BAB VI KONSEP
6.1.
Konsep Tata Ruan ng L uar Ruang Luar n aanalisis nalisis programatik dan analisis pe pend n ekatan studi yang telah Berdasarkan pendekatan
bab 5, maka konse sep skematik tata ruang luar perancangan per erancangan museum dilakukan di bab konsep Gunu nung Gamping Gampiing Eosen Eosen dapat dap apat at ddilihat illih i at a ppada ad da ga gamb mbar a dibawah iini. n. ni situs Gunung gambar
Gambar 6.1.1 Konsep Skematik Tata Ruang Luar Sumber: Hasil analisis penulis tanggal 2 April 2016 131
132
6.2.
Konsep Tata Ruang Dalam 6.2.1. Massa 1
Gambar 6.2.1.1 Konsep K onsep Skematik Tata Ruang Dalam Massa Mas a sa 1 Sumber: Sumb mber er:: Hasill analisis penulis tanggal 10 April 2016 6.2. .2. Massa 2 6.2.2.
Gambar 6.2.2.1 Konsep Skematik Tata Ruang Dalam Massa 2 Sumber: Hasil analisis penulis tanggal 10 April 2016
133
6.2.3. Massa 3
Gambar G Ga mbar 66.2.3.1 .2.3.1 Konsep Skematik Skematiik Tata Ruang Ruang Dalam Massa 3 Sumber: Hasil analisis penulis tanggal tan nggal 10 Ap April 2016 6.2.4. Rekapitulasi Besaran Besa aran Ruan Ruang ng Total Tabel T Ta bel 6.2.4.1 6. Rekapitulasi si Besaran Besa aran Ruang Total Massa 1
340,8 sqm
Pendopo
238 sqm
Massa 2 M
1531,2 1531 2 sqm
Greeting G ti
30 sqm
Massa 3
1610 sqm
Security
8 sqm
Underground Site Area
1042 sqm
Total
4800 sqm
Sumber: Hasil analisis penulis tanggal 10 April 2016 (sesuai dengan standar di tabel 2.4.6.1) dengan jumlah penduduk Kecamatan Gamping 69.998)
134
6.3.
Konsep Tampilan Bangunan
Gambar 6.3.1 Konsep Skematik Tampilan Bangunan Sumber: Hasil analisis penulis tanggal 22 Juli 2016
135
6.4.
Konsep Struktur dan Konstruksi 6.4.1. Struktur dan Konstruksi Upperground Konstruksi
((upperground) pp g )
gg menggunakan
konstruksi
rumah
bagi gian pondasi dan ppelingkup e ingkup menggunakan sistem el panggung pada ba bagian ded glass yang dapat dilihat pada gamb mbar skematik dibawah ini. struktur fold folded gambar
Gambar 6.4.1.1 Konsep Skematik Struktur dan Konstruksi Bangunan (Upperground) Sumber: Hasil analisis penulis tanggal 12 April 2016
136
6.4.2.
Struktur dan Konstruksi Underground Metode konstruksi basement yang digunakan pada proyek ini adalah
metode konstruksi top-down, Pada metode konstruksi top-down, stuktur basement pekerjaan dilaksanakan bersamaan bersamaaan ddengan engan pekerj jaaan ga ggalian lian basement, urutan pekerjaan pelat balok dan pela at llantainya antainya dimulai dari atas ke bbawah. awah. Metode ini merupakan aw dilakukan metode yyang ang paling ramah an ah lingkungan dan dapat dilaku kuka k n pada lahan proyek lanjut yang ng kkecil. ecil. Proses lebih lan nju jutt dapat dapaat dilihat da dili di liha hatt pada pad gambar dibawah dibawa wah ini.
Gambar 6.4.2.1 Konsep Skematik Metode Konstruksi Top-Down Sumber: Hasil analisis penulis, diadaptasi dari Land Transport Authority, 2016
137
Dilihat dari gambar 6.4.2.1 pada poin 1, dinding penahan yang merupakan kunci kekuatan metode konstruksi top-down adalah diaphragm wall dengan g material utama beton dan tulangan g baja j ((rebar cage). g ) Proses instalasi struktur di diaphragm iap aph hragm wall dapat di dili dilihat lihat pada gambar dibawah ini.
Gambar 6.4.2.2 Konsep Skematik Proses Instalasi Diaphragm Wall Sumber: Hasil analisis penulis, diadaptasi dari Land Transport Authority, 2016
138
6.5.
Konsep Utilitas 6.5.1. Pencahayaan 6.5.1.1.
y Pencahayaan Alami Konsep Konnsep pencahayaan aalami Ko lami / natural lighting g pada
proyek proy yek diterapkan di bagian upperground uppergroun und yang terlingkupi oleh toilet, ppelingkup elingkup kaca transparan, transpa p ran, seperti: lobby, toi oile let, curatorial area, research public resear arch h ccenter, enter,, dan dan pu publ lic i aand nd ffacilities acilities area. ac area ea. Konsep ini memanfaatkan cahaya matahari me m manf nfaa aatk tkan cahay ya alami dari m atah at a ari se ssehingga hingga ppada ada siang bangunan menghemat energi. ha bang hari, nguunan dapat lebih mengh hem emat a energ rgi. i. Ga Gambar sskematik k matik ke penerapan dapat dilihat gambar pe enerapan konsep natural lighting dapa at dili iha hatt pa pada d gam ambar dibawah ini.
Gambar 6.5.1.1.1 Konsep Pencahayaan Kons Ko nsep ep Skematik Ske kema m tik Pe enc ncah ahay ayaa aan Alami Alam Al amii Sumber: Sumb Su m er: Ha Hasi Hasil sill analisis anal an alis isis is ppenulis enuli lis ttanggal angg an ggal al 113 3 Ap April ril il 20 2016 16 66.5.1.2. .55.1. 1.22.
Pencah Pencahayaan ahay a aan Buat Buatan atan Jenis lampu lam mpu yangg digunakan untuk pencahayaan buatan
pada proyek muse museum eum ini adal adalah lah lampu LED karena jenis lampu ini lebih hemat ene ergi dibandingkan dibaandingkan dengan lampu halogen. energi Kemudian enulis menerapkan men e erap pkan 3 teknik pencahayaan buatan, yang diaplikasikan khususnya khususny nyaa pada display area. Tujuan utama dari pencahayaan h bbuatan t iinii selain l i sebagai b i penerang ruangan (terutama (t t display area berada di basement), juga untuk memberi beberapa efek khusus pada obyek pameran. Tiga teknik pencahayaan buatan tersebut yaitu:
139
a. Lighting Sculpture/ Objects/ Artefacts Teknik pencahayaan ini dilakukan dengan memfokuskan cahaya satu arah ke obyek y ((biasanya y ppenataan obyek y memiliki linear organization). organization on)). Tujuan dari ppemfokusan emfokusan em
cahaya ini untuk
menghindari meng nghi hindari penyebaran cahaya ke dindi dinding ding ng sekitarnya. Efek yang ddihasilkan ihasilkan adala adalah lah membuat obyek statis tterlihat e lihat seolah-olah er bersinar bersin narr kkeluar. e uar. O el Optimum ptim pt imum um ssudut udut ud ut pencahayaan pen enca cahayaan ddalam alam teknik ini al aadalah ad alah h 330° 0° dengan pu ppusat sat cahaya ddiletakkan illet etak a kan n disetiap bbalok alok yang menggantung m me nggant ntuung pada langit-langit. Peletakan Pele leta takan cahaya caha ca haya ya yang tepat tepa pat akan meminimalkan me eminimalkan casting bayangan dan men menghindari ngh ghinda dari ri ssilau ilau il a ref reflektif. fle lektif. Teknik ini diterapkan di sebagian besar obyek pa pamera pameran an di museu museum um situs Gunung Gamping Eosen ini, terutama obyek oby byek ddii art art and d history display area dan archaeological display area areea obyek ob bye yek k yyang ang ditata secara linear. b. Contrast Ratios Teknik pencahayaan ini digunakan untuk menunjukkan menunjukk kan sebuah sebuah h vocal po poin point intt ya yang ng disajikan di setiap seti se tiap ap ruang-ruang rua uang ng-ruang pameran. pameera ran. Tek Teknik kni nik k ini memainkan intensitas i te in tens nsitass kontras kontras antara terang dan gelap dengan den enga gan n cara menembakkan caha cahaya h ya multi arah ke obyek. Obye Obyek yek k ya yan yang ng ditampilkan dita di tamp mpil ilka kann da dalam teknik ini bbiasanya iasa ia sany nyaa ditata dita di tata ta agar aga garr memunculkan memu munc ncul ulk kan ttema emaa ttertentu. erte er tentu. P Penerapan ener en erap apan an ddalam alam pro al proyek roye yek k iini nii ad adalah dallah h pad pada da se sebuah obyek obye byekk yang akan n dijadikan vocal vocal pointt di mas masing-masing asin ing g-ma masi sing ng display area. c. Highlighting Teknik pencahaya pencahayaan aan ini ddigunakan igunakan untuk menunjukkan obyek utama dari sebuah mu m museum seu um dengan menembakkan cahaya multi arah ke sebuah obyek k ddan an bisa juga menembakkan gambar atau pattern melalui sebuah projektor yang diletakkan diatas (balok) atau dibawah (lantai) ke sebuah obyek, sehingga terkesan lebih dinamis. Dalam proyek, teknik ini digunakan untuk menampilkan situs Gunung Gamping terutama yang ada di underground area.
140
Ga Gambar 66.5.1.2.1 .5.1.2.1 .5 mati t k Pe Pen ncahayaan Buatan Konsep Skema Skematik Pencahayaan Sumber: S Su mber: Hasil analisis penulis tanggal al 113 3 April 2016
Gambar 6.5.1.2.2 Perbandingan Performa Lampu Jenis LED dan Halogen Sumber: Sylvania “Lighting for Museums and Galleries” p.24
141
Gambar 6.5.1.2.3 Rencana Jenis Lampu LED yang Akan Digunakan didalam Desain Sumber: Hasil analisis penulis tanggal 13 April 2016
142
6.5.2. Jaringan Air
Gambar 6.5.2.1 Konsep Skematik Jaringan Air pada Desain Sumber: Sumbe Su er: Hasil analisis penulis tanggal 14 April 2016 6.5.2.1. 6.5.2. 2.11.
Jaringan Jari ring ngan a Air Bersih Bersi sih h dilihat pada distribusi Jika dil lih ihat at pad adaa gambar 6.5.2.1, sistem distribus si ai air
bersih pada proyek menggunakan up feed system, dimana na ddalam ala la m sistem langsung bawah (ground sist si stem em ini ini pipa pip ipaa distribusi di langs gsun ung g dari dari ttangki angk an gkii ba bawa wah h (g (gro roun und d ta tank) ddengan eng ngan an pompa llangsung angs an gsun ung g disambungkan disambun ngk gkan an dengan dengan pi pipa pa uutama tama penyediaan bersih Pemanfaatannya peny nyed ediaan air ber ersih pada bbangunan. angunan. P emanfa em faat atan ann nya di digunakan untuk lavatory, kegiatan ke office, kafetaria, pantry, wudhu, dan of sprinkle. Adapun sumur resapan resaapan air hujan juga digunakan untuk tanaman. menyiram tanaman n. 6.5.2.2.
Jaringan Air Air Kotor Kotor Jika dilihat pada pad ada gambar 6.5.2.2, sistem jaringan kotoran
pada lavatory basement menggunakan sewage ejector pump. Sistem ini untuk memompa kotoran ke atas dari bak penampungan sementara menuju septitank.
143
6.5.3. Penghawaan Konsep penghawaan pada proyek ini terbagi menjadi 2 yaitu ppenghawaan g p g g g alami dan penghawaan buatan. Penghawaan alami sangat optimal diterapkan ddii area upperground d se sekaligus mengambil udara bersih dari pepohon onan yang berada di kawasan Taman Tama man n Wisata Alam Gunung pepohonan Gamp pin ing ini. Sedangkan Sedangk kan pada area underground me menggunakan sistem Gamping pe pen nghawaan bbuatan uata ua tann yaitu u AC spl p it duck duc uckk sy syst stem em.. Sistem inii ddapat apat membagi penghawaan split system. dan me eny n alurka kann udara ding gin ke beberapa tit itik ik. Kele ebihan sist stem e ini juga menyalurkan dingin titik. Kelebihan sistem tida ak menimbukan mennimbuk me ukan an suara yang berisik dan n ti tidak me meru usa sak k estetika ka ruang tidak merusak karena tidak berpengaruh ka kare rena tid dak ada indoor unit. Sehingga hal ini sangat san nga gat be berp rpen enga garuh po positif pada pa ddisplay isplay area di museum. Penjelasan skematiknyaa dapat at ddilihat ilih il i at pada paada gambar gam mbar dibawah ini.
Gambar G ambar 66.5.3.1 .5.3.1 Konsep Skematik Skema atik Penghawaan pada Desain Sumber: Hasil analisis penulis tanggal tan nggal 14 Ap April 2016 6.5.4. Pemadam Kebaka ara r n Kebakaran Macam-macam alat ppemadam em madam kebakaran yang akan digunakan pada proyek ini antara lain: a. Obscuration smoke detector. Alat ini merupakan pengindera asap yang peka terhadap pengurangan cahaya. Pengindera ini memiliki komponen: sumber cahaya infra merah yang di pantulkan melalui lensa
144
fokus sehingga pancaran cahayanya lurus tidak menyebar, photo electric cell yang dihubungkan ke rangkaian electronic contact ke alarm. Prinsipp kerja j detektor ini adalah bila terjadi j kebakaran terdapat p asap yang meng ngha halangi cahaya yan ng se sselalu lalu diterima oleh photo cell, menghalangi yang kemudian an ddengan engan berkurangnya nilai cahayaa ya yyang ng diterima oleh photo cell ll, mengakibatkann rangkaian rangk g aian electronic contact ctt menjadi aktif dan cell, alarm be erb rbun unyi y . Al lat iini n dil ni ilet etak akka kan n display disp di splay area, ruang r ang sampel, ru berbunyi. Alat diletakkan perp rpustakaaan an, management area, servis are rea a, shaf aftt, dan kori rido d r ramp. perpustakaan, area, shaft, koridor b. Panel Pane Pa nell kontro roll. Alat Alat ini berfungsi untukk mengontrol mengon me ntr trol ol bekerjanya bek e erjanyaa sistem kontrol. ta tanda bahaya kebakaran serta menerima dan daan menunjukan menu nunj njuk ukan adanya ada danya bahaya isy yarat kebakaran pada suatu daerah/satu titik ddetektor. etekto tor. r Alat in iinii isyarat diletakkan di lobby massa 2 dan ruang transisi di massaa 3. instalasi/jaringan cc.. Hydrant. Alat ini merupakan suatu sistem instalasi/jaring ngan ppemipaan emip em ipaan berisi air bertekanan tertentu yang digunakan sebagai ssarana arana na untuk uk digunakan memadamkan kebakaran. Pada bangunan ini, hidran yangg digunak akan n berdiameter adalah hidran kelas 2. Alat ini dilengkapi dengan slang berd diameete ter 1½ ½ diperuntukkan inci , yang yan angg penggunaannya peng pe nggu gunaannya dipe peru runt ntuk ukka kan bagi pengunjung pengu gunj njung da dan n petugas museum. Untuk Untu Un tuk k area area underground, berdasarkan standar stan anda dar setiap membutuhkan 1 buah seti iap 800 m2 . Maka karena luasannya luasanny nya ya yan yang ng tidak mencapai ti tida dakk me menc ncap apai ai 8800 0 m2, setiap lantaii pada 00 pada area are reaa un unde underground derg rgro rou und d ddiletakkan ilet il etak akk kan Untuk upperground, hidran masing-masing 1 hidran. hid idrann. Un Unt tuk areaa up uppe perg rgro rou und, hi idr dran an ddiletakkan iletakk il kkan masing ng-m -masing massa satu buah satu buaah massa 1, llantai a tai 2 ma an assa 2, lantai lanta taii 1 massa mass ma ssaa 3, 3 ddan an lantai 2 minimum massa 3. Ukuran kotak kotaak minimu mum hidran dalam bangunan ini adalah 52cm x 66cm x 15cm m dan dipasang pada ketinggian 75cm dari lantai. outdoor, Untuk kawasan outdoo or, sistem m hidran yang digunakan adalah sistem hidran halaman yang dile diletakkan letakkaan berjarak 60 m dari bangunan. d. Sprinkler sistem kering (dr (dry dryy pipe system). Alat ini selain menggunakan
katup kendali, sistem juga dilengkapi dengan “katup pipa kering“ (dry pipe valve). Dari titik dry pipe valve sampai ke titik-titik sprinkler tidak berisi air, tetapi berisi udara bertekanan. Sedangkan dari dry pipe valve sampai ke pompa berisi air bertekanan. Cara kerja alat ini yaitu
145
pada saat panas atau asap pada ruang yang dilindungi mencapai suhu tertentu atau jumlah tertentu, panas/asap tersebut akan dideteksi oleh detektor yyang g terpasang p g ppada sistem sprinkler p ini. Selanjutnya j y detector ini akan menga gakt ktif ifkan katup curah h ((deluge deluge value). Air yang mengalir de mengaktifkan m sprinkler selanjutnya akan menga akt k ifkan pompa kebakaran ke sistem mengaktifkan n alarm bel yangg sekalig gus berfungsi memberi ri peringatan kepada dan sekaligus s be se belu lum terpancarnya terp rpan anca carn nya air air ddari arii kepala ar keepa p la sprinkler sprinkl kler e yang pecah. petugas sebelum at ini dil ilet etak akkkan di underground undergground area dan da dipa pasang den nga g n jarak 4 Alat diletakkan dipasang dengan mete me ter. r meter. Gambar Gamb Ga mbar sskematiknya kematiknya dapat dilihat pada gambar dib ke dibawah baw a ah h iini ni
Gambar 66.5.4.1 .5.4.1 .5 Skematik Pemadam Ko Konsep Peemadam m Kebakaran pada da Desain Des esai ain n Sumber: Hasil analisis penulis tanggal tan nggal 14 Ap April 2016
146
Daftar Pustaka
g A. (1995). ( ) “Site Museum in Scotland”,, dalam Museum,, Volume 8,, Allan,, Douglas Nomor 2., 1955. UN UNES ESCO-Paris. p. 107. 107 7. UNESCO-Paris. Antoniades, Anthon ny C. 1990. Poetics of Architecture: e: Theory of Design. New Anthony York: Va Van Nostrand Rei ein nhold. Reinhold. Balai KSDA KS SDA Yogyakarta. Yogyaaka kart rta. a. 2010. 0. R enca en cana na K erja er ja T ahun ah u 2010-2014 14. Yogyakarta: Rencana Kerja Tahun 2010-2014. Departemen Kehutanan Departem emen K ehutanan Direktorat Jenderal eh Jend deral al Perlindungan Perliind n ungan Hutan H tan dan Hu Ko ons nser erva vasi Alam mB alai Konservasi Sumber Da Daya y Ala lam m Yo Yogyakarta ta. Konservasi Balai Alam Yogyakarta. Balaii KSDA KSDA Yogyakarta. Yoggyakarta. 2010. Rencana Strategis Tahun 22010-2014. 0 0-20 01 2014 14.. Yogyakarta: Y gyak Yo akarta: Departemen De D part rtemen Kehutanan Direktorat Jenderal Perlindungan Perlind dun u gan n Hutan Hu ddan an Konservasi Yogyakarta. Ko onservasi Alam Balai Konservasi Sumber Daya Alam Yo ogy g ak akaartaa. Bupati Bu Bupa p ti Sleman. Sleman. 2014. Peraturan Daerah Kabupaten Sleman No. 2 Tahun Tah ahun un 22014 014 Sleman tentang Perubahan Atas Peraturan Daerah Kabupaten Slem man 9 Tahun Tahun un Daerah Tahun 2010 Tentang Rencana Pembangunan Jangka Menengah Da aerah Tah hun n Seri 2011-2015. Lembaran Daerah Kabupaten Sleman Tahun 2014,, No. 11,, Ser ri Kabupaten Sleman. Sleman. E. Sekretaris Daerah Daer Da erah ah K abupaten Slema ab man n. S lema le man. n United Burden, Ernest. 2003. Illustrated d Dictionary Dict Di c iona nary ry of Architectural Preservation. Un Unit ited ed States: The McGraw-Hill Companies, Inc. Chabbra, B.. Ch 1956. “Site Museum Museum, Volume Ch Chab abbr b a, a B Ch.. 19 1956 56. “Si Site te M useum of India”,, ddalam alam al am Mu Muse seum um,, Vo Volu lume 9, 9, Nomor Nom No mor 1., 1956. 1956 19 56. p. 42-49. 422-49 49. Chiara, Joseph Dee and 1980. Time-Saver Building Ch hia iara r , Jo Jose seph ph D and John Callender. Cal alle l nder. 1980 80. Time-Sav aver er SStandards tand ta ndar ards ds ffor or B uilding McGraw-Hill. Types (second ed.). Singapore: Singap pore: McG cGraw-Hill. Pause. Precedents Clark, Roger H and Michael Pau use. 2005. P recedents in Architecture (third ed). Sons. Canada: John Wiley & Son ns. Inc Museum Coleman, Laurence Vail. 1950. Muse eum Buildings. Washington, D.C. The Museums. American Association of Muse seu ums. Departemen Kebudayaan dan Pariwisata. 2009. Ayo Kita Mengenal Museum. Jakarta: Direktorat Museum. Galus, Ben Senang. 2015. Hermeneutika Filsafat Jawa dan Kosmologi Jawa. Yogyakarta: Beta
147
Hachlili, Rachel. 1998. “A Question of Interpretation”, dalam Museum International, No. 198 (Volume 50, Nomor 2, 1998). Paris: UNESCO. Herusatoto,, Budiono. 2001. Simbolisme dalam Budaya y Jawa. Yogyakarta: gy Hanindita Graha Widya. Widy Wi dya. Hudson, Kenneth. 11987. 987. Museum of Influence. Britis ish: h Cambridge University British: Press. ICOM. 20 001. Code ooff Et Ethi hic of Museum. Mus useu eum. m. Fr Fran ance ce: IC ICOM OM.. 2001. Ethic France: ICOM. ICOM M. 2004. Running Ru g a Museum: M seum: A Practical Hand Mu dbo book o . Fr ran a ce: ICOM OM. ICOM. Handbook. France: ICOM. Laand Transport Trans nspo port rt Autho hori ritty. 2005. Top-Down C onst on structio on. USA: US C2 2 Design Land Authority. Construction. Stud St udio i Ptee Ltd. Ltd. Studio Madiichah ah, Si iti. 2011. “Revitalisasi Bangunan Lama Sebagaii Up U ay ya Ko Konserva vasi Madichah, Siti. Upaya Konservasi Kota”, Koota”, dalam Jurnal Arsitektur Komposisi, Volume 9, Nomor Nom mor 11.. Martokusumo, Mart Ma rtokuusumo,
Widjaja.
2008.
“Revitalisasi,
Sebuah
Pendekatan Pendek ekatan an
ddalam a am al
Peremajaan Kawasan”, dalam Jurnal Perencanaan Wilayah dan Kota, h da an Ko K ta, ta Volume 19, Nomor 3. p. 57-73. Negoro, CV. N gorro, Suryo S. 2001. Upacara Tradisional dan Ritual Jawa. Surakarta: Ne Suraakartaa: CV V. Buana Raya. Neufert, Ernst. 2002. Data Arsit Arsitek itek ek 2 terjemahan ter erje jem mahan dari Bauentwurfslehre. Jakarta: Jaka kartta: Erlangga. Panero, Julius Zelnik. Dimension Interior Pane Pa nero, Ju Juli lius us and and Martin Mar arti tinn Ze Z lnik. 1979. Human Huma man n Di Dime mens nsio ion n & In Int teriior SSpace. pace. pa New Whitney N w York: Ne York: k Wh Whit itnney Library Libr b ar ary y of Design. Des esig ign. Pemerintah Kabupaten Buku Status Lingkungan Peme meriint ntah ah K abup ab upat ateen Sleman. n. 2014. B uku Data S uk tatus Li ta Ling ngku kunggan Hidup Sleman Tahun 2014. DIY:: P Pemerintah emerint ntah Kabupaten Sleman. Pontoh, N.K. 1992. “Preservasi “Preserv vasi dan Konservasi Suatu Tinjauan Teori Perancangan Kota”. Jurna Jurnal Volume al PWK, V olume 4, Nomor 6. p. 36. Pusat Djawatan Geologi. 1956. Gunung G nun Gu ng Gamping, Sebelah Barat Jogjakarta. Bandung: Pusat Djawatan Geologi Geol o ogi Bandung. Republik Indonesia. 1990. Undang-Undang No. 5 Tahun 1990 tentang Konservasi Sumber Daya Alam Hayati dan Ekosistemnya. Lembaran Negara RI Tahun 1990, No. 49. Menteri Negara Sekretaris Negara. Jakarta.
148
Republik Indonesia. 1995. Peraturan Pemerintah No. 19 Tahun 1995 tentang Pemeliharaan dan Pemanfaatan Benda Cagar Budaya di Museum. Lembaran Negara g RI Tahun 1995,, No. 35. Menteri Negara g Sekretaris Negara. Jakarta. Republik Indonesia ia. 2010. Peraturan Menteri No. 18 1 Tahun 2010 tentang Indonesia. Pedoma man Revitalisasi K awasan. Berita Negara RI T ahun 2010, No. 703. ah Pedoman Kawasan. Tahun Me erj r aa aann Umum m. Menteri Peke Pekerjaan Umum. Repu ubl blik Indonesia. Indon onesia. 2010. 20100. Peraturan Pemerintah 20 h N o 11 Ta o. T hun 20 010 tentang Republik No. Tahun 2010 Ca aga garr Bu Budaya. Le Lembaran Negara RI Tah ahun un 201 10, No. No. 130. Menteri M nteri Me Cagar Tahun 2010, Hukum Huku Hu kum dan daan Hak Asasi Manusia RI. Jakarta. Sedyawati, Seni, Sedy dyaw awat ati, Edy. Edy. 2006. Budaya Indonesia Kajian Arkeologi, S eni, dan dan Sejarah. Sejarah a . Jakarta: Jaka karta: PT Raja Grafindo Perkasa. Sujatmiko, Suja Su jatmik ko, Eko. 2014. Kamus IPS. Surakarta: Aksara Sinergi Mediaa Cetakan. Cettak akan an. Trisnawati. Gamping: Analisis Tris Tr i naw wati. Fiki. 2011. Pergeseran Makna Budaya Bekakak Gampin i g: A nalisi na siss Semiotika Pergeseran Makna Budaya Bekakak di Desa Amba Ambarketawang, arketawaang g, Kecamatan
Gamping,
Kab.
Sleman.
Yogyakarta:
Jurusan Juru usan
Ilmu u
Politik, Pembangunan Komunikasi,, Fakultas Faku Fa kult ltas as IIlmu l u Sosial dan lm an P olit ol itik ik, Universitas U iversitas Pe Un emb mbanguna nan n Nasional “Veteran”. Tzortzi, Patterns T z rtzi, Kali. 2007. “Museum Building Design and Exhibition Layout: Pa zo att tterrns of Interaction”, In Inte tera ract ctio ionn”,, ddalam alam al am Proceedings, 6th In International Inte tern rnat atio iona nall Space Sp e Syntax Syn Sy ntax Symposium, 2007. SSy mposiium,, 20 2007 07. IInstanbul. nstanbu bul. l. White, T.. 11975. Concept Book: Vocabulary Wh hit ite, e Edward Edw dwar ardd T 975. Concep 97 ept Source B ook: A V ocab oc abul ular aryy of Architectural Arcchi hitectural Architectural Media Forms. Arizona: Architect tural Med dia i Ltd. Atur: Pengantar White, Edward T. 1986. Tata A tur: Pengan ntar Merancang Arsitektur. Bandung: Penerbit ITB. Analysis: Diagramming White, Edward T. 2004. Site Analysi s s: Dia iagramming Information for Archtectural Media Design. Florida: Architectural al M edia Ltd.
149
Daftar Referensi
p pp g http://bappeda.slemankab.go.id/ http://bksdadiy.dephut.go.id id// http://bksdadiy.dephut.go.id/ http://www.archdaily ly.com/ http://www.archdaily.com/ http://www.g gsa sapubs.org/ http://www.gsapubs.org/ http://www ww.hadleypar a k. k.co co.u . k/ http://www.hadleypark.co.uk/ http://www.indianholiday.co.uk/ http:/ //www.indi dianholi lida day.co.uk/ k ht ttp tp://www w.l .lak aked edistrictw twal alkks.com/ http://www.lakedistrictwalks.com/ http://www.pinterest.com/ http:/ //w /www ww.p . inteere rest.com/ http://www.slemankab.go.id/ http p:///w /www w .sle lemankab.go.id/ http://www.worldheritagesite.org/sites/carthage.html ht ttp tp:/ ://www w.worldheritagesite.org/sites/carthage.html
150
Lampiiran Lampiran
/$03,5$1.(
'$5,
/$03,5$1.(
'$5,
/$03,5$1.(
'$5,
/$03,5$1.(
'$5,
/$03,5$1.(
'$5,
/$03,5$1.(
'$5,
/$03,5$1.(
'$5,
/$03,5$1.(
'$5,
/$03,5$1.(
'$5,
/$03,5$1.(
'$5,
/$03,5$1.(
'$5,
/$03,5$1.(
'$5,
/$03,5$1.(
'$5,
/$03,5$1.(
'$5,
/$03,5$1.(
'$5,
/$03,5$1.(
'$5,
9LHZIURP(QWUDQFH 9LHZIUR
*°+QYZKXOUX
/$03,5$1.(
'$5,
6XQVHW9LHZIURP7KH$PSKLWKHDWUH WUH
9LHZIURP7KH5RRIWRS 9LHZIURP P 7KH5RRIWRS
8QGHUJURXQG6LWH9LHZ
*°/TZKXOUX
/$03,5$1.(
'$5,
/REE\9LHZ
'LVSOD\$UHD9LHZ 'LVSOD\$U $UHD9LHZ $U