BAB V PENUTUP 5.1
Kesimpulan 1. PT Hyundai Indonesia Motor sebagai perusahaan perakitan mobil berskala internasional di Indonesia sudah menerapkan konsep dan prinsip manajemen kualitas total. Hal ini didukung oleh diperolehnya sertifikasi standar kualitas internasional yaitu ISO 9001 dan ISO 14001. Namun, PT Hyundai Indonesia Motor belum menyusun laporan biaya kualitas secara terinci sebagai alat analisis dan evaluasi keberhasilan program pengendalian serta peningkatan kualitas kinerja dan output dikarenakan manajemen telah cukup percaya dengan data yang timbul pada divisi penjamin kualitas (quality assurance). 2.Aktivitas – aktivitas yang mempengaruhi pengendalian dan peningkatan kualitas adalah : a) Studying & Improving Usage per Unit of Main Direct Material – Financial Activity Related; b) Enhance Quality Improvement Activity; Develop Journal Quick Win – Quality Excellence and Customer Relationshp Managemen Related; c) Job Description Improvement; d) Excellence Human Resource Development; e) Team Work Activity; f) Self Development Program.
106
3. Ketiadaan identifikasi dan klasifikasi biaya kualitas secara terinci menyebabkan PT Hyundai Indonesia Motor tidak mampu mengukur biaya kualitas yang efektif dan efisien setip tahunnya. 4. Komponen biaya kualitas yang timbul di PT Hyundai Indonesia Motor terdiri dari : a) Biaya Pencegahan : Pengulasan Produk Baru, Pelatihan Karyawan, Pengendalian Proses, Perawatan Perlengkapan Produksi; b) Biaya Penilaian : Inspeksi Bahan Baku, Inspeksi dan Uji Coba Produk; c) Biaya Kegagalan Internal : Pengerjaan ulang (rework); Biaya Kegagalan Eksternal : Complaint Adjustment, Warranty Charges. 5. Kategori komponen biaya kualitas dibandingkan dengan biaya kualitas total pada tahun 2011 adalah biaya pencegahan sebesar 16.43% , biaya penilaian sebesar 10.67%, biaya kegagalan internal sebesar 0.15%, dan biaya kegagalan eksternal sebesar 72.75%. 6. Kategori komponen biaya kualitas dibandingkan dengan biaya kualitas total pada tahun 2012 adalah biaya pencegahan sebesar 18.72% , biaya penilaian sebesar 10.95%, biaya kegagalan internal sebesar 5.12%, dan biaya kegagalan eksternal sebesar 65.21%. 7. Kategori komponen biaya kualitas dibandingkan dengan biaya kualitas total pada tahun 2013 adalah biaya pencegahan sebesar 24.57% , biaya penilaian sebesar 14.85%, biaya kegagalan internal sebesar 0.66%, dan biaya kegagalan eksternal sebesar 59.93%.
107
8. Kategori komponen biaya kualitas dibandingkan dengan biaya kualitas total pada tahun 2014 adalah biaya pencegahan sebesar 15.33% , biaya penilaian sebesar 10.10%, biaya kegagalan internal sebesar 0.88%, dan biaya kegagalan eksternal sebesar 73.69%. 9. Kategori komponen biaya kualitas dibandingkan dengan biaya kualitas total pada tahun 2015 adalah biaya pencegahan sebesar 14.71% , biaya penilaian sebesar 11.47%, biaya kegagalan internal sebesar 0.71%, dan biaya kegagalan eksternal sebesar 73.12%. 10. Kategori biaya kualitas berdasarkan perilaku dan aktivitasnya yaitu biaya tetap total selama kurun waktu 2011 – 2015 adalah: Tahun 2011 sebesar Rp1.185.196.518, Tahun 2012 sebesar Rp1.438.668.203, Tahun 2013 sebesar Rp1.374.619.852, Tahun 2014 sebesar Rp1.250.115.718, dan Tahun 2015 sebesar Rp1.229.167.706. 11. Kategori biaya kualitas berdasarkan perilaku dan volume aktivitasnya yaitu biaya variabel total selama kurun waktu 2011 – 2015 adalah: Tahun 2011 Rp5.759.646.816, Tahun 2012 Rp6.723.900.463, Tahun 2013 Rp3.929.749.762, Tahun 2014 Rp6.429.834.418, dan Tahun 2015 Rp6.229.360.216. 12.Persentase biaya kualitas terhadap total penjualan aktual pada PT Hyundai Indonesia Motor sejak tahun 2011 hingga 2015 berturut-turut adalah 0.430%, 0.368%, 0.383%, 0.964%, 1.085%.
108
13. Persentase biaya kualitas terhadap total penjualan aktual pada PT Hyundai Indonesia Motor ada di bawah standar 2.5% dari total penjualan aktual. 14. Pengendalian biaya kualitas pada PT Hyundai Indonesia Motor belum efektif dan efisien dikarenakan nilai biaya kualitas yang masih fluktuatif setiap tahunnya dan jumlah biaya kegagalan eksternal yang sangat besar. 15. Komponen biaya kualitas terbesar adalah biaya kegagalan eksternal. Hal ini disebabkan oleh banyaknya jumlah klaim dari pihak distributor mobil dari Thailand terkait kondisi mobil yang belum sesuai standar. 16. Penyebab tingginya biaya warranty charges dapat dianalisis dari 3 faktor utama yaitu manusia, bahan baku, dan metode. 17. Faktor manusia yang berpengaruh adalah kurangnya ketelitian dan kewaspadaan pekerja dalam proses produksi sehingga menyebabkan banyak bahan baku yang cacat dan perlu di klaim. 18. Faktor bahan baku yang berpengaruh adalah kualitas bahan baku yang kurang baik dan jumlah bahan baku yang tidak sesuai menyebabkan perusahaan perlu mengeluakan sejumlah biaya tertentu saat proses produksi 19. Faktor metode yang berpengaruh adalah sering berubahnya standar yang diinginkan oleh konsumen terutama distributor yang berasal dari
109
Thailand dan Brunei Darussalam menyebabkan warranty charges yang tinggi. 20. Penerapan manajemen kualitas total di PT Hyundai Indonesia Motor belum berdampak positif. Hal ini terlihat dari tingginya biaya kegagalan dan turunnya penjualan aktual sejak tahun 2012. 5.2
Keterbatasan Penelitian 1. Penelitian ini tidak mempunyai akses secara menyeluruh terhadap data finansial yang berkaitan dengan biaya kualitas sehingga tidak bisa melakukan analisis lebih mendalam terhadap biaya kualitas yang timbul di PT Hyundai Indonesia Motor.
5.3
Saran 1. PT Hyundai Indonesia Motor perlu menyusun laporan biaya kualitas yang terinci sebagai bagian dari laporan keuangan. Hal ini bertujuan agar pihak manajemen mampu memiliki gambaran terkait perkembangan program pengendalian dan peningkatan kualitas. 2. Perusahaan perlu menekan biaya kegagalan eksternal melalui peningkatan aktivitas pencegahan dan penilaian seperti inspeksi produk akhir, perbaikan standard operational procedure (SOP) secara berkala dan berkesinambungan 3. Dalam melakukan analisis biaya kualitas, perusahaan sebaiknya tidak hanya menggunakan data dari divisi penjamin kualitas saja,
110
melainkan juga dari beberapa departemen dan divisi lain sehingga komponen biaya kualitas dapat terlihat secara keseluruhan.
111