Tempat Informasi HIV AIDS serta Komunitas ODHA dan OHIDHA
BAB V KONSEP PERANCANGAN
V.1 KONSEP DASAR PERANCANGAN Konsep dasar perancangan pada Tempat Informasi HIV AIDS serta Komunitas ODHA dan OHIDHA ini terlahir dari pendekatan Arsitektur Perilaku. Dengan menganalisa perilaku dari penderita, maka dapat diperhatikan dampak negatif dan positifnya dimana desain harus mereduksi dampak perilaku negatif dan memberikan sarana yang memadai untuk dampak perilaku positif.
V.2 KONSEP TAPAK V.2.a. Konsep Penzoningan Alternatif 1 berdasarkan analisa lingkungan
Keadaan
bagian
utara
tapak
ramai
kendaraan yang berlalu lalang, sehingga bagian ini cocok untuk area publik.
Bagian selatan berbatasan lahan kosong dan jalan, namun jalan ini sepi kendaraan. Dan keadaan lingkungan belum padat bangunan sehingga bagian ini menjadi alternatif untuk area private ataupun semi privat.
n
Bagian barat hanya terdapat deretan ruko, sehingga bagian ini digunakan sebagai area semi publik.
Bagian timur merupakan bagian yang sepi dari
kegiatan
berbatasan
dan
dengan
tenang,
karena
belakang
RSUD
Cengkareng. Sehingga area ini dapat digunakan sebagai alternatif area private.
Dewi Purbo Retno (41206010023)
45
Tempat Informasi HIV AIDS serta Komunitas ODHA dan OHIDHA
Alternatif 2 berdasarkan analisa kebisingan
Bagian
selatan
dan
timur
merupakan
kebisingan tinggi sebab banyak kendaraan yang berlalu lalang menuju rumah sakit, ruko ataupun ke kompleks perumahan di sekitar tapak.
Bagian timur tingkat kebisingannya paling rendah karena tidak ada kendaraan yang mewati area ini. Sehingga pada area ini di
n
alternatifkan sebagai area privat.
Bagian selatan tingkat kebisingannya tidak terlalu tinggi namun terdapat beberapa kendaraan yang melewati, sehinnga area ini dapat di alternatifkan sebagai area semi privat.
Alternatif 3 berdasarkan analisa sinar matahari dan angin
Bagian selatan dan timur tapak akan ditanami banyak pohon untuk mengurangi panas dan cahaya/sinar langsung dari matahari.
Lapangan olahraga outdoor dibuat tidak menghadap timur dan barat agar tidak terkena
silaunya
matahari
saat
berolahraga.
n
Di tengah tapak dibuat plaza dan tamantaman hal ini agar dapat mereduksi panas dan memberi kesejukan.
Bangunan dibuat majemuk agar udara dapat masuk ke semua ruangan.
Dewi Purbo Retno (41206010023)
46
Tempat Informasi HIV AIDS serta Komunitas ODHA dan OHIDHA
V.2.b Penzoningan perletakan massa bangunan : Entrance : Parkir : Fasilitas Informasi : Amphitheater : Fasilitas Terapi : Fasilitas Pelatihan & Ketrampilan : Fasilitas service n
: Sarana Olahraga : Fasilitas Pengelola : Lapangan terbuka
Perletakkan massa – massa bangunan di atas tidak terlepas dalam analisa tapak, sebab dari analisa tapak dapat diterapkan bangunan sebagai berikut :
Entrance dipilih menghadap utara karena bagian ini
merupakan bagian paling
ramai pada area tapak.
Fasilitas informasi diletakkan sebagai bangunan utama, karena fasilitas ini diperuntukan untuk umum (area publik).
Fasilitas service diletakkan di pojok, bermaksud agar tidak mengganggu kegiatan area publik.
Dewi Purbo Retno (41206010023)
47
Tempat Informasi HIV AIDS serta Komunitas ODHA dan OHIDHA
Fasilitas terapi dan fasilitas pelatihan
ketrampilan
untuk ODHA diletakkan
diletakkan dibagian timur dan selatan, karena area ini merupakan area tenang yang cocok untuk area privat.
Orientasi sarana olahraga utara dan selatan, hal ini bertujuan agar orang yang sedang berolah raga tidak terganggu kegiatannya oleh silaunya sinar matahari (olahraga outdoor).
V.3
Konsep Massa Bangunan Konsep massa bangunan melihat dari perilaku pengguna bangunan. Karena para ODHA rentan cidera, maka bentuknya pada ujung-ujung bangunan dibuat tumpul (tidak lancip) hal ini agar mengurangi resiko cidera luka. Semaksimal mungkin penataan ruang digunakan seefisien mungkin, yang dapat memberi kesan teratur dan mudah dalam perletakan perabotannya karena hal ini akan membawa dampak pada jiwa ODHA.
Contoh :
V.4 Konsep material Yang Digunakan Penerapan setiap material bangunan, diterapkan sesuai tema yaitu “Arsitektur Perilaku” sebab penggunaan material sebaiknya sedetail mungkin agar dapat memberikan nuansa yang berbeda dan memiliki makna yang positif untuk ODHA maupun OHIDHA.
Dewi Purbo Retno (41206010023)
48
Tempat Informasi HIV AIDS serta Komunitas ODHA dan OHIDHA
V.1.4.1. Parket (Parquet)
Lantai kayu (parket) dipilih karena : lebih lunak sehingga aman untuk ODHA. Lebih bersih, kotoran tidak dapat melekat , sangat baik untuk penderita alergi debu dan orang yang rentan penyakit seperti ODHA. Tidak menyerap dingin (memberi kesan hangat). Tidak dapat pecah ataupun retak seperti Granit / Marmer / keramik. Tidak dapat bernoda seperti Marmer / keramik. Kedap suara. Memberi kesan natural
Pemasangan Pemasangan parket sebetulnya sangat mudah dan tidak rumit. Hanya saja, Anda harus teliti dan hati-hati saat memasangnya agar presisi. Parket bisa dipasang melapisi lantai beton maupun lantai yag sudah dilapisi ubin keramik. Jadi, jika ingin mengganti penutup lantai lama dengan parket, tak perlu buru-buru membongkar penutup lantai lama. Parket bisa langsung dipasang di atasnya.
Perawatan
Bersihkan lantai parket dengan penyedot debu, sapu atau kain yang lembut agar permukaannya tak tergores.
Lantai Parket tidak perlu di pel.
Untuk menjaga keawetannya, hindari penggunaan air secara berlebihan saat membersihkan lantai parket.
Jika lantai parket ternoda makanan atau minuman, angkat kotoran dengan tisu atau lap kering.
Manfaatkan
air
perasan
lemon
atau
belimbing
wuluh
untuk
membersihkan noda membandel dan membuat lantai parket lebih berkilau.
Dapat juga menggunakan cairan pembersih untuk parket yang sekarang sudah banyak terdapat di toko-toko.
Dewi Purbo Retno (41206010023)
49
Tempat Informasi HIV AIDS serta Komunitas ODHA dan OHIDHA
V.5 KONSEP RUANG DALAM BANGUNAN 1. Ruang Reseptionis Pada ruang reseptionis ini memiliki unsur hangat, kekeluargaan dan welcome. Dinding kayu (javor) dan meja kayu reseptionis yang kokoh memeberi kesen hangat dan kekeluargaan.
perpaduan
warna
lantai
keramik hitam dan putih kekreman menunjukkan ke arah reseptionis.
2. Ruang konsultasi Pada ruang konsultasi ini memiliki warna-warna hangat sehingga menimbulkan suasana nyaman dan akrab. Furniture archwood ini membuat ruangan menjadi hangat dan akrab
Lantai memakai parket agar ruang menyatu dengan ruangan. Memberi kesan hangat dan akrab.
Dewi Purbo Retno (41206010023)
50
Tempat Informasi HIV AIDS serta Komunitas ODHA dan OHIDHA
3. Ruang periksa Ruang periksa ini memiliki kesan yang bersih, segar, luas dan hangat. Lemari
kecil
menggunakan
material Wallwood selain memberi kesan
hangat
juga
membuat
ruangan menjadi akrab
Lantai menggunakan karpet berbahan lembut agar nuansa ruang lebih sejuk dan hangat.
V.6
KONSEP RUANG LUAR dan SIRKULASI DALAM BANGUNAN 1. Area Bersama di Ruang Luar
Image ruang bersama dibuat melingkar menandakan tempat berkumpul, bersatu semua orang-orang dalam komunitas ini. Dibuat kolam dan taman-taman agar tempat berkumpul ini nyaman dan dapat memberikan kesejukan jiwa dan raga. Dibuat gazebogazebo yang simple untuk tempat duduk dengan konsep terbuka hal ini agar para ODHA merasa bebas (tidak ada beban).
Dewi Purbo Retno (41206010023)
51
Tempat Informasi HIV AIDS serta Komunitas ODHA dan OHIDHA
Ruang duduk di area luar bangunan
V.7 KONSEP SCULPTURE sculpture
Konsep sclupture dibuat kokoh, hal ini melihat perilaku ODHA bahwa ODHA itu kuat, tidak boleh dan mudah putus asa. Slcupture ini menandakan jiwa yang semangat.
Dewi Purbo Retno (41206010023)
52
Tempat Informasi HIV AIDS serta Komunitas ODHA dan OHIDHA
V.8 KONSEP STRUKTUR BANGUNAN Struktur bangunan menggunakan batu kali, dengan pertimbangan beban yang dipikul relatif kecil, pengerjaannya mudah dan cepat, dan dampak yang ditimbulkan tidak merusak lingkungan.
V.9 KONSEP MEKANIKAL ELEKTRIKAL
INSTALASI
Penerangan
Telepon
Air
Listrik
Lainnya
Air kotor
Air bersih
Telkom
Air PAM
Air limbah Air Hujan Mandi / cuci
WC
Septictank
Resapan Riolering / Saluran Pembuangan Dewi Purbo Retno (41206010023)
53
Tempat Informasi HIV AIDS serta Komunitas ODHA dan OHIDHA
V.9.1 Pencahayaan Pencahayaan pada bangunan ini menggunakan pencahayaan alami dan buatan, pencahayaan alami digunakan seoptimal mungkin di siang hari, sedangkan di malam hari menggunakan pencahayaan buatan. Lampu peda bangunan menggunakan jenis lampu TL, down light, dan lampu duduk
V.9.2 Sistem Komunikasi Telepon disediakan pada ruang – ruang tertentu seperti ruang untuk informasi, kantor, serta ruang berkumpul. Hal ini bertujuan untuk menunjang
sistem komunikasi pada bangunan antara pelaku dan
pengguna.
V.9.3 Sistem Proteksi Kebakaran Pada bangunan ini menggunakan smoke detector sekaligus sebagai sprinker. Penempatan sistem proteksi kebakaran tidak hanya diletakkan di area informasi tetapi terdapat juga di dapur, ruang pelatihan dan keterampilan.
Dewi Purbo Retno (41206010023)
54
Tempat Informasi HIV AIDS serta Komunitas ODHA dan OHIDHA
V.9.4 Sistem Tata Udara Sistem udara pada bangunan menggunakan penghawaan alami dan buatan seperti AC, kipas angin dan hexos.
Dewi Purbo Retno (41206010023)
55