BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
1.1
KESIMPULAN Karya sastra merupakan suatau karya imajinatif dari seorang yang dilandasi kesadaran dan tanggung jawab dari segi kreativitas sebagai karya seni. Karya sastra juga banyak memberikan gambaran kehidupan sebagai mana yang diingingkan oleh pengarangnya sekaligus menunjukkan sosok manusia sebagai insan seni yang berunsur estetis dominan. Puisi merupakan salah satu dari karya sastra yang memiliki banyak unsur di dalamnya. Ada banyak cara untuk mempelajari puisi, salah satunya dengan analisis stilistika. Analisis stilistika pun dibagi lagi ke dalam beberapa bagian, namun dalam penelitian ini penulis hanya menggunakan 2 bagian dari stilistika yaitu analisis gaya bahasa dan diksi atau pilihan katanya saja. Puisi yang dianalisis oleh penulis adalah 4 dari puisi 6 puisi dalam kumpulan “La Mort” karya Charles Baudelaire. Penulis menemukan banyak kendala dalam menganalisis puisi tersebut. Slaah satunya adalah dalam memahami terlebih dahulu puisinya dalam bahasa Indonesia. Dalam menganalisis puisi-puisi ini, penulis melewati beberapa tahap yang cukup rumit misalnya dalam menerjemahkan terlebih dahulu ke dalam bahasa Indonesia agar penluis bisa memahami apa arti dari puisinya. Kemudian, penulis menganalisis dalam segi gaya bahasanya dan yang terkhir menganalisis 104
dari segi diksi atau pilihan katanya. Setelah melewati beberapa proses di atas, penulis akhirnya mendapatkan hasil dari analisis kedua bagian dari stilistika itu dan mengerti maksud dari pengarang dalam menulis puisinya. Berdasarkan hasil analisis pada bab sebelumnya, penulis mendapatkan gaya bahasa dan diksi pada 4 dari 6 kumpulan puisi “La Mort” karya Charles Baudelaire. Gaya bahasa yang terdapat dalam puisi-puisi tersebut ada 16 gaya bahasa, yaitu. 1. Pleonasme Pleonasme adalah acuan yang mempergunakan kata-kata lebih banyak daripada yang diperlukan untuk menyatakan sesuatu atau gagasan . Terdapat 1 gaya bahasa pleonasme di dalam kumpulan puisi ini yaitu dalam puisi yang berjudul La Mort Artistes pada kalimat Combien faut-il de fois secouer mes grelots. Et baiser ton front bas, morne caricature ? 2. Alusi Alusi merupakan jenis gaya bahasa yang berusaha mensugestikan kesamaan antara orang, tempat dan peristiwa. Gaya bahasa ini terdapat dalam 1 puisi La Mort des Amants pada kalimat Des divans profonds comme des tombeaux. 3. Paradoks Paradoks adalah sejenis gaya bahasa yang mengandung pertentangan yang ada dengan kenyataan. Dalam puisi La Mort Artistes terdapat 2 paradoks dan masingmasing terdapat 1 dalam puisi Le Rêve du Curieux dan La Mort des Pauvres.
105
Contoh gaya bahasa paradoks yang ditemukan adalah Qui, comme un élixir, nous monte et nous enivre. Et nous donne le coeur de marcher jusqu'au soir. 4. Metafora Metafora adalah jenis gaya bahasa yang membandingkan dua hal scara langsung tetapi dalam bentuk yang singkat. Terdapat 2 metafora yaitu dalam puisi La Mort Artistes dan La Mort des Pauvres. Contohnya dalam kalimat C'est un Ange qui tient dans ses doigts magnétiques. Le sommeil et le don des rêves extatiques. Et qui refait le lit des gens pauvres et nus. 5. Polisidenton Polisidenton adalah gaya bahasa yang berupa acuan yang bersifat padat dan mampat dimana beberapa kata, frasa atau klausa yang sederajat dihubungkan oleh kata sambung. Terdapat 1 polisidenton yaitu dalam puisi La Mort artistes pada kalimat Pour piquer dans le but, de mystique nature. Combien, ô mon carquois, perdre de javelots ? 6. Ironi Ironi adalah gaya bahasa yang ingin mengatakan sesuatu dengan makna atau maksud berlainan dari apa saja yang terkandung dalam rangkaian kata-kata. Terdapat 1 ironi yaitu dalam puisi La Mort des Pauvres pada kalimat Où l'on pourra manger, et dormir, et s'asseoir. 7.Hiperbola Hiperbola adalah gaya bahasa yang
mengandung suatu pernyataan yang
berlebihan dam membesar-besarkan sesuatu hal.
106
Terdapat 3 hiperbola yaitu dalam puisi Le Rêve du Curieux dan La Mort des Amants contohnya
pada kalimat -J'allais mourir. C'était dans mon âme
amoureuse. Désir mêlé d'horreur, un mal particulier. 2. Hipalase Hipalase adalah gaya bahasa dimana sebuah kata digunakan untuk menerangkan sebuah kata yang lainnya. Terdapat 1 hipalase yaitu dalam puisi La Mort des Amants pada klaimat Qui réfléchiront leurs doubles lumières. Dans nos deux esprits, ces miroirs jumeaux. 3. Personifikasi Personifikasi adalah gaya bahasa kiasan yang menggambarkan bendabenda mati atau tidak bernyawa seolah-olah memiliki sifat kemanuasiaan. Terdapat 1 personifikasi yaitu dalam puisi La Mort des Amants pada kalimat Un soir fait de rose et de bleu mystique. 4. Anafora Anafora adalah gaya bahasa repetisi yang berwujud pengulangan kata pertama pada tipa baris atau kalimat berikutnya. Terdapat 2 anafora yaitu dalam puisi La Mort des Pauvres contohnya pada kalimat C'est la Mort qui console, hélas ! et qui fait vivre. C'est le but de la vie, et c'est le seul espoir. 5. Antonomasia Antonomasia adalah bentuk khusus dari sinekdok yang berwujud penggunaan sebuah epiteta untuk menggantikan nama diri, atau gelar resmi, atau jabatan untuk menggantikan nama diri. Terdapat 1 antonomasia yaitu dalam puisi La Mort Artistes pada kalimat Il en est qui jamais n'ont connu leur Idole.
107
6. Simploke Simploke adalah repetisi pada awal dan akhir beberapa baris atau kalimat berturut-turut. Terdapat 1 simploke yaitu dalam puisi La Mort des Pauvres pada kalimat C'est la gloire des Dieux, c'est le grenier mystique. C'est la bourse du pauvre et sa patrie antique. C'est le portique ouvert sur les Cieux inconnus. 7.
Simile Simile adalah gaya bahasa yang perbandingan yang bersifat eksplisit, yaitu
langsung mengatakan sesuatu sama denagn hal yang lain. Terdapat 1 simile yaitu dalam puisi Le Rêve du Curieux pada kalimat J'étais comme l'enfant avide du spectacle. Haïssant le rideau comme on hait un obstacle. Enfin la vérité froide se révéla. 8.
Klimaks Klimaks adalah gaya bahasa yang mengandung urutan-urutan pikiran
setiap kali semakinmeningkat kepentingannya dari gagasan-gagasan sebelumnya. Terdapat 1 klimaks yaitu dalam puisi Le Rêve du Curieux pada kalimat J'étais mort sans surprise, et la terrible aurora. M'enveloppait. -Eh quoi! n'est-ce donc que cela? La toile était levée et j'attendais encore. 9.
Periphrasis Periphrasis adalah gaya bahasa yang menggunakan kata lebih banyak dari
pada yang diperlukan. Terdapat 2 periphrasis yaitu dalam puisi La Mort Artistes dan La Mort des Amants contohnya pada kalimat Et ces sculpteurs damnés et marqués d'un affront. Qui vont se martelant la poitrine et le front.
108
10.
Eufemismus Eufemismus adalah gaya bahasa yang menggunakan ungkapan-ungkapan
halus untuk menggantikan acuan-acuan yang mungkin dirasakan menghina, menyinggung perasaan atau mensugestikan sesuatu yang tidak menyenangkan. Terdapat 4 eufemismus yaitu dalam puisi La Mort des Amants dan La Mort des Pauvres contohnya pada kalimat Nous aurons des lits pleins d'odeurs légères.
Diantara 16 gaya bahasa yang ditemukan, gaya bahasa eufemismus yang banyak dijumpai dalam 4 puisi tesebut. Pengarang
menggunakan
gaya
bahasa
sebagai
sarana
untuk
mengungkapkan kesan dan pemikirannya. Selain itu, penggunaan gaya bahasa juga dimaksudkan pengarang untuk memberikan efek tertentu, seperti dalam penggunaan gaya bahasa eufemismus yang bertujuan untuk menggantikan katakata yang sekiranya menyinggung, menghina atau mensugestikan sesuatu yang tidak menyenangkan sehingga lebih halus untuk diungkapkan walaupun maknanya mungkin menyinggung. Pemilihan gaya bahasa dengan menggunakan ungkapan-ungkapan yang sedikit sulit untuk dimengerti dilakukan oleh pengarang dan hal ini menjadi sedikit kesulitan bagi penulis dalam menafsirkan maksud dari pengarang. Dalam kumpulan puisi ini , tema yang diangkat adalah kematian karena dari judulnya pun sudah jelas bahwa kumpulan puisi ini adalah mengenai kematian. selain tentang kematian, kumpulan puisi ini mengangkat tema percintaan, kemiskinan dan moral hidup.
109
Selain gaya bahasa, penelitian ini membahas tentang diksi atau pilihan kata yang terdapat dalam 4 dari 6
kumpulan puisi La Mort karya Charles
Baudelaire. Diksi atau pilihan kata yang digunakan dalam keempat puisi tersebut pada umumnya lebih banyak
terdapat makna konotasi namun tidak terlalu
signifikan antara penggunaan makna denotasi dengan konotasi. Pada puisi La Mort Artistes, makna konotasi terlihat lebih dominan contonhya dalam kalimat N'ont qu'un espoir, étrange et sombre Capitole ! C'est que la Mort, planant comme un soleil nouveau. Dalam kalimat ini, kata matahari bermakna konotatif karena berarti sebuah kehidupan baru setelah mati atau kita akan menemukan babak baru setelah kita mati yang diharapkan bisa lebih indah. Sedangkan dalam arti denotatif, matahari adalah tatasurya yang diciptakan Tuhan untuk menerangi bumi di siang hari.
Sama halnya pada puisi La Mort des Amants, makna konotasi telihat sidikit lebih banyak dari pada makna denotasi. Makna konotasinya terdapat 6 kalimat , misalnya terdapat pada kalimat Usant à l'envi leurs chaleurs dernières Nos deux coeurs seront deux vastes flambeaux. Makna kata vastes flambeaux disini adalah konotatif yang berarti hal yang meledak-ledak yang memanas seperti api, makna seluruhnya adalah dua hati seorang kekasih yang disatukan yang akan meledak atau memancarkan efek yang emosional. Sedangkan dalam makna denotatif, vastes flambeaux adalah sejenis alat penerangan berupa api yang dinyalakan di atas sumbu dalam sebuah bamboo yang besar. Sedangkan makna denotasi, terdapat 4 kalimat dalam puisi ini, contohnya pada kalimat Nous aurons des lits pleins d'odeurs légères. Makna kata dari kata ranjang disini mengandung 110
denotatif yang berarti tempat atau furniture yang digunakan untuk tidur. Tempat tidur yang dimaksud disini adalah tanah yang nantinya akan menjadi tempat tidur terakhir kita setelah mati.
Namun, dalam puisi Le Rêve du Curieux, makna denotasi justru lebih banyak ditemukan daripada makna konotasi. Makna denotasi dalam puisi ini berjumlah 5 kalimat, misalnya dalam kalimat Enfin la vérité froide se révéla. J'étais mort sans surprise, et la terrible aurora. Kata mati di atas merupakan makna denotatif yang berarti pergi meninggalkan dunia untuk selamanya, di cabut nyawa oleh Tuhan. Seseorang yang ada dalam aklimat ini akan pergi meninggalkan dunia tanpa sepengetahuan orang lain. Sedangkan makna konotasinya hanya terdapat 2 kalimat misalnya J'étais comme l'enfant avide du spectacle. Haïssant le rideau comme on hait un obstacle. Le Rideau = Tirai / Gorden. Makna kata tirai disini bermakna konotatif yang berarti penghalang sesuatu atau rintangan. Sedangkan dalam makna denotatif, tirai atau gorden berarti kain untuk menutupi jendela.
Sedangkan dalam puisi La Mort des Pauvres, makna konotasi lebih banyak dari makna denotasi. Makna konotasinya terdapat 4 buah yang contohnya ada dalam kalimat A travers la tempête, et la neige, et le givre. C'est la clarté vibrante à notre horizon noir. Makna l’auberge disini merupakan makan konotasi yang berarti bumi tempat manusia hidup dimana kita bisa makan, tidur dan bersantai-santai. Sedangkan dalam makna denotasi, penginapan adalah tempat untuk menginap saat dalam perjalanan atau tempat menginap yang sama seperti
111
kamar. Makna denotasi yang terdapat dalam puisi ini hanya 2 kalimat, misalnya dalam kalimat Qui, comme un élixir, nous monte et nous enivre. Et nous donne le coeur de marcher jusqu'au soir Makna kata dari obat di atas bermakna denotatif yang berarti sesuatu yang menyembuhkan penyakit , namun makna disini bukan dari penyakit tetapi penderitaan selama di dunia. Obat disini kematian yang sebagai penyembuh atau penghilang penderitaan kaum miskin di dunia.
1.2
Saran Melalui penelitian ini, penulis ingin menyampaikan saran kepada : 1. Dosen Jurusan Pendidikan Bahasa Perancis. Penulis menyarankan kepada Dosen Jurusan Pendidikan Bahasa Perancis agar memberikan pengajaran mengenai stilistika khususnya bagian gaya bahasa dan diksi. Pembelajaran ini dapat menjadi alternatif bagi pembelajaran karya sastra Perancis khususnya pembelajaran puisi dan sangat membantu dalam memahami maksud dari penyair. 2. Mahasiswa Berdasarkan penjelasan yang telah di bahas, penulis menyarankan kepada mahasiswa agar mempelajari pemahaman atau pengetahuan tentang gaya bahasa Perancis dan diksi atau pilihan katanya, sehingga bisa diaplikasikan dalam pembelajaran karya sastra Perancis khususnya pembelajaran puisi dan dapat membantu dalam pemahaman isinya.
112
3. Para apresiator karya sastra Perancis dan pembaca lainnya Untuk para pembaca yang senang mengapresiasikan karya sastra Perancis, pembelajaran ini dapat menjadi tambahan pemahaman dalam memepelajari karya sastra karena dinilai penuli sangat membantu.
113