BAB V PENUTUP A. Kesimpulan Dari hasil penelitian yang telah dipaparkan di atas, maka dalam penelitian ini dapat ditarik beberapa kesimpulan sebagai berikut : 1. Proses penyusunan program pengawasan PAI telah berlangsung oleh Pengawas PAI di Kabupaten Pesisir Selatan. Hal ini terlihat dengan adanya pertemuan pengawas PAI untuk menyusun program tahunan dan kegiatan-kegiatan pengawas lainnya. Perencanaan tersebut belum terkoordinasikan secara baik dengan sekolah yang akan diawasi, karena tidak adanya anggaran dana yang mendukung penyusunan program yang seharusnya menurut standar yang ditetapkan pemerintah sekurangkurangnya berlangsung selama satu minggu sehingga hanya berlangsung satu hari. Akhirnya mengganggu proses selanjutnya yaitu pelaksanaan program pengawasan. 2. Pelaksanaan pengawasan yang dilakukan oleh Pengawas PAI tingkat SMP/SMA/SMK Kementerian Agama Kabupaten Pesisir Selatan sebenarnya sudah terlaksana seperti pelaksanaan pengawasan terhadap perangkat pembelajaran. Baik secara tidak langsung dalam artian pengawas mengumpulkan perangkat pembelajaran yang dibuat oleh guru kemudian memberikan catatan-catatan perbaikan atau yang secara langsung yaitu ketika melakukan tatap muka dengan guru dalam pengecekan perangkat pembelajaran, kemudian pengawas memberikn
186
187
bimbingan
dan pembinaan terkait pekerjaan
pelaksanaannya masih perlu ditingkatkan,
guru tadi, dalam
dengan adanya kunjungan
kelas, sehingga pengawas PAI bersama guru bisa mengerti secara nyata, hal-hal mana saja dari perangkat pembelajaran tadi yang kurang pas dan yang mempunyai kelemahan. usaha-usaha tersebut pada umumnya baru sekedar saran dan arahan. Hal ini terjadi karena tidak sebandingnya jumlah pengawas dengan jumlah guru PAI yang diawasi. 3. Dalam proses pembinaan dan pelatihan profesionalitas guru PAI, pengawas PAI tingkat SMP kabupaten Pesisir Selatan melaksanakan kunjungan tanpa sepengetahuan Guru PAI. Disatu sisi ini bisa mengetahui keadaan sebenarnya dari kinerja guru PAI karena tidak diberitahu akan di supervisi tetapi pada sisi lainnya hal ini terkadang mencerminkan bahwa pengawas belum membuat perencanaan yang tepat dan juga pengawasan yang dilakukan masih kurang efektif, karena kedatangan yang secara tibatiba tersebut bisa saja guru yang ingin disupervisi tidak sedang berada di tempat, karena banyak guru yang mengejar tambahan jam mengajar di sekolah lain apalagi juga masih banyaknya guru honor yang mengajar lebih dari satu sekolah. Maka hal ini akan berimplikasi pada tujuan dari supervisi, sehingga tidak tercapai secara optimal. Akhirnya waktu yang digunakan terbuang sia-sia. Selain melalui kunjungan ke sekolah, pembimbingan dan pelatihan juga dilaksanakan melalui forum MGMP. Untuk tingkat SMA/SMK sudah berjalan dengan baik akan tetapi untuk tingkat SMP terjadi kefakuman karena kekosongan pimpinan MGMP juga
188
belum terkoordinasikan secara menyeluruh di wilayah Kabupaten Pesisir Selatan sehingga yang mengikuti hanya sebagian guru PAI yang tidak jauh dari ibu kota kabupaten yaitu painan. 4. Pengawas PAI di Kabupaten Pesisir Selatan telah melaksanakan evaluasi terhadap pengawasan yang dilakukannya. Akan tetapi penilaian yang dilakukan hanya
penilaian langsung yaitu pengawas melakukan
wawancara baik yang terkait dengan temuan-temuan dan berbagai persoalan tentang guru, maupun pembicaraan mengenai keluhan-keluhan guru dan kepala sekolah selama pelaksanaan supervisi yang dilakukan oleh pengawas. Kemudian keluhan-keluhan tersebut dicarikan alternatif solusinya,dan belum terkonsep sehingga tidak ditemukan arsip-arsip penilaian. Ini terbukti dengan sedikitnya dokumen yang ada pada Pengawas PAI. Penulisan hasil supervisi baru sebatas di buku agenda pengawas PAI belum dilakukan penyimpanan dan pengolahan dengan komputerisasi. B. Saran-saran 1. Dalam menyusun program tahunan hendaknya pengawas PAI melibatkan kepala sekolah. Keterlibatan kepala sekolah dalam hal ini memberikan data-data yang diperlukan oleh pengawas PAI sehingga pengawas bisa berkoordinasi
untuk
mempersiapkan
penyusunan
program
dan
instrumennya dan juga menentukan jadwal kunjungan kepengawasan ke sekolah binaannya. Dan dalam penyusunan program hendaknya juga sesuai dengan standar minimal yang ditetapkan pemerintah.
189
2. Dalam
melaksanakan
pengawasan,
hendaknya
pengawas
PAI
meningkatkan kinerja dalam bentuk melaksanakan supervisi klinis, sehingga pengawas PAI bisa langsung mengetahui kelemahan dari perangkat pembelajaran yang disusun oleh guru PAI maupun kekurangan dalam penerapan pembelajaran yang dilaksanakan oleh guru PAI 3. Pengawas PAI seharusnya melakukan koordinasi dengan pihak sekolah binaan dalam proses pembimbingan dan pelatihan profesional guru seperti dalam penyusunan program, penyampaian jadwal kunjungan dan kehadirannya dalam pembimbingan. Sekaligus menyampaikan kepada atasan untuk segera mengaktifkan MGMP PAI tingkat SMP yang belum efektif dan belum dihadiri oleh seluruh guru PAI 4. Pengawas hendaknya lebih meningkatkan lagi evaluasi terhadap pelaksanaan supervisi yang dilakukannya. Evaluasi yang dilakukan tersebut hendaknya juga terkait dengan evaluasi terhadap kinerjanya sendiri. Hal ini penting dilakukan guna meningkatkan kinerja pengawas itu sendiri. 5. Hendaknya rekrutmen pengawas PAI harus mengacu pada Permendiknas Nomor 12 Tahun 2007 tentang Standar Pengawas Sekolah/Madrasah. untuk peningkatan kualitas kinerja pengawas PAI dan menugaskan pengawas PAI ke sekolah sesuai dengan pengalamannya ketika menjadi guru: jika ia guru PAI SMP, maka harus ditugaskan sebagai pengawas PAI SMP; jika ia guru PAI SMK, maka harus ditugaskan sebagai
190
pengawas PAI SMK; demikian seterusnya. Sehingga tidak terjadi over load beban tugas Pengawas PAI. 6. Kepada Kepala Kementerian Agama hendaknya menambah jumlah Pengawas PAI di Kabupaten Pesisir Selatan yang sekarang hanya berjumlah 3 (tiga) orang pengawas, sehingga pelaksanaan Pengawasan yang dilakukan Pengawas PAI bisa maksimal karena sebanding antara jumlah guru binaan, jumlah sekolah binaan dan jarak wilayah binaan. Sekaligus berkoordinasi dan bersinergi tentang Program Pengawas PAI juga terkait dengan kesepakatan tentang penilaian DP3 guru PAI yang pada ssaat ini masih ditandatangani oleh pengawas sekolah dari Dinas Pendidikan.