BAB V KESIMPULAN, DISKUSI, DAN SARAN
5.1. Kesimpulan Terdapat hubungan yang positif antara harga diri dengan kebahagiaan pemulung remaja di TPST bantar Gebang Bekasi. Nilai korelasi yang diperoleh adalah positif yaitu sebesar 0,040, ini berarti bahwa semakin tinggi harga diri pemulung remaja, maka semakin tinggi kebahagiaannya. 5.2. Diskusi Pada uji validitas dan reliabilitas instrumen. Validitas harga diri dilakukan dengan menganalisa korelasi tiap-tiap aitemnya melalui perbandingan indeks korelasi pearson product moment dengan Alpha Crombach. Apabila nilai
alpha if item
deleted ≥ dari alpha crombach maka dikatakan tidak valid. Hasil yang didapat yaitu terdapat 7 aitem yang memiliki hasil ≥ Alpha Cronbach dan dinyatakan tidak valid, sehingga total aitem yang valid untuk skala harga diri dari awal 30 aitem menjadi 23 aitem. Untuk skala kebahagiaan aitem yang valid 19 dari 26 aitem yang diujikan. Dalam penelitian ini menggunakan metode try out terpakai yaitu dengan menggunakan hasil dari uji coba sebanyak 55 partisipan untuk data akhir, dengan tidak mengikutsertakan atau menghilangkan aitem–aitem yang tidak valid. Maka
45
46
skala harga diri dan skala kebahagiaan tersebut dapat dikatakan valid karena sebagian besar aitemnya adalah valid. Pengujian reliabilitas pada penelitian ini menggunakan internal consistency dengan rumus alpha crombach, dan untuk menganalisis reliabilitas peneliti menggunakan SPSS 22 for windows. Maka diperoleh reliabilitas dari skala harga diri sebesar 0.719 dan skala kebahagiaan 0.679. Kedua alat ukur ini menurut kaidah Guilford dapat disimpulkan memiliki reliabilitas yang baik karena suatu konstruk atau variabel dikatakan reliabel, jika memberikan nilai cronbach alpa > 0.60 (Kuncono, 2004). Berdasarkan Tests Normality menggunakan Kolmogorov-Smirnov Test karena jumlah responden adalah 55, diperoleh hasil bahwa untuk variabel harga diri menghasilkan tingkat signifikansi sebesar 0,200 dan pada variabel kebahagiaan menghasilkan tingkat signifikansi yaitu sebesar 0,200. Karena kedua nilai tersebut lebih besar dari nilai signifikansi 0.05, maka dapat dikatakan bahwa variabel variabel tersebut berdistribusi normal. Dari hasil perhitungan korelasi pearson product moment, diperoleh nilai sebesar 0,278 yang yang artinya berkorelasi positif. Diperoleh pula nilai signifikasi 0,040 yang artinya signifikan. Karena dikatakan signifikan jika nilai yang diperoleh dibawah 0,05, sehingga dikatakan terdapat hubungan antara harga diri dengan kebahagiaan pada pemulung remaja. Maka hasil hipotesisnya adalah hubungan hipotesis diterima karena ada hubungan positif yang signifikan antara harga diri dengan kebahagiaan pada pemulung remaja di TPST Bantar Gebang Bekasi.
47
Sumbangsih dari harga diri dapat dilihat dari uji regresi pada tabel model summary yang hasilnya didapatkan koefisien determinasi r square menunjukkan harga diri memberikan nilai sebesar 0.077 atau 7,7 %. Hal ini berarti bahwa variabel harga diri memberikan sumbangsih terhadap perubahan variabel kebahagiaan sebesar 7.7%. Dari hasil penelitian ini diperoleh r = 0,278, dan r2 = 0,077 atau dapat dikatakan bahwa harga diri memberikan sumbangan terhadap kebahagiaan sebesar 7,7 %. Hal ini menjadi bukti bahwa harga diri merupakan prediktor positif dari kebahagiaan. Semakin tinggi tingkat harga diri, maka semakin tinggi pula tingkat kebahagiaannya. Ketika remaja memiliki pandangan dan sikap yang positif terhadap dirinya, maka remaja akan merasa positif terhadap dirinya, lebih konsisten dalam menjalani kehidupanya, memiliki kepercayaan diri dalam melakukan sesuatu, serta lebih baik dalam merespon berbagai situasi yang menyebabkan remaja individu lebih adaptif. Hal ini sejalan dengan penelitian sebelumnya (Sonja Lyubomirsky Et Al,2005) yang menyatakan bahwa kebahagiaan dan harga diri berkaitan erat karena orang-orang yang berbahagia cenderung merasa baik tentang diri mereka sendiri , dan orang-orang yang tidak memiliki harga diri dan harga diri rendah pada umumnya tidak bahagia. Hasil ini didukung juga oleh penelitian yang dilakukan di Thailand bahwa harga diri yang tinggi memiliki korelasi yang tinggi dan kuat secara statistik dengan kebahagiaan. Semakin tinggi tingkat harga diri , maka semakin bahagia remaja tersebut (Gray, Chamratrithirong, Pattaravanich, & Prasartkul, 2013).
48
Purnama (2007) juga menunjukkan hasil bahwa harga diri memiliki hubungan dengan kebahagiaan remaja. Semakin tinggi harga diri remaja maka akan lebih mudah bagi remaja tersebut untuk menyesuaikan diri dengan lingkungannya, berperilaku aktif, ekspresif, cenderung sukses dalam bidang akademisnya, dan kehidupan sosialnya, sehingga remaja mendapatkan kepuasan hidup.
5.3.Saran Berdasarkan hasil penelitian, penulis memberikan beberapa saran yang mungkin akan bermanfaat, yaitu sebagai berikut: 5.3.1. Saran Metodologis Peneliti selanjutnya dapat menggunakan metode kualitatif, untuk menggali lebih dalam tentang gambaran antara harga diri dengan kebahagiaan pemulung remaja di TPST Bantar Gebang Bekasi.
5.3.2. Saran Praktis a) Peneliti selanjutnya perlu mengembangkan penelitian tentang kebahagiaan yang dipengaruhi oleh variabel lainnya selain harga diri. Diharapkan penelitian selanjutnya akan semakin menyempurnakan hasil penelitian sebelumnya.
49
b) Peneliti memiliki waktu yang cukup dalam melakukan penelitian sehingga dapat memperoleh hasil penelitian yang lebih optimal dan menyeluruh. c) Bagi individu, semoga penelitian ini dapat dijadikan bahan acuan untuk lebih memahami dan melihat kehidupan masyarakat bawah yang hidup hanya paspasan tetapi mereka tetap merasakan kebahagiaan bagi dirinya.