BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan Arahan pengaturan intensitas penggunaan lahan di sepanjang koridor Jalan Arteri Daendels Kota Tuban dilakukan dalam beberapa skenario dengan memperhatikan rencana sistem transportasi pada wilayah studi. Skenario pada simulasi ini antara lain sebagai berikut: A. Skenario A Pada skenario A ini tidak ada rencana yang merubah sistem transportasi pada wilayah studi, sehingga Jalan Daendels Kota Tuban tetap menjadi jalan arteri dan tidak ada perubahan geometrik jalan. Arahan pengaturan intensitas penggunaan lahan di sepanjang koridor Jalan Arteri Daendels Kota Tuban skenario A pada masing-masing jenis penggunaan lahan adalah sebagai berikut: 1) Bagian 1 Æ perdagangan jasa, fasilitas umum, dan RTH Nilai maksimum KDB dan KLB pada segmen 1 untuk mencapai tingkat pelayanan jalan B adalah sebesar KDB 80% dan KLB 1,2 dengan syarat jumlah lantai bangunan adalah 2 lantai. Nilai maksimum KDB dan KLB pada segmen 4 untuk mencapai tingkat pelayanan jalan B adalah sebesar KDB 80% dan KLB 1,4 dengan syarat jumlah lantai bangunan adalah 2 lantai. Nilai maksimum KDB dan KLB pada segmen 7 untuk mencapai tingkat pelayanan jalan B adalah sebesar KDB 80% dan KLB 1,4 dengan syarat jumlah lantai bangunan adalah 2 lantai. Jadi, arahan pengaturan intensitas penggunaan lahan pada kawasan perdagangan jasa, fasilitas umum, dan RTH pada skenario A adalah bangunan pada kawasan perdagangan jasa, fasilitas umum, dan RTH diizinkan dibangun dengan batasan
217
218 nilai maksimum KDB sebesar 80% dan KLB 1,4 dengan syarat jumlah lantai bangunan adalah 2 lantai. 2) Bagian 2 Æ perdagangan jasa dan permukiman Nilai maksimum KDB dan KLB pada segmen 2 untuk mencapai tingkat pelayanan jalan B adalah sebesar KDB 80% dan KLB 1,4 dengan syarat jumlah lantai bangunan adalah 2 lantai. Nilai maksimum KDB dan KLB pada segmen 5 untuk mencapai tingkat pelayanan jalan B adalah sebesar KDB 80% dan KLB 1,4 dengan syarat jumlah lantai bangunan adalah 2 lantai. Nilai maksimum KDB dan KLB pada segmen 8 untuk mencapai tingkat pelayanan jalan B adalah sebesar KDB 80% dan KLB 1,4 dengan syarat jumlah lantai bangunan adalah 2 lantai. Jadi, arahan pengaturan intensitas penggunaan lahan pada kawasan perdagangan jasa dan permukiman pada skenario A adalah bangunan pada kawasan perdagangan jasa dan permukiman diizinkan dibangun dengan batasan nilai maksimum KDB sebesar 80% dan KLB 1,4 dengan syarat jumlah lantai bangunan adalah 2 lantai. 3) Bagian 3 Æ perdagangan jasa Nilai maksimum KDB dan KLB pada segmen 3 untuk mencapai tingkat pelayanan jalan B adalah sebesar KDB 35% dan KLB 0,5 dengan syarat jumlah lantai bangunan adalah 2 lantai. Nilai maksimum KDB dan KLB pada segmen 6 untuk mencapai tingkat pelayanan jalan B adalah sebesar KDB 80% dan KLB 1,4 dengan syarat jumlah lantai bangunan adalah 2 lantai. Nilai maksimum KDB dan KLB pada segmen 9 untuk mencapai tingkat pelayanan jalan B adalah sebesar KDB 35% dan KLB 0,5 dengan syarat jumlah lantai bangunan adalah 2 lantai.
219 Jadi, arahan pengaturan intensitas penggunaan lahan pada kawasan perdagangan jasa pada skenario A adalah bangunan pada kawasan perdagangan jasa diizinkan dibangun dengan batasan nilai maksimum KDB sebesar 80% dan KLB 1,4 dengan syarat jumlah lantai bangunan adalah 2 lantai. B. Skenario B Pada skenario B ini terdapat rencana ring-road (jalan melingkar) di sisi selatan Kota Tuban (Review RTRW Kabupaten Tuban 2009-2029) sehingga Jalan Daendels Kota Tuban berubah fungsi menjadi jalan kolektor sekunder. Arahan pengaturan intensitas penggunaan lahan di sepanjang koridor Jalan Daendels Kota Tuban skenario B adalah nilai KDB dan KLB masingmasing segmen yaitu sebagai berikut: 1) Bagian 1 Æ perdagangan jasa, fasilitas umum, dan RTH Nilai maksimum KDB dan KLB pada segmen 1 untuk mencapai tingkat pelayanan jalan C adalah sebesar KDB 90% dan KLB 1,2 dengan syarat jumlah lantai bangunan adalah 5 lantai. Nilai maksimum KDB dan KLB pada segmen 4 untuk mencapai tingkat pelayanan jalan B adalah sebesar KDB 90% dan KLB 4 dengan syarat jumlah lantai bangunan adalah 5 lantai. Nilai maksimum KDB dan KLB pada segmen 7 untuk mencapai tingkat pelayanan jalan B adalah sebesar KDB 90% dan KLB 1,4 dengan syarat jumlah lantai bangunan adalah 5 lantai. Jadi, arahan pengaturan intensitas penggunaan lahan pada kawasan perdagangan jasa, fasilitas umum, dan RTH pada skenario B adalah bangunan pada kawasan perdagangan jasa, fasilitas umum, dan RTH diizinkan dibangun dengan batasan nilai maksimum KDB sebesar 90% dan KLB 4 dengan syarat jumlah lantai bangunan adalah 5 lantai.
220 2) Bagian 2 Æ perdagangan jasa dan permukiman Nilai maksimum KDB dan KLB pada segmen 2 untuk mencapai tingkat pelayanan jalan B adalah sebesar KDB 90% dan KLB 1,3 dengan syarat jumlah lantai bangunan adalah 5 lantai. Nilai maksimum KDB dan KLB pada segmen 5 untuk mencapai tingkat pelayanan jalan B adalah sebesar KDB 90% dan KLB 4 dengan syarat jumlah lantai bangunan adalah 5 lantai. Nilai maksimum KDB dan KLB pada segmen 8 untuk mencapai tingkat pelayanan jalan B adalah sebesar KDB 90% dan KLB 2 dengan syarat jumlah lantai bangunan adalah 5 lantai. Jadi, arahan pengaturan intensitas penggunaan lahan pada kawasan perdagangan jasa dan permukiman pada skenario B adalah bangunan pada kawasan perdagangan jasa dan permukiman diizinkan dibangun dengan batasan nilai maksimum KDB sebesar 90% dan KLB 4 dengan syarat jumlah lantai bangunan adalah 5 lantai. 3) Bagian 3 Æ perdagangan jasa Nilai maksimum KDB dan KLB pada segmen 3 untuk mencapai tingkat pelayanan jalan B adalah sebesar KDB 55% dan KLB 6 dengan syarat jumlah lantai bangunan adalah 5 lantai. Nilai maksimum KDB dan KLB pada segmen 6 untuk mencapai tingkat pelayanan jalan B adalah sebesar KDB 90% dan KLB 2 dengan syarat jumlah lantai bangunan adalah 5 lantai. Nilai maksimum KDB dan KLB pada segmen 9 untuk mencapai tingkat pelayanan jalan B adalah sebesar KDB 90% dan KLB 1,7 dengan syarat jumlah lantai bangunan adalah 5 lantai. Jadi, arahan pengaturan intensitas penggunaan lahan pada kawasan perdagangan jasa pada skenario A adalah bangunan pada kawasan perdagangan jasa diizinkan dibangun dengan
221 batasan nilai maksimum KDB sebesar 90% dan KLB 6 dengan syarat jumlah lantai bangunan adalah 5 lantai. 5.2 Kelemahan Studi Penelitian arahan intensitas penggunaan lahan di sepanjang koridor jalan dengan mempertimbangkan analisa trip generation Jalan Arteri Daendels Kota Tuban hanya membahas mengenai arahan intensitas penggunaan lahan untuk membatasi pergerakan yang dibangkitkan oleh penggunaan lahan tersebut. Dengan demikian, maka penelitian ini memiliki kelemahan sebagai berikut: 1. Penelitian ini tidak melihat kemungkinan adanya penambahan ruas jalan yang dapat mengurangi beban jalan. 2. Penelitian ini hanya membahas mengenai intensitas penggunaan lahan, sedangkan jenis penggunaan lahan tidak dibahas secara mendalam sehingga jenis penggunaan lahan yang ada tidak diubah. 3. Penelitian ini tidak memperhitungkan penggunaan lahan di sekitar wilayah studi yang membangkitkan pergerakan dan dapat mempengaruhi lalu lintas di wilayah studi. 4. Penelitian ini tidak menjelaskan secara detail dalam tindakan secara teknis untuk mengendalikan intensitas penggunaan lahan untuk mencapai intensitas penggunaan lahan yang dapat mengurangi bangkitan pergerakan. 5.3 Saran Berdasarkan hasil penelitian ini, maka terdapat beberapa saran yang dapat diberikan antara lain : 1. Melakukan analisa jenis penggunaan lahan dalam arahan intensitas penggunaan lahan di sepanjang koridor jalan. Hal ini dikarenakan jenis penggunaan lahan yang berbeda akan menimbulkan pergerakan yang berbeda pula sehingga pembatasan jenis penggunaan lahan yang diizinkan di sepanjang koridor jalan.
222 2. Perlu adanya tindak lanjut dari pemerintah kota dengan perumusan peraturan daerah (perda) yang mengatur secara jelas mengenai pengendalian pemanfaatan ruang pada umumnya dan pengendalian intensitas penggunaan lahan pada khususnya melalui kegiatan perizinan, pengawasan, dan penertiban terhadap pemanfaatan ruang di sepanjang koridor jalan utama kota. 3. Saran studi lanjutan, yaitu : Studi mengenai penyusunan arahan jenis dan intensitas penggunaan lahan di sepanjang koridor jalan untuk membatasi pergerakan yang dibangkitkan oleh penggunaan lahan di sepanjang koridor tersebut. Studi mendetail mengenai pengendalian penggunaan lahan di sepanjang koridor jalan yang cocok untuk mengendalikan pergerakan yang dibangkitkan oleh penggunaan lahan di sepanjang koridor tersebut.