BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
5.1
Kesimpulan Kesimpulan yang diperoleh berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan pada
bab sebelumnya, maka kesimpulannya adalah sebagai berikut : 1. Hasil analisis korelasi menunjukkan tidak terdapat hubungan positif dan signifikan disiplin kerja terhadap kinerja terhadap kinerja pegawai Setditjen Pendidikan Islam Kementerian Agama RI. Kesimpulan yang diperoleh tidak terdapat pengaruh atau kontribusi yang kuat variabel disiplin kerja terhadap kinerja. Menurut teori Disiplin (Bejo Siswanto, 1997: 287) dapat diartikan sebagai suatu sikap menghormati, menghargai, patuh dan taat terhadap peraturanperaturan yang berlaku baik tertulis maupun tidak tertulis serta sanggup menjalankannya dan tidak mengalah untuk menerima sanksi-sanksi apabila ia melanggar tugas dan wewenang yang diberikan kepadanya, ternyata belum sepenuhnya tertanam pada sebagian pegawai. 2. Hasil analisis korelasi menunjukkan terdapat hubungan positif dan signifikan motivasi kerja terhadap kinerja pegawai Setditjen Pendidikan Islam Kementerian Agama RI. Koefisien regresi 0.840 mempunyai sig. sebesar 0.00 < α = 0.05, memperlihatkan bahwa motivasi berpengaruh terhadap kinerja. Menurut (Stephen P. Robbins, 2001: 213) motivasi adalah kesediaan individu untuk mengeluarkan 89
90
upaya yang tinggi untuk mencapai tujuan organisasi. Ada tiga elemen kunci dalam motivasi yaitu upaya, tujuan organisasi dan kebutuhan. Kesimpulan yang diperoleh terdapat pengaruh atau kontribusi yang kuat variabel motivasi kerja terhadap kinerja, namun faktor-faktor yang ada dalam diri seseorang yang menggerakkan perilakunya untuk memenuhi tujuan tertentu yang terdapat pada diri sebagian pegawai ternyata masih rendah. 3. Tidak terdapat pengaruh positif dan signifikan disiplin kerja dan motivasi kerja apabila tidak dilakukan secara bersama-sama terhadap kinerja pegawai Setditjen Pendidikan Islam Kementerian Agama RI. Batasan mengenai kinerja bisa dilihat dari berbagai sudut pandang tergantung pada tujuan masing-masing organisasi (misalnya untuk profit ataukah untuk customer satisfaction) juga tergantung pada bentuk organisasi itu sendiri (misalnya organisasi publik versus organisasi swasta, atau organisasi bisnis ataukah organisasi sosial) (Pareek dalam Bina, 2004: 15). Kesimpulan yang diperoleh tidak terdapat pengaruh atau kontribusi yang kuat variabel disiplin kerja dan motivasi kerja secara bersama-sama terhadap kinerja adalah kuat, namun hasil kerja secara kualitas dan kuantitas yang dicapai oleh pegawai dalam melaksanakan tugasnya sesuai tanggung jawab yang diberikan kepadanya ternyata belum optimal, dapat terlihat hanya motivasi yang kuat berpengaruh terhadap kinerja. 4. Hasil analisis Regresi Ganda menunjukkan bahwa disiplin tidak memberikan pengaruh yang signifikan terhadap kinerja, melainkan motivasi kerja memberikan
91
pengaruh yang signifikan terhadap kinerja pegawai Setditjen Pendidikan Islam Kementerian Agama RI. 5. Kategori responden berdasarkan usia dan jenis kelamin yang memiliki disiplin dan motivasi untuk peningkatan tenaga kerja dapat dilihat dari hasil kuesioner menunjukkan persentase terbesar usia pria antara 40 – 49 tahun sebanyak 26% dan persentase terbesar usia wanita antara 30 – 39 tahun sebanyak 14%.
5.2
Saran
1. Bahwa disiplin kerja sebagai suatu sikap taat aturan, kesungguhan bekerja, taat atasan, dan ketepatan jadwal. Menurut teori Disiplin (Bejo Siswanto, 1997: 287) dapat diartikan sebagai suatu sikap menghormati, menghargai, patuh dan taat terhadap peraturan-peraturan yang berlaku baik tertulis maupun tidak tertulis serta sanggup menjalankannya dan tidak mengalah untuk menerima sanksi-sanksi apabila ia melanggar tugas dan wewenang yang diberikan kepadanya, agar lebih efektif lagi penerapannya dan dilaksanakan secara konkrit sehingga kinerja menjadi optimal. Faktor kesungguhan bekerja sangat signifikan berpengaruh pada variabel disiplin, selain itu sangat mempengaruhi juga kebijakan dalam memotivasi pegawai. Untuk itu disiplin kerja Setditjen Pendidikan Islam Kementerian Agama RI diharapkan menjadi efektif lagi ke depannya. 2. Bahwa motivasi kerja sebagai faktor-faktor yang ada dalam diri seseorang yang menggerakkan perilakunya untuk memenuhi tujuan tertentu agar lebih
92
ditingkatkan lagi dan dilaksanakan secara konkrit sehingga kinerja menjadi optimal. Menurut (Stephen P. Robbins, 2001: 213) motivasi adalah kesediaan individu untuk mengeluarkan upaya yang tinggi untuk mencapai tujuan organisasi. Ada tiga elemen kunci dalam motivasi yaitu upaya, tujuan organisasi dan kebutuhan. Untuk itu motivasi kerja Setditjen Pendidikan Islam Kementerian Agama RI diharapkan menjadi lebih meningkat lagi ke depannya. 3. Bahwa Kinerja sebagai hasil kerja secara kualitas dan kuantitas yang dicapai oleh pegawai dalam melaksanakan tugasnya sesuai tanggung jawab yang diberikan. Batasan mengenai kinerja bisa dilihat dari berbagai sudut pandang tergantung pada tujuan masing-masing organisasi (misalnya untuk profit ataukah untuk customer satisfaction) juga tergantung pada bentuk organisasi itu sendiri (misalnya organisasi publik versus organisasi swasta, atau organisasi bisnis ataukah organisasi sosial) (Pareek dalam Bina, 2004: 15). Pegawai Setditjen Pendidikan Islam Kementerian Agama RI
harus lebih optimal lagi, disertai
efektifnya disiplin kerja dan tingginya tingkat motivasi kerja sehingga kinerja Setditjen Pendidikan Islam Kementerian Agama RI menjadi lebih optimal lagi ke depannya. 4. Bahwa disiplin dan motivasi tenaga kerja dapat dilihat dari hasil kuesioner menunjukkan persentase terbesar usia pria antara 40 – 49 tahun sebanyak 26% dan persentase terbesar usia wanita antara 30 – 39 tahun sebanyak 14%. Perlu ditingkatkan pelatihan dan diklat dalam memotivasi pegawai instansi usia pria dan
93
wanita antara 20 – 29 tahun agar lebih diperhatikan, penghargaan pada prestasi kerja juga sangat berpengaruh dalam meningkatkan disiplin dan motivasi di Setditjen Pendidikan Islam Kementerian Agama RI agar tercipta kesungguhan bekerja pada usia yang lebih muda dengan harapan menghasilkan usia yang produktif dikemudian hari.