BAB V PENUTUP Kesimpulan, keterbatasan penelitian dan saran merupakan pekerjaan akhir dari penelitian yang harus
menarik
kesimpulan
akhir.
Kesimpulan
berdasarkan temuan akhir, yang dibahas menurut urutan persoalan-persoalan penelitian yang telah diteliti, dikaji dan memberikan suatu implikasi teoritis maupun terapan. 5. 1
KESIMPULAN
5.1.1 Faktor-faktor pendukung adaptasi Ada ekspatrait
empat
faktor
melakukan
yang
mendukung
adaptasi
terhadap
para
general
adjustment, work adjustment dan social interaction adjustment
diantaranya
faktor
individual,
job,
organization culture dan job satisfaction. 1. Faktor
individual
terdiri
dari
anticipatory
adjustment, self efficacy, relation skills dan perception skills. anticipatory
Salah
satu
adjustment
faktor
adalah
dalam
previous
experience yang mana menjadi pengalaman untuk
mengantisipasi
perbedaan-perbedaan
yang
kemungkinan akan
muncul.
Selain itu, self eficcacy, relation skills dan
perception skills merupakan faktor yang paling dominan dan penting melakukan
bagi ekspatriat dalam
adaptasi,
dengan
mengupaya
berbagai cara untuk menyesuaikan diri dengan setiap perbedaan yang mereka hadapi. 2. Faktor Job juga merupakan salah satu faktor pendukung adaptasi, sebab para ekspatriat menjalankan
tugas
di
dukung
oleh
job
description yang jelas dan ada fleksibilitas pekerjaan
sehingga
para
ekspatriat
tidak
binggung dalam melakukan tugas. 3. Organization
culture;
sebelum
ekspatriat
bertugas, diperkenalkan budaya baru tentang pola
dan
prilaku
kerja
serta
memberikan
dukungan informasi dan logistik sehingga para ekspatriat muda melakukan penyesuaian. 4. Job satisfaction juga merupakan salah faktor penting bagi ekspatriat sebab perusahaan telah memberikan job feedback dan dukungan yang menjadi motivasi, agar terbentuk suatu faktor intrinsik
atau
ekstrinsik
sehingga
para
ekspatriat melakukan adaptasi dengan baik.
91
5.1.2 Upaya melakukan Adaptasi General adjustment, work adjustment dan social interaction adjustment yang dilakukan oleh para bisnis
ekspariat
dianggap
penting
oleh
semua
ekspatriat namun tingkat dari ketiga penyesuaian tersebut dianggap berbeda antara ekspatriat. 4 dari 27
ekspatriat
dapat
melakukan
penyesuaian
terhadap general adjustment dan work adjustment dengan
cepat
karena
para
ekspatriat
memiliki
pengalaman kerja di luar negeri sebelumnya. Namun para ekspatriat ini juga mengalami ketegangan ketika melakukan penyesuaian terhadap interaksi sosial (social interaction adjustment). Hal ini terjadi karena keadaan
negara
yang
sebelumnya
sangat
keamanan,
ekonomi,
pernah
berbeda; kebiasaan
mereka terutama
bertugas kondisi
masyarakat
dan
bahasa. Sedangkan 24 ekspatriat mengalami banyak kesulitan dalam melakukan penyesuaian terhadap general adjustment dan social interaction adjustment karena para ekspatriat tidak memiliki pengalaman kerja di negara lain (previous experience). Semua ekspatriat yang berasal dari 11 negara menganggap general adjustment dan social interaction adjustment sangat penting untuk dilakukan dan work adjustment juga dianggap penting. Namun para ekspatriat yang berasal dari negara Australia, Amerika Serikat, Jepan dan Singopre hanya menganggap work adjustment 92
yang tidak terlalu penting untuk dilakukan karena tidak memiliki banyak perbedaan. 5.1.3 Tahap Adaptasi Tahap proses adaptasi yang dilakukan oleh para ekspatriat di Timor Leste, mengalami tahapan adaptasi yang sama yaitu di mulai dengan tahap Culture
shock,
Mental
isolation,
Recovery
dan
adjustment. Hal ini terjadi karena faktor lingkungan makro
seperti
kondisi
keamanan,
ekonomi,
infrastruktur, hukum, heterogenitas budaya dan Bahasa. 5.2
IMPLIKASI
5.2.1 Implikasi Teoritis Model faktor-faktor pendukung penyesuaian ekspatriat di Timor Leste (in-country adjustment) nampaknya sedikit berbeda dengan penelitian dan theorical model yang dibangung oleh hodgetts dan Luthans, (2000). Dalam theorical model hodgetts dan Luthans
tidak
mendukung
ada
dalam
faktor
job satisfaction
melakukan
penyesuaian
yang (in-
country adjustment) sedangkan dalam penelitian ini menyatakan bahwa job satisfaction adalah salah satu faktor pendukung penyesuaian ekspatriat (in-country adjustment).
93
Selain itu, tahap adaptasi yang dilakukan di Timor Leste juga berbeda dengan teori dan penelitian yang telah dikemukan oleh Oberg., (1960); black et al, (1991); Hofstede, (1960, 1991); Lysguard, (1955); Black
&
Mendenhall,
(1990);
Unsunier,
(1998);
Selmer, (1999); Kaye & Taylor,(1997); Emyliana, (2009) bahwa kurva adaptasi yang dialami ekspatriat adalah
honeymoon,
culture
shock,
recovery
dan
adjustment. Disamping itu, tahapan yang dikemukan pula
oleh
Marx,
(1999)
juga
berbeda
yaitu
honeymoon, culture shock, recovery, culture shock, recovery, culture shock dan breaking trough. Sedangkan dalam penelitian ini para ekspatriat di Timor Leste mengalami tahap culture shock, mental isolation, recovery dan adjustment. Hal ini terjadi karena tempat penelitian memiliki keunikan yaitu sebagai
negara
keterbatasan
baik
baru
yang
kondisi
memiliki
keamanan,
banyak ekonomi,
infrastruktur, hukum. Selain itu, juga memiliki heterogenitas budaya dan Bahasa yang menyebabkan para ekspatriat mengalami tahap yang berbeda dengan penelitian lain.
94
5.2.2 Implikasi Terapan Penelitian ini diharapkan dapat bermamfaat bagi pihak-pihak yang terkait langsung seperti para ekspatriat dan perusahaan multinasional, nasional atau
organisasi
Internasional
yang
mana
mempekerjakan ekspatriat. Bagi para ekspatriat, sangat baik untuk mulai mempelajari budaya melalui anticipatory
adjustment
sebelum
berangkat
atau
sesudah tiba (Pre-departure or on arrival) di negara baru yang akan didatanginya. Perlu diketahui bahwa adaptasi
yang
berkembang keamanan,
dilakukan
(developing ekonomi,
di
negara
sedang
yang
kondisi
country)
hukum
dan
infrastruktur
sangat berbeda dengan (developed country). Oleh sebab itu perlu bagi ekspatriat untuk mengetahui, belajar menerima dan menyesuaikan diri dengan lingkungan
baru.
Hal
ini
bertujuan
agar
para
ekspatriat dapat menjalankan tugas dengan baik dan lancar serta tidak mengalami culture shock yang berkepanjangan
atau
terhindar
kendala-kendala
yang
disebab
dari oleh
berbagai lingkungan
makro. Bagi pihak perusahaan multinasional, nasional dan
organisasi
mempekerjakan
Internasional ekspatriat,
nasional
yang
sebaiknya
mempersiapkan ekspatriat sebelumnya agar mampu 95
menghadapi berbagai perbedaan dalam menjalankan tugas di luar negeri. Bantuan adaptasi tidak hanya diawal
sebelum
keberangkatan
atau
di
awal
kedatangan (Pre-departure or on arrival) ekspatriat, namun selama ekspatriat membutuhkan bantuan dan bimbingan dalam proses adaptasi tetap diberikan sehingga dapat terhindar dari kegagalan (overting failure or early return). 5.3
Saran Dengan melihat hasil analisa yang dilakukan oleh
penelitian
ini,
maka
adapun
saran
yang
diberikan kepada penelitian selanjutnya jika ada yang akan
meneliti
tentang
adaptasi
budaya
para
ekspatriat, maka dapat meneliti pula mengenai : 1. Pelatihan tentang kesadaran budaya (cultural awareness) pada saat sebelum keberangkatan dan sesudah tiba (pre-departure and on arrival) 2. Kecepatan adaptasi dalam melakukan adaptasi dapat dilihat dari lamanya waktu ekspatriat berada dalam setiap tahapan adaptasi. 3. Dapat menguji model faktor-faktor pendukung adaptasi dan kurva adaptasi (tahapan adaptasi) yang telah dibangunkan dalam penelitian ini .
96