BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
4.1 Kesimpulan Berdasarkan hasil penelitian yang telah dipaparkan di atas maka dapat disimpulkan bahwa lansia memiliki alasan yang berbeda-beda ketika memillih untuk tinggal di panti. Dalam penelitian ini, berdasarkan temuan di lapangan dapat diambil kesimpulan sebagai berikut: 1. Dampak perubahan sosial terhadap rasionalitas lansia dalam memilih tinggal di panti tidak terlepas dari perubahan pola pikir. Seiring terjadinya perubahan sosial di dalam masyarakat yang semula dari masyarakat tradisional menuju masyarakat modern yang menjadi salah satu pendorong terjadinya perubahan tersebut. Dalam hal ini, aktivitas kerja di luar rumah sebagai ciri masyarakat modern berdampak pada berkurangnya peranperan pelayanan dalam rumah tangga terhadap lansia sehingga muncul opsi lansia untuk tinggal di panti. Terdapat berbagai macam alasan mengapa lansia lebih memilih tinggal di panti daripada di dalam keluarga. Dari sepuluh informan terdapat lima alasan yang mendasari lansia memilih tinggal di panti. Alasan tersebut diantaranya adalah pertama, keinginan untuk dapat hidup tenang dan memperbanyak ibadah ditemui pada dua informan. Kedua, keinginan untuk memperoleh kebebasan yang ditemui pada dua informan. Ketiga, keinginan agar terhindar dari kesepian. Alasan ini ditemui pada dua informan. Keempat, mengobati trauma dimasa lalu ditemui pada satu informan. Kelima, keinginan memperoleh pelayanan, ditemui pada tiga lansia. 125
2. Alasan dan tujuan yang berbeda dari setiap individu untuk memilih tinggal di panti dapat dipahami dengan menggunakan pendekatan subyektif yang berasal dari perasaan dan pikiran individu. Ketika fungsi didalam keluarga tidak berjalan dengan semestinya dan tidak dapat memenuhi kebutuhan yang diinginkan lansia maka muncul rasionalitas lansia untuk memilih panti sebagai tempat yang dapat memenuhi dan menggantikan fungsifungsi yang tidak berjalan didalam keluarga. Dari beberapa alasan yang dikemukakan oleh lansia mengenai pertimbangan mereka memilih panti sebagai tempat menikmati hari tua maka dapat dikategorikan menjadi dua tindakan rasional yaitu rasionalitas berorientasi nilai dan rasionalitas instrumental. Rasionalitas yang pertama adalah rasionalitas berorientasi pada nilai yang dianggap absolut oleh seseorang dalam hal ini dapat berkaitan dengan religiusitas maupun kebebasan yang diinginkan oleh seseorang. Tujuh dari sepuluh informan memiliki alasan memilih tinggal di
panti
diantaranya
yaitu
keinginan
memperoleh
kebebasan,
memperbanyak ibadah, terhindar dari rasa kesepian serta mengobati trauma dimasa lalu. Beberapa alasan ini menunjukkan adanya nilai yang dianggap bermakna bagi lansia. Memasuki usia lanjut manusia semakin dihadapkan kepada perasaan-perasaan yang lebih sensitif. Lansia membutuhkan perhatian khusus di dalam keluarga terutama yang berkaitan dengan kasih sayang. Rasionalitas yang kedua adalah rasionalitas instrumental, dimana pada rasionalitas ini individu tidak hanya memiliki bermacam-macam tujuan yang ingin dicapai melainkan mereka sudah dapat menentukan alat untuk mencapai tujuan tersebut. Tiga dari sepuluh 126
informan mengungkapkan bahwa keputusannya untuk memilih tinggal di panti sosial adalah untuk mendapatkan pelayanan di dalam panti. Kerena kesibukan anak di luar rumah membuat ia harus memenuhi kebutuhan sehari-hari sendiri. Sehingga ia memutuskan untuk tinggal di panti agar semua kebutuhannya dapat dilayani dengan baik. 3.
Alasan lansia untuk memilih tinggal di panti telah dikategorikan menjadi dua yaitu rasionalitas berorientasi nilai serta rasionalitas instrumental. Kedua rasionalitas yang menjadi pertimbangan lansia memilih tinggal di panti ternyata berdampak pada adaptasi lansia yang teraktualisasi dalam proses interaksi dan keterlibatan dalam kegiatan yang diadakan panti. Kesulitan beradaptasi yang terjadi pada lansia merupakan hal yang wajar karena mereka berasal dari latar belakang yang berbeda sehingga membutuhkan waktu untuk melakukan penyesuaian. Namun, tidak semua lansia mengalami kesulitan dalam hal ini. Ada beberapa lansia dengan pengalaman hidup di masa lalu yang terbiasa berkomunikasi dengan orang-orang baru sehingga ia dapat beradaptasi dengan mudah. Hal ini dapat dilihat pada lansia yang memilih program pelayanan reguler. Mereka pada umumnya memiliki rasionalitas berorientasi nilai yang memiliki kecenderungan interaksi yang lebih terbuka dan dinamis. Hal ini sesuai dengan tujuan yang ingin mereka capai yaitu keinginan memperoleh kenyamanan dan kebahagia sehingga mereka dapat dengan mudah beradaptasi dengan kondisi sosial yang ada serta memiliki keinginan untuk selalu ambil bagian dalam setiap kegiatan yang diadakan di panti. Hal ini berbeda dengan lansia yang memilih tinggal di panti dengan rasionalitas 127
instrumental dan berada pada program pelayanan khusus. Tujuan mereka adalah hanya untuk memperoleh pelayanan di hari tua sehingga proses interaksi mereka cenderung tertutup dan bororientasi pada kebutuhan pelayanan pribadi saja. Hal ini juga berpengaruh terhadap adaptasi mereka dengan segala kegiatan di dalam panti. Jika aktivitas di dalam panti tidak sesuai dengan kebutuhan mereka, maka terdapat kecenderungan lansia membatasi diri dari aktivitas atau kegiatan tersebut. Interaksi yang tidak terjalin dengan baik tidak hanya terjadi antara sesama lansia wisma pelayanan khusus melainkan juga pada interaksi sosial antara lansia di wisma pelayanan reguler dan wisma pelayanan khusus. Lansia pada program pelayanan khusus memiliki kecenderungan menarik diri dari aktivitas sosial tertentu dan relatif selektif dalam memilih kegiatan. Pada dasarnya kegiatan yang diadakan di panti bertujuan untuk menjalin hubungan yang lebih erat antara sesama anggota panti. Namun ketika mayoritas lansia di pelayanan khusus tidak mengikuti kegiatan tersebut maka interaksi tidak dapat berjalan sesuai dengan yang diharapkan.
5.2 Saran Dari hasil penelitian ini terdapat beberapa saran yang dapat saya sampaikan supaya menjadi masukan bagi kita semua dalam upaya mensejahterakan lansia. 1. Dengan adanya kecenderungan menurunnya fungsi pelayanan bagi lansia didalam rumah tangga akibat aktivitas bekerja di luar rumah yang merepresentasikan perubahan sosial masyarakat modern maka potensi lansia 128
terlantar akibat fenomena tersebut harus mampu diakomodir oleh pemerintah dengan menambah jumlah panti sosial. 2. Bagi pihak panti, kepercayaan lansia dan rumah tangga dalam memilih tinggal di panti untuk mendapatkan layanan hari tua harus mampu direspon dengan memberikan layanan yang optimal bagi lansia. Dalam masyarakat modern, panti telah menjadi salah satu opsi bagi lansia untuk mendapatkan fungsi-fungsi pelayanan yang tidak didapatkan dalam rumah tangga. Pelayanan yang maksimal bagi para lansia dalam berbagai aspek berguna untuk meningkatkan kualitas hidup lansia di hari tua. 3. Bagi masyarakat, perubahan sosial yang berdampak pada kehidupan lansia dalam rumah tangga, hingga memilih untuk tinggal di panti menjadi indikasi perlunya penguatan kembali fungsi dan peran anggota keluarga di dalam rumah tangga. Jika fungsi dan peran anggota keluarga dalam memberikan pelayanan bagi lansia tidak terpenuhi, dan menitipkan lansia di panti menjadi opsi akhir pemecahan masalah tersebut, maka tidak sertamerta melimpahkan tanggungjawab dan memutuskan fungsi afeksi rumah tangga.
129