BAB 5 PENUTUP
Berdasarkan uraian dan pembahasan pada bab-bab sebelumnya, maka penulis akan membuat kesimpulan dan saran bagi perusahaan PT. Sampoerna Agro, Tbk sebagai masukan atau bahan pertimbangan bagi perusahaan dan pihak yang memerlukan informasi. 5.1 Kesimpulan Dari hasil referensi di Pusat Pasar Modal Surabaya dari tahun 2008 sampai dengan tahun 2012 terhadap PT. Sampoerna Agro, Tbk dengan menggunkan analisis common size statement dan analisis trend sebagai kecenderungan untuk melihat kinerja perusahaan, maka dapat diambil beberapa kesimpulan sebagai berikut: 1. Keadaan keuangan Jangka Pendek Keadaan keuangan jangka pendek menunjukkan gejala baik. Hal ini dapat kita lihat dari aktiva lancar yang kita hubungkan dengan hutang jangka pendek adalah sebagai berikut: a. Aktiva lancar menunjukkan tendensi turun dan menurunnya hutang jangka pendek. Posisi keuangan jangka pendek menunjukkan perkembangan yang menguntungkan walaupun hutang jangka pendek turun, namun penurunan
itu telah diimbangi dengan
penurunan aktiva lancar yang lebih besar.
1) Aktiva lancar angka absolutnya dari Rp. 803.628.697 (37,27%) per 31 Desember 2008 turun menjadi Rp. 819.066.787 (19,80%) per 31 Desember 2012. Terjadi penurunan sebesar 17,47%. 2) Hutang Usaha dari Rp. 202.137.810 (9,37%) per 31 Desember 2008 turun menjadi Rp. 253.221.909 (6,12%) per 31 Desember 2012. Terjadi penurunan sebesar 3,25%. b. Hubungan dari beberapa kecenderungan arah trend 1) Piutang dagang a) Piutang yang memiliki hubungan istimewa dari Rp. 20.780.912 (0,96%) per 31 Desember 2008 turun menjadi Rp. 14.344.053 (0,35%) per 31 Desember 2012. Terjadi penurunan sebesar 0,61%. b) Piutang usaha pihak ke tiga dari Rp. 3.169.453 (0,15%) per 31 desember 2008 naik menjadi Rp. 112.484.849 (2,72%) Per 31 Desember 2012. Terjadi Kenaikan sebesar 2,57%. 2) Penjualan dari Rp. 2.288.143.121 per 31 Desember 2008 turun menjadi Rp. 2.986.236.974 per 31 Desember 2012. Terjadi peningkatan sebesar Rp. 698.093.853 Perubahan-perubahan ini menunjukkan: a) Bagian kredit dan penagihan telah bekerja secara efektif karena piutang usaha yang mengalami penurunan sebesar 0,61%. b) Untuk penjualan menunjukkan perkembangan yang menguntungkan karena penjualan meningkat.
d) Piutang dagang turun, berarti, turn over receivable makin cepat, karena ketepatan waktu bagian penagihan dan ini juga menunjukkan bahwa penjualan banyak yang dilakukan secara kredit. 2. Aktiva Tetap, Penjualan serta pembelanjaan Aktiva Tetap a. Aktiva Tetap (netto) naik dari Rp. 1.352.535.316 (62,73%) per 31 Desember 2008 menjadi Rp.3.318.633.599 (80,20%) per 31 Desember 2012. Terjadi peningkatan sebesar 17,47%. b. Penjualan naik dari Rp. 2.288.143.121 per 31 Desember 2008 menjadi Rp. 2.986.236.974 per 31 Desember 2012. Terjadi kenaikan sebesar Rp. 698.093.853 Dari dua data di atas tampaknya tidak terjadi over investment. Kenaikan aktiva tetap sebesar 17,47% dapat kita teliti sebagai berikut: a. Modal saham turun dari Rp. 378.000.000 (17,53%) per 31 Desember 2008 menjadi Rp. 378.000.000 (9,14%) per 31 Desember 2012. Terjadi penurunan sebesar 8,39%. b. Tambahan modal disetor naik dari Rp. 931.582.638 (43,21%) per 31 Desember 2008 menjadi Rp. 681.230.929 (16,46%) per 31 Desember 2012. Terjadi kenaikan sebesar 26,75%. Jadi pembelian/penambahan aktiva tetap ini dibiayai dari tambahan modal disetor. 3. Arah Kecenderungan dari Hutang dan Modal Sendiri Margin of safety for creditor turun. Hal ini dapat dilihat dari bukti-bukti di bawah ini:
a. Jumlah Hutang Usaha dari Rp. 202.137.810 (9,37%) per 31 Desember 2008 naik menjadi Rp. 253.221.909 (6,12%) per 31 Desember 21010. Terjadi kenaikan sebesar 3,25%. b. Modal saham turun dari Rp. 378.000.000 (17,53%) per 31 Desember 2008 menjadi Rp. 378.000.000 (9,14%) per 31 Desember 2012. Terjadi penurunan sebesar 8,39%. Tambahan modal disetor naik
dari Rp.
931.582.638 (43,21%) per 31 Desember 2008 menjadi Rp. 681.230.929 (16,46%) per 31 Desember 2012. Terjadi kenaikan sebesar 26,75%. Maka total penurunan Modal sendiri menjadi 18,36%. 4. Hasil Usaha Ditinjau dari sudut ini tampak bahwa perusahaan menunjukkan tendensi yang baik karena selama 5 tahun: a. Penjualan naik 100% b. Beban usaha turun 2,4% c. Laba bersih turun 7,95% Karena kenaikan penjualan mampu mengimbangi penurunan laba bersih., menunjukkan bahwa pimpinan perusahaan tidak mampu untuk mengendalikan biaya secara proposional, sehingga laba bersih turun secara proposional. 5.2 Saran Berdasarkan hasil simpulan diatas maka penulis dapat memberi beberapa saran yang dapat diharapkan dan dijadikan sebagai bahan pertimbangan yaitu sebagai berikut:
1. Perusahaan di sarankan untuk lebih melakukan efisiensi dan efektifitas atas kinerjanya, terutama kinerja keuangan perusahaan. Hal ini sangat berarti bagi kemajuan perusahaan. 2. Perusahaan harus lebih terampil dalam menggunakan fasilitas perusahaan agar fasilitas perusahaan yang sudah tersedia tidak sia-sia. 3.
Perusahaan dapat melebarkan pangsa pasarnya lagi ke negara-negara asing yang lain, untuk menambah profitabilitas perusahaan. Selain itu, perusahaan juga dapat membantu pemerintah untuk menambah pemasukan negara dari sektor pajak dan yang lebih penting perusahaan dapat mengurangi tingkat kemiskinan yang selama ini masih menjadi kendala dalam perekonomian negara.
4. Perusahaan disarankan harus lebih inovatif dalam pengolahan berbagai macam hasil perkebunan sehingga dapat menghasilkan suatu produk baru yang dapat memenuhi kebutuhan konsumen. 5. Perusahaan harus melakukan variasi penjualan agar dapat menarik minat konsumen untuk membeli produk perkebunan. Hal ini harus dilakukan agar dapat menambah income perusahaan. 6. Perusahaan harus bisa meyakinkan para investor untuk menanamkan modalnya untuk perusahaan agar perusahaan mendapatkan tambahan modal untuk kelangsungan kinerja perusahaan.