Laporan Tugas Akhir
M.Faiz Wirawan / Ferdia Chandra
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 KESIMPULAN 1. Kuat tekan beton yang direncanakan adalah 250 kg/cm 2 dan kuat tekan rencana ditargetkan mencapai 282 kg/cm2. Menurut hasil percobaan yang telah dilakukan didapatkan bahwa nilai rata-rata kuat tekan beton adalah 334,350 kg/cm2. Walaupun pada hasil pengujian diperoleh nilai yang lebih tinggi dari kuat rencana namun juga terdapat satu nilai yang lebih rendah dari nilai rencana sebesar 242,321 kg/cm2, namun secara umum nilai rata-rata kuat tekan beton yang diperoleh dapat dianggap telah memenuhi persyaratan mutu kekuatan. 2. Dengan melihat karakteristik fisik agregat dari limbah beton, maka dapat disimpulkan bahwa agregat dari limbah beton dapat digunakan sebagai bahan dalam pembuatan beton. Tetapi masih perlu adanya perbaikan dari material agregat dari limbah beton seperti gradasi dan kadar pasta semen yang masih menempel. 3. Dengan melihat hasil positif dari penelitian ini maka penggunaan agregat dari limbah beton layak untuk digunakan. Beton-beton yang terbuang dalam proses konstruksi beton atau perbaikan dan pembongkaran bangunan beton lama, dapat didaur ulang (recycling) dan dipakai lagi sebagai agregat kasar sehingga mengurangi limbah dan membantu usaha pelestarian sumber daya alam (batuan). 4. Kekuatan asal beton limbah yang digunakan sebagai agregat kasar pada campuran beton baru tidak mempengaruhi hasil dari kekuatan tekan beton baru. 5. Perawatan beton memegang peranan penting untuk mendapatkan kekuatan beton sesuai kekuatan beton yang direncanakan. Hal ini dikarenakan perawatan beton dapat menjaga hilangnya panas hidrasi yang dapat mempengaruhi kekuatan beton. Kecilnya kehilangan air yang menguap akibat adanya panas hidrasi pada beton yang mengalami proses pengerasan membuktikan baiknya proses curing yang telah dilakukan. 6. Dari hasil perbandingan kekuatan beton daur ulang dengan kekuatan beton agregat alami dari data yang ada di laboratorium struktur dan bahan teknik sipil ITB didapatkan kekuatan beton Kesimpulan dan Saran
V-1
Laporan Tugas Akhir
M.Faiz Wirawan / Ferdia Chandra
daur ulang memiliki hasil yang baik bahkan untuk nilai kekuatan tekan rata-ratanya memiliki nilai yang lebih besar. Benda uji dengan menggunakan agregat alami memiliki kuat tekan ratarata 227,48 kg/cm2, kuat tekan terbesar 260,31 kg/cm2, dan kuat tekan terkecil adalah 212,78 kg/cm2. Sedangkan pada benda uji dengan menggunakan agregat daur ulang, kuat tekan rataratanya adalah 334,35 kg/cm2, kuat tekan terbesarnya 334,35 kg/cm2, dan kuat tekan terkecilnya adalah 242,321 kg/cm2. 7. Pada komponen analisis biaya, pembuatan beton dengan menggunakan agregat kasar daur ulang membutuhkan biaya (direct cost) yang jauh lebih kecil dibandingkan biaya pembuatan beton dengan menggunakan agregat alami. Untuk produksi beton menggunakan agregat alami sebanyak 1 m3 adalah Rp. 587.347,81, sedangkan produksi beton menggunakan agregat daur ulang sebanyak 1 m3 adalah Rp. 495.951,88. Lebih kecilnya biaya yang dikeluarkan pada pembuatan beton dengan menggunakan agregat daur ulang adalah karena biaya untuk membayar upah tukang batu dan biaya sewa crushing machine masih lebih kecil dibandingkan dengan biaya untuk pengadaan agregat kasar alami. 8. Dalam penelitian ini komponen biaya yang dimasukkan ke dalam perhitungan hanya komponen untuk produksi saja, tetapi dalam aplikasinya di lapangan harus memperhatikan komponenkomponen biaya lainnya yang sangat berpengaruh terhadap total biaya yang harus dikeluarkan. Komponen-komponen tersebut adalah : Biaya transportasi akibat jarak lokasi pengambilan bahan baku agregat daur ulang Waktu tambahan yang diperlukan untuk pengadaan bahan baku dan proses pengolahan bahan baku agregat daur ulang Pekerja tambahan untuk bongkar muat bahan baku agregat daur ulang Penggunaan listrik dan air dalam produksi beton Biaya penghancuran bangunan Dengan memasukkan variabel komponen biaya tersebut ke dalam perhitungan analisis biaya maka akan diperoleh total biaya yang lebih akurat.
Kesimpulan dan Saran
V-2
Laporan Tugas Akhir
M.Faiz Wirawan / Ferdia Chandra
9. Dari 7 karung bahan baku hasil penghancuran sisa benda uji yang akan digunakan sebagai agregat kasar daur ulang, sebanyak 5 karung agregat kasar dapat digunakan dan 2 karung dibuang karena tidak memenuhi persyaratan gradasi agregat. 10. Penggunaan agregat kasar daur ulang ini akan lebih ekonomis jika menggunakan bahan baku sisa puing bangunan yang ada di lokasi tempat penghancuran bangunan (demolisi), diolah di lokasi tersebut, dan digunakan sebagai bahan baku agregat kasar di lokasi itu juga. Hal ini berkaitan dengan pengurangan biaya transportasi.
Kesimpulan dan Saran
V-3
Laporan Tugas Akhir
M.Faiz Wirawan / Ferdia Chandra
5.2 SARAN Dengan penelitian ini diharapkan penggunaan agregat daur ulang untuk produksi beton dapat menggantikan penggunaan agregat alami yang sering digunakan untuk produksi beton pada saat ini. Hal ini didukung dengan hasil penelitian penggunaan agregat daur ulang yang telah kami kerjakan memberikan hasil yang sangat baik dari sisi kekuatan beton dan lebih ekonomis dari sisi analisis biaya. Sehingga diharapkan dari hasil penelitian ini penggunaan agregat daur ulang untuk produksi beton dapat menjadi bahan pertimbangan sebelum menggunakan agregat alam pada produksi beton terutama jika meninjau dari aspek kelestarian lingkungan. Untuk memperbaiki dan menyempurnakan penelitian selanjutnya, diusulkan rancangan penelitian sebagai berikut : 1. Rancangan Penelitian Persiapan Bahan Baku 1. Agregat daur ulang a) Pisahkan dari beton bila ada benda-benda lain atau sampah. b) Penghancuran limbah beton harus memperhatikan ukuran dan gradasi seperti yang dipersyaratkan untuk agregat kasar dalam campuran beton. Lakukan proses ayakan agregat agar didapatkan agregat yang memiliki distribusi ukuran sedemikian rupa, sehingga ukuran rongga-rongga antar agregat minimum. c) Lakukan pencucian agar bersih dari kotoran yang menempel pada agregat. 2. Pasir a) Dicuci untuk mendapatkan kadar lumpur menjadi < 10% sehingga mendapatkan mortar yang bermutu baik. b) Penjemuran hingga kondisi kering permukaan. c) Digunakan pasir dengan diameter butir ≤ 1 mm. d) Penyimpanan dengan plastik/karung beras untuk mempertahankan kadar air. e) Pengukuran karakteristik material meliputi :
Kesimpulan dan Saran
-
Kadar air
-
Kadar lumpur
-
Specific gravity agregat halus
V-4
Laporan Tugas Akhir
M.Faiz Wirawan / Ferdia Chandra
3. Semen a) Penggunaan semen yang memiliki kualitas baik b) Pengukuran berat jenis semen. c) Penyimpanan semen harus memperhatikan faktor kelembaban dari tempat penyimpanan agar semen tidak menggumpal Campuran Beton a) Dalam penentuan komposisi campuran bahan pembentuk beton harus memperhatikan aturan yang dipersyaratkan dalam penentuan mix design. b) Kadar air dalam campuran harus diperhatikan akibat pasta semen yang banyak menempel pada agregat kasar. Pasta semen yang banyak mengandung pori memberikan celah dan ruang untuk diisi air. Benda Uji a) Jumlah sampel yang digunakan sebaiknya lebih banyak lagi untuk memperoleh tingkat keakuratan data yang dihasilkan (menurut PBI minimal sebanyak 20 buah). Pembuatan benda Uji a) Harus diperhatikan lama pencampuran bahan-bahan di dalam concrete mixer, lama pencampuran yang optimum tergantung dari tipe dan ukuran concrete mixer, kecepatan rotasi, dan kualitas pencampuran bahan dasar ketika pengisian concrete mixer. b) Proses pengecoran dan pemadatan beton dilaksanakan hampir secara bersamaan sehingga segregasi dapat dihindarkan dan beton dapat dipadatkan secara penuh. Untuk itu harus diperhatikan hal-hal sebagai berikut : i.
Beton harus dicor dalam lapisan-lapisan yang seragam.
ii.
Benturan antara campuran beton dengan cetakan atau tulangan harus dihindarkan.
iii.
Setiap lapisan harus terlebih dahulu dipadatkan secara penuh sebelum pengecoran lapisan berikutnya dan setiap lapisan yang berurutan harus dicorkan ketika lapisan di bawahnya masih bersifat plastis, sehingga diperoleh benda uji yang monolit.
Kesimpulan dan Saran
V-5
Laporan Tugas Akhir
M.Faiz Wirawan / Ferdia Chandra
Perawatan benda Uji a) Curing benda uji dilakukan setelah benda uji dikeluarkan dari cetakan silinder, tepatnya setelah umur beton 24 jam. Curing dilakukan dengan cara merendam benda uji dalam bak berisi air hingga umur benda uji yang diinginkan sebelum dilakukan uji kuat tekan. b) Air yang digunakan untuk merendam beton harus diperhatikan kebersihannya, pada umumnya air yang digunakan untuk campuran beton sesuai pula untuk perawatan beton. Pengujian benda Uji a) Setiap benda uji harus dilakukan dengan metode pengujian yang sama. b) Benda uji yang akan diuji kekuatan tekannya harus mempunyai permukaan yang datar, hal ini dimaksudkan agar gaya yang diberikan alat uji dapat terdistribusikan secara merata sehingga nilai uji tekan yang didapatkan mewakili besar kekuatan benda uji sebenarnya. Permukaan benda uji dapat dilapisi dengan sulfur (capping) sehingga permukaannya menjadi datar atau menggunakan plat datar yang dipasang pada permukaan benda uji sesaat sebelum uji tekan dilaksanakan. 4. Untuk pengembangan penelitian ini, akan lebih baik jika dilengkapi dengan penelitian mengenai kekuatan tarik untuk mengetahui kualitas interlocking antar agregat daur ulang dengan semen. 5. Untuk lebih mengetahui kekuatan agregat daur ulang, akan lebih baik jika dilakukan uji kuat agregat dengan menggunakan Los Angeles Test. 6. Kuat Tekan benda uji yang dihasilkan sangat lebih tinggi dari kuat tekan rencana. Untuk mengekonomiskan penggunaan semen, sebaiknya dilakukan koreksi terhadap mix design, sehingga dapat menghindari over design dalam hal kekuatan beton. 7. Pada penelitian ini tidak menghitung lama waktu penghancuran sisa benda uji untuk dapat digunakan sebagai bahan baku agregat kasar. Selain itu juga keekonomisan pemakaian limbah benda uji untuk digunakan sebagai bahan baku harus diperhitungkan untuk mendapatkan analisis perbandingan yang lengkap. 2. Green Construction Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan, baik dari sisi biaya dan sisi kekuatan tekan beton yang dihasilkan pembuatan beton yang menggunakan agregat kasar daur ulang memberikan hasil yang sangat baik. Hal ini dapat dijadikan bahan pertimbangan dalam Kesimpulan dan Saran
V-6
Laporan Tugas Akhir
M.Faiz Wirawan / Ferdia Chandra
pengembangan teknologi beton terutama jika dikaitkan dengan isu green construction. Dengan penggunaan agregat kasar daur ulang dalam pembuatan beton maka dapat mengurangi dampak kerusakan lingkungan akibat eksploitasi batuan yang berlebihan untuk keperluan penggunaan agregat dalam campuran beton. Walaupun jika meninjau komponen biaya secara keseluruhan penggunaan agregat kasar daur ulang membutuhkan biaya yang lebih besar namun jika dikaitkan dengan kelestarian lingkungan, penggunaan agregat kasar daur ulang memberikan keuntungan yang sangat besar dalam hal menjaga kelestarian sumber daya alam untuk generasi yang akan datang.
Kesimpulan dan Saran
V-7