BAB V Kesimpulandan Rekomendasi A. Kesimpulan Berdasarkan hasil evaluasi yang merupakan hasil penelitian kualitatif dengan metoda deskriptif non experimen dan hasil analisis data dari teknik pengumpulan data pada evaluasi implementasi KTSP Fisika SMA kelas X semester I yang meliputi materi Besaran-besaran Fisika, Pengukuran, Vektor dan Gerak merupakan informasi yang diperoleh dari lapangan, kemudian dimasukan
kedalam framework matriks
deskripsi
model Countenance Stake berdasarkan kriteria yang telah ditetapkan, dan proses analisis data yang telah ditetapkan menurut Stake.Dimana definisi “evaluasi kurikulum” berdasarkan pernyataan SK, KD dan indikator diatas sebagai dokumen merupakan proses penentuan nilai dan angka tentang keterkaitan
dokumen-dokumen
yang
diuraikan
tersebut
(Schubert
1986:262), sedangkan terwujudnya pembelajaran di dalam kelas adalah implementasi kurikulum, maka definisi “evaluasi implementasi kurikulum” adalah proses penentuan nilai dan angka tentang tingkat
ketercapaian
dokumen standar isi - standar kompetensi -kompetensi dasar-indikator dan RPP tersebut dapat diaktualisasikan kedalam pembelajaran di kelas. Pertama, berdasarkan temuan bahwa Framework Matriks Model Evaluasi Countenance Stake dapat menyediakan informasi bagi pengambil keputusan, dengan penambahan 2 kolom vertikal kebawah sebagai keputusan hasil dari logical contingency dan empirical contingency bagi Bab 5.Model Evaluasi Countenance Stake
280
setiap materi, sementara untuk congruence tidak perlu penambahan kolom matriks judgment. Kedua, untuk matriks yang dianalisis secara logical contingency pada matriks perencanaan yang diharapkan (Intended), adanya keaneka ragaman framework matriks yang terisi atau adanya perbedaan isi framework matriks antara standar peneliti dan data lapangan, hal ini menunjukkan kualitas perencanaan implementasi kurikulum dapat dilihat pada grafik batang, tinggi rendahnya grafik batang dapat diartikan tinggi rendahnya pemahaman dan kemampuan guru dalam perencanaan untuk menyampaikan informasi, yang merupakan organisasi bahan ajar. Ketiga, untuk matriks yang dianalisis secara Empirical Contingency pada matriks Observation adanya keaneka ragaman framework matriks yang terisi atau adanya perbedaan isi framework matriks antara standar peneliti dan data lapangan, hal ini menggambarkan keaneka ragamanpola guru
mengajar.
Sedikitnya
dan
banyaknya
matriks
yang
terisi
menggambarkan sempitnya dan luasnya organisasi bahan ajar, hal ini menunjukkan tingkat implementasi yang diartikan sejauh mana kegiatan atau upaya guru untuk menerapkan kurikulum. Tinggi dan rendahnya grafik batang menunjukkan banyak dan sedikitnya proses penyampaian hal ini menunjukan kualitas proses implementasi kurikulum dapat dilihat pada grafik batang, tinggi rendahnya grafik batang dapat diartikan tinggi rendahnya pemahaman dan kemampuan guru dalam menyampaikan informasi, yang merupakan organisasi bahan ajar. Bab 5.Model Evaluasi Countenance Stake
281
Keempat, untuk matriks yang dianalisis secara Congruence (dalam istilah matematik sama dan sebangun, sedangkan dalam istilah sosial merupakan konsep yang relevan) hal ini menunjukan kualitas proses perencanaan yang diharapkan
(Intended) dan proses realitasnya
(Observasi) pada implementasi kurikulum dapat dilihat pada grafik batang, tinggi rendahnya grafik batang dapat diartikan tinggi rendahnya keajegan (consistency) guru dalam membuat perencanaan yang akan disampaikan pada proses implementasinya. Kelima, framework Model CountenanceStakedengan visualisasi matriks Butler (1979:122) sangat efektif untuk mendeteksi kualitas perencanaan kurikulum (organisasi bahan ajar) yang terdapat dalam curriculum content (Standar Isi, Standar Kompetensi, kompetensi dasar, silabus), dan curriculum materials(RPP Guru), dan kualitas realitasnya implementasi kurikulum (pola guru mengajar) atau sejauh mana upaya guru untuk menerapkan kurikulum. Keenam, analisis kegiatan belajar (Task Analysis) merupakan faktor pendukung dalam implementasi kurikulum. Ketujuh, Binary Square Symetric Similarity Matrix for the Sort (William M.K Troachim, 2006), sangat membantu untuk mengkonversi data kualitatif menjadi data kuantitatif. sehingga dengan mudah dapat didapat angka dan nilainya.
Bab 5.Model Evaluasi Countenance Stake
282
Kedelapan, Overlay Scanning Matrix Excell (Sony, 2011), sangat membantu Quick Count pada processing analisis data, secara Logical Contingency, Empirical Contingency dan Congruence pada Evaluasi Model Countenance Stake. Kesembilan, Pola guru mengajar merupakan kurikulum yang ada pada dirinya, tentu saja ideal menurut pandangannya, artinya yang terbaik yang harus ada dalam kurikulum, (Hasan, 1988) dan implementasi kurikulum sebagai proses menjadikan atau mengubah kehendak menjadi realitas, (Hasan, 1988), dalam studi evaluative ini dapat dideskripsikan dan dinilai secara empiris.
B.
Rekomendasi B.1. Bagi Pengambil Keputusan pada Lembaga Diklat (P4TK IPA) didalam meningkatkan kompetensi guru Fisika SMA khususnya dari hasil evaluasi dengan menggunakan Framework Matriks Model Evaluasi Countenance Stake, yang menghasilkan sejumlah hasil analisis yang telah dilakukan. 1. Memberikan gambaran/informasi bagi pelatihan guru Fisika SMA dalam membuat bahan ajar Fisika pada RPP untuk memahami SK dan KD dan mengembangkannya kedalam Silabus dan RPP, meliputi scope dan sequence suatu bahan ajar.
Bab 5.Model Evaluasi Countenance Stake
283
2. Memberikan gambaran/informasi bagi pelatihan guru Fisika SMA dalam membuat bahan ajar Fisika pada RPP, untuk meningkatkan analisis bahan ajar untuk organisasi bahan ajar yang terstuktur. 3. Memberikan gambaran/informasi bagi pelatihan guru Fisika SMA dalam membuat bahan ajar Fisika pada RPP, untuk melakukan evaluasi terhadap kinerja guru di lapangan, khusus implementasi kurikulum agar sertifikasi guru benarbenar guru yang profesional. 4. Memberikan gambaran/informasi bagi pelatihan guru Fisika SMA dalam membuat bahan ajar Fisika pada RPP, untuk melakukan evaluasi terhadap kinerja guru, khususnya pembuatanRPP yang benar-benar membuat RPP, agar penyampaian materi benar-benar mengusai apa yang direncanakan dan apa dilaksanakan. B.2. Bagi Pengambil Keputusan di Sekolah didalam meningkatkan kompetensi guru Fisika SMA. Adapun saran-saran yang perlu diperhatikan Kepala Sekolah : 1. Memberikan gambaran/informasi bagi para perancang kelengkapan
Administrasi
Pengembangan
Perangkat
Pembelajaran dapat dinilai sebagai tingkat kesiapan guru untuk
melaksanakan
pembelajaran
di
kelas
dan
memahami SK dan KD yang ada dalam KTSP.
Bab 5.Model Evaluasi Countenance Stake
284
B.3. Bagi Guru untuk meningkatkan kompetensinya perlu : 1. Memberikan gambaran/ informasi bagi guru Fisika dalam membuat bahan ajar Fisika pada RPP dan Task Analysis (Analisis Kegiatan Belajar) Gagne dan Matriks karakteristik Struktur Belajar Butler dapat mengakomodasi luasnya scope materi pembelajaran yang akan disampaikan, sehingga guru dapat mendeteksi segala kekurangan dalam menyampaikan suatu bahan ajar sebagai suatu organisasi bahan ajar. 2. Memberikan gambaran/informasi bahwa Task Analysis dalam struktur belajar sebagai pendekatan dalam implementasi kurikulum (transactions) dalam melihat scope dan sequence materi pembelajaran, sebagai suatu alat untuk menentukan suatu indikator pencapaian hasil belajar. 3. Memberikan gambaran/informasi
bagi perancang untuk
menyusun RPP pada kurikulum 2013 yang terkait hasil penelitian.
B.4. Bagi Pengambil Keputusan di Universitas Pendidikan Indonesia didalam dalam meningkatkan kompetensi mahasiswa. : 1. Memberikan gambaran/informasi bagi para perancang peneliti evaluasi implementasi kurikulum selanjutnya. 2.
Memberika gambaran/informasi bagi para perancang evaluasi KTSP selanjutnya.
Bab 5.Model Evaluasi Countenance Stake
285
Bab 5.Model Evaluasi Countenance Stake
286