BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1. Kesimpulan Berdasarkan pemodelan yang telah dilakukan dengan menggunakan FSRU dan kapal LNG untuk distribusi LNG maka dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut. 1. Berdasarkan asumsi bahwa semua pembangkit listrik PLN berbahan bakar HSD, MFO dan Gas Alam menggunakan gas alam sebagai bahan bakarnya, didapatkan bahwa lokasi FSRU yang sesuai untuk ditempatkan sebagai receiving terminal adalah sebagai berikut. Tabel 5. Lokasi Peletakan FSRU No.
Nama Wilayah
Destination/Origin
1
Nangroe Aceh Darussalam
Lhokseumawe
2
Sumatera Utara
Belawan
3 4
Wilayah Riau Sumatera Barat
Dumai Teluk Bayur
5
SumSel Jambi Bengkulu
Palembang
6 7
Lampung Sulut, Sulteng & Gorontalo
Panjang Bitung
8
Sulsel, Sultra & Sulbar
Makassar
Maluku Papua
Ambon Sorong
9 10 11
NTB
Bima
12 13
NTT DKI Jakarta
Ende Tanjung Priok
14
Jabar & Banten
Bojonegara
15
Jateng & Yogyakarta
Tanjung Mas
16
Bali
Celukan Bawang
95
96
2.
Dari pemodelan yang dilakukan sesuai dengan simulasi kondisi kejadian, analisa biaya investasi maka model distribusi LNG dan jenis kapal LNG yang sesuai untuk melakukan kegiatan pendistribusian adalah sebagai berikut. a. Kondisi 100% kapasitas produksi LNG bagi pemenuhan suplai domestik • Pada kondisi 100 % kilang Bontang mensuplai wilayah Nangroe Aceh Darussalam, Sumatera Utara, Wilayah Riau, Sumatera Barat, SumSel Jambi Bengkulu, Lampung, Sulsel-Sultra & Sulbar, DKI Jakarta, Jabar & Banten, Jateng & Yogyakarta serta wilayah Bali dengan total kapasitas LNG sebesar 13,11 MTPY dengan menggunakan kapal ukuran 147.500 m3 untuk memenuhi kebutuhan wilayah Sumatera Utara, 2 kapal ukuran 135.000 m3 untuk memenuhi masing-masing wilayah Sumatera Barat dan Lampung. Selanjutnya kapal 1 unit kapal ukuran 125.000 m3 untuk memenuhi kebutuhan wilayah Nangroe Aceh Darussalam, Wilayah Riau, SumSel Jambi Bengkulu, Sulsel-Sultra & Sulbar, Jabar & Banten, Jateng & Yogyakarta, Bali, serta 2 kapal ukuran 125.000 m3 untuk memenuhi kebutuhan wilayah DKI Jakarta. • Pada kondisi 100% kilang Donggi mensuplai wilayah Sulut, Sulteng & Gorontalo, NTB dan NTT sebesar 0,93 MTPY dengan menggunakan kapal ukuran 125.000 m3 berjumlah satu unit untuk mensuplai masing-masing wilayah tersebut. • Pada kondisi 100% kilang Tangguh mensuplai wilayah Maluku dan Papua dengan kapasitas sebesar 0,45 MTPY dengan menggunakan kapal LNG ukuran 135.000 m3 dan 125.000 m3 berjumlah satu unit dimana masing-masing mensuplai wilayah Maluku dan Papua.
97
•
Pada kondisi 100% total biaya investasi yang dibutuhkan adalah sebesar $.817.232.322.
b. Kondisi 25% kapasitas produksi LNG bagi pemenuhan suplai domestik • Pada kondisi 25 % kilang Bontang mensuplai wilayah Nangroe Aceh Darussalam, Sumatera Utara, Wilayah Riau, SumSel Jambi Bengkulu, Lampung, Sulsel-Sultra & Sulbar, Jateng & Yogyakarta serta wilayah Bali dengan total kapasitas LNG sebesar 6,77 MTPY dengan menggunakan kapal ukuran 2 kapal ukuran 135.000 m3 untuk memenuhi masing-masing wilayah Sumatera Barat dan Lampung. Selanjutnya kapal 1 unit kapal ukuran 125.000 m3 untuk memenuhi kebutuhan wilayah Nangroe Aceh Darussalam, Wilayah Riau, SumSel Jambi Bengkulu, SulselSultra & Sulbar, Jateng & Yogyakarta, Bali. • Pada kondisi 25% kilang Donggi mensuplai wilayah Sulut, Sulteng & Gorontalo, sebesar 0,47 MTPY dengan menggunakan kapal ukuran 125.000 m3 berjumlah satu unit untuk mensuplai masing-masing wilayah tersebut. • Pada kondisi 25% kilang Tangguh mensuplai wilayah Papua, NTB, NTT dan Maluku sebesar 0,91 MTPY dengan menggunakan kapal LNG ukuran 135.000 m3 untuk mensuplai wilayah Maluku dan 125.000 m3 berjumlah satu unit dimana kapal mensuplai kebutuhan LNG wilayah NTB, NTT dan Papua. • Terdapat LNG tersisa sebesar 1,11 MTPY LNG yang dapat digunakan dari ketiga sumber energi dimana dengan pertimbangan biaya investasi
98
•
minimum suplai LNG sebesar 1,11 MTPY LNG dialokasikan untuk wilayah Jawa Barat dan Banten Pada kondisi 25% maka total biaya investasi yang dibutuhkan adalah sebesar $. 563.150.788
c. Kondisi kapasitas produksi saat ini dimana kilang LNG telah terikat beberapa kontrak penjualan LNG • Pada kondisi sekarang kilang Bontang terikat kontrak sebesar 6 MTPY sehingga tersedia kapasitas produksi LNG sebesar 16,5 MTPY yang mampu mensuplai wilayah Nangroe Aceh Darussalam, Sumatera Utara, Wilayah Riau, Sumatera Barat, SumSel Jambi Bengkulu, Lampung, Sulsel-Sultra & Sulbar, DKI Jakarta, Jabar & Banten, Jateng & Yogyakarta serta wilayah Bali dengan total kapasitas LNG sebesar 14,47 MTPY dengan menggunakan 3 kapal ukuran 147.500 m3 untuk memenuhi kebutuhan wilayah Sumatera Utara, Riau dan Sumatera Barat 2 kapal ukuran 135.000 m3 untuk memenuhi masing-masing wilayah Aceh dan Bali. Selanjutnya kapal 4 unit kapal ukuran 125.000 m3 untuk memenuhi kebutuhan wilayah SumSel Jambi Bengkulu, DKI Jakarta, Jabar & Banten, Jateng & Yogyakarta. • Pada kondisi sekarang kilang Donggi belum terikat kontrak sehingga mampu mensuplai wilayah Sulut, Sulteng & Gorontalo, NTB dan NTT sebesar 1,03 MTPY dengan menggunakan kapal ukuran 135.000 m3 berjumlah satu unit untuk mensuplai Sulut, Sulteng & Gorontalo dan 2 kapal ukuran 147.500 untuk mensuplai NTB dan NTT. • Pada kondisi sekarang kilang Tangguh telah terikat kontrak sebesar 5,6 MTPY sehingga terdapat kapasitas tersedia sebesar 1,4 MTPY yang mampu
99
•
mensuplai wilayah Maluku dan Papua dengan kapasitas sebesar 0,50 MTPY dengan menggunakan kapal LNG ukuran 147.500 m3 berjumlah satu unit dimana masing-masing mensuplai wilayah Maluku dan Papua. Pada kondisi saat ini total biaya investasi yang dibutuhkan adalah sebesar $.840.208.593. Hal ini dikarenakan LNG pada kondisi sisa kontrak masih tersedia cukup untuk memenuhi kebutuhan permintaan masing-masing wilayah.
100
5.2. Saran Setelah melakukan simulasi : 1. Dalam simulasi yang telah dilakukan masih ada tinjauan yang tidak diikutsertakan dalam penelitian, seperti kapasitas LNG yang harus disisakan dalam tangki. Oleh karena itu, tinjauan tersebut sebaiknya dimasukkan dalam penelitian selanjutnya. 2. Penggunaan data yang tepat sebaiknya digunakan untuk menggantikan data yang masih menggunakan asumsi atau yang menggunakan data proyek lain sehingga hasil dari simulasi ini akan lebih tepat dan akurat.