BAB V KONS EP
V.1. Konsep Perencanaan dan Perancangan V.1.1. Tata Ruang Luar dan Zoning Bangunan
Gambar 34. Zoning dan Pola Sirkulasi M ain entrance berada pada bagian selatan bangunan. Warna biru menunjukan daerah hunian. Warna hijau menunjukan daerah terbuka yang dapat dimanfaatkan sebagai tempat parkir, taman bermain, plaza dan ruang komunal yang berfungsi sebagai tempat bersosialisasi.
BINUS University Jakarta
97
Garis orange menunjukan akses pedestrian yang melewati pinggiran sungai. Tempat ini juga dapat difungsikan sebagai daerah komunal untuk bersosialisasi.
Gambar 35. Zoning Vertikal Bentuk
vertikal
dari
bangunan.
Yang
berwarna
kuning
menggambarkan fasilitas penunjang berupa ruang bersama. Dan juga direncankan sebagai tempat parkir motor bagi penghuni rumah susun. Sedangkan yang panah merah menunjukan tangga sebagai sirkulasi vertikal dari bangunan.
BINUS University Jakarta
98
V.1.2. Sistem Pencahayaan
Gambar 36.Orientasi Berdasarkan Cahaya Matahari
M emberikan bukaan bukaan pada bagian timur dan barat bangunan. Pada bagian atap bagian tengah bangunan (void) diberikan material yang
BINUS University Jakarta
99
transparan seperti poly carbonat, sehingga cahaya dapat masuk kedalam bangunan.
Pembiasan cahaya dari arah timur ke barat dapat masuk kedalam bangunan
Pembiasan cahaya dari arah timur ke barat dapat masuk kedalam bangunan
Gambar 37. Pencahayaan Alami
BINUS University Jakarta
100
V.1.3. Sistem Pengudaraan M emberikan ventilasi udara yang cukup pada sisi luar bangunan. Pada bagian tengah bangunan terdapat void yang ditutupi oleh atap yang memiliki sedikit jarak antara atap hunian sehingga terdapat rongga yang dapat menyebabkan udara dapat mengalir.
Gambar 38. Cross-Ventilation Dengan adanya bukaan pada bagian atas bangunan dan pada bagian luar bangunan, udara dapat mengalir sehingga terjadi pertukaran pertukaran udara. Pertukaran ini sekaligus membawa hawa panas yang disebabkan oleh sinar matahari, sehingga suhu didalam bangunan dapat terjaga.
BINUS University Jakarta
101
V.1.4. Sistem Sirkulasi •
Sirkulasi Horizontal
Gambar 39. Sirkulasi Horizontal Sirkulasi horizontal pada bagian bangunan yang berada dalam satu level, melalui koridor yang terdapat dibagian depan hunian. Koridor ini cukup luas dengan dimensi ±1.5 m.
•
Sirkulasi Vertikal
Gambar 40. Sirkulasi Vertikal
BINUS University Jakarta
102
Sirkulasi vertikal menggunakan tangga yang terletak pada bagian tengah massa bangunan yang ditunjukan pada gambar berwarna hijau muda. Sedangkan yang berwarna merah itu menggambarkan sirkulasi vertikal tangga darurat yang digunakan dalam keadaan mendesak seperti terjadinya kebakaran.
V.1.5. Sistem Utilitas •
Instalasi Listrik Kebutuhan listrik diambil dari PLN, dialirkan kegardu/trafo untuk disalurkan keruang panel induk, dan dibagi kepanel-panel caban dan ruangan yang membutuhkan. Saat aliran listrik utama terputus maka sumber aliran listrik menggunakan genset. Ruang genset dan ruang ruang panel ditempatkan di area servis agar bunyi dan getaran yang mungkin dihasilkan tidak mengganggu kenyamanan penghuni.
•
Pengolahan dan Pembuangan Sampah SAFT
Gambar 41. Utilitas Pembuangan Sampah
BINUS University Jakarta
103
Sampah dibuang menggunakan saft yang terletak pada masing level/lantai bangunan. Pada bagian dasar saft terdapat bak penampungan yang menampung semua sampah yang seterusnya di angkat oleh petugas.
•
Antisipasi Kebakaran
Gambar 42. Utilitas Antisipasi Kebakaran
Untuk sirkulasi kebakaran, menggunakan tangga untuk sirkulasi vertikal. Dikarenakan merupakan tangga terbuka dan tinggi bangunan memungkinkan penggunaan tangga vertikal ini untuk sirkulasi darurat. Jarak tangga juga memadai atau memenuhi jarak minimal pencapaian manusia. Setiap 1 level pada masa bangunan disediakan 2 fasilitas hydrant sesuai dengan peraturan keselamatan pada bangunan.
BINUS University Jakarta
104