BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI
Berdasarkan hasil penelitian, dan analisis data dan pembahasan hasil penelitian yang telah diuraikan pada Bab IV, penulis dapat menarik kesimpulan umum dan kesimpulan khusus. Berdasarkan kesimpulan yang diperoleh, maka dalam bab ini pula penulis akan mengajukan beberapa rekomendasi yang sekiranya dapat dijadikan sebagai masukan khususnya dalam menambah wawasan dan pengetahuan guru PKn, pembina ekskul dan siswa. A. Kesimpulan Umum Berdasarkan hasil penelitian yang telah dibahas dalam bab IV tampak bahwa dalam pembinaan kegiatan ekstrakurikuler untuk memantapkan jati diri siswa sebagai warga negara yang demokratis dan sadar hukum, perlu membangun kerja sama antara guru-guru PKn dengan pembina dan pelatih ekskul. Di samping itu yang tak kalah pentingnya adalah melengkapi sarana, prasarana ekskul dan pemenuhan biaya operasionalnya yang memadai. Sarana dan prasarana yang ada di sekolah secara umum sudah cukup memadai untuk melakukan kegiatan ekskul. Disamping itu, pengetahuan dan keterampilan yang dimiliki oleh pembina dan pelatih ekskul, sudah cukup baik. Sehingga kegiatan ekskul
dapat dilaksanakan dengan baik. Hal di atas juga
diimbangi dengan kenyataan yang ada di lapangan, bila dilihat dari sarana dan prasarana yang menunjang terhadap kegiatan ekskul SMP Negeri 10 Cimahi
235
236
cukup memadai, misalnya sudah memiliki rungan OSIS, Sanggar Pramuka, Ruang Paskibra, dan ruang PMR. Guru PKn di SMP Negeri 10 Cimahi sebanyak 5 orang, dari 5 orang guru tersebut yang sudah bersertifikasi 3 orang, dan dari 5 orang guru itu, 3 orang sedang mengikuti pendidikan S2. Begitu pula Para pembina dan pelatih ekskul sudah cukup profesional. Para pelatih didatangkan dari luar untuk membantu tugas harian pembina. Para pembina menysun program dan silabus latihan, mengatur
manajerialnya
dan
pelatih
melaksanakan
kegiatannya
dengan
didampingi pembina. Sehingga terjalin kerja sama yang sinergis. Setelah penulis melakukan penelitian, menganalisis dan membahas hasil penelitian tersebut, maka penulis dapat menarik beberapa kesimpulan. Berdasarkan kesimpulan yang diperoleh, maka dalam bab ini pula penulis akan mengajukan beberapa rekomendasi yang kiranya dapat dijadikan sebagai masukan kepada guru dan pembina ekskul khususnya dalam meningkatkan pembinaan terhadap siswa. B. Kesimpulan Khusus Beberapa kesimpulan khusus yang dapat dirumuskan oleh penulis berdasarkan sejumlah temuan dalam penelitian adalah sebagai berikut: 1. Kegiatan ekstrakurikuler dapat dijadikan sebagai wahana pembelajaran PKn. Karena kegiatan ekstrakurikuler dapat membantu pencapaian kompetensi kewarganegaraan, terutama keterampilan kewarganegaraan (civic skills), dan watak kewarganegaraan (civic dispositions).
Indikasinya dalam beberapa
kegiatan ekstrakurikuler Pramuka dilatihkan
nilai-nilai yang merupakan
237
muatan PKn, seperti adanya musyawarah dalam menentukan Pratama dan Komandan Regu (Danru), toleransi, kedisiplinan, patuh kepada peraturan, kebersamaan, bela negara dan kepemimpinan. Dalam ekstrakurikuler Paskibra dilatihkan sikap cinta tanah air, bela negara, kepemimpinan, tata cara memilih ketua, dan sikap disiplin. Dalam ekstrakurikuler PMR dilatihkan rasa kemanusiaan, saling menolong, bersikap social, dan cara memilih ketua. Jadi kegiatan ekstrakurikuler
dapat memantapkan kepribadian siswa. Pada
akhirnya siswa yang mengikuti kegiatan ekstrakurikuler dapat terbiasa hidup demokratis, menghormati hak-hak asasi manusia, beriman dan ketaqwaan terhadap Tuhan Yang Maha Esa, berbudi pekerti luhur atau berakhlak mulia. 2. Kegiatan ekstrakurikuler dapat mengembangkan penguasaan teori, seperti pengetahuan tentang demokrasi, bela negara, kesadaran hukum.
Praktek
pembiasaan prilaku seperti musyawarah, toleransi, mawas diri, menghormati hak-hak asasi manusia, beriman dan ketaqwaan terhadap Tuhan Yang Maha Esa,
taat
kepada
peraturan.
Mengembangkan
keterampilan,
seperti
mengemukakan pikiran secara lisan dan atau tulisan dalam bahasa Indonesia yang baik dan benar dengan penuh argumentasi dan rasa tanggung jawab sosial pada waktu musyawarah. Berpartisipasi dalam lingkungan sekolah dan atau masyarakat secara cerdas dan penuh rasa tanggung jawab personal dan
sosial
dan semangat kekeluargaan misalnya pada saat kegiatan bakti
sosial. Membanguan kerjasama dengan orang lain atau organisasi lain atas dasar toleransi terhadap perbedaan, saling pengertian, dan kepentingan bersama misalnya pada saat latihan bersama dengan sekolah lain.
238
3. Kondisi yang dapat mengembangkan pembinaan ekskul adalah perencanaan kegiatan yang matang, jadwal latihan yang teratur, managemen yang tertata baik, animo siswa terhadap ekskul cukup tinggi, kemampuan dan kemauan pembina dan pelatih serta stake holder yang baik, dukungan finansial memadai, dan dukungan orang tua siswa. 4. Faktor penghambat pembinaan kegiatn ekstrkurikuler di SMP Negeri 10 Cimahi yaitu : (1) Dana operasional kegiatan yang sering terlambat. Masalah ini muncul disebabkan dana bantuan operasiol sekolah (BOS) tidak bisa dicairkan tiap bulan, (2) Fasilitas yang pas-pasan, sarana masih kurang, peralatan masih perlu dilengkapi, (3) Masih perlu menambah pengetahuan dan keterampilan pembina dan pelatih, (4) Masih perlu pembenahan managemen pengelolaan yang baik, (5) Tidak semua siswa anggota ekstrakurikuler mengikuti latihan secara aktif, sehingga pembinaan bagi siswa yang pasif tidak optimal. 5. Upaya-upaya yang dilakukan sekolah untuk memberdayakan ekskul agar membuahkan hasil yang optimal yaitu : (1) Sekolah menyediakan dana yang memadai
untuk
melaksanakan
kegiatan
ekstrakurikuler.
Besarannya
disesuaikan dengan jumlah ekskul yang dibuka dan pelatih yang akan didatangkan. Diawal tahun pelajaran sekolah menyusun RAPBS
dengan
memperhatikan ketersediaan dana ekskul. (2) Fasilitas dan alat penunjang latihan
dicukupi pengadaannya secara bertahap, dengan mengedepankan
suatu yang sangat mendesak. (3) Perekrutan tenaga pembina dan pelatih ekstrakurikuler di SMP negeri 10 Cimahi dipertimbangkan dari kemauan dan kemampuannya. Selain itu pihak sekolah pun
mendatangkan pelatih
239
profesional dari luar meskipun harus membayar lebih. Sementara guru yang menjadi pembina diaktifkan sebagai penyusun program dan pengawas latihan. (4) Pengelolaan kegiatan ekstrakurikuler dilaksanakan sebaik-baiknya khususnya pengaturan siswa, peningkatan disiplin siswa dan semua petugas. Sekolah pun menyusun kurikulum atau silabus kegiatan ekskul agar jelas tujuan, proses, target, dan evaluasinya. Tanpa adanya silabus kegiatan ekskul akan berjalan seadanya. Selain itu untuk menambah wawasan, para pembina ekstrakurikuler SMP negeri 10 Cimahi melakukan studi banding ke sekolahsekolah tersohor yang terbukti mempunyai ekskul bagus. Kemudian mengadakan kerja sama antar-sekolah. Untuk mengukur tingkat kemampuan siswa mengundang atau berkunjung ke sekolah lain untuk berlatih bersama, uji lomba, atau bertanding. (5) Sejak awal pihak sekolah mencari tahu bakat, minat, dan kemampuan masing-masing siswa.
Guru BP-BK bekerjasama
dengan wakasek bidang kesiswaan melakukan berbagai macam cara untuk mengetahui talenta siswa. Jika bakat dasar anak didik sudah diketahui, pihak sekolah mengarahkan siswa agar memilih salah satu ekskul yang disukai sesuai dengan bakat dan minatnya. Agar fokus, seorang siswa diharapkan hanya mengikuti satu jenis ekskul. Pembatasan siswa dalam sebuah kelompok ekskul juga penting agar setiap siswa mendapat perhatian yang cukup dari pelatih. Belum semua siswa menjadi anggota eskul aktif, sampai saat ini anggota ekskul aktif tercatat sekitar 70 % . Sehingga pembinaan terhadap siswa yang pasif mengalami hambatan. Sebagai jalan keluarnya mendata ulang siswa tersebut agar dapat aktif kembali. Bekerja sama dengan wali kelas, agar mengajak anak asuhnya untuk masuk atau aktif kembali dalam
240
ekskul, sebab pada raport ada nilai pengembangan diri yang harus diisi oleh salah satu ekstrakurikuler. C. Rekomendasi Merujuk pada kesimpulan penelitian, maka berikut ini peneliti kemukakan beberapa rekomendasi yang diharapkan dapat memberi sumbangan pemikiran dalam upaya pembinaan kegiatan ekstrakurikuler untuk memantapkan jati diri siswa sebagai warga negara yang demokratis dan sadar hukum, khususnya di SMP Negeri 10 Cimahi. Rekomendasi disampaikan kepada pihak-pihak terkait, yaitu: 1. Guru PKn a. Bahan pertimbangan untuk melaksanakan proses belajar mengajar di luar kelas melalui kegiatan ekstrakurikuler Pramuka, Paskibra, dan PMR. Karena kegiatan ekstrakurikuler tersebut dapat dijadikan sebagai wahana pembelajaran PKn untuk memantapkan jati diri siswa sebagai warga negara yang demokratis dan sadar hukum. b. Menjalin kerjasama dengan pembina ekstrakurikuler untuk menyusun program kegiatan c. Menjalin kerja sama dengan pembina ekstrakurikuler untuk menyusun materi latihan. d. Turut serta melaksanakan program latihan. 2. Pembina ekstrakurikuler a. Menyusun kurikulum atau silabus kegiatan ekstrakurikuler agar jelas tujuan, proses, target, dan yang akan dicapai. b. Membimbing pelatih ekstrakurikuler dalam kegiatan latihan. c. Memonitor pelaksanaan latihan.
241
d. Mengevaluasi pelaksanaan kegiatan secara berkala. e. Membangun kordinasi dan komunikasi dengan pelatih. f. Menyusun laporan pelaksanaan kegiatan ekstrakurikuler. g. Lebih melakukan studi banding ke sekolah-sekolah tersohor yang terbukti mempunyai ekskul bagus. h. Untuk mengukur tingkat kemampuan siswa mengundang atau berkunjung ke sekolah lain untuk berlatih bersama, uji lomba, atau bertanding. 3. Kepala sekolah a. Perekrutan tenaga pembina atau pelatih ekstrakurikuler harus benar-benar selektif. Agar
menghasilkan yang terbaik, dan tidak ada istilah
pemerataan tugas guru untuk mengelola ekstrakurikuler. Hanya mereka yang benar-benar memiliki latar belakang dan kemampuan di masingmasing bidang yang dapat menjadi pembina atau pelatih. b. Kepala sekolah dapat memaksimalkan perannya dalam memonitor semua pelaksanaan kegiatan yang berlangsung di sekolah. Termasuk memonitor pelaksanaan kegiatan ekstrakurikuler. c. Kepala sekolah dapat mengefektifkan perannya sebagai katalisator, dalam hal ini membangun koordinasi dan komunikasi dengan pembina OSIS dan pembina ekstrakurikuler, melaksanakan pembinaan kepada pembina ekstrakurikuler,
dan
mengadakan
evaluasi
pelaksanaan
kegiatan
ekstrakurikuler. d. Kepala sekolah diharapkan mempunyai komitmen untuk memperhatikan pengadaan sarana dan prasarana pendukung pembelajaran dan kegiatan ekstrakurikuler. Karena sebagai pihak yang sangat strategis dan memiliki
242
otoritas
dalam
mengambil
dan
menentukan
kebijakan-kebijakan
pendidikan pada tingkat sekolah. 4. Dinas Pendidikan Untuk meningkatkan kemampuan profesional
pembina dan pelatih
ekstrakurikuler, selayaknya diperbanyak kegiatan-kegiatan pelatihan pendidikan dan pelatihan bagi pembina ekstrakurikuler. Karena pelatihan terhadap pembina eksrakurikuler sangat jarang diselenggarakan. Pelatihan tersebut sebaiknya dipandu oleh tenaga-tenaga yang mempunyai kualitas dan kepakaran atau ahli pada bidangnya. Juga yang tak kalah pentingnya adalah pembinaan dan perhatian terhadap pembina ekstrakurikuler dari instansi terkait.