BAB V PENUTUP
V.1
Kesimpulan PAUD Teratai terbentuk oleh pemberdayaan anggota PKK RW 22 sejak tahun
2006. Melihat adanya anak usia dini di sekitar RW 22 cukup banyak dan kurangnya pendidikan bagi usia dini maka PKK tergerak untuk mendirikan sekolah non formal. Pemberdayaan anggota PKK dalam mengelola PAUD ini mendapat dukungan dari dinas pendidikan terlihat dari peran dinas dengan memberikan dana dan pelatihan bagi anggota PKK. Pemberdayaan yang berlangsung hingga saat ini didukung dengan adanya motivasi di setiap individu untuk mencapai tujuan yaitu menjadikan suksesnya PAUD Teratai. Manfaat yang didapat oleh anggota PKK ini adalah manfaat ilmu dan pengalaman dalam mengelola dengan suka rela tanpa mengharapkan imbalan. Tetapi dalam menjalankan program tidak bisa berjalan mulus dan memiliki hambatan tersendiri. beberapa anggota PKK ini tidak berperan aktif dalam pemberdayaan dikarenakan pekerjaan yang lebih penting, terkadang pembagian waktu pokok dan waktu berorganisasi mengalami bentrok. POKGI II merupaka pengelola PAUD yang berperan penting dalam mengelola PAUD Teratai karena tugas mereka di PKK mencakup bidang pendidikan. Sedangkan POKGI yang lain terlibat dibagian perencanaan pendirian saja. POKGI II ber-anggotakan 6 orang, dan bertugas di bidang administrasi PAUD tidak berperan menjadi guru karena
62
basik mereka bukan guru. Pembagian kerja pengelola PAUD telah ditentukan dengan cara perencanaan program bersama oleh PKK. Sebelum pendirian PAUD ini para anggota PKK melakukan perencanaan program yang meliputi perencanaan dana, tempat dan sumber daya manusia. Dana merupakan aspek penting bagi proses pendirian PAUD, dana tersebut didapat dari bantuan oleh dinas pendidikan dan masyarakat sekitar. Selain itu perencanaan tempat di Balai RW 22 menjadi sasaran sementara bagi sekolah non formal tersebut, tempat yang kecil tidak menjadi kendala bagi keberlangsungan aktivitas PAUD. Perencanaan SDM juga penting dimana peran sumber daya manusia sangat diperhatikan dalam proses pemberdayaan di PAUD. Perekrutan sumber daya manusia untuk berpartisipasi dalam PAUD sudah ditentukan oleh PKK sendiri karena mereka memiliki divisi di bagian pengelolaan PAUD. Pemberdayaan anggota PKK dalam mengelola PAUD Teratai mempunyai sebuah tujuan. Tujuan ditetapkan dengan adanya usulan dari semua pihak anggota PKK, untuk menyampaikan pemikiran bersama. Tujuan diselenggarakannya PAUD ini utamnaya untuk membentuk tumbuh kembang anak secara optimal dalam memasuki pendidikan dasar. Sekolah non formal ini membantu masyarakat kelas menengah kebawah agar pendidikan anak mereka lebih berkembang. Kerjasama antara rekan satu dengan yang lain merupakan kunci kesuksesan dalam mencapai tujuan bersama. Kerjasama yang terjadi didalam pengelola PAUD berjalan dengan baik saling bekerjasama antara satu dengan yang lain. Jika kerjasama tidak terjadi didalam pengelolaan akan sulit PAUD ini bertahan sampai sekarang. Walau tugas masing-masing pengelola berbeda-beda tetapi saling membantu. Pembagian tugas bagi
63
pengelola juga cukup adil terkadang sering terjadi pembagian tugas yang kurang adil disesama rekan kerja. Pengawasan ketua terhadap anggota penting dilakukan agar program yang dijalankan berjalan dengan semestinya. Pengawasan yang terjadi di PAUD Teratai yang biasanya dipantau yaitu pengawasan dari ketua PAUD sendiri. Pengawasan Ketua PKK tidak terjadi hanya melihat perkembangan PAUD dari rapat evaluasi bersama. Peran PKK dalam pengawasan seharusnya dapat membuat semangat kerja para pengelola PAUD agar dapat melihat perkembangan kinerja anggotanya. Evaluasi diperlukan untuk mengetahui kekurangan program yang telah dijalankan selama ini. Evaluasi dalam pengelolaan PAUD biasanya terjadi bersamaan dengan evaluasi program lainnya di PKK. Terjadi 3 bulan sekali dengan evaluasi setiap divisi PKK yang disampaikan di rapat bersama, setiap anggota berhak mengetahui kekurangan atau kelebihan program pemberdayaan setiap divisi termasuk dalam mengelola PAUD. Hambatan dalam menjalankan pemberdayaan pasti dirasakan oleh setiap individu. Pengelola memiliki hambatan dalam dana dan tempat untuk memberikan fasilitas kepada murid PAUD Teratai. Tempat PAUD sampai sekarang ini berada di Balai RW 22 jika tempat tersebut dipakai untuk rapat RW maka sekolah non formal tersebut terpaksa diliburkan. Peran guru didalam PAUD sangatlah penting karena guru menjadi penolong bagi anggota PKK dalam mendirikan PAUD Teratai. Guru yang telah bekerja selama 8 tahun ini hanya bertugas sebagai pengajar tidak ambil bagian dalam mengelola PAUD. Selain itu guru di PAUD menilai bahwa kemajuan PAUD selama ini hanya berkembang dalam
64
artian bertahan karena murid di PAUD selalu ada tetapi fasilitas yang didapat kurang memadahi. Materi pengajaran untuk murid PAUD biasanya didapat dari dinas pendidikan proses pengajaran disesuai dari kurikulum dinas. Guru PAUD merupakan para pendidik yang berpengalaman dalam mengajar anak usia dini karena mereka juga sebagai guru TK setempat. Kesulitan yang dirasakan dalam mengajar di PAUD Terati yaitu jika menghendel sendirian dalam proses pengajaran karena murid lumayan banyak. Selain itu orang tua murid terkadang ikut campur dalam proses pengajaran membuat si anak kurang mandiri. Kesimpulan dari penelitian ini bahwa pemberdayaan anggota PKK dalam mengelola PAUD Teratai belum maksimal. Hal ini karena perkembangan PAUD Teratai yang belum maksimal. Terlihat dari berkurangnya keaktifan para anggota PKK dalam pengelolaan PAUD. Seperti anggota PKK yang berkurang dan masalah cuaca juga kadang tidak membuat pemberdayaan tersebut berjalan lancar. Selain itu usaha anggota PKK dalam memajukan PAUD masih kurang. Contohnya didalam memberikan fasilitas bagi PAUD yang dikatakan belum maksimal. Maka dari itu perkembagan PAUD kurang maju karena proses pemberdayaan yang PKK lakukan juga tidak maksimal.
V.2
Saran Anggota PKK RW 22 telah berusaha dalam melakukan pemberdayaan tetapi
belum adanya pemberdayaan secara maksimal. Lebih di tingkatkan lagi pemberdayaan dalam pengelolaan seperti mengajak anggota pengelola yang kurang aktif. Faktor usia terkadang menghambat kurangnya pengelolaan PAUD, contohnya jika hujan kelas
65
diliburkan karena pengelola PKK rentan terkena sakit. Pengelolaan PAUD juga sebaiknya tidak berfokus terhadap administrasinya saja di harapkan juga dapat mengelola para orang tua murid untuk tidak ikut campur dalam proses pembelajaran anak. Peran PKK seharusnya lebih ditingkatkan lagi karena pemberdayaan yang ada hanya terjadi di anggota terutama di divisi pendidikan. Jika semua PKK ikut berperan dalam mengelola PAUD Teratai pasti akan lebih berkembang lagi. Selain itu peran pemerintah diharapkan ikut berpartisipasi dengan pemberian tempat yang layak bagi PAUD Teratai. Tempat yang terbatas menyebabkan jadwal PAUD Teratai tidak bisa sesuai jadwal PAUD pada umumnya. Sedangkan saran untuk manajemen pengelolaan PKK terhadap PAUD lebih di tingkatkan keaktifan para anggota. Karena pengelolaan khususnya dibidang administrasi masih kurang rapi. Contohnya saja dalam hal absensi murid yang masih ditulis tangan dan terkesan berantakan. Selain itu juga manajemen bukan di dalam administrasi saja tapi manajemen sumber daya. Sumber daya yang dimaksudkan manajemen orang tua wali murid agar tidak mengganggu proses pembelajaran diberikan penyuluhan atau materi untuk orang tua. Peneliti ingin memberikan saran kepada peneliti selanjutnya supaya dapat lebih memfokuskan penelitiannya pada keberhasilan lembaga masyarakat. Hal ini karena lembaga masyarakat dapat mendirikan sekolah non formal bagi anak usia dini dengan pemberdayaan masyarakat. Sedangkan penelitian ini lebih fokus terhadap pemberdayaan anggota PKK pada divisi POKGI II dalam mengelola PAUD Teratai melihat dengan cara mengelola PAUD saja. Penelitian selanjutnya akan lebih baik melihat dari semua aspek pemberdayaan yang dilakukan oleh anggota PKK.
66