BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1
Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian pada bab sebelumnya serta pembahasan yang disertai dengan teori-teori yang mendukung mengenai “Pengaruh perputaran modal kerja (X1), Rasio Leverage (X2) terhadap ROA (Y)”, maka diperoleh kesimpulan sebagai berikut : 1. Perputaran Modal Kerja. Pengelolaan modal kerja dilaksanakan melalui pengelolaan terhadap unsur-unsur aktiva lancarnya dengan tujuan menghasilkan tingkat efisiensi penggunaan modal kerja yang tinggi. Untuk mengetahui perkembangan modal kerja yang baik, tidak hanya dilihat dari peningkatan modal kerjanya tetapi hendak dikaitkan pula dengan seluruh asset yang turut serta dalam menghasilkan laba bagi perusahaan. Rasio perputaran modal kerja pada 40 perusahaan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) dari tahun 2005 sampai tahun 2006 dapat disimpulkan bahwa rata-rata perputaran modal kerja masing-masing sebesar 2,74 kali dan 4,62 kali. Tahun 2006 dibandingkan tahun 2005 mengalami kenaikan sebesar 1,88 kali. Rata-rata kenaikan tingkat perputaran modal kerja dari tahun 2005 sampai dengan tahun 2006 disebabkan adanya penggunaan modal kerja yang efektif dan efisien sehingga dapat meningkatkan kinerja operasi perusahaan yang menyebabkan penjualan operasi perusahaan atau pendapatan juga meningkat. 2. Rasio Leverage Rasio ini menunjukan bahwa adanya kapasitas perusahaan untuk memenuhi kewajiban (baik itu jangka pendek maupun jangka panjang). Rasio leverage ini mempengaruhi kemampuan perusahaan dalam memperoleh laba (baik dalam hubungannya dengan penjualan ataupun aktiva), karena financial leverage menunjukan proporsi atas penggunaan hutang untuk membiayai aktiva operasinya. Rata-rata rasio leverage dari
40 perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) adalah sebesar 50,64% pada tahun 2005 dan 51,35% pada tahun 2006. Tahun 2006 mengalami kenaikan dibandingkan tahun 2005 sebesar 0,71%. Rata-rata kenaikan tingkat rasio leverage adalah karena bertambahnya penggunaan hutang untuk membiayai aktiva perusahaan, sehingga perusahaan lebih besar menghadapi resiko apabila perusahaan tidak dapat membayar beban bunga. Akan tetapi kenaikan rasio leverage juga akan berdampak pada tingkat return yang diharapkan, apabila keuntungan yang diperoleh perusahaan lebih besar daripada tingkat bunga yang harus dibayar, maka perusahaan memperoleh kesempatan dalam menghasilkan return yang lebih besar.
3. Rentabilitas Pengukuran rasio rentabilitas dilakukan dengan menggunakan rasio rentabilitas ekonomi, yaitu Return on Asset (ROA). Return on Asset (ROA) merupakan tolak ukur perusahaan dalam menghasilkan laba dengan semua aktiva yang dimiliki oleh perusahaan. Rata-rata Return on Asset (ROA) dari 40 perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek
Indonesia (BEI) adalah sebesar 8,52% pada tahun 2005 dan 8,43% pada tahun 2006. Return on Asset (ROA) tahun 2006 dibandingkan dengan tahun 2005 mengalami penurunan sebesar 0,09%. Rata-rata penurunan ini disebabkan oleh meningkatnya beban operasi perusahaan yang akan mempengaruhi besarnya EBIT yang diperoleh perusahaan, adanya penurunan profit margin yang menyebabkan keuntungan menurun, dan adanya penurunan nilai aktiva yang didapat oleh perusahaan yang digunakan untuk menghasilkan pendapatan. 4. Pengaruh Perputaran Modal Kerja dan Rasio Leverage Terhadap Rentabilitas Untuk mengetahui pengaruh perputaran modal kerja dan rasio leverage terhadap rentabilitas, penulis melakukan analisis regresi ganda (multiple regression test), dengan perputaran modal kerja, rasio leverage dan Return on Assets (ROA) sebagai indikator rentabilitas. Hasil analisis regresi ganda
menunjukan persamaan regresi yaitu Ŷ = 26,662 + 0,149 X1 - 0,367 X2. Hal ini berarti bahwa setiap adanya kenaikan atau penurunan Return on Assets (ROA), atau bahwa setiap terjadi perubahan 1 unit perputaran
modal kerja maka tingkat Return on Assets (ROA) akan berubah sebesar 0,149 unit ; dan setiap terjadi perubahan 1 unit rasio leverage maka tingkat ROA akan berubah sebesar 0,367 unit. Dari hasil persamaan regresi ganda (multiple regression test) dapat dikatakan bahwa rentabilitas perusahaan akan naik, bila perputaran modal kerja ditingkatkan, dan akan turun bila rasio leverage ditingkatkan. Berdasarkan kriteria yang telah ditentukan sebelumnya, dilakukan pengujian hipotesis secara simultan (bersama-sama), maka dilakukan pengujian statistik dengan uji F. Hasil perhitungan menunjukan Fhitung > Ftabel (33,85 > 3,87). Melihat perbandingan tersebut dapat disimpulkan bahwa hipotesis Ha diterima, artinya secara simultan terdapat pengaruh yang signifikan antara perputaran modal kerja dan rasio leverage terhadap tingkat rentabilitas. Sedangkan pengujian hipotesis yang dilakukan secara parsial diuji dengan uji t. secara parsial besarnya t1 hitung = 1,6347 dengan taraf kesalahan 5% (0,05). Melihat perbandingan thitung dan ttabel (1,6347 < 1,99), Sehingga dapat disimpulkan hipotesis Ho diterima dan Ha ditolak, artinya bahwa secara parsial “tidak terdapat pengaruh yang signifikan
antara
perputaran
modal
kerja
terhadap
tingkat
rentabilitas pada perusahaan”. Sedangkan besarnya t2 hitung = -8,1019
dengan taraf kesalahan 5% (0,05). Dengan perbandingan antara thitung dan ttabel (-8,1019 < -1,99), sehingga dapat disimpulkan hipotesis Ho diterima, artinya secara parsial “tidak terdapat pengaruh yang signifikan antara rasio leverage terhadap tingkat rentabilitas pada perusahaan”. Dari
pengujian yang telah dilakukan, pengujian hipotesis secara parsial baik untuk t1 dan t2 keduanya menyatakan hipotesis Ho diterima, sedangkan secara simultan hipotesis Ha diterima, artinya perputaran modal kerja dan rasio leverage secara bersama-sama berpengaruh terhadap tingkat rentabilitas pada perusahaan. Jadi berdasarkan hipotesis secara simultan
menyatakan bahwa “terdapat pengaruh yang signifikan antara perputaranmodal
kerja
dan
rasio
leverage
terhadap
tingkat
rentabilitas pada perusahaan”. 5.2
Saran - Saran
Berdasarkan kesimpulan dan kelemahan-kelemahan yang ditemukan, penulis mengemukakan saran-saran yang diharapkan dapat bermanfaat yaitu : 1. PT Ades Water Indonesia, Tbk belum mampu mengelola modal kerjanya secara efektif dan perkembangan modal kerjanya pun semakin menurun. Akan tetapi dalam pemenuhan kebutuhannya sebaiknya tidak menambah dana pinjaman karena perusahaan lebih besar menghadapi resiko apabila perusahaan tidak dapat membayar beban bunga. 2. Perusahaan sebaiknya tidak menanamkan modal kerja secara berlebihan dalam aktiva lancar walaupun hal tersebut menjamin likuiditas perusahaan, karena aktiva lancar dalam jumlah yang besar akan mengurangi laba apabila perusahaan tidak mampu memenuhi penjualan yang diharapkan. 3. Manajemen modal kerja yang tepat akan meningkatkan efisiensi dan produktivitas dari aktiva lancar. Manajemen modal kerja dikaitkan dengan rentabilitas ekonomi dapat diukur dengan pendapatan yang diperoleh dari penjualan dikurangi dengan biaya-biaya. Biaya dapat dikurangi dengan meningkatkan efisiensi pengeluaran pada pos-pos tertentu, sedangkan penjualan dapat dinaikan dengan meningkatkan investasi dalam aktiva yang profitable yang mampu menghasilkan tingkat pendapatan yang lebih tinggi. 4. Financial leverage dapat mempengaruhi kemampuan perusahaan dalam menghasilkan laba apabila return yang diperoleh lebih besar dari pada tingkat bunga yang harus dibayarkan. Penggunaan financial leverage tidak hanya
berhubungan
dengan
perusahaan
yang
berhutang
tetapi
berhubungan juga dengan pihak kreditur dan investor. Adapun saran-saran bagi perusahaan, kreditur dan investor mengenai financial leverage adalah :
•
Saran bagi perusahaan 1. Sebaiknya perusahaan melakukan efisiensi dan efektivitas dalam menggunakan dana pinjaman dengan mempertimbangkan tingkat pengembalian dan resiko yang menyertainya. Karena rasio leverage sangat berpengaruh secara signifikan terhadap ROA dibandingkan dengan perputaran modal kerja. 2. Sebaiknya perusahaan meningkatkan penjualan agar perusahaan di masa yang akan datang tidak mengalami penurunan pengembalian modal, sehingga perusahaan dapat membayar dana pinjaman beserta bunganya.
•
Saran bagi kreditur Kreditur selalu mewaspadai rasio leverage karena nilai rasio leverage yang tinggi menunjukan adanya konsekuensi kreditur mungkin saja dirugikan dengan tidak menerima pelunasan hutang debitur tepat sesuai dengan perjanjian sebelumnya.
•
Saran bagi investor Meski (ROA) yang tinggi dapat dijadikan parameter tingkat rentabilitas ekonomi perusahaan, juga perlu mewaspadai rasio leverage perusahaan karena investor perlu menilai bagaimana perusahaan membiayai asset dan kegiatan operasional perusahaan.
5. Perusahaan harus mampu menurunkan beban operasi terutama mencermati beban penjualan yang meningkat seiring dengan peningkatan volume penjualan. Peningkatan profit margin disamping dapat meningkatkan operating asset turnover juga akan memperbesar rentabilitas ekonomi
perusahaan.