obyek dengan lainnya. Skala pengukuran interval benar-benar merupakan angka. Angka-angka yang digunakan
80
dapat dipergunakan dapat dilakukan operasi aritmatika, misalnya dijumlahkan atau dikalikan. Untuk melakukan analisa, skala pengukuran ini menggunakan statistik parametric. Contoh: Jawaban pertanyaan menyangkut frekuensi dalam pertanyaan, misalnya: Berapa kali Anda melakukan kunjungan ke Jakarta dalam satu bulan? Jawaban: 1 kali, 3 kali, dan 5 kali. Maka angkaangka
1,3,
dan
5
merupakan
angka
sebenarnya
dengan
menggunakan interval 2. 8.2.4. Ratio Skala pengukuran ratio mempunyai semua karakteristik yang dipunyai oleh skala nominal, ordinal dan interval dengan kelebihan skala ini mempunyai nilai 0 (nol) empiris absolut. Nilai absoult nol tersebut terjadi pada saat ketidakhadirannya suatu karakteristik yang sedang diukur. Pengukuran ratio biasanya dalam bentuk perbandingan antara satu individu atau obyek tertentu dengan lainnya. Contoh: Berat Sari 35 Kg sedang berat Maya 70 Kg. Maka berat Sari dibanding dengan berat Maya sama dengan 1 dibanding 2. 8.2.5. Validitas Suatu skala pengukuran dikatakan valid apabila skala tersebut digunakan untuk mengukur apa yang seharusnya diukur. Misalnya skala nominal yang bersifat non-parametrik digunakan untuk mengukur variabel nominal bukan untuk mengukur variabel interval yang bersifat parametrik. Ada 3 (tiga) tipe validitas pengukuran yang harus diketahui, yaitu:
81
a.
Validitas Isi (Content Validity) Validitas isi menyangkut tingkatan dimana item-item skala yang mencerminkan domain konsep yang sedang diteliti. Suatu domain konsep tertentu tidak dapat begitu saja dihitung semua dimensinya karena domain tersebut kadang mempunyai
atribut
yang
banyak
atau
bersifat
multidimensional. b.
Validitas Kosntruk (Construct Validity) Validitas konstruk berkaitan dengan tingkatan dimana skala mencerminkan dan berperan sebagai konsep yang sedang diukur. Dua aspek pokok dalam validitas konstruk ialah secara alamiah bersifat teoritis dan statistik.
c.
Validitas Kriteria (Criterion Validity) Validitas kriteria menyangkut masalah tingkatan dimana skala yang sedang digunakan mampu memprediksi suatu variable yang dirancang sebagai kriteria.
8.2.6. Reliabilitas Reliabilitas menunjuk pada adanya konsistensi dan stabilitas nilai hasil skala pengukuran tertentu. Reliabilitas berkonsentrasi pada masalah akurasi pengukuran dan hasilnya.
8.3.
Analisis Data Setelah proses pengumpulan data selesai dilakukan, maka tahap berikutnya yang harus dilakukan adalah tahap analisis. Tahap ini merupakan tahap yang sangat penting dan menentukan. Pada tahap inilah data dikerjakan dan dipergunakan sedemikian rupa
82
sehingga berhasil disimpulkan kebenaran-kebenaran yang dapat dipakai untuk menjawab persoalan-persoalan yang diajukan dalam penelitian. Pada tahap inilah imaginasi dan kreativitas si peneliti diuji. Data
yang
dikumpulkan
selanjutnya
diklasifikasikan
dan
diorganisasikan secara sistematis serta diolah secara logis menurut rancangan penelitian yang telah ditetapkan. Pengolahan data diarahkan untuk memberi argumentasi atau penjelasan mengenai tesis yang diajukan dalam penelitian, berdasarkan data atau fakta yang diperoleh. Apabila ada hipotesis, pengolahan data diarahkan untuk membenarkan atau menolak hipotesis. Dari data yang sudah terolah kadangkala dapat dibentuk hipotesis baru. Apabila ini terjadi
maka
siklus
penelitian
dapat
dimulai
lagi
untuk
membuktikan hipotesis baru. Pengolahan dan analisis data bertujuan untuk mendapatkan informasi yang dibutuhkan dari sekumpulan data. Data sendiri belum bermakna apa-apa dalam suatu penelitian sebelum data itu diolah. Data yang sama juga dapat memberikan informasi yang bermacam-macam, tergantung pada tujuan penelitian. Data curah hujan akan memberi informasi yang berbeda kepada petani, nelayan, dan pabrik es. Bagi petani data curah hujan akan memberikan informasi penting untuk menentukan jadwal tanam dan pemilihan jenis tanaman, bagi pabrik es data curah hujan akan memberikan
informasi
bagi
pemasaran
es
dan seterusnya
memberikan informasi bagi penjadwalan produksi es. Ketika seorang peneliti merancang suatu penelitian , maka seharusnya peneliti tersebut sudah mempunyai rencana tentang cara pengolahan datanya. Apakah datanya akan diolah secara
83
manual atau akan diolah dengan bantuan komputer. Selain itu sudah harus direncanakan pula tabel-tabel yang akan dihasilkan sebagai keluaran pengolahan data. Kompilasi dan analisa data bertujuan agar data yang sudah dikumpulkan
diolah
diinterpretasikan
/
diskusi
untuk
mendapatkan jawaban hipotesa, sehingga dapat dibuat generalisasi yang dapat menjadi kesimpulan penelitian. Faktor yg diperlukan pada interpretasi data : 1. Tingkat penguasaan peneliti terhadap masalah kajian (tujuan penelitian, hipotesa, latar belakang dan hasil yang diharapkan) 2. Pengalaman; kemampuan yang dimiliki oleh peneliti untuk mendiskusikan
data,
yang
ditentukan
oleh
makin
banyaknya penelitian yang dilakukan oleh peneliti 3. Daya imajinasi; penafsiran peneliti, agar data yang sudah dikumpulkan dapat berbicara, sehingga diketahui hubungan antar variabel 4. Keberanian dan kepercayaan diri ; sehingga peneliti memiliki keberanian melakukan interpretasi terhadap data yang terkumpul Setiap
kesimpulan
yang
dibuat
oleh
peneliti
semata-mata
didasarkan pada data yang dikumpulkan dan diolah. Hasil penelitian
tergantung
pada
kemampuan
peneliti
untuk
menfasirkan secara logis data yang telah disusun secara sistematis menjadi ikatan pengertian sebab-akibat obyek penelitian. Setiap kesimpulan dapat diuji kembali validitasnya dengan jalan meneliti jenis dan sifat data dan model yang digunakan.
84
Kesimpulan diperoleh dari analisa data dan pembahasan, dan tidak boleh diambil yang tidak ada kaitan dengannya dengan masalah kajian, kesimpulan ditulis dalam bentuk butir-butir yang telah terarah untuk menjawab hipotesa yang bukan pendapat pribadi, tetapi merupakan rumusan hasil pembahasan dengan bantuan tinjauan pustaka. Kesimpulan dapat berisi alasan-alasan atau kajian sebab-sebab terjadinya kesalahan dalam melakukan penelitian, dan uraian agar kesalahan tersebut dapat diperbaiki dan tidak terulang lagi. Diharuskan berisi saran, baik yang ada hubungan dengan penelitian,
maupun
yang
berkaitan
dengan
kesejahteraan
masyarakat
85