BAB V Kesimpulan
5.1. Kesimpulan Penelitian ini dilakukan untuk meneliti pengaruh faktor-faktor penentu seperti profitabilitas, size, growth opportunities, tangibilitas, cost of financial distress, dan non-debt tax shield terhadap struktur modal yang merupakan rasio hutang jangka panjang terhadap aset total pada perusahaan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia selama 18 tahun yaitu periode 1995 sampai 2012. Jumlah perusahaan yang menjadi sampel dalam penelitian ini adalah 15 perusahaan yang bergerak di sektor tambang dan mineral, distribusi, perkebunan, dan maufaktur. Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan pada bab IV dapat disimpulkan sebagai berikut: 1. Profitabilitas berpengaruh negatif terhadap struktur modal di level 5% pada 9 perusahaan sampel. Profitabilitas yang tinggi tidak otomatis meningkatkan penggunaan hutang karena tingkat suku bunga pinjaman di Indonesia tergolong tinggi. Selama masih ada sumber pendanaan lain yang lebih murah, perusahaan akan lebih mengutamakan sumber dana tersebut. Profit yang tinggi juga memungkinkan perusahaan untuk memiliki retained profit yang lebih tinggi sehingga mengurangi kebutuhan hutang. 2. Size memiliki pengaruh yang negatif terhadap struktur modal di level 5% terhadap struktur modal 7 perusahaan sampel. Jumlah signifikan secara keseluruhan adalah 8 dari 15 perusahaan. Perusahaan besar cenderung tidak memilih untuk mendanai aset dan kegiatan investasinya dari hutang
49
disebabkan oleh kemampuan perusahaan untuk menerbitkann ekuitas baru cukup baik. Selain itu perusahaan besar cenderung memiliki reputasi yang baik pula sehingga mudah untuk mengakses pasar modal. Investor juga mudah tertarik karena capital gain di pasar sekunder cukup menjanjikan. 3. Growth opportunities berpengaruh positif di level 5% terhadap struktur modal 5 perusahaan sampel. Perusahaan dengan growth opportunities yang tinggi tetap bisa mendapatkan akses terhadap sumber pendanaan hutang karena pasar ekuitas dan bank mengakui dan memberi nilai positif atas growth opportunities. 4. Tangibilitas berpengaruh secara positif di level 5% terhadap struktur modal 6 perusahaan sampel. Secara umum tangible assets masih menjadi kriteria utama dalam penerbitan hutang. Pemberi pinjaman akan merasa lebih aman ketika uang mereka dijamin dengan aset yang dinilai setara. Oleh karena itu perusahaan dengan tangible assets yang tinggi akan cenderung memanfaatkannya untuk menerbitkan hutang. 5. Cost of financial distress memberi pengaruh negatif di level 5% terhadap struktur modal 6 perusahaan sampel. Faktor cost of financial distress yang diukur melalui volatilitas pendapatan adalah komponen dari cost of debt yang membatasi besaran penggunaan hutang dan menjaga hutang tetap berada di tingkat optimalnya. 6. Non-debt tax shield berpengaruh secara positif di level 5% terhadap struktur modal 3 perusahaan sampel dan berpengaruh secara negatif di level 5% terhadap struktur modal 3 perusahaan sampel.
50
7. Secara umum dapat dikatakan bahwa trade-off theory belum mampu menjelaskan secara keseluruhan mengenai penentuan struktur modal perusahaan di Indonesia. Dari 6 faktor yang diteliti setiap faktor memberikan efek yang berbeda-beda pada perusahaan yang diteliti. Model yang dikembangkan dengan setting negara ekonomi maju tersebut belum mampu menangkap perbedaan lingkungan institusional di negara ekonomi berkembang seperti Indonesia.
5.2. Keterbatasan Berikut ini adalah beberapa keterbatasan dalam penelitian ini: 1. Data yang digunakan dalam penelitian hanya diperoleh dari laporan keuangan perusahaan non-bank dan non-lembaga keuangan. Neraca lembaga keuangan dan bank memiliki karakteristik tersendiri yang berbeda dengan perusahaan lain pada umumnya. 2. Hasil penelitian tidak dapat digeneralisasi pada bank dan lembaga keuangan lainnya seperti asuransi dan perusahaan investasi. 3. Perusahaan yang menjadi sampel penelitian belum mewakili seluruh sektor industri yang ada secara merata. 4. Hasil penelitian belum dapat menjelaskan mengapa faktor-faktor penentu struktur modal yang diteliti memberikan efek yang berbeda pada masingmasing perusahaan yang diobservasi.
51
5.3. Implikasi Hasil penelitian ini dapat dimanfaatkan oleh pihak-pihak berikut ini: 1. Perusahaan terkait Apabila manfaat yang diberikan oleh peningkatan leverage lebih kecil dibandingkan dengan risiko biaya kebangkrutan yang ditimbulkan, manajer keuangan perusahaan sebaiknya mencari sumber pendanaan lain selain hutang. Sumber pendanaan tersebut bisa didapatkan melalui penerbitan ekuitas baru. Atau ketika perusahaan membukukan laba yang besar, perusahaan bisa meningkatkan jumlah laba yang ditahan sebagai tambahan modal baru.
2. Investor Investor yang ingin memberikan loan atau membeli obligasi perlu memerhatikan posisi leverage perusahaan. Perusahaan dengan posisi leverage yang terlalu tinggi cenderung menanggung risiko yang tinggi pula. Memberikan tambahan hutang kepada perusahaan tersebut justru akan meningkatkan risiko perusahaan yang berimbas kepada risiko yang ditanggung oleh investor juga. Sebaiknya investor memilih perusahaan dengan risiko yang rendah untuk berinvestasi.
52
5.4. Saran 1. Menambah periode waktu penelitian agar jumlah observasi meningkat. Dengan demikian kekuatan pengujian dan kesimpulan akan menjadi lebih baik. 2. Memperbaiki kriteria sampel agar sampel dapat mewakili seluruh sektor industri secara merata. 3. Mengikutsertakan variabel yang dapat mewakili faktor perbedaan institusional negara yang menjadi tempat penelitian berlangsung. 4. Selain menganalisis faktor-faktor yang berpengaruh terhadap struktur modal perusahaan dapat pula menganalisis karakteristik perusahaan yang mendukung model trade-off theory. Serta dapat pula menganalisis penyebab trade-off theory tidak terdukung pada perusahaan-perusahaan di negara yang diteliti.
53