108
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1. Kesimpulan Judul penelitian ini adalah : Konstruksi Nilai Rancangan Pesan ESQ 165 Dalam Pembangunan Karakter Indonesia Emas (Analisis Framing Program Indonesia Emas di TVRI). Penelitian ini bertujuan : berupaya: mengetahui konstruksi kreasi nilai rancangan pesan ESQ 165 dalam pembangunan karakter di Program Indonesia Emas TVRI.
Penelitian ini juga bertujuan memperkaya
penelitian yang berbasis kepada metode penelitian framing. Secara teoritis penelitian ini akan memberikan kontribusi positif terahadap teori konstruksi realita sosial di media massa, khususnya yang menggunakan analisa framing. Melalui penelitian ini akan tergambarkan bagaiamana penelitian dengan menggunakan analisis framing mampu membongkar upaya pembentukan karakter yang dilakukan ESQ Way 165 dalam Program Indonesia Emas TVRI. Sedangkan secara praktis penelitian ini adalah sebagai bahan masukan bagi para pekerja televisi untuk membuat program yang memiliki nilai-nilai positif untuk membentuk karakter bangsa. Disamping itu juga memberikan masukan bagi pemerintah dan masyrakat Indonesia untuk menelaaah program televise yang mampu mengarahkan pemikiran publik guna pembangunan karakter bangsa. Dalam menjawab permasalahan tesis ini, peneliti menggunakan metode Framing. Tepatnya elemen-elemen analisis framing dari Gamson dan Modligiani. Bahan Penelitian tesis ini ialah tayangan Program Indonesia Emas TVRI. Dalam mengumpulkan tiap datanya, penelitian tesis ini menggunakan pengamatan secara
http://digilib.mercubuana.ac.id/
109
holistik dari semua isi teks. Disamping itu, peneliti juga mengumpulkan data sekunder berupa buku-buku, juga artikel-artikel dari surat kabar, majalah, dan tabloid yang berhubungan dengan masalah penelitian. Hal ini dilakukan guna menambah informasi mengenai fokus masalah penelitian dan sebagai data pendukung. Gamson dan Modigliani (dalam Eriyanto : 2009 : 217) menyatakan dengan pendekatan konstruktivis melihat framing sebagai sebuah proses konstruksi sosial dalam memaknai sebuah realitas. Proses ini terjadi dalam dua level, yakni level individu atau level interpretif dan level wacana atau kultural. Ke dua level ini saling berkaitan dalam proses konstruksi sosial untuk memaknai realitas. Dalam konteks ini Gamson melihat adanya hubungan antara wacana media dengan opini publik yang terbentuk di masyarakat. Dalam level wacana atau kultural, bingkai memberikan petunjuk elemen-elemen isu apa yang relevan diwacanakan, persoalan apa yang perlu memerlukan tindakan politis dan solusi apa yang harus diambil serta pihak mana yang sesuai dalam wacana yang terbentuk. Sedangkan dalam level individu atau interpretiv, individu dalam bertindak selalu secara sadar, rasional dan intensional karena selalu menyertakan pengalaman, wawasan sosial dan psikologis dalam menginterpretasikan pesan yang diterima. Pengalaman dan pengetahuan yang telah mengkristal inilah yang menyeleksi, memetakan dan menerima, mengidentifikasi dan memberi label pada peristiwa dan informasi yang diterima. Analisis framing model Gamson dan Modigliani terdiri atas package interpretatif yang mengandung konstruksi makna tertentu. Di dalam package ini
http://digilib.mercubuana.ac.id/
110
terdapat dua struktur, yaitu core crame dan condensing symbols. Struktur pertama merupakan pusat organisasi elemen-elemen ide yang membantu komunikator untuk menunjukkan substansi isu yang tengah dibicarakan. Sedangkan struktur yang ke dua mengandung dua substruktur, yaitu framing devices dan reasioning devices (Sobur, 2012 : 176 – 177). Dalam pandangan Gamson, framing difahami sebagai seperangkat gagasan atau ide sentral ketika seseorang atau media memahami dan memaknai suatu isu. Ide sentral ini akan didukung oleh perangkat wacana lain sehingga antara satu bagian wacana dengan bagian lain saling kohesif, saling mendukung Terdapat dua perangkat bagaimana ide sentral ini diterjemahkan dalam teks berita. Pertama, framing device ( perangkat framing ). Perangkat ini berhubungan dan berkaitan langsung dengan ide sentral atau bingkai yang ditekankan dalam teks berita. Perangkat framing ditandai dengan pemakaian kata, kalimat, grafik/gambar dan metafora tertentu.
Semua elemen tersebut dapat
ditemukan dan ditandai serta merujuk pada gagasan atau ide sentral tertentu. Perangkat framing yang dikemukakan oleh Gamson dan Modigliani dapat digambarkan sebagai berikut ( Sobur, 2012 : 177). Kedua, reasoning devices ( perangkat penalaran ), berhubungan dengan kohesi dan koherensi dari teks tersebut yang merujuk pada gagasan tertentu. Melalui aspek penalaran tersebut, khalayak akan menerima pesan itu sehingga tampak sebagai kebenaran, alamiah dan wajar. Sebaliknya kalau dalam suatu teks tidak terdapat elemen penalaran, gagasan akan tampak aneh, tidak beralasan, dan orang dengan mudah mempertanyakan pesan atau gagasan tersebut.
http://digilib.mercubuana.ac.id/
111
Analisa framing model Gamson dan Modigliani merupakan satu kesatuan arti : satu bagian menjadi dasar atau petunjuk bagian lain. Inti dari gagasan ini adalah ada gagasan utama yang didukung oleh elemen dan perangkat wacana yang saling berkaitan satu sama lain, yang mendukung atau mengarah pada gagasan utama. Setelah melakukan penelitian selama kurang lebih dari enam bulan (Juli 2014Desember2014), peneliti menarik kesimpulan sebagai berikut: 1. Kondisi Terpuruknya Bangsa Indonesia Bagi program Indonesia Emas, setiap lini Bangsa Indonesia mengalami keterpurukan yang luar biasa. Mulai dari permasalahan Ekonomi, Politik, Sosial, Budaya, Hukum, Keamanan, Ketertiban. Seluruh lini Bangsa ini dalam keadaan yang dikatakan sudah akut dan perlu pembenahan segera. Melalui program ini, ESQ Way 165 lewat TVRI hendak menyatakan bahwa kondisi ini adalah kondisi yang penting dipikirkan, dirasakan, dilihat dan juga diselesaikan oleh bangsa ini. 2. Bobrok Moral Sumber Keterpurukan Moral menjadi kata kunci yang penting dibicarakan dalam Program Indonesia Emas ini. Moral yang baik seharusnya merupakan karakter bangsa. Bahkan moral yang baik juga dijabarkan dalam program ini dengan sangat gamblang. Bahwa moral yang baik bersumber dari keadaan akhlak yang jujur, tulus, dan ikhlas. 3. Dibutuhkan Tokoh Pembentukan Karakter Karakter yang baik adalah moral atau akhlah yang jujur, tulus dan ikhlas. Konsep ini dibutuhkan untuk membenahi bangsa. Dalam upaya mencapai konsep ini, dibutuhkan seorang tokoh yang mampu membentuk bangsa.
http://digilib.mercubuana.ac.id/
112
Dalam program ini labeling tokoh pembentukan karakter dialamatkan kepada Ary Ginandjar. 4. Generasi Indonesia Emas sebagai generasi ideal Karakter bangsa yang ingin dibentuk adalah akhlak yang jujur, tulus dan ikhlas. Kondisi ini harus menjadi kepentingan yang dimiliki bersama oleh seluruh bangsa Indonesia. Dalam program ini, kondisi seluruh bangsa Indonesia yang memiliki akhlak yang jujur, tulus, dan ikhlas sebagai karakter bangsa disebut sebagai generasi Indonesia Emas. Sebuah generasi yang harus dicapai oleh seluruh bangsa Indonesia untuk keluar dari keterpurukan. Genarasi ini dianggap sebagai satu-satunya generasi yang paling ideal untuk mengantarkan kepada Indonesia yang lebih maju.
5.2. Saran TVRI merupakan televisi publik yang seharusnya menjadi alat untuk memberikan informasi dan edukasi. Program Indonesia Emas, memang merupakan program televisi yang mengedepankan hal tersebut, walaupun juga membungkusnya dalam kemasan hiburan yang cukup baik melalui tata panggung, tata suara maupun juga tata lampu. Akan tetapi melalui program ini TVRI perlu diingatkan lagi untuk melakukan cek dan ricek terhadap konten yang disampaikan kepada publiknya. Memberikan jam tayang kepada salah satu elemen masyarakat tentu tak terlepas dari upaya konstruksi realitas dari elemen masyrakat tersebut. Sehingga melalui program ini, TVRI terlihat menjadi medium yang memperkuat konstruksi upaya pembentukan karakter bangsa yang tengah merosot. Hal tersebut merupakan isu utama yang memang menjadi pusat
http://digilib.mercubuana.ac.id/
113
pembelajaran penting bagi lembaga pelatihan ESQ Way. Acara Indonesia Emas ini merupakan program yang menyajikan acara inspiratif yang mampu membangkitkan motivasi masyarakat, membawa Indonesia menuju generasi emas yang memiliki akhlak yang jujur, tulus dan ikhlas yang disampaikan oleh Program
tokoh pembentukan karakter bangsa yang mucul dalam
Indonesia
Emas
tersebut,
yakni
Ary
Ginandjar.
Mari bersama merwujudkan dasar visi misi TV milik rakyat ini, dari publik, oleh publik dan untuk publik sehingga sesuai dengan status baru TVRI dengan nama lengkap Lembaga Penyiaran Publik TVRI.
http://digilib.mercubuana.ac.id/