perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan Berdasarkan hasil dari pembahasan di atas, maka dapat ditarik kesimpulan bahwa: 1. Dari hasil penelitian menunjukkan bahwa pekerja anak di Kota Surakarta dan sekitarnya sebesar 36,71% berprofesi sebagai pedangang baik itu pedagang kali lima, asongan ataupun keliling, 26,58% pekerja anak berprofesi sebagai pengamen. Hal ini menunjukkan bahwa pekerja anak lebih memilih turun ke jalan untuk mencari rejeki, alasan utama dari pekerja anak yang memilih langsung turun ke jalan karena tidak membutuhkan keahlian khusus. 2. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pekerja anak di Kota Surakarta dan sekitarnya sebesar 63,29% mempunyai pengalaman kerja di atas satu tahun. Sebesar 68,35% pekerja anak pertama kali bekerja pada usia di atas 10 tahun. 3. Timbulnya pekerja anak bukan tanpa alasan, ada beberapa alasan yang menyebabkan anak bekerja. Sebagian besar pekerja anak beralasan bahwa mereka tertarik untuk bekerja karena ingin membantu orang tua (73,42%). Hal ini disebabkan karena kurangnya pendapatan orang tua sehingga anak commit to user
68
digilib.uns.ac.id69
perpustakaan.uns.ac.id
4. cenderung ingin membantu orang tua untuk mendapatkan pendapatan tambahan. Selain itu ada pula yang beralasan ingin mempunyai penghasilan sendiri (15,19%), hal ini dikarenakan ada diantara mereka yang hidup berjuang sebatang kara demi menghidupi dirinya sendiri dan menolak bantuan dari orang lain. Sebagian kecil yang menyatakan alasannya supaya bisa sekolah. 5. Rata-rata umur pekerja anak di Kota Surakarta dan sekitarnya berusia 14 tahun. Umur atau usia berpengaruh signifikan terhadap pendapatan pekerja anak dalam kegiatan ekonomi di Kota Surakarta dan sekitarnya. Yang berarti semakin tinggi usia atau umur maka pendapatan yang dihasilkan semakin besar. Koefisien dari variabel usia sebesar 0,063 yang berarti bahwa setiap pertambahan usia 1% akan meningkatkan pendapatan pekerja anak sebesar 0,0063% dengan asusmsi variabel lain konstan. 6. Jam kerja rata-rata pekerja anak sebesar 27,33 jam per minggu, dengan jam kerja terpendek 12 jam per minggu dan jam kerja terlama 48 jam per minggu. Jam kerja berpengaruh positif terhadap pendapatan pekerja anak dalam kegiatan ekonomi di Kota Surakarta dan sekitarnya. Yang berarti bahwa semakin lama pekerja anak bekerja maka pendapatan yang dihasilkan oleh pekerja anak semakin besar. Koefisien dari variabel jam kerja sebesar 0,221 yang berarti bahwa setiap pertambahan jam kerja sebesar 1% akan meningkatkan pendapatan pekerja anak sebesar 0,221% commit to user
dengan asumsi variabel lain konstan.
digilib.uns.ac.id70
perpustakaan.uns.ac.id
7. Pekerja anak di Kota Surakarta dan sekitarnya didominasi oleh pekerja anak yang mempunyai status sedang bersekolah dengan persentase sebesar 63,29% dan sisanya tidak sedang bersekolah. Pekerja anak yang sekolah sambil bekerja rata-rata sedang menempuh pendidikan SMP dengan persentase 76% dan sisanya adalah pekerja anak yang masih menempuh pendidikan sekolah dasar. Pekerja anak yang mempunyai status tidak bersekolah rata-rata sudah lulus dalam pendidikan sekolah dasar (SD), dan pekerja anak yang tidak mampu menyelesaikan pendidikan sekolah dasar sebesar 10,34%. Status sekolah berpengaruh negatif signifikan terhadap pendapatan pekerja anak dalam kegiatan ekonomi sector di Kota Surakarta dan sekitarnya. Terdapat perbedaan pendapatan pekerja anak yang berstatus sekolah dan tidak sekolah. Pekerja anak yang mempunyai status tidak bersekolah menghasilkan pendapatan yang lebih dari pekerja anak yang berstatus sekolah hal tersebut dikarenakan minimnya jam kerja bagi pekerja anak yang masih bersekolah, dan pekerja anak yang tidak sedang bersekolah mempunyai waktu atau jam kerja yang lebih untuk bekerja. Koefisien dari status sekolah adalah -0,156 yang berarti pekerja anak yang sedang tidak bersekolah mendapatkan pendapatan lebih tinggidaripada pekerja anak yang mempunyai status sedang bersekolah sebesar 0,156, dengan asusmsi variabel lain konstan. 8. Pekerja anak di Kota Surakarta dan sekitarnya sebesar 60,76% adalah commit to user
pekerja anak berjenis kelamin perempuan dan 39,24% adalah pekerja
digilib.uns.ac.id71
perpustakaan.uns.ac.id
anak laki-laki. Jenis kelamin berpengaruh positif signifikan terhadap pendapatan pekerja anak dalam kegiatan ekonomi di Kota Surakarta dan sekitarnya. Pekerja anak laki-laki mempunyai pendapatan yang lebih banyak dari perempuan, hal ini dikarenakan pekerja anak laki-laki mempunyai beban lebih untuk menanggung beban keluarganya. Koefisien dari jenis kelamin adalah 0,176 yang berarti bahwa pekerja anak laki-laki memiliki pendapatan yang lebih tinggi daripada pekerja anak perempuan sebesar 0,176, dengan asumsu variabel lain konstan. B. Saran Adapun saran-saran yang saya bisa berikan menyangkut penelitian ini adalah: 1. Orang tua sebagai wali pekerja anak sudah seharusnya mampu menjaga dan melarang anak mereka untuk ikut dalam kegiatan ekonomi. Karena data dari penelitian menunjukkan bahwa sebagian besar dari mereka melakukan pekerjaan hingga turun ke jalan dengan mengambil resiko yang lebih tinggi. Selain berbahaya, pekerjaan mereka dapat menghambat tumbuh kembang mereka dan bahkan tidak mendapatkan hak anak mereka yang seharusnya diterima. 2. Apabila pekerja anak dirasa sangat dibutuhkan sebagai tenaga kerja tambahan, sudah seharusnya orang tua menyadari bahayanya pekerjaan mereka. Sehingga orang tua mampu menyadarkan dan mengarahkan pekerja anak untuk melakukan pekerjaan yang tidak berbahaya dan bahkan tidak membuat commit to user
pekerja anak tidak kehilangan status pendidikan yang anak mereka terima.
digilib.uns.ac.id72
perpustakaan.uns.ac.id
3. Pemerintah sebagai pengayom masyarakat seharusnya lebih peka terhadap pekerjaan yang pekerja anak lakukan, sehingga terdapat program yang mampu mengatasi pekerja anak agar tidak terjun untuk mencari uang. Penulis berandai
apabila
pemerintah
membuat
organisasi
khusus
untuk
menanggulangi masalah pekerja anak ini, yaitu dengan mendirikan organisasi untuk peduli terhadap pekerja anak di Kota Surakarta. Organisasi ini akan menggalang dana dari masyarakat untuk membantu perekonomian keluarga miskin (khususnya keluarga pekerja anak) dengan sebuah syarat anak mereka tidak lagi mempekerjakan anak mereka. 4. Sebagai masyarakat yang peduli terhadap sesama. Tindakan yang seharusnya diambil ketika menemukan pekerja anak adalah melapor kepada pihak yang lebih bertanggung jawab, dalam hal ini adalah dinas sosial. Alasan kenapa kita harus melapor adalah demi kebaikan anak tersebut, anak yang bekerja akan kehilangan hak-haknya sebagai anak. Mereka yang bekerja di bawah umur biasanya akan kehilangan pendidikan mereka, waktu bermain mereka dan kehilangan kasih orang tua.
commit to user