BAB V KONSEP PERANCANGAN
5.1
KONSEP PEMINTAKATAN TAPAK DAN BANGUNAN Pemintakatan tapak dilakukan berdasarkan fungsi-fungsi yang terdapat dalam bangunan. Tapak dibagi menjadi beberapa zona, yaitu : private, semi public, public. Bangunan berorientasi ke arah utara sekaligus ke arah puncak dari lahan terebut. Bangunan diletakan berdasarkan hirarki. Bangunan teater bintang diletakan pada bagian teratas sebab merupakan fungsi yang utama sekaligus menjadi point of interest bangunan planetarium ini. Massa bangunan yang lain diletakan mengikuti sumbu radial dari massa bangunan teater bintang. Diharapkan bangunan planetarium ini dapat menjadi tengaran kawasan, sehingga harus lebih menonjol dari bangunan lainnya yang terdapat pada kawasan tersebut, baik secara massa bangunan, penempatan massa, hingga tampak bangunan.
Gb. 5.1 Konsep Pemintakatan Tapak
5.2
Gb. 5.2 Konsep Peruntukan Lahan
KONSEP TATA RUANG LUAR dan MASSA Pola ruang luar berbentuk radial mengikuti massa bangunan utama dan bentuk site itu sendiri. Masing-masing ruang luar dibagi berdasarkan peruntukan fungsi-
39
fungsi bangunan. Kawasan ini merupakan kawasan konservasi, sehingga sedikit mungkin melakukan perkerasan pada lahan. Menggunakan pohon-pohon untuk mempertegas aktivitas disekelilingnya, seperti : penggunaan pohon cemara atau pinus sebagai elemen penunjuk/pengarah, penggunaan pohon peneduh pada daerah pedestrian dan parkir, dan sebagainya. Area penerima merupakan plaza, tidak langsung berhadapan dengan bangunan agar pengunjung tetap menikmati ruang luar secara maksimal. Pola jalan, pohon, dan elemen ruang luar lainnya mengikuti pola radial untuk mempertegas massa utama. Pemanfaatan ruang luar sebagai
ruang
bersama
kawasan
sekaligus
berfungsi
sebagai
galeri
terbuka/sculpture park yang berbentuk plaza. Penggunaan ramp sebagai sirkulasi vertikal pada ruang luar untuk memudahkan pejalan kaki dan divable person mengakses bangunan, sekaligus memberikan pilihan kepada pengunjung. Menggunakan pohon ketapang dan mahoni sebagai pohon peneduh, dan menggunakan cemara irian, perdu, dan palem untuk menimbulkan efek trasparan.
Gb. 5.3 Galaksi
Gb. 5.4 Konsep Tata Ruang dan Peletakan Massa
Konsep massa bangunan mengambil analogi benda luar angkasa yang memiliki unsur lengkungan. Hal ini juga merupakan karakteristik bangunan planetarium. Bangunan ini terdiri dari beberapa massa berdasarkan fungsinya masing-masing. Massa utama yang merupakan bangunan planetarium berbentuk ¾ lingkaran untuk menimbulkan kesan dominasi dan menjadi fokus dari bangunan
40
planetarium tersebut. Sementara itu, massa bangunan lainnya tidak berbentuk kubah untuk
tetap
mempertahankan
dominasi
massa
utama,
namun
membentuk
lengkungan pada bagian depan untuk memperlihatkan satu kesatuan dengan massa utama. Massa bangunan lain dirancang berdasarkan grid melengkung dan sumbusumbu yang ditarik dari pusat massa utama.
Gb. 5.5 Konsep Massa
5.3
KONSEP PENCAPAIAN Bangunan planetarium ini dapat diakses melalui JL. Ir. H .Djuanda ataupun Jl. Bukit Dago Utara dengan berkendaran ataupun berjalan kaki. Pintu masuk utama menghadap ke arah taman kawasan. Pintu utama ini dapat diakses oleh kendaran motor, mobil, bis, ataupun pejalan kaki. Pintu masuk lain untuk pejalan kaki terletak di ujung lahan yang berhadapan langsung dengan pintu masuk Kampus D3 UNPAD. Kedua pintu masuk diletakan pada jalan utama, sehingga pengunjung dapat dengan mudah mengakses bangunan. Sedangkan jalur servis diletakan pada area yang jarang dilewati mobil untuk mempermudah aksesibilitas servis ke lahan. Namun pada waktu-waktu tertentu, jalur servis dapat dibuka sebagai pintu keluar lahan. Parkir mobil dan motor diletakan
41
pada daerah yang relatif landai. Sedangkan bis disediakan offset parking sebab bis bersifat menunggu, sehingga aktifitas parkirnya tidak akan menggangu lalu lintas.
Gb. 5.6 Konsep Pencapaian
5.4
KONSEP STRUKTUR Struktur bengunan secara umum menggunakan struktur rangka, beton, baja. Struktur bangunan utama, kubah transparan, menggunakan struktur baja plat yang dipesan khusus dengan dimensi 600.200 pada bagian bawahnya dan makin mengecil pada bagian atasnya. Prinsip baja plat ini hampir sama dengan prinsip baja wide flange, yaitu disusun dari bagian-bagian modular dan disambung oleh plat, sehingga
dapat
membentuk
lengkungan
dengan
sambungan
jepit.
Untuk
menggabungkan batang-batang plat baja tersebut, digunakan cincin baja pada setiap jarak 1 m dari puncak kubah. Setiap cincin baja memiliki diameter yang berbeda-beda sesuai dengan besarnya batang. Antar batang diberi struktur penguat berupa plat baja yang berfungsi juga sebagai struktur bingkai kaca.
Gb. 5.7 Penampang Atap
Gb. 5.8 Potongan Struktur
42
Sementara itu, struktur pada bagian kubah teater bintang, menggunakan struktur baja wide flange dengan dimensi 750.150.20. Struktur ini lebih ringan dan makin sering digunakan dalam pembuatan kubah teater dengan cara fabrikasi. Sama seperi struktur kubah utama, pada bagian atas kubah digunakan cincin baja sebagai media
penggabung
baja-baja
WF
tersebut.
Struktur
penggantung
layar,
menggunakan baja 2L dan kabel baja yang disambung pada baja WF. Struktur bangunan penunjang, seperti bangunan fasilitas pendidikan dan restoran, menggunakan struktur beton. Kolom dibuat persegi panjang dengan dimensi 25 x 50 untuk mengefisiensikan ruang dan mempertegas sumbu. Bagian atap menggunakan struktur baja atas pertimbangan bangunan bentang lebar. Sistem dilatasi pada jarak-jarak tertentu, terutama pada massa yang saling berhubungan, untuk pencegahan akibat aktivitas gempa.
Gb. 5.9 Sistem Dilatasi
Grouting dilakukan pada sistem dilatasi. Grouting merupakan cara merekatkan sloof yang satu dengan sloof lainnya dengan menggunakan lapisan elastomere, bahan semacam karet atau sealent.
5.5
KONSEP FASAD DAN SELUBUNG BANGUNAN Fasad bangunan menggunakan dinding transparan pada bagian tertentu. Fasad transparan dihasilkan oleh penggunaan material kaca. Sedangkan fasade masif dengan menggunakan material metal, beton, batu bata, dan batu kali. Fasade masif dibuat pada bagian barat untuk menghindari sinar matahari sore dan dapat ditambah dengan vegetasi untuk mencegah ketidak nyamanan dalam bangunan akibat panas yang disimpan oleh dinding kemudian dialirkan ke dalam ruangan saat sore hari. Selain itu, fasad masif dibuat pada massa ruang pameran. Hal ini dilakukan agar kubah transparan menjadi fokus yang utama. Sedangkan fasad
43
transparan dibuat pada bagian muka massa bangunan, untuk menjadi daya tarik bagi pengunjung. Fungsi didalamnya meliputi perpustakaan, cyber spot, dan restoran. Atap bangunan menggunakan material metal sheet, untuk menimbulkan efek futuristic dan metal sheet dapat dibentuk sesuai rancangan. Selain itu, metal sheet bukan merupakan material yang berat sehingga tidak membutuhkan struktur yang berat. Selubung pada massa utama menggunakan material kaca. Untuk mencegah efek rumah kaca yang timbul, maka pada beberapa bidang selubung dibuatkan sistem roof window yang beroperasi secara elektrikal. Roof window ini dapat dibuka pada setiap saat, kecuali pada malam hari atau hujan. Roof window ini berfungsi mengeluarkan udara panas yang berasal ari dalam bangunan, kemudian udara dingin masuk melalui lubang ventilasi yang lain, sehingga tidak akan menimbulkan efek rumah kaca. Selubung bangunan kubah selain menjadi pelindung kubah teater bintang, juga merupakan gaya arsitektur planetarium. Di bawah ini ditampilkan contoh bangunan yang menampilkan ekspresi sejenis dari bangunan planetarium yang akan dirancang.
Gb. 5.10 L’Hemisferic Planetarium
5.6
Gb. 5.11 Alder Planetarium
Gb. 5.12 Greenhouse
KONSEP RUANG PAMER Tata pameran terdapat 3 jenis : 1. partisipatif : pengunjung dapat melakukan eksperimen-eksperimen serta dapat merasakannya sendiri akibat percobaan yang dilakukan. Pengunjung yang berpatisipasi dalam percobaan tersebut akan menjadi objek peragaan bagi pengunjung lain.
44
2. aktif : pengunjung dapat mencoba sendiri benda-benda peragaan dengan pemencetan tombol-tombil dari materi peragaan 3. pasif : berupa poster-poster,vitrine, gambar, diorama, atau tulisan2. pengunjung hanya dapat melihat saja tanpa mengoperasikannya. Jenis pameran berdasarkan waktu dan ruang a. Pameran tetap di dalam (indoor) Materi yang disajikan merupakan benda-benda yang tidak tahan perubahan cuaca, benda2 yang peka dan mudah rusak, koleksi yang dimensinya relatif kecil Sekalipun disebut pameran tetap namun tidak berarti tidak pernah berubah, pada waktu tertentu setelah tiba massanya akan diadakan pergantian materi. b. Pameran temporer di dalam Materi yang diperagakan merupakan benda-benda peragaan yang berasal dari program pertukaran pameran, dari pihak swasta maupun karya ilmiah masyarakat umum. Selain itu, materi diperagakan sesuai dengan tema pada program-program yang telah ditentukan. c. Pameran temporer di luar Biasanya merupakan benda2 besar dan berat serta waktu pamerannya singkat. Benda pamer Benda peraga dirancang dengan dasar pemikiran bahwa pengunjung dapat lebih berpartisipasi dan memperoleh pengalaman sebaik-baiknya. Hal tersebut sesuai dengan tujuan planetarium. Untuk mempermudah daya tangkap pengunjung, pameran dilengkapi dengan benda peraga dan peralatan audio visual seperti slide televisi film. Untuk melindungi benda-benda peraga tesebut dilakukan dengan cara menutup sebagian permukaannya dengan paraglass atau bahan lain atau melekat tanamkan pada lantai/dinding. Kolom-kolom pada ruang pameran dibuat dengan ukuran yang besar, selain memenuhi tuntutan struktur, juga untuk media display barang pameran. Di bawah ini ditampilkan gambaran suasana yang diinginkan dari ruangan pameran Planetarium Bandung. Foto-foto/gambar-gambar tersebut diambil dari rancangan penatan ruangan pameran pada beberapa planetarium yang telah ada.
45
Gb. 5.13 Galeri Planetarium Beijing
Gb. 5.14 Galeri
Gb. 5.15 Galeri Alder Planetarium
5.7
Gb. 5.16Galeri Planetarium Beijing
KONSEP SIRKULASI BANGUNAN Sirkulasi vertikal bangunan ini menggunakan ramp. Pengunaan ramp didasari oleh konsep penciptaan pengalaman ruang yang berbeda setiap jarak tertentu. Ramp dibuat mengelilingi kubah teater bintang agar pengunjung dapat menikmati suasana pameran sekaligus ruang luar tanpa terputus hingga sampai pada area masuk teater bintang. Fungsi lain ramp ini adalah untuk memberikan kenyamanan bagi divable person. Ratio kemiringan adalah meksimal 1:10. Ramp ini juga memudahkan petugas melakukan distribusi barang ke area peneropongan umum.
46
Sirkulasi vertikal bagi pengelola menggunakan tangga dan dumb waiter. Tangga dapat diakses dari bagian pengelolaan, namun tidak dapat diakses secara langsung oleh pengunjung. Dumb waiter digunakan untuk menyalurkan barang dari loading dock dan ruang kurator menuju ruang persiapan pameran. Barang-barang yang dibawa berupa materi pameran yang sulit dibawa melalui tangga. Sedangkan sirkulasi horizontal terbagi menjadi 2, yaitu sirkulasi utama dan sirkulasi sekunder.
Gb. 5.17 Ramp pada Rose Center Planetarium
5.8
Gb. 5.18 Pertemuan tangga dan ramp
KONSEP UTILITAS Sistem Pencahayaan : Cahaya buatan digunakan pada bagian-bagian tertentu, seperti ruang teater bintang, ruang pameran, teater mini, bagian pengelolaan, perpustakaan. Sedangkan cahaya alami digunakan pada kubah utama, restoran, lobby, dan lain-lain, melalui jendela maupun roof window. Sistem Penghawaan : Sistem penghawaan buatan digunakan pada fungsi-fungsi yang membutuhkan pengkondisian tertentu seperti teater bintang, ruang pameran, ruang bermain, dan teater mini. Fungsi pengelolaan juga menggunakan penghawaan buatan karena terletak pada semi basement. Penghawaan buatan mengunakan sistem AC Multi Split untuk menjaga efisiensi. Ruang AC diletakan pada roof top ruang pameran dan diselubungi oleh dinding untuk mempertahankan estetika bangunan. Sistem penghawaan alami digunakan pada fungsi restoran dan kubah utama. Penghawaan alami pada kubah utama menggunakan sistem roof window yang
47
bekerja secara elektrik. Fungsi utama roof window pada bangunan planetarium ini yaitu untuk mencegah efek rumah kaca yang diakibatkan pemakaian kaca sebagai material selubung kubah. Dengan adanya roof window, udara panas yang berasal dari dalam bangunan akan didistribusikan keluar dan udara dingin dari luar masuk ke dalam melalui bagian roof window yang lain. Sistem Tata Suara : Sumber suara pada teater bintang diletakan pada lantai di bawah ruang pertunjukan. Speaker diletakan pada rangka-rangka penutup layar. Selain itu, diperlukan peredam suara untuk menjaga akustik ruangan. Peredam suara tersebut antara lain berasal dari bahan langit-langit, penutup dinding alumunium, penutup lantai karpet, atau busa pada kursi. Sedangkan tata suara pada ruang pameran dan ruangan yang lain, dikontrol oleh operator. Sistem Air bersih dan Air Kotor : Sumber air bersih berasal dari air PAM dan sumur resapan. Kemudian dialirkan melalui ruang pompa menuju tanki air. Sementara air kotor dibuang ke septictank dan setelah mengalami proses penyaringan, dialirkan ke riol kota.Septictank sebaiknya diletakan berjauhan dari sumur resapan agar tidak menceri sumber air bersih. Pada saat-saat tertentu, mobil penguras septictank akan mengakses kawasan, sehingga peletakan septictank harus mudah dijangkau oleh mobil servis. Sistem Listrik : Sumber listrik berasal dari PLN melalui trafo-trafo yang berada di sekitar kawasan. Namun karena bangunan planetarium merupakan fasilitas publik yang harus terus berkegiatan pada waktunya, maka diperlukan genset untuk mencegah apabila terjadi gangguan listrik. Genset diletakan jauh dari pusat kegiatan karena akan menimbulkan gangguan suara.
5.9 METODA MEMBANGUN Menurut wikipedia : Ukuran diameter kubah planetarium berkisar 3 - 30 m, yang dapat mengakomodasi 1 – 500 oarang penonton. Kubah tersebut dapat permanen atau temporer, tergantung pada aplikasinya. Kubah temporer dapat
48
diubah-ubah dalam semenit. Kubah seperti ini biasa digunakan pada kunjungan planetarium, contohnya : kunjungan dari sekolah atau pusat komunitas. Struktur sementara menggunakan lembaran GRP ( Glass Reinforced Plastic ) yang dapat dipaku atau disatukan dalam satu rangka. Karena kemungkinan menghabiskan banyak waktu dalam konstruksinya, cara ini akan lebih cocok diaplikasikan seperti stand-stand pammeran dimana kubah akan bertahan dalam beberapa waktu atau beberapa hari. Pada beberapa planetarium, metoda membangun menggunakan rangka baja yang dilengkungkan, diberi rusuk dan penguat sebagai struktur sementara.
Metoda membangun kubah teater bintang pada Rose Center Planetarium :
Gb. 5.19 Pemasangan rangka baja sebagai struktur kubah
Gb. 5.22 Mockup penutup kubah
Gb. 5.20 Pembuatan kolom baja
Gb. 5.21 Sambungan rangka baja
silinder sebagai struktur
dipasang pada pertemuan
pendukung utama kubah
rangka baja
Gb. 5.23 Rangka mockup
Gb. 5.24 Panel alumunium sebagai penutup rangka kubah. Bagian dalamnya dilubangi
49
Gb. 5.25 Panel alumunium dipasang sesuai rangka baja
Gb. 5.28 Pembuatan ramp sebagai
Gb. 5.26 Pemasangan panel alumunium
Gb. 5.27 Pemasangan panel pada
pada seluruh rangka kubah
pertemuan kolom-kubah
Gb. 5.29 Pembuatan penutup ramp
sirkulasi vertikal dengan menggunakan material baja
Metoda membangun kubah teater bintang pada Downing Planetarium :
Gb. 5.30 Struktur kubah dibuat dengan struktur rusuk pendukung menggunakan material besi/baja.
Gb. 5.31 Pengerjaan menggunakan crane
50
Gb. 5.32 Setelah terbentuk rangka kubah, rangka tersebut diberi penguat melintang dan membujur seperti bentuk “V” agar
Gb. 5.33 Rangka berbentuk setengah lingkaran sebagai penyatu rusuk
struktur menjadi kaku
Gb. 5.34 Pemasangan panel alumunium pada rangka-rangka baja. Bentuk panel disesuaikan dengan segmen yang terbentuk oleh rangka
Gb. 5.35 Pemasangan sekrup sebagai alat
Gb. 5.36 Tahap terakhir yaitu pengecatan
panel alumunium
51