BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulan Setelah Penulis melakukan analisis terhadap lingkungan industri yang dihadapi oleh Dewi Sambi Tenun dan Perancangan saluran distribusi multi channel Marketing, maka penulis dapat menyimpulkan bahwa: 1.
Model 5 kekuatan Porter (Porter’s 5 Forces Model) tentang analisis kompetitif
adalah
pendekatan
yang
digunakan
secara
luas
untuk
mengembangkan strategi didalam industri. Menurut Porter hakikat persaingan disuatu industri adalah perpaduan dari lima kekuatan yaitu: a. Persaingan antar perusahaan pesaing,
Dalam industri tenun terdapat
banyak UMKM yang beroperasi didalamnya. Dalam era informasi yang bebas di Internet memampukan konsumen untuk membandingkan product, price, promotion and place perusahaan sejenis. b. Potensi masuknya pesaing baru, Dalam Industri tenun terdapat beberapa hal yang dapat meningkatkan halangan bagi para pesaing baru untuk masuk kedalam industri. Hal tersebut antara lain adalah kebutuhan untuk menguasai ketrampilan dan trik-trik paktis, kurangnya pengalaman untuk mengelola sumber daya, loyalitas konsumen yang kuat, modal yang diperlukan besar, kurangnya akses ke bahan baku, dan kurangnya saluran
distribusi yang memadai. Beberapa hal diatas mengakibatkan resiko untuk masuk ke industri tenun semakin besar. c. Potensi
pengembangan
produk-produk
pengganti,
Dalam
Industri
kerajinan tenun terdapat banyak barang subtitusi, yang menjadi pembeda adalah bahan bakunya. Banyak produk subtitusi produk sejenis yang bahan bakunya bukan tenun. Produk tenun memiliki peminat khusus sehingga kekuatan barang subtitusi dalam mempengaruhi pembeli dalam industri tidak begitu kuat. d. Daya tawar pemasok, Dalam Industri tenun, pemasok bahan baku bagi produksi berjumlah sedikit. Selain itu lokasi pemasok yang tersebar diberbagai tempat di Jawa Tengah. Hal ini yang menyebabkan sulitnya perusahaan dalam industri tenun untuk mendapatkan bahan baku dalam jumlah banyak. Para pemasok sebagian besar merupakan pengrajin yang tidak memproduksi dalam jumlah yang besar. Faktor-faktor tersebut yang membuat pemasok memiliki kekuatan yang sangat besar untuk mengendalikan harga. e. Daya tawar Pembeli, Daya tawar konsumen dapat menjadi kekuatan terpenting yang mempengaruhi keunggulan kompetitif. Dewi Sambi tenun mempunyai kekuatan lebih tinggi dari pembeli. Hal ini dikarenakan pembeli dalam industri ini merupakan orang-orang yang memiliki minat khusus terhadap kain tenun, sehingga pembeli jarang mengganti pilihan mereka kepada produk dengan bahan dasar selain tenun. Permintaan pasar tehadap produk kerajinan tenun masih tinggi.
2.
Analisis SWOT adalah indentifikasi berbagai faktor secara sistematis untuk merumuskan strategi perusahaan. Analisis ini didasarkan pada logika yang dapat memaksimalkan kekuatan (Strenght) dan peluang (Opportunities) namun secara bersamaan dapat meminimalkan kelemahan (Weakness) dan Ancaman (Threats). Setelah melakukan Observasi berikut adalah Analisis SWOT yang terjadi pada Dewi Sambi Tenun: a. Kekuatan (Strenght) DST adalah Memiliki Pelanggan tetap, memiliki produk yang berkualitas, loyalitas karyawan dan sudah memiliki brand image dikalangan pecinta tenun b. Kelemahan (Weakness) yang terjadi pada DST adalah Sistem Administrasi yang kurang efektif, tergantung pada pihak ketiga (Event Organizer) dan proses produksi yang lama. c. Peluang (Opportunities) yang ada antara lain Peluang pasar daerah yang masih sangat luas, banyak peminat tenun yang kesulitan mendapatkan produk dan pemekaran produksi bahan baku. d. Ancaman (Threats) Persaingan yang tidak sehat dari pelaku bisnis, Pemasok yang kurang siap dalam penyediaan bahan baku dan barang subtitusi dari china.
5.2 Saran 1.
Berdasarkan Analisis pada industri kerajinan tenun di Dewi Sambi Tenun, maka penulis menyarankan agar Dewi Sambi Tenun dapat menerapkan rancangan Multi Channel Marketing. Rancangan tersebut dibuat untuk
menyesuaikan dengan kondisi Internal Dewi sambi Tenun dan juga kondisi Eksternal Perusahaan. Model 5 kekuatan Porter (Porter’s 5 Forces Model) tentang analisis kompetitif: a. Persaingan antar perusahaan pesaing, Pada era Globalisasi Strategi untuk mempertahankan posisi diperlukan dengan membuka saluran marketing berbasis internet. b. Potensi masuknya pesaing baru, Sulitnya masuk pesaing baru pada industri tenun tidak boleh membuat perusahaan lengah dan tidak mempertahankan eksistensinya, dengan menggunakan multi channel Marketing pesaing baru akan sulit untuk mengambil celah pasar dan lebih memilih untuk bergabung dengan Dewi Sambi Tenun. c. Potensi pengembangan produk-produk pengganti, Dewi sambi Tenun seharusnya dapat memenuhi kebutuhan pasar akan barang subtitusi dan membuat produk yang tidak selalu berbahan dasar tenun. d. Daya tawar pemasok, Dewi Sambi Tenun saat ini diharapkan selain selalu melakukan observasi ke beberapa daerah guna mencari pemasok yang dapat memberikan harga yang paling menguntungkan bagi perusahaan juga harus menjalankan Strategi integrasi kebelakang. Strategi Integrasi kebelakang dapat menjadi sebuah strategi yang efektif pada Dewi Sambi Tenun untuk memenuhi kebutuhan produksi karena permintaan pasar yang besar. e. Daya tawar konsumen, Informasi tentang produk, harga dan biaya produk kerajinan masih sulit diketahui oleh Pembeli karena bahan baku
dan proses produksi memerlukan keterampilan khusus. Hal ini yang membuat Dewi Sambi Tenun mendapatkan loyalitas dari konsumen. 2.
Alat yang dipakai untuk menyusun faktor-faktor strategis perusahaan adalah matriks SWOT. Matriks ini dapat menggambarkan secara jelas bagaimana peluang dan ancaman eksternal yang dihadapi dewi sambi Tenun disesuaikan dengan kekuatan dan kelemahan yang dimilikinya. Dari Analisis yang dilakukan, Penulis menyarankan agar Dewi sambi Tenun melakukan komitmen untuk menjalankan Multi Channel Marketing secara bersungguhsungguh untuk meningkatkan volume penjualan sesuai dengan Strategi yang sudah didapat dari Analisis yang telah dilakukan oleh penulis antara lain: a. Strategi SO (Strength, Opportunities) dengan membuat counter/cabang didaerah, membuat jaringan distributor dan agen diseluruh indonesia, memperbaiki kinerja integrasi kebelakang. b. Strategi WO (Weakness, opportunities) dengan
mempekerjakan
administrasi yang berkualitas, membuat saluran distribusi kedaerah, menambah SDM bagian produksi. c. Strategi SO (Strength, Opportunities) dengan melakukan Inovasi Produk, Melakukan Integrasi kebelakang dan membuat produk dengan nuansa tradisional Indonesia. d. Strategi WT (Weakness, Opportunities) dengan bekerja sama dengan pesaing dan melakukan efektifitas dan efisiensi dalam produksi.
3.
Dewi Sambi Tenun harus mengambil sesuatu yang segar dan kreatif pada saluran penjualan dan mengerjakannya dengan kemungkinan yang paling maksimum dalam hal pendapatan dan pertumbuhan keuntungan.
4.
Dewi Sambi tetap berproses untuk tumbuh dan berkembang dan selalu memanfaatkan
peluang yang ada dan pada dekade berikutnya untuk
mengerti, menyamai, dan membangun pengalaman dari inovator saluran terkemuka. Dan menanamkan pengertian bahwa sistem berbagai saluran yang berkinerja tinggi adalah suatu tujuan yang dapat dicapai. Akhirnya, penulis berharap agar Dewi Sambi Tenunn mendapatkan penglihatan yang segar mengenai bagaimana dapat memenangkan pelanggan baru, menjual lebih banyak produk, dan membuat lebih banyak keuntungan dengan lebih cepat melalui penggunaan saluran penjualan yang lebih inovatif dan sistematis.