BAB V KONSEP PERANCANGAN 5.1
Konsep Umum
Gambar 5.1 Konsep Umum Sumber: Penulis
Wellness Center dengan fasilitas utama meditasi dan spa dengan pendekatan permakultur merupakan sebuah
solusi
untuk menjawab permasalahan
perilaku konsumtif manusia, gangguan jiwa dan lingkungan. Dalam konsep umum (wellness dan permakultur), dihasilkan sebuah konsep arsitektur yang menyehatkan “healthy body-mind-soul” dan konsep
pengembangan
enviroment”. o
masyarakat
“economyGambar 5.2 Dimensi Wellness Sumber: Penulis
Keseimbangan Manusia dan Lingkungan “Healthy Body-Mind-Soul” Komponen manusia dan lingkungan (biotik dan abiotik) saling berhubungan satu dengan yang lain. Masing-masing komponen akan “membutuhkan” dan “menghasilkan” dimana akan terciptakan sebuah siklus hubungan yang saling menguntungkan.
o
Pemberdayaan Masyarakat Desa “Economy-Enviroment” Komunitas Dharmajala memiliki tujuan untuk membangun eco-village lintas iman dengan memberdayakan masyarakat dalam pengelolaannya. Untuk mencapai eco-village tersebut, Dharmajala mengusung proyek Nusantara Berkah Dunia dimana di dalamnya terdiri dari tiga kluster kegiatan yaitu pendidikan dan pelatihan, mata pencaharian benar dan
66
engagement. Dalam pembangunan setiap kluster, konsep pendekatan dengan alam akan menjadi perhatian utama.
5.2
Konsep Arsitektural Konsep perancangan Wellness Center dengan pendekatan permakultur dijelaskan dalam gambar berikut ini.
Gambar 5.3 Konsep Arsitektural Sumber: Penulis Tabel 5.1 Poin Pendekatan Proses Perancangan
Poin Pendekatan
Bentukan
Mindfulness Space Green Space Memberikan kesan penuh Penataan alam dengan ketenangan pikiran dan pemanfaatan elemen-elemen batin biotik dan abiotik Sifat bentukan dinamis dan “mengalir” dengan alam
Penataan
√
Warna
Bahan Bangunan
Pencahayaan
√
√
√
Penataan massa saling terpisah atau terkait, namun tidak menyatu dan dibentuk dalam kelompok (kluster) Pemakaian warna mokromatik dengan pemilihan warna Value dan Tone Menggunakan bahan bangunan alami dan campuran yang memberikan kesan sederhana dan bersih Menggunakan pencahayaan alami dan buatan dengan
√
Penataan berdasarkan zonasi dan frekuensi pemakaian
√
Pemakaian warna bebas menyesuaikan dengan penataan vegetasi dan bahan alami
√
Menggunakan bahan bangunan alami
√
Sebagai pengarah jalan (orientasi) dengan teknik direct-aimed
67
Lansekap Air
Kontur
Vegetasi
teknik direct / indirect - aimed / diffuse Lansekap menjadi integrasi antara bangunan dengan lansekap √ Sebagai elemen Sebagai point of interest penenang berasal dari √ Sebagai pengolahan air aliran dan gemercik (grey water) air (indera pendengar) √ Penataan massa bangunan pada kontur dengan “pemusatan” √ Sebagai point of view view kontur (indera penglihatan) √ Mendukung Penataan tanaman secara pemusatan pikiran heterogen simbiosis dengan aroma √ mutualisme (taman tanaman organik dan taman herbal) (indera penciuman) Sumber: Penulis
5.2.1 Organisasi Ruang Konsep organisasi ruang disusun berdasarkan kluster. Konsep organisasi ruang ini juga membagi zonasi ruang berdasarkan tingkat privasi, ketenangan yang diperlukan.
Gambar 5.4 Organisasi Ruang Makro Sumber: Penulis
Gambar 5.5 Organisasi Fasilitas Umum Sumber: Penulis
68
Gambar 5.6 Organisasi Ruang Fasilitas Meditasi Sumber: Penulis
Gambar 5.7 Organisasi Ruang Fasilitas Spa Sumber: Penulis
69
5.2.2 Kebutuhan Ruang Tabel 5.2 Kebutuhan Ruang
KEBUTUHAN FASILITAS UMUM Kebutuhan Ruang
Jumlah
Kapasitas
Studi Ruang
Luas Total Ruang
Main Hall
1
30 orang
1 orang = 1,5 m
45 m2
Lobby
1
10 lobby
1 orang = 2,5 m2
25 m2
2
7,5 m2
Front Desk
1
Toilet Umum
1
Pria 1
Wanita
1
5 orang
2
1 orang = 1,5 m
26,897 m2 2 toilet
1 toilet = 1,25 m2
4 urinoir
1 urinoir = 0,94 m2
2 Wastafel
1 wastafel = 1,35 m2
5 toilet
1 toilet = 1,25 m2
4 wastafel
1 wastafel = 1,35 m2
Jumlah total ditambah 30% sirkulasi
135,7161 m2
KEBUTUHAN KEGIATAN MEDITASI Kebutuhan Ruang
Jumlah
Kapasitas
Studi Ruang
Luas Total Ruang
Hall Meditasi Ruang Meditasi Personal Ruang Instruktur
1
50 orang
1 orang = 3 m
150 m2
10
1 orang
-
50 m2
1
5 orang
-
15 m2
Gudang Peralatan
1
-
-
15 m2
Ruang Ganti/Loker
2
25 orang
1 orang = 2 m2
100 m2
Toilet Umum
1
Pria
Wanita
1
1
2
16,289 m2 2
2 toilet
1 toilet = 1,25 m
2 urinoir
1 urinoir = 0,94 m2
2 Wastafel
1 wastafel = 1,35 m2
3 toilet
1 toilet = 1,25 m2
2 wastafel
1 wastafel = 1,35 m2
Jumlah total ditambah 30% sirkulasi
450,1757 m2
KEBUTUHAN KEGIATAN SPA Kebutuhan Ruang
Jumlah
Kapasitas
Studi Ruang
Luas Total Ruang
Ruang Tunggu
1
15 orang
1 orang = 2,5 m
37,5 m2
Ruang Konseling
1
4 orang
-
10 m2
Ruang Pijat
2
4 orang
1 kamar = 10 m2
20 m2
Ruang Sauna
2
10 orang
1 kamar = 12 m2
24 m2
Ruang Ganti/Loker
2
15 orang
1 orang = 2 m2
60 m2
Toilet Umum
1
Pria
Wanita
1
1
2
27,196 m2 2
3 toilet
1 toilet = 1,25 m
3 urinoir
1 urinoir = 0,94 m2
3 wastafel
1 wastafel = 1.35 m2
5 toilet
1 toilet = 1,25 m2
3 wastafel
1 wastafel = 1,35 m2
70
Jumlah total ditambah 30% sirkulasi
232,3048 m2
KEBUTUHAN RUANG PENGELOLA Kebutuhan Ruang
Jumlah
Kapasitas
Studi Ruang
Luas Total Ruang
Kantor Manajer
1
20 m2
Sekretaris
1
9 m2
Kantor Keuangan Manajer
1
1 orang
12 m2
Staf
1
4 orang
15 m2
Ruang Rapat
1
30 orang
80 m2
Ruang Karyawan
1
8 orang
25 m2
Toilet Umum
1
Pria
Wanita
1
1
12,454 m2 1 toilet
1 toilet = 1,25 m2
2 urinoir
1 urinoir = 0,94 m2
1 wastafel
1 wastafel = 1,35 m2
3 toilet
1 toilet = 1,25 m2
1 wastafel
1 wastafel = 1,35 m2
Jumlah total ditambah 30% sirkulasi
225,4902 m2
KEBUTUHAN COTTAGE (PENGINAPAN) Kebutuhan Ruang
Jumlah
Kapasitas
Studi Ruang 2
Luas Total Ruang
2 orang
53,3 m
533 m2
4 orang
98,8 m2
592,8 m2
6 orang
143 m2
858 m2
2
24 orang
170,04 m2
340,08 m2
Kamar Tidur
2
12 orang
1 orang = 3 m2
72 m2
Ruang Kumpul
1
Kamar Mandi
2
19,4 m2
Shower
6
1 orang = 2 m2
WC
4
1 orang = 1,25 m2
Wastafel
4
1 unit = 1,35 m2
Cottage Meditasi/Kuti
8
Kamar Tidur
1
Kamar Mandi
1
Pantry
1
Cottage Type A
6
Kamar Tidur
2
Kamar Mandi
1
Ruang Tamu
1
Pantry
1
Cottage Type B
6
Kamar Tidur
3
Kamar Mandi
2
Ruang Tamu
1
Pantry
1
Country Cottage
20 m2
Jumlah total
38,8 m2
2323,88 m2
71
KEBUTUHAN FASILITAS PENDUKUNG Kebutuhan Ruang
Jumlah
Kapasitas
Studi Ruang
Luas Total Ruang 36 m2
Retail Shop
1
Coffee Shop
1
20 orang
1 orang = 1,42 m2
28,4 m2
Restoran
1
50 orang
1 orang = 1,42 m2
71 m2
Dapur
1
40 m2
Gudang
1
20 m2
Kolam Renang
1
500 m2 2
Ruang Keamanan
1
5 orang
1 orang = 1,40 m
7 m2
Mushola
1
10 orang
1 orang = 1,50 m2
15 m2
Aula
1
50 orang
Parkir
1
2 bus
1 bus = 20 m2
40 m2
20 mobil
1 mobil = 10 m2
200 m2
40 motor
1 motor = 2 m2
80 m2
150 m2
Jumlah total ditambah 30% sirkulasi
1498,62 m2
KEBUTUHAN KEGIATAN SERVIS Kebutuhan Ruang
Jumlah
Laundry
1
Ruang Cuci
1
Ruang Bilas
1
Ruang Jemur
1
Ruang Ganti/Loker
1
Toilet
1
Pria
Wanita
Kapasitas
Studi Ruang
Luas Total Ruang 39,208 m2
3 mesin cuci
1 mesin cuci = 3 m2
9 m2
1 ruang = 1,16 m2
1,16 m2 20 m2
20 orang
1 orang = 2 m2
20 m2 30,979 m2
1
1
2
4 toilet
1 toilet = 1,25 m
2 urinoir
1 urinoir = 0.94 m2
3 wastafel
1 wastafel = 1,35 m2
6 toilet
1 toilet = 1,25 m2
4 wastafel
1 wastafel = 1,35 m2
Jumlah total ditambah 30% sirkulasi
117,2431 m2
KEBUTUHAN FASILITAS UMUM
135,7161 m2
KEBUTUHAN KEGIATAN MEDITASI
450,1757 m2
KEBUTUHAN KEGIATAN SPA
232,3048 m2
KEBUTUHAN RUANG PENGELOLA
225,4902 m2
KEBUTUHAN COTTAGE (PENGINAPAN)
2323,88 m2
KEBUTUHAN FASILITAS PENDUKUNG
1498,62 m2
KEBUTUHAN KEGIATAN SERVIS
117,2431 m2 TOTAL LUAS KEBUTUHAN
4983,4293 m2
Sumber: Penulis
72
5.2.3 Tata Ruang Konsep tata ruang disesuaikan dengan fungsi kebutuhan ruang tertentu. Aspek penataan berdasar kepada organisasi ruang, tapak, dan zonasi (publik-privat).
Gambar 5.8 Tata Ruang Sumber: Penulis
Konsep tata ruang meletakkan zona umum, pengelola dan servis pada bagian utara site. Hal tersebut dikarenakan posisi site bagian atas tidak memiliki view yang dapat menjadi point of interest. 73
Gambar 5.9 Tata Ruang Zona Utara Sumber: Penulis
Pada bagian site dengan kontur mulai menurun, diletakkan zona spa dan kemudian zona meditasi. Zona spa menjadi zona transisi bagi zona meditasi karena membutuhkan suasana ruang yang fokus dan tenang.
Gambar 5.10 Tata Ruang Zona Selatan Sumber: Penulis
Pada sekeliling zona spa dan meditasi, diletakkan penginapan-penginapan personal maupun berkelompok yang disusun secara kluster. 74
5.3
Konsep Pengalaman Ruang 5.3.1 Pengalaman Ruang Luar (Lansekap) Perencanaan pengalaman ruang luar dikaitkan dengan pendekatan permakultur. Jika dikaitkan permakultur dengan penataan lansekap arsitektur maka ada 2 hal yang perlu diperhatikan yaitu kontur dan vegetasi. 5.3.1.1
Kontur Dalam permakultur, topografi tapak menjadi hal alami yang tidak boleh diolah seluruhnya. Menata bangunan dan jalur jaringan (pejalan kaki, irigasi, pengairan dan lain-lain) sebaiknya mengikuti kontur pada site.
Gambar 5.11 Penataan massa pada kontur Sumber: Buku Pedoman Konsep Edward T. White
Site terpilih memiliki kontur menyerupai lembah sehingga memberikan nilai lebih dalam view dari bangunan.
Gambar 5.12 Penataan View dari Bangunan Sumber: Buku Pedoman Konsep Edward T. White
75
Pola kontur yang terdapat pada site menjadi penentu utama penataan bangunan massa dan zonasi. Oleh karena akses utama berada pada utara site, maka disusun zonasi publik-privat dari arah utara ke selatan.
Gambar 5.13 Kontur dan Vegetasi Sumber: Penulis
5.3.1.2
Vegetasi Vegetasi selain berfungsi sebagai taman pada umumnya, dapat digunakan untuk:
Mengarahkan Aliran Angin Penataan vegetasi dapat menjadi lorong angin dengan cara membuat deretan pohon sehingga arah angin dapat mengalir.
Sebagai Pembatas Zona Penataan vegetasi menjadi pembatas dan pembagi zonasi antara pivat dan publik. Sebagai pembatas, tanaman bambu dapat digunakan karena sifat bambu cepat tumbuh dan tinggi. Selain itu, bambu juga dapat digunakan sebagai bahan bangunan.
Dalam kaitan permakultur dengan vegetasi, jenis vegetasi yang ditanam selain memberikan estetika dapat juga mendatangkan keuntungan secara finansial maupun kesehatan. Contoh penggunaan eceng gondok memperindah kolam dan juga menjernihkan air, penanaman jenis tanaman rempah yang dapat dijual maupun dimanfaatkan sebagai obat-obatan. (daftar tanaman yang akan ditanam terlampir) 76
Penataan vegetasi pada zona selatan dibagi berdasarkan jenis tanaman dan frekuensi dikunjungi. Jenis vegetasi yang berfungsi sebagai tanaman hias ditata di sekitar bangunan (cottage, meditasi dan spa) sedangkan
jenis
vegetasi
yang
menghasilkan buah, ditata diluar zonasi bangunan. Hal ini dilakukan agar privasi pengunjung
tetap
terjaga
di
sekitar
bangunan (cottage, meditasi dan spa).
Gambar 5.14 Potongan Penataan Vegetasi Sumber: Penulis
5.3.2 Pengalaman Ruang Dalam Pengalaman ruang dalam memberikan kesan nyaman, fokus dan hangat. Dengan fungsi utama wellness center dengan fungsi meditasi dan spa, ruangan dalam didesain dengan integrasi suasana di luar bangunan.
Gambar 5.15 Integrasi antara ruang dalam ke ruang luar Sumber: 2013 Trend Report , Top 10 Global Spa & Wellness Trends Forecast
77
Kesan yang didapatkan antara lain: o Hangat: Dengan pemakaian warna coklat dan bahan bangunan seperti kayu. Mengekspose struktur bangunan, selain memberikan estetika juga memberikan kesan hangat. o Fokus: Dengan elemen air sebagai pemusatan pikiran. Elemen air dapat digunakan dengan cara pemantulan, pergerakan, dan suara air. Setiap pemanfaatan memberikan kesan fokus. o Privat: Dengan menyusun bangunan secara terpisah, tidak saling terkait, dan masingmasing memiliki titik pemandangan yang indah. Menyatu dengan alam menjadi bagian privasi dimana alam (vegetasi) dapat ditata untuk memberikan privasi terhadap suatu ruang namun tidak mengurangi pemandangan yang ada.
5.4
Konsep Tampilan Bangunan 5.4.1 Bahan Bangunan 5.4.1.1 Alami Bahan bangunan alami diprioritaskan sebagai bahan utama bangunan. Namun untuk beberapa keadaan seperti kontruksi utama, bahan bangunan alami tidak akan dipergunakan mengingat kemampuan daya tarik dan tekan yang terbatas. Bahan alami yang digunakan seperti: o Kayu sebagai kontruksi atap, dinding, kusen, plafon, lantai o Batu sebagai dinding o Bambu sebagai kontruksi atap, dinding, kusen, lantai, plafon o Tanah liat sebagai dinding, pelapis dinding, cat
5.4.1.2 Buatan Bahan bangunan buatan merupakan perpaduan antara bahan bangunan alami dan buatan. Bahan bangunan ini akan difokuskan pada bagian konstruksi utama bangunan dan perkuatan pondasi dan tanah. Bahan bangunan buatan yang digunakan seperti beton, batu bata, semen, besi bertulang, besi profil dan lain-lain.
5.4.2 Warna Warna akan memberikan kesan tersendiri untuk suatu ruang. Beberapa warna dan kesan yang diberikan: o
Jingga, merupakan perpaduan warna merah dan kuning yang memberikan kesan hangat dan lembut.
o
Hijau, memberikan kesan dingin. Warna hijau lebih menggambarkan warna alam pegunungan yang memberikan kesejukan, kesegaran, dan ketenangan. 78
o
Cokelat, merupakan warna netral yang indentik dengan kayu dan tanah. Memberikan kesan hangat.
o
Hitam-Putih, memlambangkan kesan misterius, keheningan, ketenangan dan kesucian.
Jenis teknik warna yang akan digunakan adalah monokromatik. Skema warna monokromatik menggunakan perpaduan warna value (nilai warna atau tingkat kecerahan warna dari terang ke gelap atau dari putih ke hitam) dan tone (deretan warna yang dicampur dengan warna abu-abu).
Gambar 5.16 Diagram Warna Value dan Tone Sumber: Penulis
5.5
Sistem Bangunan 5.5.1 Sistem Pencahayaan Sistem pencahayaan berasal dari cahaya matahari untuk siang hari dengan: o
Massa bangunan yang terpisah dan tidak berdempet membuat bangunan memiliki 4 sisi terbuka untuk mendapatkan cahaya matahari alami pada siang hari dengan cara pemantulan.
o
Massa bangunan yang rapat atau bangunan yang kekurangan cahaya di bagian tengah ruangan karena bentang bangunan yang terlalu lebar maka akan digunakan susunan atap genteng transparan sehingga cahaya matahari dapat masuk ke dalam ruangan.
Gambar 5.17 Pencahayaan Alami Sumber: Penulis
79
Sistem pencahayaan pada malam hari dengan menggunakan cahaya buatan dengan ketentuan: Tabel 5.3 Sistem Pencahayaan Buatan
Pencahayaan
Direct Kesan : menerangi ruangan
Indirect Kesan : memberikan kesan ruangan luas Contoh : lampu pada kamar tidur Contoh : lampu pada Hall dan lobby Kesan : memberikan fokus pada Kesan : mengarahkan jalur suatu objek tertentu Contoh : lampu sorot bangunan Contoh : jalan setapak, pemisah zonasi
Diffuse
Aimed
Sumber: Penulis
5.5.2 Sistem Penghawaan Site berada pada dataran tinggi sehingga suhu udara cukup rendah. Udara akan bergerak dengan orientasi Utara-Selatan dan sebaliknya, sesuai dengan kontur site yang menurun. Untuk beberapa keadaan: o
Massa bangunan yang terpisah dan tidak berdempet membuat bangunan memiliki 4 sisi terbuka untuk mendapatkan sirkulasi udara secara maksimal.
o
Massa bangunan yang dempet akan digunakan ventilasi silang sebagai pembantu sirkulasi udara. Ventilasi silang akan terpasang di bawah dan atas dinding karena udara dingin memiliki bobot lebih berat sedangkan udara panas memiliki bobot lebih ringan.
Gambar 5.18 Sirkulasi Udara pada Kontur dan Sirkulasi Ventilasi Silang Sumber: Penulis
5.5.3 Sistem Struktur Sistem struktur bangunan akan terbagi menjadi 3 bagian yaitu: o
Frame Struktur Frame struktur terbagi berdasartkan fungsi struktur sebagai: Perkuatan Tanah Sistem struktur untuk perkuatan tanah dan lereng kontur menggunakan: 80
o Bored Pile (tiang pancang) Penggunaan tiang pancang mengacu pada kekuatan tanah. Tanah pada lereng berkontur umumnya mudah longsor, sehingga dengan memasang tiang pancang dengan jarak dan ukuran tertentu akan memperkuat kekuatan tanah.
Gambar 5.19 Board Pile (tiang pancang) Sumber: http://pilarkaryasukses.co.id/web1/uploads/images/jenisbor/newnewnewnewnewmetoda.GIF
o Bearing Wall Bearing wall atau dinding penahan dipasangkan pada bagian lereng kontur karena dapat terjadi longsor. Bearing wall dapat berupa cor beton maupun susunan batu kali yang ditumpuk.
Gambar 5.20 Bearing Wall (dinding penahan) Sumber: Penulis
Perkuatan Bangunan Sistem perkuatan bangunan dengan sistem struktur konvensional dan modern. Struktur bangunan konvensional untuk bangunan sederhana dengan 1 lantai. Struktur bangunan modern untuk bangunan dengan fungsi kompleks dan memiliki 2 lantai. 81
o
Bahan Struktur
Struktur berdasarkan pada sifat bangunan:
Bangunan permanen akan menggunakan struktur buatan seperti beton bertulang sebagai kontruksi utama. Contoh: hal utama, penginapan massal.
Bangunan tidak permanen akan menggunakan struktur kayu, bambu, batu sebagai kontruksi utama. Contoh: gazebo, penginapan perseorangan, ruang meditasi personal
o
Finishing Struktur
Finishing struktur dapat menggunakan:
Tanah liat sebagai finishing struktur pada bangunan sederhana satu lantai. Tanah liat dapat dirangkai dan dbentuk sesuai keinginan sehingga memberikan kesan artistik.
Tempelan batu alam sebagai finishing struktur pada bangunan lebih kompleks dengan kontruksi beton bertulang. Tempelan batu alam sebagai bentuk penyatuan antar bangunan dengan keadaan sekitar.
Gambar 5.21 Finishing Struktur Sumber: Dharmajala (kiri), flickr.com/photos/heryusb (kanan, diakses 7 Juli 2014 )
5.5.4 Sistem Utilitas Sistem utilitas yang akan dibahas berupa: o
Sistem Jaringan Air Bersih Setiap bangunan akan memiliki dua sumber air bersih yaitu:
Sumber air bersih untuk konsumsi berasal dari sistem pengairan yang dikelola oleh dusun.
Sumber air bersih untuk keperluan diluar konsumsi berasal dari penampungan air hujan yang telah diolah.
82
Gambar 5.22 Rain Harvesting Sumber:http://upload.wikimedia.org/wikipedia/commons/0/0b/Simple_Diagram_to_show_Ra inwater_Harvesting.png
o
Sistem Jaringan Air Limbah Untuk Jaringan Air Limbah terpisah menjadi dua:
Black Water (air dari closet), akan dikelola dengan sistem septic tank. Sistem jaringan black water akan memanfaatkan kontur lahan sebagai penggerak jaringan.
Grey Water (air dari cucian, mandi, wastafel), akan dikelola dengan filtrasi bertahap dengan bantuan tanaman eceng gondok. Fungsi eceng gondok adalah sebagai filtrasi dan kalibrasi tingkat kejernihan air.
Gambar 5.23 Pengolahan Grey Water dengan Filtrasi Eceng Gondok Sumber: Penulis
o
Sistem Jaringan Listrik Sistem jaringan listrik menggunakan sistem jaringan PLN dan menggunakan generator set sebagai pembangkit listrik cadangan. Tidak digunakan solar panel karena keadaan pada site dimana keadaan cerah dan panas matahari sudah ditemui.
83