JURNAL KESEHATAN MASYARAKAT (e-Journal) Volume 3, Nomor 3, April 2015 (ISSN: 2356-3346) http://ejournal-s1.undip.ac.id/index.php/jkm
EVALUASI MANAJEMEN ALAT PELINDUNG DIRI (APD) DI INSTALASI LAUNDRY RS X Yohana Riswa Dwiastuti, Dr. Drs. Suroto, M. Pd, Bina Kurniawan, SKM, M.Kes BagianKeselamatandanKesehatanKerja, FakultasKesehatanMasyarakat UniversitasDiponegoro Email:
[email protected]
Abstract: The hospital is one of the work places with a hazard variety that may cause health effects. One of the hospital workers contacts with the dangers that worker in high risk Laundry Installations. The use of PPE is one of the control measures that can be done and as a control efforts need a good management so that PPE is used in accordance with the potential dangers that exist and need in Laundry Installation. However, in RS XPPE management has not run optimally. Therefore, it needs to be evaluated to assess management PPE that has been implemented. This research purpose to give a description of evaluation management PPE in Laundry Installation RS X. Research method used is a qualitative description research with in-depth interviews with the subject of research of 6 people as a main informant and 2 people as a triangulation informant. The result of studies have shown an evaluation management PPE in the Laundry Installation RS X had never been done even though the application of PPE has been running in accordance with the procedure.RS X need to made identification of danger and the management of PPE systematically so that the availability of PPE is evenly and in accordance with the needs of the laundry installation Keywords: Evaluation Management, PPE
651
JURNAL KESEHATAN MASYARAKAT (e-Journal) Volume 3, Nomor 3, April 2015 (ISSN: 2356-3346) http://ejournal-s1.undip.ac.id/index.php/jkm
PENDAHULUAN
paling sedikit 10 orang.3Rumah Sakit
Latar Belakang
merupakan salah satu tempat kerja Kesehatan
dengan berbagai ancaman bahaya
adalah suatu upaya
yang dapat menimbulkan dampak
Keselamatan Kerja (K3)
dan
perlindungan agar setiap tenaga
kesehatan.
kerja dan orang lain yang memasuki
rumah sakit yang berisiko tinggi yaitu
tempat
dalam
pekerja
laundry
karena
untuk
keadaan yang sehat dan selamat
menjadi
pekerja
laundry
tidak
serta
proses
dibekali keahlian khusus. Instalasi
produksi dapat dijalankan secara
Laundry Rumah Sakit merupakan
aman,
tempat
kerja
senantiasa
sumber-sumber
efisien,
dan
produktif.Sedangkan, kerja
merupakan
pencucian
satu
linen
pekerja
dengan
bahaya potensial antara lain faktor
kecelakaan
suatu
Salah
fisik seperti kebisingan, kemudian
kejadian
yang jelas tidak dikehendaki dan
faktor
sering kali tidak terduga semula
detergen atau pewangi, faktor biologi
yang dapat menimbulkan kerugian
seperti infeksi dari baju yang telah
baik
atau
digunakan oleh pasien penderita
properti maupun korban jiwa yang
penyakit infeksi dan tertusuk jarum
terjadi di dalam suatu proses kerja
atau peralatan lain bekas kegiatan
industri
berkaitan
bedah, dan faktor ergonomi seperti
laporan
pekerjaan yang dilakukan dengan
Organization
posisi yang salah (angkat-angkut
(ILO) pada tahun 2013, setiap 15
linen) serta faktor psikososial seperti
detik, 1 pekerja di dunia meninggal
beban
waktu,
harta
atau
dengannya.
1
International
benda,
yang Menurut
Labour
kimia
kerja
seperti penggunaan
yang
dan
hubungan
pekerja
karena itu, sumber bahaya yang ada
kerja.
mengalami
sakit
akibat
pekerja.
5
karena kecelakaan kerja dan 160 2
antar
berlebih
Oleh
di Instalasi laundry Rumah Sakit dan
harus diidentifikasi dan dinilai untuk
harus
menentukan tingkat risiko sehingga
diselenggarakan di semua tempat
dapat dilakukan upaya pengendalian
kerja, khususnya tempat kerja yang
yang tepat.6
Upaya Keselamatan
Kesehatan Kerja
mempunyai
risiko
bahaya
Pengendalian sumber bahaya
kesehatan,
mudah
terjangkit
tersebut dapat dilakukan melalui 4 tingkatan
penyakit atau mempunyai karyawan
652
yakni
menghilangkan
JURNAL KESEHATAN MASYARAKAT (e-Journal) Volume 3, Nomor 3, April 2015 (ISSN: 2356-3346) http://ejournal-s1.undip.ac.id/index.php/jkm
bahaya
(eliminasi),
menggantikan
sumber
risiko
dengan
penggunaan,
perawatan,
penyimpanan;
penatalaksanaan
sarana/prasarana lain yang tingkat
pembuangan
atau
risikonya
pembinaan;
pengawasan;
lebih
rendah/tidak
ada
dan
pemusnahan, dan
(engineering/rekayasa), administrasi,
evaluasi
dan alat pelindung diri (APD).5 APD
pelaporan.11Manajemen APD dirasa
merupakan suatu alat yang dipakai
penting karena dengan manajemen
untuk melindungi diri atau tubuh
yang
terhadap
digunakan akan lebih sesuai dengan
bahaya-bahaya
serta
baik
kecelakaan kerja, dimana secara
potensi
teknis
dilakukan
dapat
mengurangi
tingkat
maka
bahaya
APD
yang
yang
ada
pengelolaan
dan
secara
9
keparahan dari kecelakaan kerja
komprehensif. Evaluasi manajemen
7
yang terjadi. Pengurus diwajibkan
APD ini dilaksanakan sebagai salah
menunjukkan dan menjelaskan pada
satu fungsi manajemen K3 RS yang
tiap pekerja baru tentang alat-alat
merupakan suatu
perlindungan diri bagi pekerja yang
mengetahui
bersangkutan dan pekerja juga wajib
sejauh
memakai alat-alat perlindungan diri
manajemen APD di RS.
yang
diwajibkan.
Selain
dan
mana
langkah untuk menilai
proses
sampai
penerapan
itu,
Berdasarkan survei awal melalui
pengurus diwajibkan menyediakan
wawancara,RS X merupakan RS
secara
tipe C yang sudah menerapkan
cuma-cuma,
semua
alat
perlindungan diri yang diwajibkan
upaya
pada pekerja yang berada dibawah
pemerintah.
pimpinannya.
3
kebijakan
Berdasarkan
standar
K3RS, seharusnya RS tipe C wajib
Instalasi
mempunyai ahli K3, namun RS X
Laundry yaitu sepatu boot, masker,
belum mempunyaiahli K3. Panitia
scort,
Pembinaan
oleh
apron,
yang
sesuai
wajib
dipakai
APD
K3RS
pekerja
topi,
dan
sarung
tangan.
Kesehatan
Dalam
penerapanAPD,
pengusaha
atau
melaksanakan ditempat
kerja
Keselamatan Kerja
(P2K3)
dan baru
dibentuk pada tahun 2010. PihakRS
pengurus
wajib
X telah melakukan perbaikan yang
manajemen
APD
mencakup
yang
mencakup;
standar
bahan
dan
peralatan dalam penyelenggaraan
identifikasi kebutuhan dan syarat
upaya
APD;
satunya yaitu mengenai APD yang
pemilihan
APD;
pelatihan;
653
kesehatan
di
RS
salah
JURNAL KESEHATAN MASYARAKAT (e-Journal) Volume 3, Nomor 3, April 2015 (ISSN: 2356-3346) http://ejournal-s1.undip.ac.id/index.php/jkm
METODE PENELITIAN
memadai, siap, dan layak pakai. Pelaksanaan manajemen APD di RS
Jenispenelitian
yang
X belum optimal. Hal ini dibuktikan
digunakandalampenelitianiniadalahp
dengan dokumen identifikasi bahaya
enelitian
dan risiko kerja yang disusun hilang
kualitatif.Pengambilansampeldalamp
dan hingga saat ini belum dilakukan
enelitianinimenggunakantotal
penyusunan
sampling.Informanutamadalampeneli
kembali,
pelaporan
dan
tidak
ada
pencatatan
yang
bersifatdeskriptif-
tianiniadalahseluruhpelaksana
kecelakaan kerja, masih adanya
Instalasi
keterbatasan jumlah beberapa jenis
informantriangulasidalampenelitianin
APD
iadalahkepalaInstalasi
namun
juga
terjadi
Laundry
penumpukan jenis APD yang lain,
danwakil
kurangnya
Pengumpulan
pengawasan
terhadap
ketua
RS
X
dan
Laundry P2K3RS
X. data
kepatuhan dalam penggunaan APD,
penelitiandilakukandengancaraobser
dan induction untuk semua pekerja
vasiterhadapfasilitaspendukunglaludi
di Instalasi Laundry terutama pekerja
lakukanwawancaramendalam
baru
(indepth interview) kepadainforman.
juga
belum
pernah
dilaksanakan.Sedangkan
menurut
Keabsahan
data
penanggungjawab pengadaan APD,
dilakukandengantekniktriangulasi.Te
selama ini tidak ada pencatatan
kniktriangulasidengansumber, untuk
mengenai kebutuhan, persediaan,
membandingkandanmengecekderaj
dan
atkepercayaanpadasuatuinformasi
penggunaan
APD
sehingga
kelengkapan dan kesesuaiaan APD
yang
yang harusnya siap, tersedia, dan
yang berbeda.
layak pakai belum terpenuhi.Oleh karena
itu,
belakang melakukan
berdasarkan
tersebut,
peneliti
penelitian
diperolehmelaluiwaktudanalat
Reliabilitaspenelitiandapatdicapai
latar
dengan
ingin
proses
mengenai
auditing
data.Melakukan
pemeriksaanterhadapaluranalisis
evaluasi manajemen alat pelindung
data
diri (APD) di Instalasi Laundry RS X.
untukmengetahuidanmembandingka nrekaman, catatanwawancaradankesimpulan yang dihasilkan.
654
JURNAL KESEHATAN MASYARAKAT (e-Journal) Volume 3, Nomor 3, April 2015 (ISSN: 2356-3346) http://ejournal-s1.undip.ac.id/index.php/jkm
HASIL DAN PEMBAHASAN
dan
Karakteristik Informan
terjadi.42Analisa
Penelitianinimengambil6
orang
kecelakaan
merupakan
yang
sering
kebutuhan langkah
pertama
pekerja
sebelum pemilihan alat pelindung
sebagaiinformanutama.Usiakelimainf
diri yang akan dibeli.
ormanpenelitianyaitu48
tahun,
53
Bahaya-bahaya
di
Instalasi
tahun, 30 tahun, 35 tahun, dandua
Laundry dapat dilihat berdasarkan
orang
proses kerja di Instalasi Laundry itu
berumur
32
tahunyang
berprofesisebagaipelaksana Instalasi
sendiri.
LaundryRS
Semua
informan
utama
X
sudah mengetahui dan memahami
danmemilikipendidikanterakhiryaituS
proses kerja beserta bahaya-bahaya
MA/SMK.
dan risiko kerja di Instalasi Laundry
Berdasarkantingkatpendidikanterakh
melalui
irdapatdilihatbahwasebenarnyapelak
keselamatan dan kesehatan kerja di
sanaInstalasi
Laundry
Rumah Sakit. RS X juga sudah
yang
melakukan identifikasi bahaya dan
berkaitandenganprofesinya.Sedangk
risiko kerja yang dilakukan pada
an, informantriangulasiterdiridari 2
tahun
informanyang
identifikasi bahaya dan risiko kerja
tidakmempunyaikeahlian
masing-
pelatihan
2010.
tentang
Namun
dokumen
masingmerupakanseorangKepalaIns
ini
talasi Laundry danwakilketua P2K3.
dipinjam
Keduainformantriangulaiberjeniskela
karena itu perlu untuk dilakukan
minperempuandanberumur
42
penyusunan dan pendokumentasian
tahundan
45
kembalilaporan identifikasi bahaya
tahun,denganpendidikanterakhir D4
dan risiko kerja di Rumah Sakit
KesehatanLingkungan
terutama di Instalasi Laundry yang
diketahui oleh
hilang
pada
saat
pihak
luar.
Oleh
disesuaikan dengan perkembangan IdentifikasiKebutuhandanSyarat
teknologi dan ilmu terbarusehingga
APD
dapat dilakukan upaya pengendalian Kebutuhan alat pelindung diri
dan pengelolaan APD yang sesuai
ditentukan berdasarkan bahaya dan
dengan
risiko yang ada ditempat kerja yang
Laundry.
menyangkut tipe bahaya dan resiko,
kebutuhan
di
Instalasi
Ketersediaan APD di Instalasi
efek atau dampak yang ditimbulkan,
Laundry
655
secara
kualitas
masih
JURNAL KESEHATAN MASYARAKAT (e-Journal) Volume 3, Nomor 3, April 2015 (ISSN: 2356-3346) http://ejournal-s1.undip.ac.id/index.php/jkm
kurang seperti sarung tangan yang
perlindungan yang kuat terhadap
terlalu pendek, sepatu boot, masker
bahaya yang spesifik atau bahaya-
hasil jahitan sendiri dan apabila
bahaya yang dihadapi oleh tenaga
kotor bisa dicuci kembali dan tidak
kerja, berat alat hendaknya seringan
diketahui pasti kesesuaian masker
mungkin dan alat tersebut tidak
tesebut
menyebabkan
dengan
standar
yang
rasa
ada.Disamping terjadi keterbatasan
ketidaknyamanan yang berlebihan,
tersebut, juga terjadi penumpukan
harus dapat dipakai secara fleksibel,
persediaan
APD
tidak menimbulkan bahaya-bahaya
seperti apron dan scort. Hal ini
tambahan bagi pemakainya yang
disebabkan
oleh
dikarenakan bentuknya yang tidak
perencanaan
pengadaan
beberapa
jenis
penyusunan sarana
tepat
atau
karena
salah
dalam
prasarana yang tidak disesuaikan
penggunaannya, harus memenuhi
dengan kebutuhan ditiap tahunnya.
standar yang telah ada, dan tidak membatasi gerakan pemakainya.10
Pemilihan APD
APD
Pemilihan
APD
berdasarkan
dilakukan
analisa
yang
digunakan
di
Instalasi Laundry sudah memenuhi
kebutuhan,
persyaratan
tersebut.
Menurut
jenis alat apa saja yang diperlukan,
informan utama, APD merupakan
dan
suatu
sampai
sejauh
mana
kebutuhan
untuk
perlindungan yang diperlukan dari
mengendalikan
alat tersebut menurut standar yang
bahaya-bahaya serta risiko kerja
berlaku.
31
Mutu atau kualitas APD
menentukan suatu
tingkat
kecelakaan
mengurangi
yang terjadi, oleh karena itu pekerja
keparahan
selalu
memakai
APD
lengkap.
penyakit
Selama ini belum ada pengendalian
akibat kerja, semakin rendah mutu
terhadap bahaya-bahaya dan risiko
alat
akan
kerja kecuali penyediaan APD. Mutu
semakin tinggi tingkat keparahan
atau kualitas APD yang tersedia di
atas kecelakaan atau penyakit akibat
Instalasi Laundry sebagian masih
kerja yang terjadi.10
kurang karena beberapa jenis APD
pelindung
Selain APD
juga
itu,
dan
dan
diri,
maka
dalam harus
pemilihan
seperti
scort,
memenuhi
masker
merupakan
persyaratan bahwa alat pelindung diri
harus
dapat
apron,
topi,
hasil
dan
jahitan
sendiri dan selama ini belum ada
memberikan
656
JURNAL KESEHATAN MASYARAKAT (e-Journal) Volume 3, Nomor 3, April 2015 (ISSN: 2356-3346) http://ejournal-s1.undip.ac.id/index.php/jkm
pengujian
standar
APD
yang
secara teratur untuk menjamin agar
dipakai.
tetap relevan dan efektif.
Informan
utamajuga
mengungkapkan
Pada saat mejadi pekerja baru,
bahwa
pekerja
RS
X
tidak
mendapat
merekamerasa tidak nyaman dalam
pelatihan atau induction mengenai
menggunakan APD, namun karena
pekerjaan
menyadari akan bahaya-bahaya dan
kerjakan. Mereka memahami cara
risiko kerja yang dapat terjadi maka
kerja dan seisi ruangan kerja dengan
pekerja beranggapan bahwa APD
cara
sudah menjadi kebutuhan. Beberapa
Instalasi dan senior. Begitu pula
pekerja didapati tidak menggunakan
dalam hal cara pemakaian APD dan
APD karena merasa tidak nyaman.
pengelolaan APD, mereka hanya
Dalam hal ini, kegagalan pemakaian
bertanya dan melihat cara dan sikap
APD
dapat menyebabkan pekerja
senior dalam menggunakan APD.
kembali kepada kebiasaan semula
Apabila senior salah maka otomatis
bekerja tanpa alat pelindung diri,
akan menjadi turun-temurun kepada
disinilah perlu tindakan disiplin.
pekerja yang baru. Oleh karena itu,
mengikuti
untuk PelatihanMengenai APD
pekerja
training
Dalam rangka pengembangan
yang
atau
harus
mereka
arahan
baru
Kepala
diperlukan
induction
dan
pemberian manual prosedur yang
ketrampilan dan kemampuan, maka
berbentuk
rencana pelatihan K3 harus disusun
pekerja baru juga dapat mengetahui
bagi
dan
semua
tingkatan,
jenis
buku
saku,
mempelajari
sehingga
aspek-aspek
pelatihan harus disesuaikan dengan
pekerjaan yang sesuai standar yang
kebutuhan
harus mereka patuhi.
untuk
pengendalian
potensi bahaya, pelatihan dilakukan oleh
orang
yang
dilakukan pada tahun 2010 yaitu
berwenang,
pelatihan tentang keselamatan dan
terdapat fasilitas dan sumber daya
kesehatan kerja di Rumah Sakit
memadai untuk pelaksanaan yang
termasuk pedoman pemakaian APD.
efektif, pengusaha atau pengurus
Bentuk pelatihan tersebut berupa
mendokumentasikan
dan
seminar dengan pemaparan materi
seluruh
oleh pihak luar dengan peserta
berkompeten
menyimpan
atau
badan
Selama ini pelatihan pernah
dan
catatan
pelatihan, program pelatihan ditinjau
adalah
657
perwakilan
dari
masing-
JURNAL KESEHATAN MASYARAKAT (e-Journal) Volume 3, Nomor 3, April 2015 (ISSN: 2356-3346) http://ejournal-s1.undip.ac.id/index.php/jkm
masing bagian di Rumah Sakit.
dan penyimpanan APD yang baik
Pekerja yang mengikuti pelatihan
dan benar. 45
tersebut, berpendapat bahwa perlu
Dalam melakukan pekerjaan,
diadakan pelatihan yang spesifik
bagi
seperti pelatihan keselamatan dan
kebutuhan artinya setiap kali bekerja
kesehatan kerja serta pemakaian
pasti menggunakan APD. Informan
APD
sudah mengetahui dan memahami
di
masing-masing
bagian
misalnya di Instalasi Laundry.
informan,
APD
cara pemakaian APD yang baik dan
Demikian, fungsi dari pelatihan
benar.
Namun
yaitu selain untuk melatih pekerja
masih
ada
baru,
mematuhi pedoman
namun
juga
pengembangan
menjadi
untuk
kinerja
dalam
pekerja
praktiknya yang
tidak
pengunaan
dan
APD seperti tidak menggunakan
sesuai
APD saat bekerja, menggunakan
perkembangan teknologi dan ilmu
APD kotor saat menangani linen
yang baru, maka perlu mengupdate
bersih,
pelatihan yang dibutuhkan.
pengering dengan memakai APD.
lingkungan
kerja
dan
Kemudian, Penggunaan,
Perawatan,
Penyakit
Rumah
di
Pedoman
lain dengan mencuci dengan air
Pengendalian
sabun, kemudian dibilas dengan air
fasilitas
kesehatan
diwajibkan
untuk
apabila
mungkin
darah,
cairan
perawatan
dan benar dapat dilakukan antara
Berdasarkan dan
untuk
ruang
atau pemeliharaan APD yang baik
danPenyimpanan APD
Pencegahan
memasuki
Sakit
dan
secukupnya,
lainnya,
memakai
dipanas
matahari untuk menghilangkan bau,
APD
dan
terkontaminasi
mengganti
filter
atau
catridgenya untuk respirator. Pekerja
sekresi,
Instalasi Laundry biasanya mencuci
ekskresi dan bahan terkontaminasi,
APD dengan mesin cuci yang juga
mukus membran dan kulit yang tidak
digunakan
utuh,
potensial
kotor. Oleh karena itu, APD yang
terkontaminasi. Seperti halnya di
dicuci tidak dapat dijamin steril atau
Instalasi Laundry dalam penanganan
tidak.
linen
kulit
kotor
tubuh,
menjemur
utuh
yang
maka
untuk
mencuci
linen
sangatlah
Penyimpanan APD yang baik
diwajibkan penggunaan, perawatan,
dan benar, hendaknya disimpan di tempat khusus sehingga terbebas
658
JURNAL KESEHATAN MASYARAKAT (e-Journal) Volume 3, Nomor 3, April 2015 (ISSN: 2356-3346) http://ejournal-s1.undip.ac.id/index.php/jkm
dari debu, kotoran, gas beracun, dan
disertai
gigitan
pelabelan persediaan APD yang ada
serangga/
binatang.
dengan
pencatatan
dan
Hendaknya tempat tersebut kering
di
dan
pemanfaatan APD lebih terkontrol.
mudah
pengambilannya.
44
dalam
Instalasi
Laundry
sehingga
Namun, tempat
penyimpanan APD dan pakaian/alat masing-masing
pekerja
yang
tersedia di ruangan masih kurang
PenatalaksanaanPembuanganata
memadai. Hanya terdapat 3 loker
uPemusnahan APD
atau
lemari
sementara
jumlah
Alat pelindung diri yang rusak,
pekerja ada 6 orang. Ruang ganti
retak, atau tidak dapat berfungsi
dan tempat penyimpanan barang-
dengan baik harus dibuang dan/atau
barang
dimusnahkan. Alat pelindung diri
pekerja
terkadang
juga
digunakan untuk menyimpan bahan-
yang
bahan
kadaluarsa
kima
desinfektan.Tidak
seperti ada
ruang
habis
bahan
masa serta
pakainya/ mengandung
berbahaya
harus
sterilisasi dan wastafel serta hand
dimusnahkan dan dilengkapi dengan
sanitizer
tangan
berita acara pemusnahan.11 Kriteria
sehingga sterilisasi dan kebersihan
APD yang sudah rusak dan tidak
pekerja kurang terjamin.
layak pakai yaitu APD yang sobek,
untuk
mencuci
Selain itu, penyimpanan APD
tembus
air,
atau
talinya
putus.
yang telah dipakai masih kurang
Apabila APD rusak dan sudah tidak
layak karena belum adanya tempat
layak
penyimpanan khusus APD. APD
meminta ganti dan mengambil APD
hanya digantung dibelakang pintu
yang baru dilemari.
ruang
pencucian.
tempat
penyimpanan
APD
masih
Sedangkan,
pekerja
Sedangkan
persediaan
digabung
pakai,
pengumpulan,
dengan
langsung
prosedur pembuangan,
dan
pemusnahan APD yang sudah tidak
persediaan linen baru dan belum
layak
ada pendataan APD yang harus
membuang di sampah medis yang
disediakan dan tersedia di Instalasi
kemudian akan diolah dan dibakar
Laundry.Oleh
oleh petugas sampah dan petugas
karena
itu,
perlu
dilakukan pemisahan tempat antara
pakai,
insenerator.
persediaan linen dan APD yang
659
pekerja
biasanya
JURNAL KESEHATAN MASYARAKAT (e-Journal) Volume 3, Nomor 3, April 2015 (ISSN: 2356-3346) http://ejournal-s1.undip.ac.id/index.php/jkm
Pembinaan Mengenai Pengelolaan
lingkungan, maka biasanya terdapat
dan Penerapan APD
program kegiatan penyuluhan yang
Pada
prinsipnya
pelayanan
dilaksanakan secara rutin setiap 1
keselamatan kerja berkaitan erat
bulan
dengan
pelaksanaannya
sarana,
prasarana,
dan
peralatan kerja. Salah satu bentuk
sekali,
namun
belum
berjalan
secara rutin.
pelayanan keselamatan kerja yang dilakukan
yaitu
pembinaan
pengawasan
PengawasanManajemen APD
dan
perlengkapan
keselamatan
kerja
Penegakkan
terhadap
penggunaan
disiplin
alat
dalam
pelindung
diperlukan.44
diri
penyediaan peralatan keselamatan
sangat
kerja
diri,
dilakukan untuk menjamin bahwa
peralatan
setiap pekerjaan dilakukan dengan
dan
alat
pelindung
membuat
SOP
keselamatan
kerja
pelindung
diri,
pembinaan
dan
dan
dan
alat
aman dan mengikuti prosedur dan
melakukan
petunjuk
pemantauan
terhadap
kepatuhan
peralatan
keselamatan
pelindung
diri.
kerja
ditentukan.
penggunaan
yang
telah
6
Pengawasan yang dilakukan di
alat
Instalasi
juga
dilakukan setiap hari oleh Kepala
dilaksanakan
melalui
Instalasi dan dibantu staf kesehatan
penyuluhan,
bimbingan
lingkungan. Pengawasan ini biasa
teknis, dan temu konsultasi, dan
dilakukan dengan cara pengecekan
dapat pelatihan,
lain-lain.
dan
Pengawasan
Pembinaan
5
Laundry
RS
X
biasa
perlengkapan dan lingkungan kerja
Di Instalasi Laundry RS X
Instalasi
Laundry
belum ada sosialisasi berupa poster
kepatuhan
tentang
menggunakan
APD
untuk
media
pekerja
termasuk dalam
APD.
Hasil
biasanya
tidak
komunikasi. Pembinaan lebih sering
pengawasan
dilakukan melalui himbauan dan
dilakukan pencatatan sehingga tidak
teguran secara lisan ketika Kepala
terdapat data yang dapat digunakan
Instalasi
pengecekan
untuk melakukan peninjauan ulang.
ruangan dan lingkungan kerja yang
Sementara pengawasan dari pihak
biasa
hari.
luar rumah sakit tidak pernah ada,
Mengingat bagian instalasi laundry
hanya saat akreditasi ada tim penilai
melakukan
dilakukan
setiap
berada dibawah bagian kesehatan
660
JURNAL KESEHATAN MASYARAKAT (e-Journal) Volume 3, Nomor 3, April 2015 (ISSN: 2356-3346) http://ejournal-s1.undip.ac.id/index.php/jkm
yang mendatangi dan melakukan
untuk pengambilan keputusan; untuk
pengecekan Instalasi Laundry.
tujuan
pengendalian
program/kegiatan; untuk perbaikan PelaporandanEvaluasiManajemen
input, proses, dan output, perbaikan
APD
tatanan atau sistem prosedur.9 Pendokumentasian
evaluasi
kegiatan
dan
K3RS
Akan
secara
tetapi,
manajemen
pelaporan
APD
di
Instalasi
tertulis dari masing-masing unit kerja
Laundry
dan kegiatan secara keseluruhan
dengan sistematis, biasanya pekerja
yang
hanya melaporkan kekurangan dan
dilakukan
K3RS
terkait
oleh
organisasi
manajemen
APD,
RS
kerusakan
dikumpulkan
dan
Instalasi,
dilaporkan/diinformasikan
oleh
Instalasi
X
APD
belum
berjalan
kepada
Kepala
selanjutnya yang
Kepala melakukan
oganisasi K3RS ke Direktur Rumah
perencanaan
setiap
tahunnya.
Sakit dan unit teknis terkait di
Sedangkan
untuk
evaluasi
wilayah Rumah Sakit untuk menilai
manajemen
kesesuaian
dilakukan,
dan
efektivitas
APD yang
belum biasa
pernah
dilakukan
manajemen APD serta menentukan
yaitu
tindakan yang diperlukan.6
Akan tetapi tidak dapat dipungkiri
evaluasi
mengenai
kinerja.
Evaluasi merupakan kegiatan
bahwa kinerja pekerja tidak terlepas
mencari informasi yang bermanfaat
dengan upaya perlindungan bahaya
dalam menilai keberadaan suatu
dan
program, produksi, prosedur, serta
dimaksud yaitu penerapan APD.
alternatif
diajukan
Apabila manajemen APD berjalan
untuk mencapai tujuan yang sudah
dengan optimal, maka pengelolaan
ditentukan. Fungsi evaluasi adalah
APD juga akan berjalan dengan
untuk
lancar
strategi
yang
mengetahui
tingkat
risiko
kerja
dan
upaya
dimana
yang
pengendalian
keberhasilan dan kegagalan suatu
dapat berjalan efektif. Oleh karena
organisasi
dan
memberikan
itu, perlu dilakukan evaluasi untuk
masukan
untuk
mengatasi
menilai keefektifan manajemen APD
permasalahan Keuntungan
dari
yang
ada.
yang
evaluasi
yaitu
apabila
sedang ada
berjalan,
sehingga
kekurangan
atau
bermanfaat
untuk
perbaikan
diperlukan pembaharuan akan dapat
perencanaan,
strategi,
kebijakan;
teratasi dengan segera.
661
JURNAL KESEHATAN MASYARAKAT (e-Journal) Volume 3, Nomor 3, April 2015 (ISSN: 2356-3346) http://ejournal-s1.undip.ac.id/index.php/jkm
pengarahan dan sosialisasi dari KESIMPULAN
Kepala Instalasi.
1. Kebutuhan
dan
syarat
APD
7. Pengawasan manajemen APD di
secara kualitas masih kurang
Instalasi LaundryRS X dilakukan
yaitu sepatu boot bocor dan
setiap hari oleh Kepala Instalasi.
belum tersedia sarung tangan
8. Pelaporan manajemen APD di
panjang,
sedangkan
secara
Instalasi Laundry RS X belum
kuantitas,
terjadi penumpukan
berjalan secara sistematis dan
stock APD seperti apron dan
evaluasi manajemen APD belum
scort.
pernah dilakukan.
2. Pemilihan (APD)
alat
masih
pelindung kurang
diri DAFTAR PUSTAKA
sesuai
dengan kebutuhan di Instalasi
1. http://www.depkes.go.id/article/vi ew/201411030005/1-orangpekerja-di-dunia-meninggalsetiap-15-detik-karenakecelakaan-kerja diakses pada tanggal 1 Maret 2015
Laundry. 3. Pelatihan
keselamatan
dan
kesehatan kerja di RS X sudah pernah diadakan pada tahun
2. Undang-undang No. 1 Tahun 1970 tentang Keselamatan Kerja
2010, namun tidak ada pelatihan atau training atau induction untuk
3. Keputusan Menteri Kesehatan RI No.432/MENKES/SK/IV/2007 Tentang Pedoman Manajemen Kesehatan dan Keselamatan Kerja (K3) di Rumah Sakit
pekerja baru. 4. Perilaku penggunaan,
pekerja
dalam
perawatan,
dan
penyimpanan APD masih belum 4. Keputusan Menteri Kesehatan RI No.1087/MENKES/SK/VIII/2010 Tentang Standar Kesehatan dan Keselamatan Kerja di Rumah Sakit
sesuai dengan pedoman. 5. Pembuangan atau pemusnahan APD di Instalasi Laundry RS X dikelola oleh petugas sampah
5. Suma’mur. Higiene Perusahaan dan Kesehatan Kerja (HIPERKES). Jakarta: Sagung Seto. 2009
dan dimusnahkan melalui proses pembakaran
oleh
petugas
insenerator. 6. Pembinaan manajemen
6. Ramli, Soehatman. Sistem Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja OHSAS 18001. Jakarta: Dian Rakyat. 2010
mengenai APD
di
Instalasi
LaundryRS X dilakukan melalui
662
JURNAL KESEHATAN MASYARAKAT (e-Journal) Volume 3, Nomor 3, April 2015 (ISSN: 2356-3346) http://ejournal-s1.undip.ac.id/index.php/jkm
7. Harwanti, Nunik. Pemakaian Alat Pelindung Diri Dalam Memberikan Perlindungan Bagi Tenaga Kerja di Instalasi Rawat Inap I RSUP Dr. Sardjito Yogyakarta. Program Diploma III Hiperkes Dan Keselamatan Kerja Fakultas Kedokteran Universitas Sebelas Maret Surakarta. 2009 8. Peraturan Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi RI No.PER.08/MEN/VII/2010 Tentang Alat Pelindung Diri
amatanKerja :PenggunaanAlatPelindungDiriB agiTenagaKerjaEdisiKedua.Sem arang :BadanPenerbitUniversitasDipon egoro. 2003 11. Nurtrika, Desi. IdentifikasiBahayadanGambaran PerilakuPenggunaanAlatPelindu ngDiriPadaPekerja Laundry di RumahSakitAnakdanBundaHara pan Kita Jakarta. Universitas Islam NegeriSyarifHidayatullah. 2013
9. Tarwaka. Keselamatan dan Kesehatan Kerja, Manajemen dan Implementasi Kesehatan dan Keselamatan Kerja di Tempat Kerja.Surakarta : Harapan Press. 2008
12. Departemen Kesehatan Republik Indonesia, PERDALIN. Pedoman Pencegahan dan Pengendalian Infeksi di Rumah Sakit dan Pelayanan Kesehatan Lainnya. Jakarta :Departemen Kesehatan RI. 2008
10. Diana, Niken. BungaRampaiHiperkesdanKesel
663