BAB V PEMBAHASAN
A. Identifikasi Kebutuhan dan Syarat APD Dari hasil pengamatan dan observasi yang telah dilakukan penulis di Instalasi Laundry Rumah Sakit Ortopedi Prof. Dr. Soeharso Surakarta, dalam identifikasi kebutuhan dan syarat APD didapatkan bahwa instalasi laundry telah menyediakan kebutuhan APD bagi tenaga kerja menurut identifikasi faktor dan potensi bahaya yang ada disetiap proses kerja serta melakukan identifikasi persyaratan APD yang akan digunakan oleh tenaga kerja. Hal ini telah sesuai dengan Peraturan Menteri Tenaga kerja dan Transmigrasi Nomor Per.08/MEN/VII/2010 tentang APD Pasal 7 Ayat (1) dan (2) bahwa “pengusaha atau pengurus wajib melaksanakan manajemen APD di tempat kerja, (2) manajemen APD sebagaimana dimaksud pada ayat (1) meliputi identifikasi kebutuhan dan syarat APD dan pemilihan APD yang sesuai dengan jenis bahaya dan kebutuhan/kenyamanan pekerja/buruh”. Dan telah sesuai dengan
Peraturan
Menteri
Tenaga
Kerja
Transmigrasi
Nomor
Per.08/MEN/VII/2010 tentang APD Pasal 4 Ayat 1 poin (1) , (2) “APD wajib digunakan di tempat kerja (1) dibuat, dicoba, dipakai atau dipergunakan mesin, pesawat, alat perkakas, peralatan atau instansi yang berbahaya yang dapat menimbulkan kecelakaan, kebakaran atau peledakan, (2) dibuat, diolah, dipakai, dipergunakan, diangkut atau disimpan bahan atau barang yang dapat
52
53
meledak, mudah terbakar, korosif, beracun, menimbulkan infeksi, bersuhu tinggi atau bersuhu rendah”. Dalam memenuhi persyaratan APD pihak instalasi Laundry Rumah Sakit Ortopedi Prof. Dr. Soeharso Surakarta telah menyediakan APD secara cumacuma dan memperhatikan pemilihan APD berdasarkan jenis dan bentuknya yang disesuaikan dengan bagian tubuh yang akan dilindungi, berdasarkan mutu atau kualitas bahan hal ini bertujuan untuk mencegah dan meminimalkan tingkat keparahan dari suatu kecelakaan dan penyakit akibat kerja yang mungkin terjadi, serta untuk penentuan jumlah alat pelindung diri, pihak instalasi laundry menyediakan APD lebih dari jumlah tenaga kerja. Hal ini telah sesuai dengan Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor: 1087/MENKES/SK/VIII/2010 tentang Standar Kesehatan dan Keselamatan Kerja Rumah Sakit Romawi IV Standar Perbekalan Kesehatan di Rumah Sakit huruf A poin 1 (g) bahwa “Setiap bahan dan peralatan dalam penyelenggaraan upaya kesehatan di Rumah Sakit harus dilengkapi dengan : Alat Pelindung Diri (APD) yang memadai, siap dan layak pakai”. Serta telah sesuai dengan teori Tarwaka yang menuliskan tentang pemilihan dan penggunaan alat pelindung diri harus memperhatikan aspek-aspek persyaratan APD yaitu aspek teknis, meliputi: pemilihan berdasarkan jenis dan bentuknya, pemilihan berdasarkan mutu dan kualitas, penentuan jumlah alat pelindung diri. B. Kewajiban Penggunaan APD APD yang telah disediakan pihak Rumah Sakit Ortopedi Prof. Dr. Soeharso Surakarta berupa masker belum sesuai dengan pencegahan dan
54
pengendalian potensi bahaya karena bentuknya yang tipis tidak melindungi pekerja dari paparan bau darah dan cairan infeksius, sehingga para tenaga kerja terpaksa memakai masker hingga 3 lapis membuat pekerja merasa panas dan tidak nyaman. Hal tersebut belum sejalan dengan teori Tarwaka yang menuliskan tentang beberapa kriteria dalam pemilihan dan penggunaan APD meliputi APD harus diberikan perlindungan efektif kepada pekerja atas potensi bahaya yang dihadapi di tempat kerja; APD mempunyai berat yang seringan mungkin, nyaman dipakai dan tidak memberikan beban tambahan bagi pemakainya; bentuk cukup menarik, sehingga pekerja tidak malu memakainya; tidak menimbulkan gangguan kepada pemakainya, baik karena jenis bahannya, maupun kenyamanan dalam pemakaian; mudah untuk dipakai dan dilepas kembali; tidak menganggu penglihatan, pendengaran dan pernapasan serta gangguan kesehatan lainnya padda waktu dipakai dalam waktu yang cukup lama; tidak mengurangi persepsi sensori dalam menerima tanda-tanda peringatan; suku cadang alat pelindung diri yang bersangkutan cukup tersedia di pasaran; mudah disimpan dan dipelihara pada saat tidak digunakan; APD yang dipilih harus sesuai standar yang ditetapkan. Dalam masalah APD masker yang terlalu tipis para pekerja telah menyampaikan keberatan kepada pihak instalasi laundry, namun pihak rumah sakit belum melakukan upaya tindak lanjut. Hal ini telah sesuai dengan Peraturan
Menteri
Tenaga
Kerja
dan
Transmigrasi
Nomor
Per.
08/MEN/VII/2010 tentang APD Pasal 6 ayat 2 bahwa “Pekerja atau buruh
55
berhak menyatakan keberatan untuk pekerjaan apabila APD yang disediakan tidak memenuhi ketentuan dan persyaratan”. C. Jenis Alat Pelindung Diri 1. Alat Pelindung Kepala Rumah Sakit Ortopedi Prof. Dr. Soeharso Surakarta telah secara cuma-cuma menyediakan alat pelindung kepala khususnya bagi petugas linen di instalasi laundry yang berupa penutup kepala kain. Penutup kepala digunakan untuk mencegah jatuhnya mikroorganisme yang ada di rambut dan kulit kepala tenaga kerja terhadap risiko penularan penyakit yang dibawa oleh linen kotor dari pasien, juga dapat melindungi dari debu. Penutup kepala harus selalu dipakai oleh setiap tenaga kerja sebelum melakukan pekerjaan dan harus menutupi kepala dengan baik. Hal ini telah sesuai dengan Peraturan Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi Republik Indonesia Nomor Per. 08/MEN/VII/2010 tentang Alat Pelindung Diri Pasal 2 ayat (1), (3) bahwa “(1) pengusaha wajib menyediakan APD bagi pekerja/buruh di tempat kerja, (3) APD sebagaimana dimaksud pada ayat (1) wajib diberikan oleh pengusaha secara cuma-cuma”. Serta telah sesuai dengan Peraturan Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi Republik Indonesia Nomor Per. 08/MEN/VII/2010 tentang Alat pelindung diri Pasal 3 ayat 1 poin (a) yang menyebutkan bahwa “APD sebagaimana dimaksud dalam Pasal 2 salah satunya pelindung kepala”. Serta telah sesuai dengan Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor: 1087/MENKES/SK/VIII/2010 tentang Standar
56
Kesehatan dan Keselamatan Kerja Rumah Sakit Romawi IV Standar Perbekalan Kesehatan di Rumah Sakit huruf A poin 1 (g) bahwa “Setiap bahan dan peralatan dalam penyelenggaraan upaya kesehatan di Rumah Sakit harus dilengkapi dengan : Alat Pelindung Diri (APD) yang memadai, siap dan layak pakai”. 2.
Alat Pelindung Pernapasan Pelindung pernapasan yang digunakan adalah jenis masker sekali pakai. Pemakaian masker diwajibkan dipakai oleh setiap tenaga kerja disat bekerja maupun oleh orang yang akan memasuki instalsi laundry. Masker tersebut selalu digunakan pada saat melakukan pekerjaan maupun kontak langsung dengan linen. Hal ini telah sesuai dengan Peraturan Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi Republik Indonesia Nomor Per. 08/MEN/VII/2010 tentang Alat Pelindung Diri Pasal 2 ayat (1), (3) bahwa “(1) pengusaha wajib menyediakan APD bagi pekerja/buruh di tempat kerja, (3) APD sebagaimana dimaksud pada ayat (1) wajib diberikan oleh pengusaha secara cuma-cuma”.Serta telah sesuai dengan Peraturan Menteri Tenaga Kerja
dan
Transmigrasi
Republik
Indonesia
Nomor
Per.
08/MEN/VII/2010 tentang Alat pelindung diri Pasal 3 ayat 1 poin (d) yang menyebutkan bahwa “APD sebagaimana dimaksud dalam Pasal 2 salah satunya pelindung pernapasan beserta perlengkapannya”. Serta telah sesuai dengan Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia
Nomor:
1087/MENKES/SK/VIII/2010
tentang
Standar
57
Kesehatan dan Keselamatan Kerja Rumah Sakit Romawi IV Standar Perbekalan Kesehatan di Rumah Sakit huruf A poin 1 (g) bahwa “Setiap bahan dan peralatan dalam penyelenggaraan upaya kesehatan di Rumah Sakit harus dilengkapi dengan : Alat Pelindung Diri (APD) yang memadai, siap dan layak pakai”. 3.
Alat Pelindung Tangan Instalasi laundry Rumah Sakit Ortopedi Prof. Dr. Soeharso Surakarta telah menyediakan sarung tangan dari karet untuk tenaga kerja pengambilan, penimbangan maupun pencucian linen kotor. Sarung tangan harus selalu dipakai oleh setiap tenaga kerja pada proses pengambilan, penimbangan maupun pencucian linen kotor sebelum kontak dengan linen kotor. Cuci tangan harus selalu dilakukan pada saat sebelum memakai dan sesudah melepas sarung tangan. Hal ini telah sesuai dengan Peraturan Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi Republik Indonesia Nomor Per. 08/MEN/VII/2010 tentang Alat Pelindung Diri Pasal 2 ayat (1), (3) bahwa “(1) pengusaha wajib menyediakan APD bagi pekerja/buruh di tempat kerja, (3) APD sebagaimana dimaksud pada ayat (1) wajib diberikan oleh pengusaha secara cuma-cuma”.. Serta telah sesuai dengan Peraturan Menteri Tenaga Kerja
dan
Transmigrasi
Republik
Indonesia
Nomor
Per.
08/MEN/VII/2010 tentang Alat pelindung diri Pasal 3 ayat 1 poin (e) yang menyebutkan bahwa “APD sebagaimana dimaksud dalam Pasal 2 salah satunya pelindung tangan”. Serta telah sesuai dengan Keputusan Menteri
58
Kesehatan Republik Indonesia Nomor: 1087/MENKES/SK/VIII/2010 tentang Standar Kesehatan dan Keselamatan Kerja Rumah Sakit Romawi IV Standar Perbekalan Kesehatan di Rumah Sakit huruf A poin 1 (g) bahwa “Setiap bahan dan peralatan dalam penyelenggaraan upaya kesehatan di Rumah Sakit harus dilengkapi dengan : Alat Pelindung Diri (APD) yang memadai, siap dan layak pakai”. 4. Baju Pelindung Instalasi laundry Rumah Sakit Ortopedi Prof. Dr. Soeharso Surakarta telah menyediakan pakaian kerja (coverall) untuk perlindungan tenaga kerja saat pengambilan linen kotor sampai pencucian. Instalasi laundry Rumah Sakit Ortopedi Prof. Dr. Soeharso Surakarta juga telah menyediakan baju pelindung berupa apron untuk tenaga kerja bagian pengambilan sampai dengan pencucian linen kotor. Baju pelindung harus selalu
digunakan
pada
saat
bekerja
untuk
melindungi
dari
tumpahan/percikan darah, cairan tubuh yang lain dan potensi sumbersumber bahaya lain melaui linen kotor. Hal ini telah sesuai dengan Peraturan Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi Republik Indonesia Nomor Per. 08/MEN/VII/2010 tentang Alat Pelindung Diri Pasal 2 ayat (1), (3) bahwa “(1) pengusaha wajib menyediakan APD bagi pekerja/buruh di tempat kerja, (3) APD sebagaimana dimaksud pada ayat (1) wajib diberikan oleh pengusaha secara cuma-cuma”. Serta telah sesuai dengan Peraturan Menteri Tenaga Kerja Dan Transmigrasi Republik Indonesia Nomor Per.08/MEN/VII/2010
59
tentang Alat pelindung diri Pasal 3 ayat 2 poin (a) yang menyebutkan bahwa “APD sebagaimana dimaksud pada ayat (1), termasuk APD yaitu pakaian pelindung. Serta telah sesuai dengan Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor: 1087/MENKES/SK/VIII/2010 tentang Standar Kesehatan dan Keselamatan Kerja Rumah Sakit Romawi IV Standar Perbekalan Kesehatan di Rumah Sakit huruf A poin 1 (g) bahwa “Setiap bahan dan peralatan dalam penyelenggaraan upaya kesehatan di Rumah Sakit harus dilengkapi dengan : Alat Pelindung Diri (APD) yang memadai, siap dan layak pakai”. 5. Alat Pelindung Kaki Pelindung kaki digunakan oleh tenaga kerja untuk melindungi kaki tenaga kerja dari tumpahan bahan kimia, tusukan dan jatuhnya
benda
tajam. Sebagai upaya pencegahan terhadap penyakit akibat kerja, maka pihak manajemen Rumah Sakit Ortopedi Prof. Dr. Soeharso Surakarta telah menyediakan alat pelindung kaki yaitu sepatu boots di instalasi laundry. Hal ini telah sesuai dengan Peraturan Menteri Tenaga Kerja Dan Transmigrasi Republik Indonesia Nomor Per. 08/MEN/VII/2010 tentang Alat pelindung diri
APD Pasal 2 ayat 3 yang menyatakan “APD
sebagaimana dimaksud pada ayat (1) wajib diberikan oleh pengusaha secara cuma- cuma”. Serta telah sesuai dengan Peraturan Menteri Tenaga Kerja Dan Transmigrasi Republik Indonesia Nomor Per. 08/MEN/VII/2010 tentang Alat pelindung diri Pasal 3 ayat 1 poin (f) yang menyebutkan bahwa “APD sebagaimana dimaksud dalam Pasal 2 salah satunya
60
pelindung kaki”. Serta telah sesuai dengan Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor: 1087/MENKES/SK/VIII/2010 tentang Standar Kesehatan dan Keselamatan Kerja Rumah Sakit Romawi IV Standar Perbekalan Kesehatan di Rumah Sakit huruf A poin 1 (g) bahwa “Setiap bahan dan peralatan dalam penyelenggaraan upaya kesehatan di Rumah Sakit harus dilengkapi dengan : Alat Pelindung Diri (APD) yang memadai, siap dan layak pakai”. 6. Alat Pelindung Mata Alat pelindung mata di sini adalah kacamata safety/goggles. Kacamata safety/goggles untuk melindungi mata pada pekerjaan yang membahayakan bagi mata seperti bahan kimia, debu, serbuk, uap logam (fumes), percikan darah, dan cairan tubuh lain. Kacamata pelindung (goggles) ini tidak disediakan oleh instalasi laundry Rumah Sakit Ortopedi Prof. Dr. Soeharso Surakarta. Hal ini belum sesuai dengan Peraturan Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi Republik Indonesia Nomor Per. 08/MEN/VII/2010 tentang Alat Pelindung Diri Pasal 2 ayat (1), (3) bahwa “(1) pengusaha wajib menyediakan APD bagi pekerja/buruh di tempat kerja, (3) APD sebagaimana dimaksud pada ayat (1) wajib diberikan oleh pengusaha secara cuma-cuma”. Serta belum sesuai dengan Peraturan Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi Republik Indonesia Nomor Per. 08/MEN/VII/2010 tentang Alat pelindung diri Pasal 3 ayat 1 poin (b) yang menyebutkan
61
bahwa “APD sebagaimana dimaksud dalam Pasal 2 salah satunya pelindung mata dan muka”. 7. Alat Pelindung Telinga Alat pelindung telingayang digunakan berupa ear muff. Ear plug ini digunakan tenaga kerja untuk melindungi paparan kebisingan yang dihasilkan oleh mesin pada saat memasuki wilayah kerja pencucian linen kotor. Tetapi masih ditemukan pekerja yang belum memakai ear plug saat berada di wilayah pencucian linen kotor. Hal ini telah sesuai dengan Peraturan Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi Republik Indonesia Nomor Per. 08/MEN/VII/2010 tentang Alat Pelindung Diri Pasal 2 ayat (1), (3) bahwa “(1) pengusaha wajib menyediakan APD bagi pekerja/buruh di tempat kerja, (3) APD sebagaimana dimaksud pada ayat (1) wajib diberikan oleh pengusaha secara cuma-cuma”. Serta telah sesuai dengan Peraturan Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi Republi Indonesia Nomor Per. 08/MEN/VII/2010 tentang APD Pasal 3 ayat 1 poin (c) yang menyebutkan bahwa “APD sebagaimana dimaksud dalam Pasal 2 salah satunya pelindung telinga”. Akan tetapi ketidakpatuhan tenaga kerja belum sesuai dengan Peraturan Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi Republik Indonesia Nomor Per.08/MEN/VII/2010 tentang APD Pasal 6 Ayat 1 bahwa “Pekerja/buruh dan orang lain yang memasuki tempat kerja wajib memakai atau menggunakan APD sesuai dengan potensi bahaya dan risiko”. juga telah sesuai dengan Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor:
62
1087/MENKES/SK/VIII/2010 tentang Standar Kesehatan dan Keselamatan Kerja Rumah Sakit Romawi IV Standar Perbekalan Kesehatan di Rumah Sakit huruf A poin 1 (g)
bahwa “Setiap bahan dan peralatan dalam
penyelenggaraan upaya kesehatan di Rumah Sakit harus dilengkapi dengan : Alat Pelindung Diri (APD) yang memadai, siap dan layak pakai”. D. Penyediaan APD Dari hasil pengamatan dan observasi penulis di instalasi laundry Rumah Sakit Ortopedi Prof. Dr. Soeharso Surakarta, didapatkan bahwa pihak instalasi laundry belum sepenuhnya menyediakan APD yang dibutuhkan tenaga kerja secara cuma- cuma yaitu belum terdapat APD pelindung mata (goggles). Hal ini belum sesuai dengan Peraturan Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi Republik Indonesia Nomor Per. 08/MEN/VII/2010 tentang Alat Pelindung Diri Pasal 2 ayat (1), (3) bahwa “(1) pengusaha wajib menyediakan APD bagi pekerja/buruh di tempat kerja, (3) APD sebagaimana dimaksud pada ayat (1) wajib diberikan oleh pengusaha secara cuma-cuma”. Serta belum sesuai dengan undang-undang No. 1 tahun 1970 tentang Keselamatan Kerja Pasal 14 huruf (c) yang
menyebutkan bahwa “pengurus diwajibkan menyediakan secara
cuma-cuma semua alat perlindungan diri yang diwajibkan pada tenaga kerja yang berada dibawah pimpinannya dan menyediakan bagi setiap orang lain yang diperlukan menurut pegawai pengawas dan ahli keselamatan kerja”. Juga belum sesuai dengan Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor:
1087/MENKES/SK/VIII/2010
tentang Standar
Kesehatan dan
Keselamatan Kerja Rumah Sakit Romawi IV Standar Perbekalan Kesehatan di
63
Rumah Sakit huruf A poin 1 (g) bahwa “Setiap bahan dan peralatan dalam penyelenggaraan upaya kesehatan di Rumah Sakit harus dilengkapi dengan : Alat Pelindung Diri (APD) yang memadai, siap dan layak pakai”.
E. Pemeliharaan APD Dari hasil pengamatan dan observasi penulis, didapatkan pemeliharaan APD di instalasi laundry Rumah Sakit Ortopedi Prof. Dr. Soeharso Surakarta belum sesuai dan tidak terawat karena tidak disediakan loker/tempat penyimpana khusus untuk APD berupa apron, masker, pelindung kepala, ear plug sarung tangan maupun untuk penggantian APD yang telah rusak. Hal ini belum sesuai dengan Peraturan Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi Republik Indonesia Nomor Per.08/MEN/VII/2010 tentang APD Pasal 7 ayat 1 dan 2 menyatakan bahwa “(1) Pengusaha atau Pengurus wajin melaksanakan manajemen APD di tempat kerja, (2) Manajemen APD sebagaimana dimaksud pada ayat (1) meliputi poin (d) yaitu Penggunaan, perawatan, dan penyimpanan. Serta belum sesuai dengan teori Tarwaka (2008) tentang pemeliharaan dan penyimpanan APD antara lain penyimpanan APD harus diatur sedemikian rupa sehingga mudah diambil dan dijangkau oleh tenaga kerja dan diupayakan disimpan di almari khusus APD. F. Inspeksi Dari hasil pengamatan dan observasi penulis di Instalasi laundry Rumah Sakit Ortopedi Prof. Dr. Soeharso Surakarta, diketahui bahwa pihak rumah sakit telah melakukan inspeksi secara rutin terhadap pemakaian APD. Hal ini
64
telah sesuai dengan Peraturan Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi Republik Indonesia Nomor Per.08/MEN/VII/2010 tentang APD Pasal 7 ayat 2 yang menyebutkan Pengusaha atau pengurus wajib melaksanakan manajemen APD di tempat kerja meliputi poin (g) yaitu inspeksi. G. Standar Operasional Prosedur Dari hasil pengamatan dan observasi penulis di instalasi laundry Rumah Sakit Ortopedi Prof. Dr. Soeharso Surakarta, diketahui pihak instalasi laundry telah membuat membuat SOP tentang kewajiban memakai APD. Hal ini telah sesuai dengan Peraturan Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi Republik Indonesia Nomor Per.08/MEN/VII/2010 tentang APD Pasal 7 ayat 2 bahwa “Pengusaha atau pengurus wajib melaksanakan manajemen APD di tempat
kerja
meliputi poin (d)
yaitu penggunaan,
perawatan dan
penyimpanan”. Dan telah sesuai dengan Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor: 1087/MENKES/SK/VIII/2010 tentang Standar Kesehatan dan Keselamatan Kerja Rumah Sakit Romawi III Standar Pelayanan K3RS huruf A poin 4 menyebutkan bahwa “Melaksanakan pendidikan dan penyuluhan/pelatihan tentang kesehatan kerja dan memberikan bantuan kepada SDM Rumah Sakit dalam penyesuaian diri baik fisik maupun mental. Yang diperlukan antara lain: SOP kerja, SOP peralatan, SOP penggunaan alat pelindung diri dan kewajibannya”.
65
H. Rambu-rambu Kewajiban Penggunaan APD Dari hasil pengamatan dan observasi penulis di instalasi laundry Rumah Sakit Ortopedi Prof. Dr. Soeharso Surakarta diketahui bahwa kewajiban penggunaan APD telah diumumkan secara tertulis dengan memaasang rambu-rambu mengenai kewajiban penggunaan APD. Hal ini telah sesuai dengan Peraturan Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi Republik Indonesia Nomor Per. 08/MEN/VII/2010 tentang APD Pasal 5 bahwa “ Pengusaha atau pengurus wajib mengumumkan secara tertulis dan memasang rambu-rambu mengenai kewajiban penggunaan APD di tempat kerja”.
I. Evaluasi dan Pelaporan APD Dari pengamatan dan observasi penulis di instalasi laundry Rumah Sakit Ortopedi Prof. Dr. Soeharso Surakarta diketahui bahwa pihak instalasi laundry belum mengadakan evaluasi terhadap APD yang ada di instalasi laundry tersebut. Hal ini belum sesuai dengan Peraturan Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi Republik Indonesia Nomor Per. 08/MEN/VII/2010 tentang APD Pasal 7 ayat 2 “bahwa Pengusaha atau pengurus wajib melaksanakan manajemen APD di tempat kerja meliputi poin (h) yaitu evaluasi dan pelaporan”.