BAB V KONSEP PERANCANGAN Konsep perancangan bangunan Integrated Commuter Cycle Club ini akan diawali dengan konsep makro yaitu sebagai node di Jakarta Selatan, lalu dilanjutkan dengan konsep messo yaitu sebagai ruang publik dan titik temu, dan diakhiri dengan konsep mikro yaitu konsep arsitekturalnya. Melalui pembahasan 3 konsep tersebut akan muncul aplikasi konsep perancangan yang juga dibahas di bab ini. A.
Konsep Makro: Integrated Commuter Cycle Club Sebagai Node di Jakarta Selatan Jakarta Selatan adalah sebuah daerah yang mencerminkan gaya hidup di
kota besar sekaligus pusat perkantoran, daerah ini menjadi tujuan para komuter dan masyarakat non komuter di DKI Jakarta untuk bekerja sekaligus mencari hiburan dan memenuhi kebutuhan sosial. Menanggapi fenomena tersebut, Integrated Commuter Cycle Club dapat menjadi sebuah pusat kegiatan dan media komunikasi yang kreatif dan progresif bagi para masyarakat di Jakarta Selatan, khususnya komuter dan pesepeda. Pemusatan sebuah fasilitas kegiatan dan komunikasi dalam berkomuter dan bersepeda akan lebih efektif dan ekonomis, dibandingkan dengan pembangunan fasilitas tersebut secara sparatis, hal ini diadaptasi dari rencana pembangunan infrastruktur transportasi terpadu, kondisi masyarakat, dan perekonomian DKI Jakarta. Dalam hal ini, Integrated Commuter Cycle Club akan berperan sebagai pusat fasilitas kegiatandan komunikasi dalam berkomuter dan bersepeda bagi masyarakat di Jakarta Selatan dan sekitarnya. B.
Konsep Mezzo: Integrated Commuter Cycle Club Sebagai Ruang Publik dan Titik Temu Sesama Komuter dan Pesepeda di Jakarta Selatan Dengan lokasi yang strategis dan cukup luas dilengkapi dengan berbagai
fasilitas yang terpadu, Integrated Commuter Cycle Club akan berperan sebagai
64
ruang publik dan titik temu sesama komuter dan pesepeda di Jakarta Selatan. Ruang-ruang komunal informal di sekitar lokasi seperti senopati, gunawarman, dan santa yang kerap digunakan untuk berkumpul para pesepeda dan masyarakat umum akan ditarik dan dipusatkan di fasilitas terpadu ini. C.
Konsep Mikro Pada bagian ini akan membahas konsep arsitekturalnya, meliputi konsep
Urban Creative Hub, konsep programatik ruang, besaran ruang, organisasi ruang, konsep eksterior dan interior bangunan, konsep penghawaan, pencahayaan dan akustik, dan konsep lansekap. 1.
Urban Creative Hub: A Society for Commuter and Cyclist Cycle Club merupakan tipologi baru dari fasilitas para pesepeda di area
urban, dimana biasanya mereka hanya difasilitasi oleh sebuah toko sepeda yang konvensional dan pasif, kini berubah menjadi sebuah toko sepeda di area urban yang modern, progresif, dan terbuka untuk siapa saja baik seorang pesepeda maupun calon pesepeda seperti layaknya sebuah perkumpulan/komunitas. Sedangkan integrated commuter cycle club itu sendiri adalah penggabungan fasilitas yang dibutuhkan para pengguna sepeda dengan para komuter, yang fenomenanya beberapa para komuter juga menggunakan sepeda. Urban Creative Hub merupakan sebuah konsep untuk menciptakan sebuah pusat kegiatan (hub) yang kreatif dan menjadi fasilitas akan kebutuhan-kebutuhan primer dan sekunder tiap pesepeda dan komuter dalam menjalani rutinitas di area urban. Kurangnya kesadaran dan pengetahuan akan pentingnya berkomuter dan bersepeda di area urban seperti DKI Jakarta, mendorong konsep Urban Creative Hub kepada bentuk fisik dan berperan menjadi media komunikasi dan wadah untuk meningkatkan kesadaran dan pengetahuan akan pentingnya berkomuter dan bersepeda di area urban. Integrated commuter cycle club akan divisualisasikan menjadi sebuah kumpulan bangunan dengan fungsi-fungsi tertentu dalam satu lokasi. Pemusatan ini dapat memberikan pengaruh yang efektif pada masyarakat jika didukung dengan branding yang kuat melalui strategi jitu. Berkaitan dengan hal itu, terdapat beberapa strategi dalam menciptakan situasi tersebut, yaitu: •
interactive visualization, menciptakan visual yang menarik dengan metode point of attraction dan akses visual yang terbuka, sehingga dapat
65
mengetahui secara langsung aktivitas yang terjadi di dalam fasilitas ini dan tertarik untuk berada didalamnya, sociable space, menciptakan ruang dengan akses yang fleksibel untuk
•
meminimalisir batasan internal dan eksternal sehingga semua orang merasa “disambut” dan “dipersilahkan masuk”, proggresive ambience, menciptakan suasana yang progresif guna memicu
•
interaksi sosial, kreatifitas, dan produktifitas antar individu di dalam dan di luar fasilitas ini melalui desain ruang yang variatif dan inspiratif. 2.
Konsep Programatik Ruang Integrated Commuter Cycle Club Konsep programatik ruang ini dibutuhkan untuk membantu mengetahui
kegiatan apa saja yang akan dilakukan didalam fasilitas ini, sehingga muncul ruang-ruang apa saja yang dibutuhkan dan oleh siapa saja ruang itu digunakan. Konsep programatik didasari atas perancangan zona primer yang berisikan zona sekunder dalam bentuk bangunan atau area. Ada 3 Zona primer yaitu zona public, zona semi-private, dan zona private, sedangkan zona sekunder ada 7 dalam bentuk 5 bangunan dan 2 area, yaitu bangunan local bike shop, bangunan retail shops, bangunan coworking space, bangunan administation office,
bangunan
service & maintenance, area communal, dan area parking. Dengan programatik ruang tersebut, penulis akan mendapatkan perancangan ruang yang efektif dan efisien bagi masyarakat/target pasar. Berdasarkan Tabel 5.1, dapat dilihat bahwa ada 3 zonasi dalam Integrated Commuter Cycle Club, yang pertama adalah zona public yang berisi 2 zona sekunder yaitu area communal dan area parking, yang kedua adalah zona semi-private yang berisi 3 zona sekunder yaitu bangunan local bike shop, bangunan coworking space, dan bangunan retail shops, dan yang ketiga adalah zona private yang berisi 2 zona sekunder yaitu bangunan administration office dan bangunan service & maintenance. Zonasi tersebut adalah hasil dari pemograman ruang sesuai ruang akomodasi dan pelakunya. Tabel 5. 1 Program Ruang Integrated Commuter Cycle Club MACAM KEGIATAN RUANG AKOMODASI BANGUNAN LOCAL BIKE SHOP (Semi-Private) Memilih sepeda full part/ Area display sepeda A rangka sepeda Memilih suku cadang sepeda Area display suku cadang sepeda
PELAKU
66
MACAM KEGIATAN RUANG AKOMODASI PELAKU Memilih perlengkapan dan Area display perlengkapan pakaian sepeda dan pakaian sepeda Mencoba pakaian sepeda Ruang ganti baju Menyimpan dan mengambil Gudang stok barang F stok barang Bongkar muar barang Loading dock Memindahkan barang Sirkulasi F Memperbaiki dan memasang Area workshop sepeda suku cadang sepeda Menyimpan dan mengambil Area workshop sepeda alat-alat bengkel Mencoba fitting sepeda Area workshop sepeda A Diskusi, seminar, workshop, Area workshop sepeda A|E|F dan kegiatan formal lainnya Melakukan transaksi Area kasir A|F pembayaran barang dan jasa Menyimpan barang pribadi R. Servis pegawai F pegawai, ganti baju, dan metabolisme pegawai Metabolisme Toilet A|F BANGUNAN RETAIL SHOPS (Semi-Private) Membeli kopi dan kue Acid Monday Coffee Shop B Membuat dan Dapur Acid Monday Coffee F mempersiapkan kopi dan kue Shop Menyimpan stok kopi dan Gudang Acid Monday Coffee F bahan kue Shop Membeli makanan dan Hash House Resto & Bar C minuman Membuat dan Dapur Hash House Resto & F mempersiapkan makanan dan Bar minuman Menyimpan stok bahan Gudang Hash House Resto & makanan dan minuman Bar Menyewa space retail R. Sewa retail E|G Menyimpan barang pribadi R. Servis pegawai F pegawai, ganti baju, dan metabolisme pegawai BANGUNAN COWORKING SPACE (Semi-Private) Bekerja Private workstation D Private workspace Co-working gallery D|E Meeting R. Konferensi Diskusi, seminar, workshop, R. Auditorium dan kegiatan formal lainnya Berkumpul dan bersantai R. Hiburan D Mencari referensi Perpustakaan Menyimpan barang pribadi R. Loker coworker Pendaftaran dan menanyakan Resepsionis D|E|F informasi seputar servis Bertemu dan menunggu Lobby D|E
67
MACAM KEGIATAN RUANG AKOMODASI PELAKU Menyimpan barang pribadi R. Servis pegawai F pegawai, ganti baju, dan metabolisme pegawai Metabolisme Toilet D|E|F BANGUNAN ADMINISTRATION OFFICE (Private) Pengelolaan managemen Open layout office F CCC (Commuter Cycle Club) Administrasi CCC Open layout office F Rapat pengelola R. Rapat Menerima tamu R. Tamu F|E Mengambil dan menyimpan R. Arsip F arsip Parkir Sepeda Mengambil dan menyimpan peralatan Metabolisme
Tempat Parkir Sepeda Gudang
Toilet AREA COMMUNAL (Public) Berkumpul, bersantai, dan Open space kegiatan informal lainnya Open amphiteather
A|B|C|D|E|F|G F F|E A|B|C|D|E|F|G
Beribadah Metabolisme Parkir Sepeda
Mushola Toilet A|B|C|D|E|F|G Tempat Parkir Sepeda A|B|C|D|E|F|G BANGUNAN SERVICE & MAINTENANCE Mengawasi keamaanan CCC R. Penjaga F Perawatan fasilitas R. Janitor F Pengecekan utilitas bangunan Ruang-ruang utilitas F Metabolisme Toilet A|B|C|D|E|F|G AREA PARKING (Public) Parkir Kendaraan Parkir Sepeda Motor A|B|C|D|E|F|G Parkir Sepeda Motor KELOMPOK PELAKU A Customer Local Bike Shop B Customer Acid Monday Coffee Shop C Customer Hash House Resto & Bar D Coworker E Visitor F Staff CCC G Staff non-CCC Sumber : Analisis Penulis, Survey, dan Wawancara, 2015
3.
Besaran Ruang Integrated Commuter Cycle Club Besarnya tiap ruang per zona pada Integrated Commuter Cycle Club
didasari oleh jenis-jenis ruang yang terdapat didalamnya, standar luasan ruang per jenis, kapasitas ruang per jenis, jumlah ruang per jenis, dan total luas ruang per
68
jenis.. Berdasarkan Tabel 5.2, dapat dilihat bahwa total luas ruangan seluruh zona sekunder adalah 2.608 m2, dengan luas zona sekunder masing-masing adalah local bike shop sebesar 382 m2, retail shops sebesar 900 m2, coworking space sebesar 359 m2, administration office sebesar 107 m2, communal sebesar 155 m2, service & maintenance sebesar 155 m2, dan parking sebesar 550 m2. Adapun luas bangunan setelah ditambah sirkulasi sebesar 25% dari total luas ruangan per zona sekunder adalah 3.260 m2, dan total luas site setelah ditambah ruang terbuka hijau sebesar 40% adalah 4.839 m2. Hal tersebut dapat disimpulkan bahwa lokasi yang dipilih penulis yaitu sebesar 4.850 m2 memadai total luas site yang dibutuhkan. Tabel 5. 2 Besaran Ruang Integrated Commuter Cycle Club RUANG
STANDAR LUASAN KAP. JML. BANGUNAN LOCAL BIKE SHOP (Semi-Private) Area display sepeda full 160 cm x 60 cm / sepeda* 100 1 part Area display rangka 145 cm x 40 cm / sepeda* 50 1 sepeda Area display suku 1 cadang sepeda Area display 1 perlengkapan dan pakaian sepeda Ruang ganti baju 1.8 m x 2.1 m / ruang 4 Gudang stok barang Loading dock 5 m x 4 m / truk 1 1 Area workshop sepeda 4 m2 / orang 20 1 2 Area kasir 2.5 m / orang 2 1 R. Servis pegawai 2 m2 / orang 6 1 Toilet 1.5 m2 / orang 4 2 2 3 m / orang* 1 1 Total Luas Bangunan Local Bike Shop BANGUNAN RETAIL SHOPS (Semi-Private) Acid Monday Coffee 1 Shop Hash House Resto & 1 Bar R. Sewa Retail 100 m2 / ruang 6 Total Luas Bangunan Retail Shops BANGUNAN COWORKING SPACE (Semi-Private) Private workstation 2 m2 / orang 10 2 2 Private workspace 3 m / ruang 1 10 Coworking gallery 2 m2 / orang 30 1 R. Konferensi 2 m2 / orang 8 4 R. Auditorium 2 m2 / orang 20 1 2 R. Hiburan 2 m / orang 10 1 Perpustakaan 2 m2 / orang 20 1 R. Loker 0.5 m2 / 1 loker 60 1
LUAS 96 m2 29 m2 30 m2 30 m2 15 m2 50 m2 20 m2 80 m2 5 m2 12 m2 15 m2 382 m2 100 m2 200 m2 600 m2 900 m2 40 m2 30 m2 60 m2 32 m2 40 m2 20 m2 40 m2 30 m2
69
RUANG Resepsionis Lobby R. Servis pegawai Toilet
STANDAR LUASAN KAP. JML. 3 m2 / orang 2 1 1.5 m2 / orang 20 1 2 2 m / orang 8 1 1.5 m2 / orang 4 2 3 m2 / orang* 1 1 Total Luas Bangunan Coworking Space BANGUNAN ADMINISTRATION OFFICE (Private) Open layout office 2 m2 / orang 20 2 R. Tamu 2 m2 / orang 6 1 R. Arsip 1 R. Rapat 2 m2 / orang 8 1 Gudang 1 Toilet 1.5 m2 / orang 2 2 2 3 m / orang* 1 1 Total Luas Bangunan Administration Office AREA COMMUNAL (Public) Open amphiteather 2 m2 / orang 40 1 Mushola 1.5 m2 / orang 40 1 Toilet 1.5 m2 / orang 8 2 2 3 m / orang* 1 1 Parkir Sepeda 2.5 m2 / unit 60 1 Total Luas Area Communal BANGUNAN SERVICE & MAINTENANCE (Private) R. Penjaga 2 m2 / orang 4 1 R. Janitor 2 m2 / orang 4 1 R. Genset dan travo 1 R. Pompa Utama 1 R. Panel Utama 1 Toilet 1.5 m2 / orang 2 2 3 m2 / orang* 1 1 Total Luas Bangunan Service & Maintenance AREA PARKING (Public) Parkir Sepeda Motor 2.5 m2 / unit 20 1 2 Parkir Mobil 25 m / unit 20 1 Total Luas Area Parking Total Luas Ruangan Seluruh Zona Sekunder Sirkulasi 25% dari luas total ruangan Total Luas Bangunan Ruang Terbuka Hijau 40% dari luas bangunan Total Luas Site KETERANGAN * Standar untuk difable
LUAS 6 m2 30 m2 16 m2 15 m2 359 m2 40 m2 12 m2 15 m2 16 m2 15 m2 9 m2 107 m2 80 m2 60 m2 27 m2 150 m2 313 m2 8 m2 8 m2 80 m2 20 m2 30 m2 9 m2 155 m2 50 m2 500 m2 550 m2 2.766 m2 691 m2 3.457 m2 1.382 m2 4.839 m2
Sumber : Analisis Penulis, Neufert, 2015
4.
Organisasi Ruang Integrated Commuter Cycle Club Organisasi ruang dipengaruhi oleh 3 zona primer dan 7 zona sekunder
yang telah dibahas di konsep programatik ruang sebelumnya, dan juga sirkulasi antar zona tersebut yang dilakukan oleh pelaku tertentu. Dalam perancangan
70
organisasi
ruang,
dibutuhkan
sebuah
matriks
yang
dapat
membantu
mempermudah perancangan akses dan sirkulasi antar zona primer beserta zona sekundernya. Berdasarkan Gambar 5.2, dapat dilihat bahwa akses utama memasuki Integrated Commuter Cycle Club adalah entrance utama yang memiliki akses dan sirkulasi ke area communal oleh semua pelaku, area communal menjadi sebuah koneksi bagi semua pelaku untuk mengakses bangunan local bike shop, bangunan coworking space, bangunan retail shops, dan bangunan administration office, sedangkan bangunan service & maintenance hanya memiliki akses dan sirkulasi melalui area parking dan bangunan administration office oleh 1 pelaku saja, yaitu staff CCC.
Gambar 5. 1 Matriks Hubungan Ruang Antar Bangunan Integrated Commuter Cycle Club Sumber : Analisis dan Ilustrasi Penulis, 2015
Gambar 5. 2 Organisasi Ruang Bangunan Integrated Commuter Cycle Club
71
Sumber : Analisis dan Ilustrasi Penulis, 2015
Gambar 5. 3 Matriks Hubungan Antar Ruang Dalam Bangunan Local Bike Shop Sumber : Analisis dan Ilustrasi Penulis, 2015
Gambar 5. 4 Organisasi Ruang Bangunan Local Bike Shop
72
Sumber : Analisis dan Ilustrasi Penulis, 2015
Gambar 5. 5 Matriks Hubungan Antar Ruang Dalam Bangunan Retail Shops Sumber : Analisis dan Ilustrasi Penulis, 2015
Gambar 5. 6 Organisasi Ruang Bangunan Retail Shops Sumber : Analisis dan Ilustrasi Penulis, 2015
73
Gambar 5. 7 Matriks Hubungan Antar Ruang Dalam Bangunan Coworking Space Sumber : Analisis dan Ilustrasi Penulis, 2015
Gambar 5. 8 Organisasi Ruang Bangunan Coworking Space Sumber : Analisis dan Ilustrasi Penulis, 2015
74
Gambar 5. 9 Matriks Hubungan Antar Ruang Dalam - Organisasi Ruang Bangunan Retail Shops Sumber : Analisis dan Ilustrasi Penulis, 2015
Gambar 5. 10 Matriks Hubungan Antar Ruang Dalam - Organisasi Ruang Area Communal Sumber : Analisis dan Ilustrasi Penulis, 2015
75
Gambar 5. 11 Matriks Hubungan Ruang Antar Ruang Dalam - Organisasi Ruang Bangunan Service & Maintenance Sumber : Analisis dan Ilustrasi Penulis, 2015
5.
Konsep Eksterior dan Interior Bangunan Konsep Eksterior dan Interior merupakan output dari strategi dalam
konsep Urban Creative Hub yaitu interactive visualization, sociable space, dan progressive ambience, melalui 3 aplikasi utama: •
bicycle gallery, menciptakan sebuah bangunan layaknya sebuah galeri artefak, dimana sebuah artefak yang diagungkan dan diwadahi oleh kaca. Aplikasi ini dirancang untuk memberikan edukasi tidak langsung dan meningkatkan visualisasi terhadap masyarakat akan sepeda yang memiliki nilai-nilai sejarah, seni produk, dan manfaat seperti layaknya artefak. Objek apapun yang berkaitan dengan sepeda juga akan menjadi sentuhan visual pada bangunan baik secara tersirat maupun tersurat.
Gambar 5. 12 Dinding Kaca Mewadahi Sepeda Membangun Interactive Visual Sumber : Ilustrasi Penulis, 2015
76
•
sociable space, menciptakan hubungan antar ruang dalam dan ruang luar secara horizontal (sama lantai), vertikal (antar lantai), maupun beda bangunan melalui permainan massive-void ruang dan permainan akses interaksi sosial yang fleksibel baik verbal maupun non-verbal. Permainan massive-void dan permainan akses interaksi sosial dapat diaplikasikan pada facade bangunan, dinding-dinding di dalam bangunan, dan konektivitas antar zona sekunder seperti selasar, jembatan, dan lain sebagainya, dan
Gambar 5. 13 Integrasi Ruang Dalam-Luar Menciptakan Sociable Space Sumber : Ilustrasi Penulis, 2015
•
all the time trend, menggabungkan 2 gaya interior yang populer dari masa ke masa yaitu gaya “mid-century modern” yang merepresentasikan simplicity, minimalism, dan functionality namun tetap dekoratif dengan penggunaan material yang terinspirasi dari alam seperti kayu, kain natural, dan batu alam, dengan gaya “industrial modern” yang merepresentasikan rawness, apa adanya, dan exposed material dengan penggunaan material yang ada pada era industri seperti besi, kuningan, tembaga, kayu bekas,
77
dan bata ekspose. dengan penggabungan 2 gaya interior yang tersebut akan menciptakan suasana yang progresif layaknya perubahan era mid-century ke era industri, dari suasana tersebut juga akan menciptakan pengalaman visual yang atraktif dan tidak membosankan. Aplikasi ini juga menggambarkan dimana sepeda juga populer dari masa ke masa.
Gambar 5. 14 Penggabungan Gaya Interior Mid-Century Modern dengan Industrial Modern Sumber : Ilustrasi Penulis, 2015
6.
Konsep Penghawaan dan Pencahayaan Bangunan Permasalahan penghawaan dan pencahayaan pada bangunan merespon
dari iklim tropis pada lokasi terpilih, dimana hanya terdapat 2 musim yaitu musim panas dan musim hujan. Dengan iklim tersebut sebuah bangunan membutuhkan pendingin suhu ruang seperti AC baik split maupun central, dan udara segar dan sejuk yang timbul dapat dimanfaatkan dengan menciptakan bukaan-bukaan alami pada titik-titik tertentu untuk memasukkan udara segar dan sejuk tersebut. Intensitas cahaya matahari yang optimal secara rata-rata tiap harinya dapat dimanfaatkan sebagai cahaya alami dalam bangunan sebagai usaha penghematan energi bangunan. Berikut aplikasi dari konsep penghawaan dan pencahayaan bangunan, yaitu: •
indoor-semi outdoor space, merancang sebuah bangunan yang memiliki area indoor dengan AC untuk mewadahi aktivitas dengan suhu kenyamanan tertentu dan bebas debu; seperti penjualan sepeda, bekerja, meeting, gudang penyimpanan bahan makanan dan minuman, dan lain
78
sebagainya, dan memiliki area semi-outdoor untuk mewadahi aktivitas yang dengan suhu kenyamanan yang lebih fleksibel seperti nongkrong di zona retail shops atau di zona communal, dan •
bicycle shades, menggunakan sepeda untuk mengontrol cahaya alami yang masuk dalam bangunan, sehingga membentuk bayangan-bayangan ke dalam ruang, aplikasi konsep pencahayaan ini juga berkesinambungan dengan konsep eksterior bicycle gallery sebelumnya dimana sepeda diwadahi oleh kaca. Pengaturan jarak sepeda terhadap kaca dan jumlah sepeda yang di pasang akan menciptakan bayangan yang berbeda-beda pada tiap ruang, dan
Gambar 5. 15 Bicycle Shade Menggunakan Patung Pesepeda di Balik Kaca Es Sumber : Ilustrasi Penulis, 2015
•
massive-void surface, menciptakan permainan dinding massive dan dinding void. Material dinding massive bisa menggunakan material solid wood, concrete, alumunium sheet, dan GRC board, sedangkan material dinding void bisa menggunakan material tempered glass, glass block, , kaca es, kaca patri, polycarbonate, dan permainan bata.
Gambar 5. 16 Permainan Bata Sebagai Massive-Void Surface Sumber : http://www.archdaily.com/601602/ro-house-alexanderson-arquitectos/ (24/12/05, 03.17)
79
7.
Konsep Lansekap Perancangan lansekap pada bangunan ini adalah menciptakan desain
lansekap di tiap sudut bangunan dan di tiap lantai bangunan, yang dapat diakses dan dilihat dari berbagai sisi bangunan. Lansekap dapat berupa horizontal garden, vertical garden, dan green roof. Perancangan lansekap juga di lengkapi oleh bike lane berfungsi juga sebagai koneksi antar bangunan yang penulis sebut “Bike Connection” dan parkir sepeda (Standard jalur dan parkir sepeda lihat lampiran hal.102). Selain bike lane, selasar juga menjadi bagian dari desain lansekap.
Gambar 5. 17 Contoh Vertical Garden Pada Bangunan Sumber : Commonhouse Jakarta, 2015
D.
Aplikasi Konsep Perancangan Dalam mengaplikasikan konsep perancangan yang telah dijabarkan
sebelumnya ke proses transformasi desain, secara garis besar dapat digambarkan dalam 3 urutan transformasi sebagai berikut. 1.
Circular-Loop Buildings Configuration Dari pemetaan organisasi ruang yang telah dibahas sebelumnya, maka
terbentuklah konfigurasi dasar massa bangunan. Konfigurasi massa ini juga mempengaruhi denah dan sirkulasi di dalamnya. Konfigurasi massa bangunan pada Integrated Commuter Cycle Club ini menggunakan konfigurasi circularloop, circular dimana area communal berada di tengah dan menjadi titik pusat persebaran akses dan sirkulasi melalui selasar ke bangunan-bangunan lainnya secara loop. Sehingga alur sirkulasinya adalah dari area parking, masuk entrance utama, masuk ke area communal, dan menyebar ke bangunan-bangunan lain di sekelilingnya.
80
Gambar 5. 18 Organisasi Ruang Menjadi Circular-Loop Buildings Configuration Sumber : Ilustrasi Penulis, 2015
2.
Generating Public Space as A Cycle Park Integrated Commuter Cycle Club tidak hanya ini dirancang untuk berperan
sebagai area publik bagi masyarakat sekitar, namun juga menjadi taman sepeda atau cycle park di area urban, dimana masyarakat sekitar dapat bersepeda dengan bebas sembari berkeliling menikmati fasilitas-fasilitas yang disediakan oleh Integrated Commuter Cycle Club ini. Pada gambar 5.18, fungsi dari sporadic bike lane selain sebagai jalur sepeda, juga menciptakan koneksi antar bangunan atau area, sebagai bentuk aplikasi dari konsep lansekap bike connection. Pada jalur bike connection akan disediakan kursi taman untuk bersantai, drinking fountain, dan sisa lansekap dari perpotongan jalur akan dimanfaatkan sebagai lahan vegetasi baik berupa horizontal vegetation, vertical vegetation, wayfinding Integrated Commuter Cycle Club, dan juga sculpture yang unik yang memvisualisasikan dunia seputar sepeda.
81
Gambar 5. 19 Generating A Cycle Park Sumber : Ilustrasi Penulis, 2015
3.
Urban Environmental Response Bangunan-bangunan di dalam Integrated Commuter Cycle Club ini di
rancang tidak lebih dari 2 lantai, aplikasi ini didasari oleh lokasi yang notabenenya adalah sebuah ruang terbuka yang disediakan oleh masterplan Sudirman Central Business District (SCBD) sehingga ada ruang pandang untuk bangunanbangunan tinggi di dalamnya. Aplikasi ini juga sebagai bentuk usaha untuk menciptakan keselarasan dengan bangunan-bangunan yang juga berada di area ruang terbuka ini, seperti The Foundy No.8, Emperica Bar & Lounge, R.M Sederhana, dan bangunan komersial lainnya.
Gambar 5. 20 Urban Environmental Response Sumber : Ilustrasi Penulis, 2015
82