BAB V PENELITIAN PERTANIAN 5.1
Pendahuluan Penelitian ialah tindakan yang dilakukan dengan sistimatik dengan tujuan untuk
meningkatkan pengetahuan kita sehingga dapat menjelaskan mengapa sesuatu itu sperti yang kita lihat sekarang dan bagaiman keadaan itu dapat diubah. Penelitian terapan adalah prenelitian yang dilakukan terutama bertujuan untuk memecahkan suatu masalah . Umunya penelitian usahatani adalah penelitian terapan dan mempunyai salah satu atau kedua tujuan umum di bawah ini:
1. Menyediakan informasi yang dapat membantu petani dalam mengelola usahataninya sehingga mereka lebih mampu mencapaikan tujuannya.
2. Memberikan informasi kepada pemerintah mengenai petani dan pengelolaannya sehingga membantu dalam perumusan kebijakan dan perencanaan pembangunan yang lebih baik. Tujuan para peneliti ini berbeda dengan tujuan petani atau petugas penyuluhan. Dari segi petani, pengelolaan usahatani pada dasarnya terdiri dari pemilihan antara berbagai alternatif penggunaan sumberdaya yang terbatas seperti, lahan, kerja, modal, waktu dan pengelolaannya, sedangkan para peneliti atau penyuluh memberikan petunjuk kepada petani dengan cara membatu para petani melihat permasalahan, menganalisis pemasarana dan membuat keputusan yang tepat. 5.2
Pelaksanaan Penelitian Pertanian Ada empat elemen yang perlu diperlukan dalam melaksanakan penelitian pertanian yang
efelitif, yaitu: 1.
Pengetahuan Teori Makin banyak teori yang dikuasai peneliti, makin baik pula kemampuan menyesuaikan
penelitian dan makin produktif hasilnya. Teori diperlukan sebagai dasar untuk merumuskan hipotesis yang akan diuji kebenarannya. Teori akan dapat memberikan pengertian tentang : a.
Mengapa sesuatu itu keadaanya seperti yang kita lihat sekarang
b.
Bagaimana caranya agar keadaan itu dapat berubah
Karena usahatani pada dasarnya memperhatikan cara-cara petani memperolah dan memadukan sumberdaya yang terbatas untuk mencapai tujuan, maka disiplin induknya adalah ilmu ekonomi. Oleh karena itu teori yang relevan terhadap penelitian usahatani adalah teori ekonomi. Penelitian usahatani dianggap mempunyai sifat multi-disiplin karena hams memperhatikan informasi, prinsif dan teori yang berkaitan, seperti sosiologi dan psikologi maupun ilmu lainnya. Beberapa elemen dalam teori ekonomi yang mungkin sangat relevan dan penting terhadap penelitian usahatani yang mencakup beberapa prinsip yaitu: a.
Prinsip Keunggulan Komparatif Perinsip ini menjelaskan lokasi produksi pertanian. Berbagai jenis tanaman dan hewan
dengan syarat yang berbeda, hams diusahakan di daerah atau pada usahatani yang keadaan fisik
dan sosial ekonomi sangat sesuai. Prinsip ini berlaku untuk wilayah yang lebih luas (dunia, negara) ataupun untuk perbandingan usahatani. Ada beberapa faktor yang dapat mengubah keunggulan komparatif yang penting diantaranya adalah:
1. Pengembangan pola usahatani bam atau perbaikan teknologi 2. Perubahan biaya produksi dan harga relatif berbagai komoditi usahatani 3. Perubahan biaya angkut (perbaikan j alan) 4. Perbaikan kualitas lahan karena drainase, irigasi dan sebagainya 5. Pengembangan produk subsitusi yang lebih murah. Jadi tiap daerah dapat memperbaiki kondisi fisik ekonominya dengan komoditi tanaman atau ternak tertentu, ataupun kehilangan posisinya ekonominya jika tidak mampu melakukan perubahan tersebut. b.
Keaikan Hisil Yang Berkurang Prinsip ini menentukan tingkat produktivitas yang terbaik. Prinsip ini menuntun kepada
petani pada tingkat produksi yang hams diperoleh dari berbagai sumberdaya yang terbatas yaitu jumlah air irigasi yang hams digunakan, jumlah tenaga kerja dan sebaginnya. Prinsip ini berguna untuk menentukan jumlah produksi yang dihasilkan dari sumberdaya yang terbatas, misalnya sebidang lahan atau usahatani dapat menghasilkan produktivitas berapa. Prinsip kenaikan hasil yang berkurang berasal dari hubungan antara produksi dengan faktor variabel. Sebagai contoh apabila dalam penyiangan padi makin banyak ditambahkan faktor tenaga kerja, maka setelah mencapai titik puncak produksi akan menurun. Jadi tambahan faktor variabel kepada sumberdaya tetap selama tambahan hasil yang diharapkan dari pemakaian unit terakhir faktor variabel ini hampir cukup untuk menutupi tambahan biaya. c.
Prinsip Subsitusi Prinsip ini lebih menekankan pada penggunaan alat-alat pertanian untuk berproduksi.
Sebagai contoh petani untuk menyiapkan lahan persemaian dapat menggunakan alat sederhan atau petani dapat mengupah sebagai tambah atau dapat menggunakan traktor kecil. Dari sekian banyak alternatif mana yang akan digunakan. Dengan prinsip ini maka dapat diperhitungkan dari segi biaya, waktu dan tenaga. Oleh karena itu untuk mensubsitusi teknologi atau metode tertentu hams diperhitungkan apakah lebih hemat metode baru atau yang lama yang akan ditambahkan. d.
Prinsip Analis Biaya Prinsip ini penting karena petani dapat menguasai biaya pengaturan usahatani tetapi tidak
dapat mengatur harga komoditi yang dihasilkannya. Pada prinsip ini petani diperkenalkan untuk mengetahui biaya tetap dan biaya tidak tetap. Biaya tetap adalah biaya yang tidak ada kaitannya dengan jumlah barang yang diproduksi, sedangkan biaya tidak tetap ialah biaya yang selalu berubaha apabila luas usahanya berubah. Biaya tidak tetap ini berubah apabila ada sesuatu
barang diproduksi. Misalnya, jika produksi sayuran meningkat maka petani akan membutuhkan tenaga kerja yang lebih banyak dan akan mengeluarkan biaya yang lebih besar. Sebaliknya jika produksi rendah maka jika petani menggunakan tenaga kerja lebih banyak akan rugi karena harus mengeluarkan biaya untuk tenaga kerja karena hasil produksi tidak bisa menutupi biaya tenaga kerja. Jadi prinsip ini lebih menekankan bagaiman petani dapat mengalokasikan biaya seefesien mungkin untuk berbagai penggunaan variabel cost ataupun fixed cost dalam melakukan usahatani. e.
Prinsip Pemilihan Cabang Usaha Prinsip ini mengatakan bahwa cabang usahatani dipertimbangkan dalam perencanaan
usahatani selama sumbangan yang diharapakan terhadap pendapatan bersih melebihi biaya yang diluangkan dari sumberdaya yang digunakan. Dalam prinsip ini beberapa cabang usaha saling bersaing dalam menggunakan sumberdaya. Namun persaingan ini dapat dihilangkan dengan cara menyesuaikan perencanaan tanaman dan waktu menanam. Cabang usahatani yang dilakukan petani dapat bersifat menambah pendapatan (suplementariy) apa bila menggunakan sumberdaya yang tidak terpakai, seperti itik di sawah memakan biji padi yang jatuh. Cabang usaha juga dapat bersifat komplementarity atau melengkapi atau menyajikan bahan yang diperlukan, seperti tanaman jagung dapat menghasilkan pupuk hijau. f.
Prinsip Bakutibang Tujuan Prinsip ini mengakui bahwa petani kecil mempunyai beberapa tujuan yang kadang saling
bersaing. Tujuan itu mencakup pendapatan tunai untuk membiayai usahataninya, menyekolahkan anak dan sebagainya. Cakupan lainnya adalah menyangkut kebutuhan makan keluarga, memperoleh kesempatan bersantai, menghidari penggunaan tenaga fisik yang tidak berguna, melakukan kewajiban sosial dan sebagainya. Petani tentunya ingin mencapai semua tujuan tertentu, namun tidak dapat dihindari bahwa beberapa tujuan itu saling bersaing, misalnya pendapatan tunai untuk biaya usahatani dengan menyekolahkan anak. Oleh karena itu apabila tidak ada subsitusi dengan sumberdaya yang lain maka penggunaan uang tunai itu saling bersaing. Ada dua hal yang perlu diperhatikan dalam prinsip ini yaitu masalah ketidakpastian dan uang. Ketidakpastian sering dihadapi petani dalam mengolah lahan pertanian karena berkaitan dengan iklim, serangan hama dan penyakit, perkembangan harga dan iklim politik. Oleh karena itu keputusan yang diambil petani banyak mengandung resiko. Berbeda dengan yang berakitan dengan uang, petani dihadapkan pada lingkungan yang berbeda. Sebagian diorientasikan ke pasar dan beroperasi sepenuhnya dalam ekonomi uang dan sebagaian lagi adalah petani subsisten beroperasi tanpa hubungannya dengan ekonomi uang.
1. Pengalaman Praktis Pengalaman sangat diperlukan dalam melakukan penelitian usahatani. Hal ini terjadi karena dengan pengalaman kita dapat menghargai, merasa dekat dengan petani dan perhatikan petani akan menjamin keberhasilan dalam penelitian usahatani tersebut. Tanpa pengalaman dan aprisiasi akan sulit bagi peneliti untuk memahami pola usahatani yang dilakukan petani dan memelihara hubungan yang akrab dengan petani. Demikian juga diperlukan untuk memahami lingkungan fisik dan ekonomi tempat petani bekerja, keputusan yang harus diambil, arti penting keputusan tersebut, kebebasan memilih sehubungan dengan keterbatasan sumberdaya, hubungan dengan pasar dan sebagainnya. Tampa pengalaman dalam pengumpulan data jika ada kekeliruan akan menyebabkan salah tapsir.
2. Strategi Penelitian dan Sumberdaya Keberhasilan penelitian juga ditentukan oleh penggunaan strategi yang efektif dan tersedia sumberdaya penelitian yang cukup. Ada tiga alternatif yang mungkin dilakukan untuk menyesuaikan penelitian dengan sumberdaya yang tersedia. Ketiga alternatif tersebut adalah menambah sumberdaya sesuai dengan proyek penelitian, memperkecil proyek penelitian untuk memyesuaikan dengan sumberdaya yang ada dan melakukan tindakan terhadap proyek penelitian dan sumberdaya. Apabila sumberdaya tidak dapat diperluas, maka peneliti mempunyai empat cara untuk memperkecil proyek penelitian yang telah diusulkan yaitu dengan cara: 1.
Mengurangi variabel yang akan dipelajari atau hanya mengambil yang penting saja.
2.
Mengelompokan beberapa variabel yang hubungannya kurang jelas.
3.
Mengubah sifat analis, artinya jika tidak ada ahlinya penelitian disesuaikan.
4.
Mengurangi observasi. Dalam strategi penelitian usahatani perlu dibedakan antara elemen-elemen yang
tergolong metode dan tahapan-tahapan penelitian. Adapun elemen-elemen penting dalam metode penelitian ialah:
1. Masalah penelitian 2. Perumusan hipotesis 3. Tujuan penelitian 4. Penentuan teori dan pendekatan yang relevan 5. Macam data yang dibutuhkan 6. Jenis pelaporan 7. Anggaran penelitian. Elemen-elemen ini saling berhubungan seperti , teori menuntut perumusan hipotesis dan keperluan data menentukan anggaran, sedangkan elemen pertama dan ketiga menentukan arah penelitian.
3. Adaministrasi Penelitian Ditinjau dari segi adaministrasi, tiap proyek penelitian harus melalui tiga tahapan yaitu perumusan, pelaksanaan dan penyelesaian. Tiap tahapan menyangkut beberapa langkah untuk tindakan admistrasi seperti : a.
Tahap Perumusan
1. Merasakan perlunya informasi yang berhubungan dengan beberapa masalah yang perlu diteliti.
2. Mengumpulkan informasi yang bersifat sementara. 3. Mempersempit masalah sampai batas yang masih dapat dikelola dan menentukan tujuan penelitian.
4. Merumuskan berbagai alternatif untuk mencapai tujuan. 5. Menentukan macam pekerjaan dan penanggungjawab, pengawas dan lembaga yang bertanggungjawab.
6. Menulis pokok penelitian (masalah, hipotesis, tujuan, anggaran, dan cara penelitian). 7. Meminta persetujuan rencana penelitian. 8. Membuat laporan tertulis mengenai semua kegiatan. b.
Tahap Pelaksanaan
1. Semua kegiatan harus dikoordinasikan 2. Daftar yang diperlukan, petunjuk, bahan dan sebagainya 3. Petugas harus dipilih dan dilatih untuk.mengumpulkan data 4. Data harus dikumpulkan, dicatat dan diperiksa 5. Data dianalis dengan metode tepat 6. Laporan berisikan hasil penelitian harus ditulis 7. Peneliti harus mempunyai catatan tertulis c.
Tahap penyelesaian
1. Ucapan terima kasih kepada semua pihak yang bekerja sama 2. Data yang terkumpulkan harus diperiksa kembali 3. Semua bahan penelitain hams diarsip 4. Pengeluaran anggaran perlu dibuat ringkasannya 5. Hasil penelitian hams disebarluaskan 5.3
Pendekatan Penelitian Pertanian Pendekatan yang hams diambil terhadap penelitian usahatani dapat dilihat dan banyak
segi. Adapun pendekatan yang bisa dilihat adalah: 1.
Konsep Kerangka Kerja Jika peneltian ingin berhasil hams berdasarkan konsep kerangka kerja yang benar. Artinya beberapa konsep atau istilah yang digunakan dalam penelitian hams dapat dipahami oleh
masyarakat lokal atau daerah dimana dilakukan penelitian. Jadi sebelum melakukan penelitian beberapa konsep dan istilah yang akan digunakan dalam penelitian harus disesuaikan dengan keadaan setempat. 2.
Model Model adalah penyajian yang realita yang disederhanakan dengan maksud menangkap segisegi penting dari realita tersebut. Biasanya model usahatani dibuat sebagai tujuan, alat penelitian, atau pedoman untuk mengidentifikasi masalah dan pengumpulan data. Model dapat disajikan dalam bentuk:
a. Uraian lisan atau daftar faktor yang terlibat dalam masalah b. Peryataan matematis c. Bagan sederhana atau arus hubungan antara langkah-langkah di dalam proses, berbagai proses di dalam cabang usaha. 3.
Pedekatan Terpadu Pokok dalam masalah penelitian usahatani adalah berdasarkan permintaan pemerintah, perhatian khusus peneliti dan pengumpulan data dan pemakaian sumberdaya yang tidak banyak. Penelitian yang tidak terpadu biasanya tidak efesien dalam memenuhi kebutuhan petani kecil. Oleh karena itu diperlukan pendekatan progam terpadu antara berbagai pihak baik dari tingkat desa sampai pada tingkat atas propinsi atau departemen.
4.
Kendala Hasil Suatu kegiatan yang perlu berkerjasama antara peneliti dengan ahli biologi pertanian adalah penelitian terhadap faktor-faktor penghambat hasil pertanian. Penelitian ini didasarkan pada model Gomez, berikut:
1. Ada teknologi yang tidak dapat digunakan karena perbedaan lingkungan, maka akan selalu ada perbedaan dalam hasil per satuan luas antara hasil tinggi yang dicapai oleh lembaga eksperimen dan hasil potensial terbaik yang dicapai usahatani, perbedaan ini disebut perbedaan I.
2. Perbedaan hasil potensial dan yang sesungguhnya di capai usahatani disebut perbedaan II, yang disebabkan oleh kendala bilogis dan sosial ekonomi. Perbedaan biologis disebabakan oleh penggunaan input yang rendah atau sama sekali tidak digunakan. Kendala sosial ekonomi disebabkan oleh keadaan yang menghalangi petani untuk menggunakan teknologi yang direkomendasikan.
Gambar 5. 1 Model Perbedaan Hasil