89
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan Kalimat pasif bahasa Jepang secara garis besar dibagi menjadi dua yaitu kalimat pasif langsung atau chokusetsu ukemi dan kalimat pasif tidak langsung atau kansetsu ukemi. Kalimat pasif bahasa Jepang mempunyai ciri verba berbentuk rareru. Seperti iku menjadi ikareru. Sedangkan dalam bahasa Sunda kalimat pasif mempunyai dua bentuk umum yaitu pasif dengan awalan di- ( disampeur ) dan pasif dengan awalan ka- ( katincak ). Kalimat pasif bahasa Jepang pada umumnya mempunyai fungsi mengungkapkan suatu perasaan terganggu akibat perbuatan yang dilakukan oleh orang lain. Sedangkan dalam bahasa Sunda hal itu tidak dipermasalahkan. Ada jenis kalimat pasif bahasa Jepang yang tidak mempunyai padanan kalimatnya dalam bahasa Sunda seperti pasif imperatif dan beneaktif. Pasif ini jika diterjemahkan ke dalam bahasa Jepang maka Pasif Imperatif menjadi kalimat yang berpola te kudasai dan Pasif Beneaktif menjadi kalimat berpola te morau. Menurut hasil analisis pada bab sebelumnya maka dapat disimpulkan sebagai berikut :
Analisis Kontrastif Kalimat Bahasa Jepang Dengan Bahasa Sunda Sopi Maryamah ( 034373 )
90
1. jika pasif langsung bahasa Jepang diterjemahkan ke dalam bahasa Sunda maka akan menjadi kalimat pasif di; pasif generik yang juga merupakan pasif yang verbanya berimbuhan di- atau di—an; pasif kausatif yang berimbuhan di-, di—an; pasif frekuentif yang berimbuhan
di—an,
di-N-keun;
juga
pasif
kontinuatif
yang
berimbuhan di—an. Misalnya kata shikarareru bisa menjadi dicarekan yang bermakna menerima tindakan orang lain, dibuat jadi, sering, terus-menerus. Atau kata butareru bisa menjadi diteunggeul, diteunggeulan, atau ditareunggeulan. 2. jika pasif tidak langsung verba transitif dijadikan kalimat bahasa Sunda, maka akan menjadi pasif di yang meliputi pasif generik dan pasif kausatif. Contohnya : watashi wa otouto ni wappuro o kowasareta. Kalimat ini bisa menjadi laptop kuring diruksakkeun
ku adi. Kata diruksakkeun karena diawali imbuhan di maka termasuk verba pasif di, bisa juga termasuk pasif kausatif karena berimbuhan di—keun. 3. jika pasif tidak langsung intransitif dibuat ke dalam bahasa Sunda maka akan menjadi pasif di dan pasif ka. Itupun terbatas hanya untuk beberapa kata saja seperti korareru →kadatangan, shinareru → dikantunkeun. Karena shinareru
→ dikantunkeun maka Ini
juga bisa menjadi pasif di yang termasuk pasif kausatif berimbuhan di—keun yang bermakna dibuat jadi.
Analisis Kontrastif Kalimat Bahasa Jepang Dengan Bahasa Sunda Sopi Maryamah ( 034373 )
91
4. pasif netral jika diterjemahkan ke dalam bahasa Sunda maka bisa menjadi pasif di yang meliputi pasif generik dan pasif kausatif. Contoh kare wa ooku no hito ni ai sareta menjadi manehna loba
dipikaresep ku batur. Kata dipikaresep karena berawalan di- maka termasuk pasif generik dan karena ditambah pika maka menjadi pasif kausatif. 5. pasif gangguan jika diterjemahkan dalam bahasa Sunda akan menjadi pasif di yang meliputi pasif generik, pasif kausatif, pasif frekuentif, dan pasif kontinuatif. Contoh Watashi wa tomodachi ni
kao o nagurareta. Kalimat ini menjadi kuring diteunggeul ku babaturan. Kata diteunggeul pada kalimat tersebut bisa menjadi diteunggeulan
bila
mempertimbangkan
unsur
luar
kalimat.
Sehingga bisa juga termasuk pasif frekuentif maupun kontinuatif. 6. pasif kausatif jika diterjemahkan ke dalam bahasa Sunda maka akan menjadi pasif di, yang meliputi juga pasif generik. Karena verba dalam pasif kausatif dalam bahasa Jepang akan menjadi dua kata dalam bahasa Sunda. Maka yang diambil sebagai patokan jenis pasifnya yaitu kata yang pertama yang berimbuhan di-. Contohnya
imouto
wa
haha
ni
youchien
ni
narawaserareru.
Kata
narawaserareru berarti dititah diajar. Yang merupakan verba pasifnya yaitu dititah ( di-V ) karena diajar meskipun berawalan dimerupakan verba aktif dalam bahasa Sunda.
Analisis Kontrastif Kalimat Bahasa Jepang Dengan Bahasa Sunda Sopi Maryamah ( 034373 )
92
7. kalimat yang berfungsi menyatakan kemampuan ( kanou hyougen ) memperoleh padanan dalam bahasa Sunda yaitu pasif yang berimbuhan ka-. Selain itu tidak ada satupun jenis pasif Jepang yang bisa dijadikan pasif beneaktif dan imperatif dalam bahasa Sunda. Karena kedua jenis kalimat ini memiliki pola yang berbeda jika diterjemahkan ke dalam bahasa Sunda, yaitu bentuk te kudasai untuk pasif beneaktif dan te morau untuk pasif imperatif. B.
Saran Saran
Untuk melengkapi berbagai macam kekurangan dan keterbatasan penulis dalam penelitian ini, maka penulis mengajukan beberapa buah saran sebagai berikut: 1. Perlu dilakukan penelitian lebih lanjut kepada mahasiswa untuk mengetahui apakah masih terdapat kesalahan dan kesulitan ketika menerjemahkan kalimat pasif bahasa Jepang ke dalam bahasa Sunda. 2. Perlu dilakukan penelitian lebih mendalam tentang apa yang menjadi kesulitan bagi mahasiswa program pendidikan bahasa Jepang yang mempunyai bahasa ibu bahasa Sunda dalam memahami maupun menerjemahkan kalimat pasif bahasa Jepang.
Analisis Kontrastif Kalimat Bahasa Jepang Dengan Bahasa Sunda Sopi Maryamah ( 034373 )
93
3. Dengan diadakannya berbagai macam penelitian mengenai cabang-cabang
linguistik
ini,
dapat
menambah
literatur
mengenai linguistik bahasa Jepang yang sekarang ini dirasakan sangat kurang jumlahnya, sehingga dapat memudahkan para pembelajar
bahasa
Jepang
memahami
segala
persoalan
linguistik bahasa Jepang. Sehingga untuk melengkapi kekurangan-kekurangan yang terdapat pada penelitian ini dan untuk menjawab permasalahan yang penulis kemukakan di atas, penulis mengajukan tema untuk penelitian selanjutnya yaitu Analisis kesulitan mahasiswa dalam penggunaan dan
penerjemahan kalimat pasif bahasa Jepang ke dalam bahasa Sunda. Diharapkan pada penelitian selanjutnya akan didapat suatu kesimpulan yang mampu memberikan jawaban untuk masalah yang penulis kemukakan di atas.
Analisis Kontrastif Kalimat Bahasa Jepang Dengan Bahasa Sunda Sopi Maryamah ( 034373 )
94
DAFTAR PUSTAKA Ardiwinata,dk. 1916. Tata bahasa sunda. Jakarta : Djambatan. Chino, Naoko. 2000. A Dictionary of Basic Japanese Sentences Patterns. Tokyo Coolsma.1904. Tata bahasa sunda. Jakarta : Djambatan. Dadang,dkk. 2001. Intisari Basa Sunda. Bandung : Visi Ilmu. Dedi sutedi. 2004. Focus:telaah pasif bahasa Jepang. FPBS UPI Bandung Iori, Isao dkk. 2004.Yasashi Nihongo no Shikumi. Tokyo: Kuroshio Shuppansha. Iori, Isao. 2005. ATARASHII NIHONGO GAKUNYUMON:kotoba no shikumi o kangaeru. Tokyo: Kuroshio Shuppansha. Kats dan soeriadiraja.1982. Jakarta : Djambatan. Kihon Doushi Youhou Jiten. Robins,RH.1983. Sistem dan Struktur Bahasa Sunda. Jakarta:Djambatan. Ruseffendi. 2003. Dasar-dasar Penelitian Pendidikan dan Bidang Non-Eksakta
Lainnya. Semarang : Unnes Press. Sudaryat, Yayat. 2003. Pedaran Basa Sunda. Bandung : Geger Sunten. Sudaryat, Yayat. 2003. Struktur diatesis kalimat dalam bahasa Sunda. Bandung : FPBS UPI Sudjianto dan Ahmad Dahidi. 2004. Pengantar Linguistik Bahasa Jepang. Jakarta : Kesaint Blanc. Sutedi, Dedi. 2004. „ Telaah Pasif Bahasa Jepang“. Fokus : Jurnal Pendidikan
Analisis Kontrastif Kalimat Bahasa Jepang Dengan Bahasa Sunda Sopi Maryamah ( 034373 )
95
Bahasa Asing. Vol. 1, No. 2 April, 75-93. Sutedi, Dedi. 2002. Nihongo no Bunpou. Bandung : Humaniora Utama Press. Sutedi, Dedi. 2006. Indonesiago no di-Doushi Koubun to Nihongo no rareru to no Taishou Kenkyuu Cetakan kedua, Nihon Gengo Bunka Kenkyuukai Ronshuu. Tokutei Kadai Kenkyuu Ronbun. Syaodih,Nana. 2005. Metode Penelitian Pendidikan. Bandung : Remaja Rosda Karya. Tim penyusun. 2003. Pedoman Penulisan Karya Ilmiah. Bandung : UPI.
SUMBER DATA __________. Minna No Nihongo II. __________. Nihongo no Kiso II. __________.1996.Gapura Basa 1a.Bandung:Geger Sunten __________.1996.Gapura Basa 2a.Bandung:Geger Sunten __________.1996.Gapura Basa 3a.Bandung:Geger Sunten Ardiwinata,dk. 1986. Baruang ka nu Ngarora. Bandung : Rahmat Cijulang. Chino, Naoko. 2000. A Dictionary of Basic Japanese Sentences Patterns. Tokyo
Kuroyanagi, Tetsuko.2001. Chiisai Toki Kara Kangaete Kita Koto. Rosidi, Ajip. Ucang-ucang Angge. Sutedi, Dedi. 2002. Nihongo no Bunpou. Bandung : Humaniora Utama Press.
Analisis Kontrastif Kalimat Bahasa Jepang Dengan Bahasa Sunda Sopi Maryamah ( 034373 )
96
DAFTAR TABEL Tabel 1 Pembentukan verba pasif Kata kerja
Bentuk kamus
Kelompok 1
読む
切る
yom-u
呼ばれる
Koros-areru
死ぬ
Uts-u
kak-areru
殺される
yob-u
打つ
書かれる
Ara-wareru
呼ぶ
Koros-u
kir-areru
洗われる
kak-u
殺す
切られる
Yom-areru
書く
Ara-u
yob-areru
打たれる
shin-u
死なれる
Ut-areru
shin-areru
騒ぐ
騒がれる
Sawag-u
Sawag-areru
着る
寝る
ki-ru
着られる
ne-ru
見る
来る
suru
ne-rareru
見られる
tabe-ru
する
寝られる
Ki-rareru
食べる
mi-ru Kelompok 3
読まれる
kir-u
洗う
Kelompok 2
Bentuk pasif
kuru
食べられる
mi-rareru
tabe-rareru
される
来らる
Sare-ru
korare-ru
Tabel 2 Padanan Kalimat Pasif Jenis pasif
Bahasa Jepang
Bahasa
Chok
Kan
Kan
Chuu
Meiw
Shieki
Kanou
Sunda
usets
setsu
setsu
ritsu
aku
Uke
hyouge
u
transitif
intran
mi
n
sitif di-
O
O
O
O
O
O
X
Ka-
X
O
O
X
X
X
O
Generik
O
O
X
O
O
O
X
Imperatif
X
X
X
X
X
X
X
Kausatif
O
O
X
O
O
X
X
Analisis Kontrastif Kalimat Bahasa Jepang Dengan Bahasa Sunda Sopi Maryamah ( 034373 )
97
Pluralis
O
O
X
O
O
X
X
Beneaktif
X
X
X
X
X
X
X
Frekuentif
O
O
X
O
O
X
X
Kontinuatif
O
O
X
O
O
X
X
Kanonik
O
X
X
X
X
X
X
Aksidental
O
O
O
X
O
X
X
Analisis Kontrastif Kalimat Bahasa Jepang Dengan Bahasa Sunda Sopi Maryamah ( 034373 )